Matrix 3rd


Sepetember 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

□ Last Part □

Orang itu tak sadarkan diri. Kemudian Yoona menarik pintu mobil dan membukanya. Dengan sigap dia melompat keluar dari mobil yang masih melaju cepat itu. tubuhnya terguling. Yoona bangkit dan mencoba melangkahkan kakinya menjauhi tempat itu. melirik keadaan sekitar, ternyata tempatnya lumayan sepi. Pandangannya kembali berkunang-kunang. Tapi dia tetap melangkahkan kakinya berharap ada yang membantunya. Belum kering darah yang mengalir dari pelipisnya, kini darah segar juga mengalir dilengannya. Dia mencoba menyebrang jalan, sampai akhirnya sebuah cahaya melaju kearahnya. Yoona yang merasa sudah lemah lalu memejamkan matanya, pasrah. Sampai cahaya itu mulai mendekat dan ..

Ckiiiittt Brakk ..

□ This Part □

Pertahanan Yoona runtuh, tubuhnya melemas lalu terjatuh tak sadarkan diri. Mobil itu tepat berhenti dengan jarak 1 cm dari tempat Yoona berpijak. Pemilik mobil itu keluar dari mobil dan melihat sosok Yoona yang tidak sadarkan diri.

“Astaga” dengan cepat pria itu segera menggendong tubuh kurus Yoona masuk kedalam mobilnya. Keringat dingin mulai bercucuran dipelipis pria itu, rasa cemas mulai menghantui perasaannya. Itu terbukti karena selama menyetir dia selalu menoleh memastikan keadaan gadis itu. mobilnya kini terparkir didepan sebuah gedung tua yang lumayan besar. Dengan sigap dia mengangkat tubuh Yoona untuk masuk kedalam gedung itu.

“Dookteerr tolong saya!!” teriak pria itu sambil membaringkan tubuh Yoona diranjang pasien. Dari kejauhan terlihat seorang dokter dengan diikuti beberapa pasien dibelakangnya berlari menuju kearahnya.

“Ayo Sus, cepat bawa pasien ini” Dokter itu lalu mendorong ranjang yang ditempati Yoona untuk masuk keruang UGD.

“maaf tuan, anda sebaiknya menunggu disini” ucap sang suster menahan pria itu. sang pria mengangguk paham lalu mundur kebelakang dan duduk dibangku tunggu.

*

Hampir 2 jam lebih pria itu menunggu. Matanya tak pernah lekat untuk menatapi ruangan yang sunyi dan masih tertutup rapat. Keringat dingin masih menetes dipelipisnya. Dengan kasar dia mengusapnya, lalu mengacak pelan rambutnya, frustasi.

“Arrrggh apa yang terjadi dengannya ?” gumam pria itu. sedetik kemudian dering I-phone membuyarkan semua rasa frustasinya. Tanpa melihat sang penelfon pria itu langsung mengangkatnya.

“Hallo”

“…”

“ah, iya aku lupa hyung maaf aku masih ada urusan”

“…”

“bukan- ini urusan pribadiku hyung”

“…”

“Hentikan ! berhenti ikut campur urusanku!”

Flip

dengan kasar dia membanting I-phone itu. kini dia hanya memandang nanar I-phone yang sudah tidak berbentuk lagi. Dia menghela nafasnya kasar, menatap arloji emas ditangannya. Sesekali dia menghentakan kakinya.

Lama sekali apa yang terjadi sebenarnya … ?

*

Suara jam berdetak itu terasa memekakkan telinga Donghae. Pria itu menatap gusar jam besar diruang tamunya. Ditangannya I-phone itu digenggamnya sangat erat, sesekali dia menatap lekat layar I-phone-nya berharap seseorang yang dia harapkan akan memberinya kabar.

Tunggu, dia harapkan. Aissh ..

Sesekali dia menggelengkan kepalanya. Apa yang dia pikirkan saat ini, entah mengapa perasaannya sangat tidak enak sekali. Kembali dia menoleh kearah jam besarnya. Dan mengumpat.

Kemana gadis aneh itu sebenarnya ?

Belum sempat dia menyelesaikan lamunannya, I-phonenya berdering. Tanpa babibu dia segera mengangkatnya.

“Ya! Gadis aneh, kemana kau ini sudah jam 12 malam ?” pekiknya. Nafasnya tersengal-sengal,  karena terlalu bersemangat memarahi penelfon itu.

“Aiden”

Deg !

