Matrix 3rd


Sepetember 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

□ Last Part □

Orang itu tak sadarkan diri. Kemudian Yoona menarik pintu mobil dan membukanya. Dengan sigap dia melompat keluar dari mobil yang masih melaju cepat itu. tubuhnya terguling. Yoona bangkit dan mencoba melangkahkan kakinya menjauhi tempat itu. melirik keadaan sekitar, ternyata tempatnya lumayan sepi. Pandangannya kembali berkunang-kunang. Tapi dia tetap melangkahkan kakinya berharap ada yang membantunya. Belum kering darah yang mengalir dari pelipisnya, kini darah segar juga mengalir dilengannya. Dia mencoba menyebrang jalan, sampai akhirnya sebuah cahaya melaju kearahnya. Yoona yang merasa sudah lemah lalu memejamkan matanya, pasrah. Sampai cahaya itu mulai mendekat dan ..

Ckiiiittt Brakk ..

□ This Part □

Pertahanan Yoona runtuh, tubuhnya melemas lalu terjatuh tak sadarkan diri. Mobil itu tepat berhenti dengan jarak 1 cm dari tempat Yoona berpijak. Pemilik mobil itu keluar dari mobil dan melihat sosok Yoona yang tidak sadarkan diri.

“Astaga” dengan cepat pria itu segera menggendong tubuh kurus Yoona masuk kedalam mobilnya. Keringat dingin mulai bercucuran dipelipis pria itu, rasa cemas mulai menghantui perasaannya. Itu terbukti karena selama menyetir dia selalu menoleh memastikan keadaan gadis itu. mobilnya kini terparkir didepan sebuah gedung tua yang lumayan besar. Dengan sigap dia mengangkat tubuh Yoona untuk masuk kedalam gedung itu.

“Dookteerr tolong saya!!” teriak pria itu sambil membaringkan tubuh Yoona diranjang pasien. Dari kejauhan terlihat seorang dokter dengan diikuti beberapa pasien dibelakangnya berlari menuju kearahnya.

“Ayo Sus, cepat bawa pasien ini” Dokter itu lalu mendorong ranjang yang ditempati Yoona untuk masuk keruang UGD.

“maaf tuan, anda sebaiknya menunggu disini” ucap sang suster menahan pria itu. sang pria mengangguk paham lalu mundur kebelakang dan duduk dibangku tunggu.

*

Hampir 2 jam lebih pria itu menunggu. Matanya tak pernah lekat untuk menatapi ruangan yang sunyi dan masih tertutup rapat. Keringat dingin masih menetes dipelipisnya. Dengan kasar dia mengusapnya, lalu mengacak pelan rambutnya, frustasi.

“Arrrggh apa yang terjadi dengannya ?” gumam pria itu. sedetik kemudian dering I-phone membuyarkan semua rasa frustasinya. Tanpa melihat sang penelfon pria itu langsung mengangkatnya.

“Hallo”

“…”

“ah, iya aku lupa hyung maaf aku masih ada urusan”

“…”

“bukan- ini urusan pribadiku hyung”

“…”

“Hentikan ! berhenti ikut campur urusanku!”

Flip

dengan kasar dia membanting I-phone itu. kini dia hanya memandang nanar I-phone yang sudah tidak berbentuk lagi. Dia menghela nafasnya kasar, menatap arloji emas ditangannya. Sesekali dia menghentakan kakinya.

Lama sekali apa yang terjadi sebenarnya … ?

*

Suara jam berdetak itu terasa memekakkan telinga Donghae. Pria itu menatap gusar jam besar diruang tamunya. Ditangannya I-phone itu digenggamnya sangat erat, sesekali dia menatap lekat layar I-phone-nya berharap seseorang yang dia harapkan akan memberinya kabar.

Tunggu, dia harapkan. Aissh ..

Sesekali dia menggelengkan kepalanya. Apa yang dia pikirkan saat ini, entah mengapa perasaannya sangat tidak enak sekali. Kembali dia menoleh kearah jam besarnya. Dan mengumpat.

Kemana gadis aneh itu sebenarnya ?

Belum sempat dia menyelesaikan lamunannya, I-phonenya berdering. Tanpa babibu dia segera mengangkatnya.

“Ya! Gadis aneh, kemana kau ini sudah jam 12 malam ?” pekiknya. Nafasnya tersengal-sengal,  karena terlalu bersemangat memarahi penelfon itu.

