Can’t


Cast :

–          Calista as Me or You

–          Lee Donghae

–          Other ….

Note : Based on True Story.. I Hope you like itu and enjoy …

Desember 2012 – ©Mheliya

Happy Reading !!!

*

“Melamun lagi?” suara itu memecahkan lamunanku. Aku mendongak mendapati sesosok pria manis berdiri dihadapanku. Aku tersenyum dan menggeleng.

“apa yang kau lamunkan Cal?” dia mendudukan dirinya dihadapanku dan menatapku intens. Aku kembali menggeleng. Rasanya aku sama sekali tidak bisa mengeluarkan sebuah suara apapun untuknya.

“Hey kau sakit?” dia meletakkan tangannya didahiku. Dan aku menggeleng (lagi) sambil melepaskan tangan hangatnya didahiku. Ku lihat dia menggerutu kesal karna sikapku yang terus diam. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak bisa bersikap biasa dihadapannya.

“Kau mau es krim? Ayolah jawab” aku tersenyum manis membuat manik matanya berbinar. Tapi kemudian aku kembali menggeleng.

“aku tidak ingin es krim” ucapku pelan. Dia menganggukan kepalanya tanda mengerti. Kemudian suasana mendadak hening, baik dia maupun aku sama-sama terdiam.

*

Aku tersenyum tipis memandangi kalender. Hari ini tepat tanggal 17 dan seharusnya hari ini tepat hubungan kami memasuki waktu 7 bulan namun sayangnya itu semua sudah berakhir. Aku menghembuskan nafasku pelan. Mengingat bagaimana perayaan ulang tahun ke 17 ku yang begitu sederhana namun berkesan.

*Flashback*

15 Mei 2012

“Happy Birthday to You” Dia datang dengan sebuah kue ulang tahun besar dengan angka 17 ditengahnya. Saat itu aku hanya bisa menutup mulutku dengan kedua tangan. Tanpa terasa air mata menetes. Aku menangis.. menangis terharu.

“Kau senang?” tanyanya ketika kami duduk di taman belakang rumahku. Aku mengangguk. Bagaimana mungkin aku tidak senang, dia memberiku kejutan disaat usiaku memasuki gerbang menuju dewasa.

“tentu saja.. mengapa kau melakukan ini?” Dia tersenyum dan menggenggam erat tanganku. Aku hanya menunduk menyembunyikan wajahku yang sudah pasti memerah.

“Karna aku menyanyangimu.. bahkan aku mencintaimu” ucapnya sambil memandangku. Aku tertegun, benarkah dia mencintaiku?

“terima kasih Donghae” Donghae mengangguk kemudian menggenggam erat tanganku. Tidak ada kejadian apa-apa setelah itu. hanya dia yang mengungkapkan perasaannya padaku.

17 Mei 2012

Aku melempar boneka Doraemon besar hadiah ulang tahun darinya. Bagamana bisa dia mengatakan mencintaiku tapi pergi kencan dengan gadis itu!!. aku menoleh ketika mendengar handphoneku berdering. Tapi aku tidak peduli, aku tau siapa yang menelfonnya.

“CALISTA !!!” aku terjatuh dari tempat tidurku ketika mendengar seseorang memanggilku. Bukan tanpa alasan aku seperti ini, melainkan ini suaranya!

Dengan perlahan aku membukai tirai kamarku. Ku lirik dari balkon atas, mataku membulat ketika mendapati dia berdiri dihalaman rumahku dengan pakaian yang basah. Ini hujan dan dia benar-benar gila!

“CALISTA!!” teriaknya lagi. Aku mendengus.

“Berisik sekali!!” dia mendongak mendengar gerutuku yang lumayan keras. Dia tersenyum manis membuat aku sedikit salah tingkah.

“Aku ingin minta maaf” ucapnya. Aku membuang pandanganku. Untung saja saat ini tidak ada orang dirumahku hanya aku seorang.

“tidak perlu minta maaf, memang kau salah apa?” balasku pura-pura tak mengerti.

“Maaf karna aku tadi pergi dengan Jessica, tapi kau harus tau kami tidak memiliki hubungan apa-apa. Dia dan aku sudah berakhir”

“dan itu bukan urusanku!” bentakku. Aku kembali masuk kekamarku. Biar saja, tidak kupedulikan dia. Paling nanti dia juga sudah pulang.

1 jam kemudian…

Aku menutup telingaku ketika mendengar suara petir begitu kencang. Umma, Appa aku takut… Aku teringat dengan dia, apa dia masih disana?

Aku berjalan keluar kamar. Dan betapa terkejutnya aku melihat dia yang masih setia didepan rumahku dengan tubuh yang bergetar.

“dasar bodoh, mengapa kau masih disana?” teriakku. Kulihat dia mendongak dan kembali tersenyum.

“aku tidak akan pulang sampai kau memaafkanku” astaga dia..

“terserahmu saja!!” dengan kesal aku kembali masuk kekamar. Meski aku kasihan tapi memang siapa yang menyuruhnya hujan-hujanan begitu.