Jantungnya kembali berdetak tidak normal. ini bukan suara seseorang yang dia harapkan, lalu siapa ? matanya segera menatap layar untuk mengetahui siapa yang menelfonnya. Nomor tidak dikenal, dia mengerutkan keningnya.

“Hallo” sapanya lagi. Terdengar jelas suara suara helaan nafas disebrang.

“Yoona, ah tidak maksudku Calista dia kecelakaan”

“Andrew ?” terka Donghae. Ya, hanya Siwon lah yang memanggil gadis aneh itu dengan nama Yoona, sebetulnya apa hubungan mereka ?

“cepat kau ke Seoul Hospital, dia kritis”

Tuut Tuut

Donghae mendengus sebal. Seorang yang dia harapkan untuk member kabar padanya, tapi malah sahabatnya yang member kabar bahwa orang yang dia harapkan kritis.

“ah stupid, dia kritis Donghae” umpatnya sendiri, lalu bangkit dan mengambil Hoodie dan kunci mobilnya.

*

Donghae terus saja berlari sehingga membuat gaduh koridor rumah sakit yang lumayan sepi. Tentu saja siapa yang masih mau berkeliaran dirumah sakit tengah malam. Tiba-tiba dia menghentikan kakinya, dan memukul kepalanya pelan. Merutuki apa yang sedang dia lakukan. Kemudian dia segera berbalik untuk kembali kemobilnya. Tapi dia kembali menoleh kearah yang berbeda dan melanjutkan larinya. Dia kembali menghentikan langkahnya, melihat seorang pria yang dia kenal, terduduk didepan ruang UGD. Penampilannya terlihat berantakan seperti seseorang yang frustasi. Dengan perlahan dia menghampiri pria itu.

“Andrew” panggilnya. Pria yang sedari tadi menyenderkan kepala sembari memejamkan matanya itu terkejut. Kemudian dia menoleh, ketika melihat sosok Donghae sedang berdiri tegap dihadapannya.

“Apa yang terjadi?” Donghae mendudukan dirinya disebelah pria itu.

“Dia kritis, aku tidak tahu lagi” suara pria itu terdengar begitu parau ditelinga Donghae. Dia menatap lekat kearah pria itu, dahinya lagi-lagi berkerut menatap heran pria itu.

Sejak kapan dia bisa terlihat frustasi seperti ini karena seorang wanita, kecuali …

“aku mau pulang dulu, keluarganya sudah kuhubungi”pria itu bangkit dan mulai meninggalkan Donghae yang masih terdiam.

“ah iya, jangan pernah katakan aku yang menolongnya”

“kenapa ?”

“suatu saat kau akan tahu”

*

Brakkk ..

Gadis itu membuka pintu rumahnya dengan sangat kasar. Suaranya terasa begitu memekakkan telinga. Lalu dia melangkah gaduh naik kelantai atas.

“berhenti membuat keributan dirumahku!” pekik seorang pria membuat dia menghentikan langkahnya.

“apa yang kau maksud adalah rumahku ?” tanya gadis itu datar.

Jleb..

Pria itu menelan salivanya perlahan, dia terdiam.

“mengapa terdiam, hah ?” tidak ada sahutan dari pria itu. gadis itu mulai gusar. Dia membalikan badannya lalu melangkah menghampiri pria itu.

“Kau !! bukankah sudah kuperingatkan, jangan pernah ganggu teman-temanku !” pekik gadis itu ketika tiba tepat dihadapan pria itu. pria yang terdiam, kini mulai menunjukkan seringaiannya.

“cih, jika kau tidak tahu alasannya jangan sok tahu !”

“Kauuu!!” gadis itu mulai emosi, dia mulai melayangkan tangannya untuk menampar pria dihadapannya. Namun tiba-tiba dia menghentikannya.

“jika kau masih mengganggu orang-orang disekitarku, kau akan mati ditanganku”

“kau berani mengancam calon suami-mu Jung Jessica ?”

“sampai kapanpun aku tidak akan menikah denganmu Kim Heechul”

*

Changmin terus saja berlari secepat mungkin menembus udara malam yang dingin. Bahkan dia sama sekali tidak memikirkan pakaian apa yang dia pakai saat ini. Dia terus berlari sampai akhirnya berhenti dia depan gedung rumah sakit. Sampai ada yang menghentikan langkahnya.

“Max” teriak beberapa orang dibelakangnya. Changmin menoleh kebelakang mendapati teman-temannya sedang berlari kearahnya. Dia memperhatikan semua pakaian yang dipakai teman-temannya. Rapi..