“Aiden”

Deg !

Jantungnya kembali berdetak tidak normal. ini bukan suara seseorang yang dia harapkan, lalu siapa ? matanya segera menatap layar untuk mengetahui siapa yang menelfonnya. Nomor tidak dikenal, dia mengerutkan keningnya.

“Hallo” sapanya lagi. Terdengar jelas suara suara helaan nafas disebrang.

“Yoona, ah tidak maksudku Calista dia kecelakaan”

“Andrew ?” terka Donghae. Ya, hanya Siwon lah yang memanggil gadis aneh itu dengan nama Yoona, sebetulnya apa hubungan mereka ?

“cepat kau ke Seoul Hospital, dia kritis”

Tuut Tuut

Donghae mendengus sebal. Seorang yang dia harapkan untuk member kabar padanya, tapi malah sahabatnya yang member kabar bahwa orang yang dia harapkan kritis.

“ah stupid, dia kritis Donghae” umpatnya sendiri, lalu bangkit dan mengambil Hoodie dan kunci mobilnya.

*

Donghae terus saja berlari sehingga membuat gaduh koridor rumah sakit yang lumayan sepi. Tentu saja siapa yang masih mau berkeliaran dirumah sakit tengah malam. Tiba-tiba dia menghentikan kakinya, dan memukul kepalanya pelan. Merutuki apa yang sedang dia lakukan. Kemudian dia segera berbalik untuk kembali kemobilnya. Tapi dia kembali menoleh kearah yang berbeda dan melanjutkan larinya. Dia kembali menghentikan langkahnya, melihat seorang pria yang dia kenal, terduduk didepan ruang UGD. Penampilannya terlihat berantakan seperti seseorang yang frustasi. Dengan perlahan dia menghampiri pria itu.

“Andrew” panggilnya. Pria yang sedari tadi menyenderkan kepala sembari memejamkan matanya itu terkejut. Kemudian dia menoleh, ketika melihat sosok Donghae sedang berdiri tegap dihadapannya.

“Apa yang terjadi?” Donghae mendudukan dirinya disebelah pria itu.

“Dia kritis, aku tidak tahu lagi” suara pria itu terdengar begitu parau ditelinga Donghae. Dia menatap lekat kearah pria itu, dahinya lagi-lagi berkerut menatap heran pria itu.

Sejak kapan dia bisa terlihat frustasi seperti ini karena seorang wanita, kecuali …

“aku mau pulang dulu, keluarganya sudah kuhubungi”pria itu bangkit dan mulai meninggalkan Donghae yang masih terdiam.

“ah iya, jangan pernah katakan aku yang menolongnya”

“kenapa ?”

“suatu saat kau akan tahu”

*

Brakkk ..

Gadis itu membuka pintu rumahnya dengan sangat kasar. Suaranya terasa begitu memekakkan telinga. Lalu dia melangkah gaduh naik kelantai atas.

“berhenti membuat keributan dirumahku!” pekik seorang pria membuat dia menghentikan langkahnya.

“apa yang kau maksud adalah rumahku ?” tanya gadis itu datar.

Jleb..

Pria itu menelan salivanya perlahan, dia terdiam.

“mengapa terdiam, hah ?” tidak ada sahutan dari pria itu. gadis itu mulai gusar. Dia membalikan badannya lalu melangkah menghampiri pria itu.

“Kau !! bukankah sudah kuperingatkan, jangan pernah ganggu teman-temanku !” pekik gadis itu ketika tiba tepat dihadapan pria itu. pria yang terdiam, kini mulai menunjukkan seringaiannya.

“cih, jika kau tidak tahu alasannya jangan sok tahu !”

“Kauuu!!” gadis itu mulai emosi, dia mulai melayangkan tangannya untuk menampar pria dihadapannya. Namun tiba-tiba dia menghentikannya.

“jika kau masih mengganggu orang-orang disekitarku, kau akan mati ditanganku”

“kau berani mengancam calon suami-mu Jung Jessica ?”

“sampai kapanpun aku tidak akan menikah denganmu Kim Heechul”

*

Changmin terus saja berlari secepat mungkin menembus udara malam yang dingin. Bahkan dia sama sekali tidak memikirkan pakaian apa yang dia pakai saat ini. Dia terus berlari sampai akhirnya berhenti dia depan gedung rumah sakit. Sampai ada yang menghentikan langkahnya.