*

Aku melirik jam.. ah sudah jam 7 malam rupanya. Aku sangat lapar akhirnya aku memilih untuk makan. Aku membuka tirai ruang tamu untuk memastikan apakah dia sudah pergi atau belum.

“bodoh!!” sungutku. Aku berlari kearah gudang mencari payung. Mengapa bisa dia keras kepala sekali. Aku membuka pintu rumahku. Ku eratkan hoddie yang kukenakan karna ini begitu dingin. Bagaiman mungkin si bodoh itu bisa bertahan sedingin ini?

“Pulanglah” ucapku pelan ketika berdiri dihadapannya. Dia menggeleng, wajahnya sudah pucat bahkan bibirnya bergetar. Tuhan apa yang telah kulakukan?

“aku sudah memaafkanku.. sekarang pulanglah” Dia tersenyum dan menggenggam erat tanganku. Dingin sekali..

“maafkan aku Cal. Aku pergi dengan Jessica karna aku memintanya untuk menemaniku mencari kado yang bagus untukmu” aku mengernyit, kado.

“eh? Tapi untuk apa? Ulang tahunku sudah dua hari yang lalu. Dan bukankah kau juga sudah memberiku kado?” Dia tersenyum sambil merogoh saku hoddienya. Perlahan dia menarik sesuatu dari dalamnya dan.. mataku memerah ketika melihat sebuah kalung dengan bandul huruf ‘c’.

“aku membelikan hadiah spesial untuk orang yang spesial bagiku. Dan aku harap kau mau menerimanya” dia membalikkan tubuhku lalu memakaikan kalung itu di leherku. Ya Tuhan aku sudah salah paham dengannya.

“Kau suka?” aku mengangguk dan menatap mata teduhnya.

“terima kasih”

“Aku harap kau tidak akan pernah marah seperti ini denganku lagi sayang” Blush pipiku memerah. Dan apa yang baru dia katakan? Dia memanggilku sayang?

“Kau.. sekarang tanggal ini akan menjadi tanggal bersejarah untuk kita. Terima kasih sudah mengisi hatku Calista”

“terima kasih juga kau sudah mau merelakan segalanya untukku Donghae” dia memelukku. Aku merasakan betapa dingin dan menggigil tubuhnya. Setelah itu aku mengajak dia masuk kerumah dan memberinya coklat panas.

*

Setelah hari itu, kami benar-benar berubah. Dia yang selalu mengucapkan kata-kata manisnya untukku membuat aku begitu bahagia. Tapi ini tidaklah bertahan lama.. aku bukanlah orang yang setia. Maksudku aku adalah orang yang cepat sekali merasakan kejenuhan. Di hubunganku yang memasuki hampir 2 bulan. Kami tidak pernah bertengkar dan itulah yang membuatku merasa hubungan kami datar. Donghae selalu mengalah untukku. Sampai suatu ketika saat dia bersama temannya pergi liburan selama seminggu dan aku hanya diberi tahu saat dia pergi. Saat itu aku marah besar padanya, merasa tidak dianggap sebagai kekasihnya. Hampir seminggu itu pula aku memutuskan kontek ku dengan dia. Ketika dia kembali dia langsung menemuiku. Karna malas aku menyuruh adik dan kakakku untuk menemuinya.

“Kau kejam Cal.. dia sangat merindukanmu sedangkan kau malah mengacuhkannya” Kakakku memukul kepalaku. Aku meringis. Hey aku adiknya!

“Iya unnie.. tadi Donghae oppa mukanya pucat lalu kelihatan lelah sekali”

“biarkan saja.. siapa suruh bukan langsung pulang malah ke sini” balasku sekenanya.

*Flashback End*

*

“jangan terus memikirkannya” ucap seorang dibelakangku. Aku tersenyum ketika mendapati sahabat baikku berdiri didepan pintu kamarku. Ku hamburkan diriku kedalam pelukannya.

“aku merindukannya Unnie.. harusnya kami sudah 7 bulan. Aku bodoh!!” rutukku. Yuri unnie tersenyum dan meraih tanganku.

“Kau tidak bodoh. Kau tau kita ini diciptakan berpasangan. Aku yakin suatu saat nanti kau harus bangkit” ucapnya. Aku mengangguk perlahan. Aku tidak tau apakah bisa berlaku padaku. Buktinya sudah 7 bulan dan aku masih berdiri ditempat yang sama.

*Flashback*

Seminggu Kemudian…

“Kau kemana saja sayang? Aku merindukanmu tau!” gerutunya ketika kami tidak sengaja bertemu dikantin sekolah. Aku tersenyum tipis dan menggeleng.

“aku banyak tugas maaf” Dia mengangguk dan menarik tanganku untuk duduk disalah satu meja kantin. Dia memesankan aku makanan cukup banyak.

“aku tidak lapar Donghae. Lebih baik kau yang makan saja” ucapku lalu beranjak meninggalkannya. Kutolehkan sedikit kepalaku melihat Donghae yang menundukan wajahnya. Maafkan aku.

15 July 2012

Aku mendengus ketika mendapati dirinya yang berdiri didepan rumahku.