Kemudian dia memandang dirinya sendiri. Berbeda sekali dia hanya memakai piyama berwarna biru bergambar Doraemon dan sandal tidur Doraemon.

Aish bodohnya aku …

“pffttt” terdengar suara seperti menahan tertawa dari teman-temannya. Changmin mulai jengkel, dia hanya memberikan tatapan death-glarenya pada teman-temannya.

“kalian berhenti tertawa” ucapnya lalu kembali berlari menuju suatu tempat. Teman-temannya saling berpandangan heran, kemudian ikut berlari mengekor dibelakangnya.

*

“Aiden” teriakan seseorang membuat Donghae terkejut. Dia mendapati Changmin sedang menatap garang kearahnya. Dibelakangnya ada beberapa yang bisa dia bilang ‘antek-anteknya’.

Changmin melangkah cepat lalu berdiri didepan Donghae dan menarik kerah baju Donghae. Membuatnya agak sedikit ketakutan.

“He..hey a..apa yang ka..u la.ku.kan”

“Kau, bagaimana Calista bisa seperti ini ?” teriak Changmin. Donghae menutup matanya. Dia semakin bergetar. Tentu saja dia tidak pernah mengalami hal seperti ini, karena dia selalu saja dilindungi oleh bodyguard ayahnya.

“Max, lepaskan dia” teriak Taeyeon dan SooYoung bersamaan.

“kau tidak dengar apa yang mereka katakan, lepaskan aku. Aku tidak bisa bernafas”. Changmin segera melepaskan tangannya dari kerah baju Donghae. Dia mendudukan dirinya yang terasa begitu lemas, sambil menatap sayu ruang UGD yang masih tertutup rapat. Sementara Donghae, dia memegang lehernya yang terasa sakit dan kesulitan bernafas.

“hosh, hosh kau gila, bagaimana kalau aku mati tadi !” pekik Donghae yang tidak terima dengan perlakuan Changmin. Changmin menghiraukan pekikan Donghae, dia menundukkan kepala dan terdiam.

Tes !

Perlahan, satu persatu air mata jatuh dari sudut matanya. Pria yang dikenal dingin oleh bawahannya itu kini menangis. Menangis karena seorang Calista, yang bahkan tidak pernah terlihat akur dengannya.

“Max” SooYoung mensejajarkan dirinya dengan tubuh Changmin. Kemudian merengkuh pria itu kedalam pelukannya. Tubuh Changmin terasa bergetar dipelukan SooYoung. Kikwang dan Taeyeon hanya memandang iba kearah dua rekannya. Mereka juga tentu merasakan apa yang tejadi dengan Yoona. Tapi berbeda dengan Donghae, dia hanya menatap jijik sekelompok orang itu.

“cih, aku seperti menonton sinetron secara langsung” gumaman Donghae terdengar cukup kencang. Hal itu tentu saja membuat Kikwang yang berada disebelahnya menatap garang kearahnya. Donghae menelan salivanya perlahan dan memberikan senyum termanisnya untuk Kikwang agar pria itu tidak melakukan hal yang menyakitkan terhadapnya.

*

“KALIAN BENAR-BENAR TIDAK BISA KUANDALKAN !!” pekik seorang pria terhadap 4 orang dihadapannya. Pria itu menaik-turunkan paru-parunya seolah dia kehabisan nafasnya.

“Maafkan kami Bos, tadi ada Nona Jessica disana” pria itu terdiam lalu mendudukan dirinya di kursi kebesarannya.

“Jessica ?” 4 orang itu mengangguk ragu. Pria dihadapannya terlihat berfikir. Sedetik kemudian dia kembali menyeringai.

“Sekarang kau panggilkan Jessica” belum sempat anak buahnya melaksanakan perintahnya. Jessica sudah berdiri didepan pintu ruangan itu.

“tidak perlu” ucapnya ketus. Pria itu kemudian menyuruh ke-4 anak buahnya keluar ruangan meninggalkan dirinya dengan gadis cantik itu.

“Jessie”. Jessica bergidik ngeri. Tidak biasanya pria dihadapannya memanggil nama kesayangan yang biasa pria itu panggil khusus untuknya.

“Oppa, hentikan semuanya” Jessica memulai percakapan yang menurutnya sangat membosankan

Pria itu memandang gadis itu dengan tatapan sayu. Dia menarik nafas sejenak kemudian menggeleng. Jessica melemas. Dia tahu hal ini akan sangat sulit, membujuk pria dihadapannya memang hal yang sangat sulit.