“Max” teriak beberapa orang dibelakangnya. Changmin menoleh kebelakang mendapati teman-temannya sedang berlari kearahnya. Dia memperhatikan semua pakaian yang dipakai teman-temannya. Rapi..

Kemudian dia memandang dirinya sendiri. Berbeda sekali dia hanya memakai piyama berwarna biru bergambar Doraemon dan sandal tidur Doraemon.

Aish bodohnya aku …

“pffttt” terdengar suara seperti menahan tertawa dari teman-temannya. Changmin mulai jengkel, dia hanya memberikan tatapan death-glarenya pada teman-temannya.

“kalian berhenti tertawa” ucapnya lalu kembali berlari menuju suatu tempat. Teman-temannya saling berpandangan heran, kemudian ikut berlari mengekor dibelakangnya.

*

“Aiden” teriakan seseorang membuat Donghae terkejut. Dia mendapati Changmin sedang menatap garang kearahnya. Dibelakangnya ada beberapa yang bisa dia bilang ‘antek-anteknya’.

Changmin melangkah cepat lalu berdiri didepan Donghae dan menarik kerah baju Donghae. Membuatnya agak sedikit ketakutan.

“He..hey a..apa yang ka..u la.ku.kan”

“Kau, bagaimana Calista bisa seperti ini ?” teriak Changmin. Donghae menutup matanya. Dia semakin bergetar. Tentu saja dia tidak pernah mengalami hal seperti ini, karena dia selalu saja dilindungi oleh bodyguard ayahnya.

“Max, lepaskan dia” teriak Taeyeon dan SooYoung bersamaan.

“kau tidak dengar apa yang mereka katakan, lepaskan aku. Aku tidak bisa bernafas”. Changmin segera melepaskan tangannya dari kerah baju Donghae. Dia mendudukan dirinya yang terasa begitu lemas, sambil menatap sayu ruang UGD yang masih tertutup rapat. Sementara Donghae, dia memegang lehernya yang terasa sakit dan kesulitan bernafas.

“hosh, hosh kau gila, bagaimana kalau aku mati tadi !” pekik Donghae yang tidak terima dengan perlakuan Changmin. Changmin menghiraukan pekikan Donghae, dia menundukkan kepala dan terdiam.

Tes !

Perlahan, satu persatu air mata jatuh dari sudut matanya. Pria yang dikenal dingin oleh bawahannya itu kini menangis. Menangis karena seorang Calista, yang bahkan tidak pernah terlihat akur dengannya.

“Max” SooYoung mensejajarkan dirinya dengan tubuh Changmin. Kemudian merengkuh pria itu kedalam pelukannya. Tubuh Changmin terasa bergetar dipelukan SooYoung. Kikwang dan Taeyeon hanya memandang iba kearah dua rekannya. Mereka juga tentu merasakan apa yang tejadi dengan Yoona. Tapi berbeda dengan Donghae, dia hanya menatap jijik sekelompok orang itu.

“cih, aku seperti menonton sinetron secara langsung” gumaman Donghae terdengar cukup kencang. Hal itu tentu saja membuat Kikwang yang berada disebelahnya menatap garang kearahnya. Donghae menelan salivanya perlahan dan memberikan senyum termanisnya untuk Kikwang agar pria itu tidak melakukan hal yang menyakitkan terhadapnya.

*

“KALIAN BENAR-BENAR TIDAK BISA KUANDALKAN !!” pekik seorang pria terhadap 4 orang dihadapannya. Pria itu menaik-turunkan paru-parunya seolah dia kehabisan nafasnya.

“Maafkan kami Bos, tadi ada Nona Jessica disana” pria itu terdiam lalu mendudukan dirinya di kursi kebesarannya.

“Jessica ?” 4 orang itu mengangguk ragu. Pria dihadapannya terlihat berfikir. Sedetik kemudian dia kembali menyeringai.

“Sekarang kau panggilkan Jessica” belum sempat anak buahnya melaksanakan perintahnya. Jessica sudah berdiri didepan pintu ruangan itu.

“tidak perlu” ucapnya ketus. Pria itu kemudian menyuruh ke-4 anak buahnya keluar ruangan meninggalkan dirinya dengan gadis cantik itu.

“Jessie”. Jessica bergidik ngeri. Tidak biasanya pria dihadapannya memanggil nama kesayangan yang biasa pria itu panggil khusus untuknya.