“kenapa kau disini?” tanyaku ketus. Dia melangkah kearahku dan memelukku. Tidak ada lagi desiran ketika aku bersamanya. Apa aku sudah tidak mencintainya?

“aku merindukan kekasihku, apa kau tidak merindukanku?” aku menggeleng. Dia memajukan bibirnya. Membuatku ingin tertawa.

“tentu saja aku merindukanmu bodoh” ucapku sambil menoyor kepalanya.

“ada yang ingin aku bicarakan” ucap kami bersamaan. Aku dan dia saling bertatapan. Kemudian tersenyum.

“Kau duluan” ucapku. Dia menggeleng.

“tidak.. ladies first” aku mengangguk. Dan mengajaknya duduk dibangku taman belakang.

“Kau tau, setiap orang baik pasti akan berpasangan dengan orang baik” ucapku. Dia mengangguk.

“… dan kau tau, kau adalah orang baiknya sayangnya aku bukanlah orang baik”

“apa maksudmu?”

“Kau orang yang sangat baik, sampai aku merasa berdosa karna bersamamu”

“katakan dengan jelas Calista!” bentaknya. Aku menghela nafas.

“karna itu aku ingin kita lebih baik berteman saja. Aku bukan seperti kebanyakan gadis yang suka dengan sebuah perhatian. Tapi tidak denganku, aku lebih suka kau bersikap layaknya temanku meski kau kekasihku” aku kembali menghela nafas.

“karna itu kurasa lebih baik kita berteman saja” Donghae bangkit dari duduknya dan berjalan menjauh. Tubuhnya bergetar, apa dia menangis? Aku juga sakit mengatakannya bahkan sekarang air mataku sudah berlinang. Tapi aku tidak ingin menyakitinya terlalu jauh.

“kau tau apa yang ingin aku katakana Cal” ucapnya pelan. Aku menggeleng, meski aku tau dia tidak melihatku karna masih membelakangiku.

“karna sebentar lagi kita akan memasuki bulan ke 2, aku berniat mengajakmu pergi mengunjungi nenekku sebagai kejutan. Tapi malah aku yang terkejut”

“…apa aku begitu buruk untuk bisa bersamamu? Apa aku begitu kecil sehingga tidak terlihat olehmu?” aku menggeleng.

“bukan seperti itu, kau sempurna bahkan sangat sempurna. Banyak yang ingin menjadi kekasihmu. Kau orang baik perhatianmu sangat berarti. Tapi mulai sekarang kau harus memberikan perhatianmu untuk orang yang mencintaimu dengan tulus” Dia menatapku tajam.

“jadi kau tidak mencintaku?”

“bukan, hanya saja cintaku tidak sesempurna cintamu. Percaya lah kita masih bisa berteman” Dia menghembuskan nafasnya kemudian membalikkan tubuhnya menghadap kearahku. Matanya yang merah dan suaranya parau. Tuhan, apakah aku begitu menyakitinya.

“baiklah aku pulang dulu. Jaga dirimu” Dia mencium keningku dan berjalan gontai meninggalkan rumahku.

*Flashback End*

*

Semenjak kami berpisah, hubungan kami merenggang. Baik Dia maupun aku sama sekali tidak ada yang berniat saling menghubungi. Sampai ketika aku mendengar kabar bahwa dia telah menjalin hubungan dengan sahabat SMP-nya waktu itu. awalnya aku tidak begitu percaya sampai aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Dia berjalan berdua dengan gadis yang kuketahui bernama Tiffany itu. Donghae tersenyum begitu manis bersam Tiffany. Saat itu aku tidak bisa menahan air mataku untuk tidak menangis, bagaimana mungkin dia telah memiliki kekasih sedang aku masih berpijak di tempat yang sama?.

*

Aku bersyukur karna mengikuti seminar kesehatan bisa membuatku dekat dengannya. Namun aku masih melihat jelas batasan-batasan mengelilingi sekitarnya seolah dia telah digariskan bersama Tiffany.

“Kau tidak lapar?” Dia tersenyum manis padaku. Senyum yang hampir ku lupakan dulu. Bohong jika aku sudah tidak mencintainya karna sampai saat ini hanya dia yang terlihat dimataku.

“tidak” jawabku singkat. Dia mengacak rambutku. Semburat merah muncul diwajahku.

“kita masih bersahabat bukan?” aku mengangguk.

“apa kau sudah punya kekasih?” aku membulatkan mataku. Pertanyaan macam apa ini, mengapa dia bertanya seperti itu.

“kenapa?”

“tidak, hanya saja kau juga harus bahagia.. aku mencintaimu” Dia bangkit dan beranjak meninggalkanku. Aku hanya menatap aneh kearahnya. Dia bilang, mencintaiku? Bagaimana mungkin?

T H E E N D

Lohalohalo

Haha maaf aku bawa drabble atau ficlet atau apa aku ngga tau..

Maaf kalo agak garing..

Dan maaf untuk typo..

Sampai ketemu di ff lainnya

BYE BYE

YOONHAE JJANG !!

4 thoughts on “Can’t

Tinggalkan komentar