“Oppa..”

“kau tahu, aku sudah berjanji pada Appa untuk membalaskan dendam kematiannya, Matrix harus hancur Jess”

“tapi, kau tidak boleh menyakiti teman-temanku oppa. Tidak Calista !”

“dia bagian dari Matrix, dia juga harus kulenyapkan. Aku akan melenyapkan semua sampai tidak tersisa”

“Apa yang kau katakan ? Calista hanya gadis biasa oppa, dia sahabatku” Pekik Jessica. Pria itu terlihat menahan amarahnya. Dia terus saja mengepalkan tangannya. Matanya terlihat memerah.

“Jauhi mereka, atau kau akan tau akibatnya”

“tidak akan!” Jessica pergi meninggalkan pria itu dan ..

Brakk..

Dia kembali membanting pintu dihadapannya. Tidak berapa lama setelah Jessica pergi, seorang pria masuk kedalam ruangan itu.

“ada apa ?”

“Jessica, dia melarangku untuk menyakiti sahabatnya”

“dia juga melakukan itu padaku”

“lalu kita harus bagaimana Heechul hyung ?” Heechul tersenyum sinis. Dia melangkahkan kakinya kesudut ruangan, menatap rumah yang berada disekitar rumahnya.

“abaikan dia, kita harus tetap membalaskan dendam kematian ayahku dan ayahmu”

“baiklah hyung, tapi kumohon jangan sampai Jessica tersakiti” Heechul tersenyum lalu duduk dikursi kebesaran pria itu.

“aku tidak mungkin menyakiti calon istri-ku, hanya saja aku harus melenyapkan pria yang bernama Aiden. Karena kurasa Jessica mencintai pria itu”

*

Dokter menatap orang-orang dihadapannya. Ada raut wajah heran terlihat dari mimiknya. Memandang aneh pakaian yang dikenakan orang-orang dihadapannya.

“err.. berhenti menatap kami seperti itu, bagaimana keadaan gadis aneh itu ?” Donghae mulai mencairkan suasana. Mereka semua mengangguk menandakan setuju dengan pertanyaan Donghae. Dokter terdiam, kemudian mulai bersuara.

“Luka pukulnya lumayan parah, tapi dia baik-baik saja. Bahkan sekarang sudah sadar” ucapan Dokter sontak membuat mereka tersenyum lega.

“bolehkah kami menemuinya ?” tanya Kikwang. Dokter mengangguk lalu mempersilahkan mereka masuk.

“Calistaaaa” teriak Kikwang lalu memeluk tubuh lemah Yoona yang sedang terduduk dikasur. Sementara yang lain hanya menatap aneh kearah pria itu.

“Lepaskan” datar. Itulah ekspresi yang kembali terlihat dari wajah cantiknya. Changmin hanya terdiam melihat kelakuan dua anak buahnya.

Setidaknya aku masih bisa melihatmu disekitarku Cal..

“Hey, gadis aneh kau baik-baik saja ?” Yoona mengernyit heran, bagaimana mungkin pria aneh itu ada dihadapannya. Dia berusaha kembali mengingat siapa, siapa orang yang menolongnya. Tapi dia yakin, orang itu bukan pria aneh dihadapannya. Dia menoleh mencari seseorang yang asing menurutnya.

“Siapa yang membawaku kesini ?” Donghae terdiam. Bibirnya terasa kelu. Seakan ada sebuah lem yang merekat kuat diujung bibirnya. Dia menundukan wajahnya melihat Yoona yang menatap tajam kearahnya.

“hey, memangnya siapa lagi yang menolong kau, tadi disini hanya ada dirinya saja” ucap Taeyeon menunjuk Donghae.

“Jawab !”

“eerr itu.. aku.. bukan.. emm .. aku .. emm” Donghae masih terlihat berfikir. Yoona masih saja memandang tajam kearahnya.

“emm.. bisakah kau berhenti menatapku seperti itu, gadis aneh”

“cepat katakan” Donghae menghela nafasnya pelan.

Maafkan aku Andrew ..

“Andrew” Jawab Donghae mantap. Yoona membulatkan matanya, sejenak dia memegang kepalanya yang terasa sakit.

Astaga mengapa harus dia ? …

Changmin dan teman-temannya hanya menatap heran kearah Yoona dan Donghae. Jujur saja mereka sama sekali tidak mengerti, apa yang terjadi dan apa yang tengah dibicarakan.