“Oppa, hentikan semuanya” Jessica memulai percakapan yang menurutnya sangat membosankan

Pria itu memandang gadis itu dengan tatapan sayu. Dia menarik nafas sejenak kemudian menggeleng. Jessica melemas. Dia tahu hal ini akan sangat sulit, membujuk pria dihadapannya memang hal yang sangat sulit.

“Oppa..”

“kau tahu, aku sudah berjanji pada Appa untuk membalaskan dendam kematiannya, Matrix harus hancur Jess”

“tapi, kau tidak boleh menyakiti teman-temanku oppa. Tidak Calista !”

“dia bagian dari Matrix, dia juga harus kulenyapkan. Aku akan melenyapkan semua sampai tidak tersisa”

“Apa yang kau katakan ? Calista hanya gadis biasa oppa, dia sahabatku” Pekik Jessica. Pria itu terlihat menahan amarahnya. Dia terus saja mengepalkan tangannya. Matanya terlihat memerah.

“Jauhi mereka, atau kau akan tau akibatnya”

“tidak akan!” Jessica pergi meninggalkan pria itu dan ..

Brakk..

Dia kembali membanting pintu dihadapannya. Tidak berapa lama setelah Jessica pergi, seorang pria masuk kedalam ruangan itu.

“ada apa ?”

“Jessica, dia melarangku untuk menyakiti sahabatnya”

“dia juga melakukan itu padaku”

“lalu kita harus bagaimana Heechul hyung ?” Heechul tersenyum sinis. Dia melangkahkan kakinya kesudut ruangan, menatap rumah yang berada disekitar rumahnya.

“abaikan dia, kita harus tetap membalaskan dendam kematian ayahku dan ayahmu”

“baiklah hyung, tapi kumohon jangan sampai Jessica tersakiti” Heechul tersenyum lalu duduk dikursi kebesaran pria itu.

“aku tidak mungkin menyakiti calon istri-ku, hanya saja aku harus melenyapkan pria yang bernama Aiden. Karena kurasa Jessica mencintai pria itu”

*

Dokter menatap orang-orang dihadapannya. Ada raut wajah heran terlihat dari mimiknya. Memandang aneh pakaian yang dikenakan orang-orang dihadapannya.

“err.. berhenti menatap kami seperti itu, bagaimana keadaan gadis aneh itu ?” Donghae mulai mencairkan suasana. Mereka semua mengangguk menandakan setuju dengan pertanyaan Donghae. Dokter terdiam, kemudian mulai bersuara.

“Luka pukulnya lumayan parah, tapi dia baik-baik saja. Bahkan sekarang sudah sadar” ucapan Dokter sontak membuat mereka tersenyum lega.

“bolehkah kami menemuinya ?” tanya Kikwang. Dokter mengangguk lalu mempersilahkan mereka masuk.

“Calistaaaa” teriak Kikwang lalu memeluk tubuh lemah Yoona yang sedang terduduk dikasur. Sementara yang lain hanya menatap aneh kearah pria itu.

“Lepaskan” datar. Itulah ekspresi yang kembali terlihat dari wajah cantiknya. Changmin hanya terdiam melihat kelakuan dua anak buahnya.

Setidaknya aku masih bisa melihatmu disekitarku Cal..

“Hey, gadis aneh kau baik-baik saja ?” Yoona mengernyit heran, bagaimana mungkin pria aneh itu ada dihadapannya. Dia berusaha kembali mengingat siapa, siapa orang yang menolongnya. Tapi dia yakin, orang itu bukan pria aneh dihadapannya. Dia menoleh mencari seseorang yang asing menurutnya.

“Siapa yang membawaku kesini ?” Donghae terdiam. Bibirnya terasa kelu. Seakan ada sebuah lem yang merekat kuat diujung bibirnya. Dia menundukan wajahnya melihat Yoona yang menatap tajam kearahnya.

“hey, memangnya siapa lagi yang menolong kau, tadi disini hanya ada dirinya saja” ucap Taeyeon menunjuk Donghae.

“Jawab !”

“eerr itu.. aku.. bukan.. emm .. aku .. emm” Donghae masih terlihat berfikir. Yoona masih saja memandang tajam kearahnya.

“emm.. bisakah kau berhenti menatapku seperti itu, gadis aneh”

“cepat katakan” Donghae menghela nafasnya pelan.

Maafkan aku Andrew ..

“Andrew” Jawab Donghae mantap. Yoona membulatkan matanya, sejenak dia memegang kepalanya yang terasa sakit.

Astaga mengapa harus dia ? …

Changmin dan teman-temannya hanya menatap heran kearah Yoona dan Donghae. Jujur saja mereka sama sekali tidak mengerti, apa yang terjadi dan apa yang tengah dibicarakan.

“memangnya siapa Andrew Cal ?” SooYoung menatap oenuh harap pada Yoona. Berharap gadis itu menjawab rasa penasarannya. Yoona terdiam, masih memegang kepalanya yang sakit. Kemudian menatap SooYoung yang sedari tadi menatapnya. Lalu …

Tes

Air mata perlahan mengalir dari sudut mata besarnya. SooYoung yang melihat itu langsung memeluk tubuh Yoona.

“Cal..” Changmin berusaha menenangkan Yoona

“Siwon.. dia Siwon Max” Changmin mengepalkan tangannya. Mendengar nama Siwon yang terlontar dari bibir mungil Yoona, entah mengapa membuatnya menjadi panas. Dia membalikkan badannya lalu melihat Donghae yang masih menatap mereka dengan wajah innocentnya. Sejenak dia menatap Donghae dengan tatapan tajam lalu pergi keluar ruangan itu.

“apa yang tejadi dengannya ?” gumam Donghae

*

Pria itu memakirkan sembarang mobil dihalaman rumahnya. Dia lalu masuk kerumah dan membanting pintu rumah itu dengan sangat keras.

“Bodoh !, mengapa mereka bertindak sejauh itu!” umpatnya. Dia mengacak rambutnya. Lalu duduk disofa dan menidurkan dirinya. Satu tangannya dia gunakan untuk menutup matanya. Dia berusaha memejamkan matanya. Menetralkan pikirannya yang kacau.

“mengapa Heechul hyung harus bertindak sejauh itu ?” dia terus saja mengguman. Kejadian yang baru saja dialaminya. Berawal saat dia hampir menabrak seorang gadis. Lalu dia mendapati bahwa gadis itu adalah gadis yang berharga baginya. Ditambah lagi, yang melakukan itu pada gadisnya maksudku mantan gadisnya adalah Hyungnya sendiri.

“maafkan aku.. maaf Yoona.. maaf”

Tes

Air mata mengalir perlahan. Lalu lama-lama semakin deras dan terisak. Dia menutup mulutnya menggunakan tangan yang satu lagi. Berusaha untuk tidak mengeluarkan suaranya. Tangisnya semakin terisak dan terisak. Dia mendudukan dirinya lalu menghapus kasar air matanya. Dia menggelengkan kepalanya, lalu mengepalkan tangannya. Kejadian yang telah terjadi benar- benar keterlaluan. Tidak akan terjadi lagi, dia harus melakukan sesuatu.

“aku akan melindungimu Yoona..”

*

Pagi itu terasa sama bagi Yoona. Dia sudah keluar dari rumah sakit 2 hari yang lalu. Kini dia hanya terduduk didepan jendela menatap keindahan gedung-gedung kota Seoul dari jendela kamarnya.

Klek

Pintu kamarnya terbuka. Muncul sosok pria dari balik pintu. Pria itu terdiam, melihat Yoona yang begitu serius menatap pemandangan dari jendela kamarnya. Perlahan pria itu masuk menghampiri Yoona dan berdeham pelan.

“ehm..” Yoona melirik sekilas kearah pria itu lalu kembali menatap pemandangan diluar. Pria itu kembali berdehem. Namun tetap saja diacuhkan oleh Yoona. Dia mulai jengkel lalu mendnegus pelan.

“apa maumu ?” tanya Yoona tanpa mengalihkan pandangannya.

“emm.. aku hanya mengantarkan sarapan untukmu” pria itu memberikan senampan bubur dan roti pada Yoona. Yoona menoleh dan melihatnya. Dia mengerutkan dahinya.

“aish aku tahu ini terdengar aneh, tapi maafkan aku..” Yoona masih terdiam. Dia sama sekali tidak menunjukan ekspresinya terhadap pria dihadapannya.

“maaf karena meninggalkanmu saat itu dan membuatmu terluka” lanjut pria itu yang merasa tidak mendapat respon dari Yoona.

“baiklah” Yoona kembali menatap pemandangan diluar jendela. Pria itu semakin jengkel. Dia membalikan tubuh Yoona kasar membuat gadis itu terkejut. Hal itu tentu saja membuat mereka saling bertatapan. Mata mereka saling memandang lekat, seolah itu adalah pemandangan yang sangat langka.