“memangnya siapa Andrew Cal ?” SooYoung menatap oenuh harap pada Yoona. Berharap gadis itu menjawab rasa penasarannya. Yoona terdiam, masih memegang kepalanya yang sakit. Kemudian menatap SooYoung yang sedari tadi menatapnya. Lalu …

Tes

Air mata perlahan mengalir dari sudut mata besarnya. SooYoung yang melihat itu langsung memeluk tubuh Yoona.

“Cal..” Changmin berusaha menenangkan Yoona

“Siwon.. dia Siwon Max” Changmin mengepalkan tangannya. Mendengar nama Siwon yang terlontar dari bibir mungil Yoona, entah mengapa membuatnya menjadi panas. Dia membalikkan badannya lalu melihat Donghae yang masih menatap mereka dengan wajah innocentnya. Sejenak dia menatap Donghae dengan tatapan tajam lalu pergi keluar ruangan itu.

“apa yang tejadi dengannya ?” gumam Donghae

*

Pria itu memakirkan sembarang mobil dihalaman rumahnya. Dia lalu masuk kerumah dan membanting pintu rumah itu dengan sangat keras.

“Bodoh !, mengapa mereka bertindak sejauh itu!” umpatnya. Dia mengacak rambutnya. Lalu duduk disofa dan menidurkan dirinya. Satu tangannya dia gunakan untuk menutup matanya. Dia berusaha memejamkan matanya. Menetralkan pikirannya yang kacau.

“mengapa Heechul hyung harus bertindak sejauh itu ?” dia terus saja mengguman. Kejadian yang baru saja dialaminya. Berawal saat dia hampir menabrak seorang gadis. Lalu dia mendapati bahwa gadis itu adalah gadis yang berharga baginya. Ditambah lagi, yang melakukan itu pada gadisnya maksudku mantan gadisnya adalah Hyungnya sendiri.

“maafkan aku.. maaf Yoona.. maaf”

Tes

Air mata mengalir perlahan. Lalu lama-lama semakin deras dan terisak. Dia menutup mulutnya menggunakan tangan yang satu lagi. Berusaha untuk tidak mengeluarkan suaranya. Tangisnya semakin terisak dan terisak. Dia mendudukan dirinya lalu menghapus kasar air matanya. Dia menggelengkan kepalanya, lalu mengepalkan tangannya. Kejadian yang telah terjadi benar- benar keterlaluan. Tidak akan terjadi lagi, dia harus melakukan sesuatu.

“aku akan melindungimu Yoona..”

*

Pagi itu terasa sama bagi Yoona. Dia sudah keluar dari rumah sakit 2 hari yang lalu. Kini dia hanya terduduk didepan jendela menatap keindahan gedung-gedung kota Seoul dari jendela kamarnya.

Klek

Pintu kamarnya terbuka. Muncul sosok pria dari balik pintu. Pria itu terdiam, melihat Yoona yang begitu serius menatap pemandangan dari jendela kamarnya. Perlahan pria itu masuk menghampiri Yoona dan berdeham pelan.

“ehm..” Yoona melirik sekilas kearah pria itu lalu kembali menatap pemandangan diluar. Pria itu kembali berdehem. Namun tetap saja diacuhkan oleh Yoona. Dia mulai jengkel lalu mendnegus pelan.

“apa maumu ?” tanya Yoona tanpa mengalihkan pandangannya.

“emm.. aku hanya mengantarkan sarapan untukmu” pria itu memberikan senampan bubur dan roti pada Yoona. Yoona menoleh dan melihatnya. Dia mengerutkan dahinya.

“aish aku tahu ini terdengar aneh, tapi maafkan aku..” Yoona masih terdiam. Dia sama sekali tidak menunjukan ekspresinya terhadap pria dihadapannya.

“maaf karena meninggalkanmu saat itu dan membuatmu terluka” lanjut pria itu yang merasa tidak mendapat respon dari Yoona.

“baiklah” Yoona kembali menatap pemandangan diluar jendela. Pria itu semakin jengkel. Dia membalikan tubuh Yoona kasar membuat gadis itu terkejut. Hal itu tentu saja membuat mereka saling bertatapan. Mata mereka saling memandang lekat, seolah itu adalah pemandangan yang sangat langka.

“jadi kau memaafkanku ?” Yoona masih memandang lekat mata teduh pria itu. sejenak dia terbuai dengan kenyamanan dari pandangan itu, lantas apa yang terjadi dengannya ?