“jadi kau memaafkanku ?” Yoona masih memandang lekat mata teduh pria itu. sejenak dia terbuai dengan kenyamanan dari pandangan itu, lantas apa yang terjadi dengannya ?

“Cal ?” pria itu mengibas-ibaskan perlahan tangannya dihadapan wajah Yoona, membuat lamunan gadis itu dari kenyamanan buyar. Yoona hanya mengangguk lalu berusaha melepas tangan pria itu dari bahunya. Namun sial, cengkramannya begitu kencang.

“apa lagi ?” pria itu kembali menatap lekat mata besar nan indah dihadapannya.

“bisakah kau berhenti bersikap dingin ketika bersamaku ?”

“tidak” Yoona kembali memberontak untuk melepaskan cengkraman itu. pria itu sontak memeluk tubuh Yoona membuat gadis itu terkejut. Pelukannya terasa erat dan nyaman.

“aku tidak mengerti apa yang terjadi denganku saat ini.. tapi kumohon jangan membuatku khawatir lagi.. berjanjilah kau akan selalu baik-baik saja” Yoona memejamkan matanya. Dia menajamkan telinganya yang tepat berada didada bidang pria itu. dia mendengar suara detak jantung pria itu yang begitu kencang. Membuatnya merutuki dirinya sendiri karena merasakan hal yang sama.

“aku akan selalu melindungimu Cal….”

*

Jessica berlari menyusuri koridor kampus. Matanya menyusuri setiap tempat berharap seseorang yang dia cari berada disalah satu tempat itu. dia terus berlari tiba-tiba

Brukk

“aww” pekiknya ketika tubuhnya terpental karena menabrak seseorang. Seseorang yang ternyata adalah seorang pria itu segera mengulurkan tangannya untuk menolong Jessica.

“kau baik-baik saja Sica?” Jessica menoleh kearah penabrak ketika mendengar suaranya. Matanya yang sedari tadi memerah beruba menjadi berbinar.

“Aiden” dia langsung memeluk pria itu erat-erat. Entah apa yang terjadi dengan gadis itu. sehingga dia bisa lupa keadaan seperti sekarang.

“kau kemana saja 2 hari ini ?” Jessica membenamkan wajahnya didada bidang pria itu.

“aku ada urusan, kau merindukanku ?” Jessica mengangguk malu. Dia semakin membenamkan kepalanya membuat pria itu ternsenyum sangat manis. Sementara itu dari kejauhan terlihat Yoona yang sedang berjalan dengan setumpuk buku kearah mereka. Langkah gadis itu terhenti ketika melihat dua orang yang dia kenal. Sejenak langkahnya terhenti, entahlah dia merasa ada yang aneh dengan dirinya semenjak kejadian tadi pagi. Dia menggelengkan kepalanya perlahan lalu kembali melangkah tanpa menghiraukan dua orang itu. sebelum itu dia memasang Headset dan kembali berjalan melewati mereka. Donghae yang menyadari Yoona berjalan disampingnya melepaskan acar peluk-pelukan itu. Jessica juga terkejut yang melihat Yoona berjalan disampingnya. Wajah gadis itu memerah karena kepergok bermesraan didepan umum.

“Cal..” dia memanggil Yoona yang sudah berada kurang dari satu meter membelakangi mereka. Yoona terus saja berjalan. Dia segera memasang volume full lagunya. Donghae dan Jessica saling berpandangan heran. Terlebih lagi Donghae, dia semakin mengernyit heran.

Apa yang terjadi dengan gadis itu.. bukankah baru saja dia berjanji untuk bersikap biasa padaku ?

*

Yoona menghentikan langkahnya dikantin. Dia meletakan setumpukan buku yang membuat tangannya terasa ingin patah. Dia segera memasang kacamata minusnya lalu memulai membaca bukunya satu persatu. Suasana tenang membuat gadis itu semakin merasa kenyamanan. Namun lamunannya buyar seketika ketika sesuatu mengganggunya.

“Calista, Hey !” Yoona menoleh kesumber suara mendapati seorang pria yang menurutnya asing. Menyadari tatapan aneh Yoona, pria itu segera mengulurkan tangannya.