“Cal ?” pria itu mengibas-ibaskan perlahan tangannya dihadapan wajah Yoona, membuat lamunan gadis itu dari kenyamanan buyar. Yoona hanya mengangguk lalu berusaha melepas tangan pria itu dari bahunya. Namun sial, cengkramannya begitu kencang.

“apa lagi ?” pria itu kembali menatap lekat mata besar nan indah dihadapannya.

“bisakah kau berhenti bersikap dingin ketika bersamaku ?”

“tidak” Yoona kembali memberontak untuk melepaskan cengkraman itu. pria itu sontak memeluk tubuh Yoona membuat gadis itu terkejut. Pelukannya terasa erat dan nyaman.

“aku tidak mengerti apa yang terjadi denganku saat ini.. tapi kumohon jangan membuatku khawatir lagi.. berjanjilah kau akan selalu baik-baik saja” Yoona memejamkan matanya. Dia menajamkan telinganya yang tepat berada didada bidang pria itu. dia mendengar suara detak jantung pria itu yang begitu kencang. Membuatnya merutuki dirinya sendiri karena merasakan hal yang sama.

“aku akan selalu melindungimu Cal….”

*

Jessica berlari menyusuri koridor kampus. Matanya menyusuri setiap tempat berharap seseorang yang dia cari berada disalah satu tempat itu. dia terus berlari tiba-tiba

Brukk

“aww” pekiknya ketika tubuhnya terpental karena menabrak seseorang. Seseorang yang ternyata adalah seorang pria itu segera mengulurkan tangannya untuk menolong Jessica.

“kau baik-baik saja Sica?” Jessica menoleh kearah penabrak ketika mendengar suaranya. Matanya yang sedari tadi memerah beruba menjadi berbinar.

“Aiden” dia langsung memeluk pria itu erat-erat. Entah apa yang terjadi dengan gadis itu. sehingga dia bisa lupa keadaan seperti sekarang.

“kau kemana saja 2 hari ini ?” Jessica membenamkan wajahnya didada bidang pria itu.

“aku ada urusan, kau merindukanku ?” Jessica mengangguk malu. Dia semakin membenamkan kepalanya membuat pria itu ternsenyum sangat manis. Sementara itu dari kejauhan terlihat Yoona yang sedang berjalan dengan setumpuk buku kearah mereka. Langkah gadis itu terhenti ketika melihat dua orang yang dia kenal. Sejenak langkahnya terhenti, entahlah dia merasa ada yang aneh dengan dirinya semenjak kejadian tadi pagi. Dia menggelengkan kepalanya perlahan lalu kembali melangkah tanpa menghiraukan dua orang itu. sebelum itu dia memasang Headset dan kembali berjalan melewati mereka. Donghae yang menyadari Yoona berjalan disampingnya melepaskan acar peluk-pelukan itu. Jessica juga terkejut yang melihat Yoona berjalan disampingnya. Wajah gadis itu memerah karena kepergok bermesraan didepan umum.

“Cal..” dia memanggil Yoona yang sudah berada kurang dari satu meter membelakangi mereka. Yoona terus saja berjalan. Dia segera memasang volume full lagunya. Donghae dan Jessica saling berpandangan heran. Terlebih lagi Donghae, dia semakin mengernyit heran.

Apa yang terjadi dengan gadis itu.. bukankah baru saja dia berjanji untuk bersikap biasa padaku ?

*

Yoona menghentikan langkahnya dikantin. Dia meletakan setumpukan buku yang membuat tangannya terasa ingin patah. Dia segera memasang kacamata minusnya lalu memulai membaca bukunya satu persatu. Suasana tenang membuat gadis itu semakin merasa kenyamanan. Namun lamunannya buyar seketika ketika sesuatu mengganggunya.

“Calista, Hey !” Yoona menoleh kesumber suara mendapati seorang pria yang menurutnya asing. Menyadari tatapan aneh Yoona, pria itu segera mengulurkan tangannya.

“Aku HyukJae.. sahabat Aiden” Yoona mengangguk tanpa berniat membalas uluran tangan HyukJae. Pria itu segera menarik tangannya kembali. dan memandang lekat gadis cantik dihadapannya. Tanpa disuruh pria itu segera mendudukan dirinya dibangku sebrang Yoona.

“Jadi bagaimana bisa, Aiden kenal dengan seorang malaikat cantik sepertimu ? kurasa dia bukan tipe pria yang mudah untuk bergaul dengan wanita selain Jessica” ucapnya panjang lebar. Yoona menatap HyukJae perlahan lalu kembali membaca bukunya.

“aku sepupunya” HyukJae mengernyit. Dia heran mengapa Donghae tidak pernah menceritakan padanya memiliki sepupu cantik bak seorang malaikat. Dia yang notabene-nya adalah sahabat Donghae sedari kecil saja tidak mengetahui bahwa sahabatnya mempunyai saudara sepupu.

“emm kau sudah memiliki kekasih ?”

Jleb

Yoona memandang tajam kearah HyukJae membuat pria itu perlahan menelan salivanya.

“bolehkah kami bergabung ?” suara yang terdnegar nyaring itu membuat Yoona menghentikan tatapan death-glarenya terhadap HyukJae. Terlihat Jessica yang memegang lengan Donghae erat berdiri dihadapan mereka. HyukJae mengangguk sementara Yoona kembali membaca bukunya tanpa berniat menjawab. Jessica duduk disebelahnya sementara Donghae duduk dihadapan sebrangnya. Pria itu menatap gusar ketika melihat HyukJae sahabatnya sedang bersama dengan gadis disebrangnya kini.

“Aiden.. mengapa kau tidak mengatakan bahwa Calista ini sepupumu ?” tanya HyukJae membuka suasana. Donghae sontak menoleh kearah HyukJae dan kearah Yoona bersamaan.

“emm.. itu dia baru saja kembali dari Italia jadi aku tidak sempat mengenalkannya padamu” HyukJae mengangguk mengerti.

“benarkah.. jadi kau sepupunya Aiden Cal, wah” mata Jessica berbinar menatap gadis yang sudah dianggap sahabatnya itu. sementara Yoona hanya mendengarkan percakapan mereka saja tanpa berniat bergabung.

“jadi apakah sepupu malaikatmu ini sudah memiliki kekasih ?”

Deg..

Donghae terdiam, entah apa yang membuat lidahnya terasa kelu saat ini. Dia sendiri bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya sendiri. HyukJae yang merasa Donghae terdiam merangkul sahabatnya itu.

“hehe tidak perlu tegang seperti itu sobat” HyukJae menunjukan Gummy smile khasnya. Donghae menghela nafas lega.

“tapi jika masih ada lowongan aku mau” celetuknya.

Pletakk

Donghae menjitak kepala HyukJae membuat pria itu meringis sakit. Donghae terus saja mencoba mencari jawaban dari perasaannya saat ini. Entah mengapa ada perasaan tidak rela ketika sahabatnya terang-terangan mengatakan bahwa dia menyukai Yoona. Tapi apa haknya melarang sahabatnya itu ? sedangkan hubungan dirinya sendiri hanya sebatas Bodyguard dan yang dijaganya saja. Entahlah dia sendiripun semakin bingung.

“oppa.. maukah kau menemaniku makan malam hari ini ?” Jessica bertanya padanya dengan nada manja. Donghae merasa gugup. Dia menatap Yoona sekilas, gadis itu masih sibuk dengan bukunya.

“tentu saja dia mau Sica” HyukJae kembali merangkul lengannya. Donghae hanya tersenyum tipis. Tiba tiba Yoona menutup buku yang dibacanya dengan keras membuat suara gadu disekitarnya. Dia segera mengambil semua tumpukan bukunya dan beranjak pergi.

“kau mau kemana Cal ? tanya Jessica. Yoona hanya melirik sedikit kearah gadis itu.

“aku ingin pulang, kepalaku sakit” ucapnya sambil menunjuk perban yang masih terpasang rapi dikepalanya. Dia segera berjalan menjauhi tempat itu. Donghae hanya menghela nafasnya melihat kelakuan Yoona.

*

Yoona terus saja mondar-mandir di ruang tamu rumah Tuan Lee. Dia sesekali memandang I-phone ditangannya. I-phone itu masih menunjukan sebuah pesan singkat yang membuat perasaannya tidak enak seketika. Dia kembali membaca pesan itu baik-baik.

From : 010-9298xxx

Sebaiknya kau jaga pria itu baik-baik.. aku akan menghancurkannya

Pesan itu memang tidak terlalu jelas bagi orang awam. Tapi tidak baginya, dia tahu siapa pria yang dimaksud pengirim sms itu. tapi pertanyaannya siapa yang mengirim itu ?

Yoona kembali menengok jam dinding.

Sudah tengah malam.. tapi mengapa dia belum kembali..

Ting Tong

Baru saja dia ingin membaringkan dirinya disofa, suara bell menghentikannya. Segera dia berlari untuk melihat siapa tamu yang datang. Mata besarnya membulat mendapati pria yang menjadi pikirannya saat ini berdiri didepan pintu dengan keadaan kacau. Rambut yang acak-acakan, pakaian yang tidak sepantasnya dan terlebih lagi bau soju. Sial, pria ini mabuk rupanya. Dengan sigap dirinya memapah tubuh pria itu untuk masuk. Ketika sampai dikamar dia membaringkan tubuh pria itu dan melepaskan sepatunya. Ketika semuanya selesai dia hendak pergi tapi sesuatu menahannya.

“Cal..” Yoona menoleh menatap pria yang masih setengah tak sadar itu. dia segera melepaskan tangan pria itu yang menggenggamnya erat. Namun bukannya terlepas pria itu malah menarik dirinya kedalam pelukannya. Yoona jatuh tepat diatas tubuh pria itu. dia berusaha memberontak namun tenaganya kalah kuat dari pria itu.

“Aiden apa yang kau pmmpphh” pria itu mencium kasar bibir mungil Yoona membuat dirinya semakin memberontak kuat. Yoona menampar pipi pria itu sehingga kegiatan mereka terhenti.

“Kau Gila !” pekiknya berusaha bangkit dari tempat itu. pria itu sekuat tenaga menahan Yoona agar tetap berada disisinya. Dia memegang tengkuk Yoona dan mengunci bibir Yoona kembali. ciuman it uterus berlanjut sampai kejadia yang tidak mereka inginkan terjadi … >Skiipp>

*

Matahari pagi mulai menyinari ruangan itu. seorang pria mulai terbangun, dia begitu terkejut mendapati ada seseorang disebelahnya. Matanya membulat sempurna ketika dia menyadari siapa orang itu.

“apa yang telah kulakukan ?” pria itu mengacak rambutnya pelan. Gadis disebelahnya mulai menggeliat dan membuka matanya. Mata gadis itu membulat ketika tahu dia bukan berada ditempatnya. Astaga..

Dia segera menoleh kesamping mendapati pria disebelahnya menatap tajam kearahnya.

“APA YANG KAU LAKUKAN ?!” pekik mereka bersamaan ..

T O B E C O N T I N U E D

L O H A L O H A L O

I’m back keke

Maaf  ya kalo part ini kurang memuaskan

Dan maaf kalo di post-nya lama

Maaf lagi kalau banyak typo atau kata yang membuat kalian bingung]

*aku minta maaf terus ya hehe

Yaudah segitu aja

Sampai ketemu di part selanjutnya

BYE BYE

YOONHAE JJANG !!

Matrix + Prolog


“pembunuhan lagi!”

“tidak… ini tidak akan terjadi lagi”

++++

“tugas baru untukmu!”

“menjaga anak seorang Presiden”

++++

“kau ..!! mengapa bisa sikapmu seperti anak kecil”

“aku membencimu!!!”

++++

“Baiklah jika itu maumu aku keluar dari sini!”

@@@@

Main Cast :

Im Yoona

Seorang gadis yang merupakan anggota Tim Matrix

Wajahnya cantik namun sangat desegani rekannya

Tidak pernah jatuh cinta dan sangat membenci orang lemah

Bersahabat dengan Jessica Jung

Lee Donghae

Putra dari seorang presiden

Kehidupannya sangat terancam semenjak ayahnya menangkap komplotan teroris

Wajahnya tampan dan sikapnya seperti anak kecil

Mencintai Jessica Jung

 

Choi Soo Young

Rekan satu Tim Yoona

Sangat ceria dan ramah

Mencintai sahabatnya Max Changmin

Max Changmin

Ketua dari Tim Matrix

Sikapnya angkuh dan dingin

Lee Kikwang

Anggota Tim Matrix yang paling baik

Dia juga sangat melindungi Yoona

 Membenci Lee donghae

Kim Taeyeon

Anggota dari Tim Matrix

Sifatnya yang mudah jatuh cinta membuat ya dan Yoona tidak akrab

Mencintai Lee Kikwang

Other Cast :

Lee Hyunjil as Donghae’s father or presiden

Jessica Jung as sahabat Yoona

Im Seoulong as kakak Yoona

And find it by your self

I’m Back .. hehehe aku bawa fanfic baru nih, tapi masih prolog, kalo emang banyak peminatnya ya dilanjutkan tapi jika kurang peminatnya aku ngga akan terusin ..