“Aku HyukJae.. sahabat Aiden” Yoona mengangguk tanpa berniat membalas uluran tangan HyukJae. Pria itu segera menarik tangannya kembali. dan memandang lekat gadis cantik dihadapannya. Tanpa disuruh pria itu segera mendudukan dirinya dibangku sebrang Yoona.

“Jadi bagaimana bisa, Aiden kenal dengan seorang malaikat cantik sepertimu ? kurasa dia bukan tipe pria yang mudah untuk bergaul dengan wanita selain Jessica” ucapnya panjang lebar. Yoona menatap HyukJae perlahan lalu kembali membaca bukunya.

“aku sepupunya” HyukJae mengernyit. Dia heran mengapa Donghae tidak pernah menceritakan padanya memiliki sepupu cantik bak seorang malaikat. Dia yang notabene-nya adalah sahabat Donghae sedari kecil saja tidak mengetahui bahwa sahabatnya mempunyai saudara sepupu.

“emm kau sudah memiliki kekasih ?”

Jleb

Yoona memandang tajam kearah HyukJae membuat pria itu perlahan menelan salivanya.

“bolehkah kami bergabung ?” suara yang terdnegar nyaring itu membuat Yoona menghentikan tatapan death-glarenya terhadap HyukJae. Terlihat Jessica yang memegang lengan Donghae erat berdiri dihadapan mereka. HyukJae mengangguk sementara Yoona kembali membaca bukunya tanpa berniat menjawab. Jessica duduk disebelahnya sementara Donghae duduk dihadapan sebrangnya. Pria itu menatap gusar ketika melihat HyukJae sahabatnya sedang bersama dengan gadis disebrangnya kini.

“Aiden.. mengapa kau tidak mengatakan bahwa Calista ini sepupumu ?” tanya HyukJae membuka suasana. Donghae sontak menoleh kearah HyukJae dan kearah Yoona bersamaan.

“emm.. itu dia baru saja kembali dari Italia jadi aku tidak sempat mengenalkannya padamu” HyukJae mengangguk mengerti.

“benarkah.. jadi kau sepupunya Aiden Cal, wah” mata Jessica berbinar menatap gadis yang sudah dianggap sahabatnya itu. sementara Yoona hanya mendengarkan percakapan mereka saja tanpa berniat bergabung.

“jadi apakah sepupu malaikatmu ini sudah memiliki kekasih ?”

Deg..

Donghae terdiam, entah apa yang membuat lidahnya terasa kelu saat ini. Dia sendiri bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya sendiri. HyukJae yang merasa Donghae terdiam merangkul sahabatnya itu.

“hehe tidak perlu tegang seperti itu sobat” HyukJae menunjukan Gummy smile khasnya. Donghae menghela nafas lega.

“tapi jika masih ada lowongan aku mau” celetuknya.

Pletakk

Donghae menjitak kepala HyukJae membuat pria itu meringis sakit. Donghae terus saja mencoba mencari jawaban dari perasaannya saat ini. Entah mengapa ada perasaan tidak rela ketika sahabatnya terang-terangan mengatakan bahwa dia menyukai Yoona. Tapi apa haknya melarang sahabatnya itu ? sedangkan hubungan dirinya sendiri hanya sebatas Bodyguard dan yang dijaganya saja. Entahlah dia sendiripun semakin bingung.

“oppa.. maukah kau menemaniku makan malam hari ini ?” Jessica bertanya padanya dengan nada manja. Donghae merasa gugup. Dia menatap Yoona sekilas, gadis itu masih sibuk dengan bukunya.

“tentu saja dia mau Sica” HyukJae kembali merangkul lengannya. Donghae hanya tersenyum tipis. Tiba tiba Yoona menutup buku yang dibacanya dengan keras membuat suara gadu disekitarnya. Dia segera mengambil semua tumpukan bukunya dan beranjak pergi.

“kau mau kemana Cal ? tanya Jessica. Yoona hanya melirik sedikit kearah gadis itu.

“aku ingin pulang, kepalaku sakit” ucapnya sambil menunjuk perban yang masih terpasang rapi dikepalanya. Dia segera berjalan menjauhi tempat itu. Donghae hanya menghela nafasnya melihat kelakuan Yoona.

*

Yoona terus saja mondar-mandir di ruang tamu rumah Tuan Lee. Dia sesekali memandang I-phone ditangannya. I-phone itu masih menunjukan sebuah pesan singkat yang membuat perasaannya tidak enak seketika. Dia kembali membaca pesan itu baik-baik.

From : 010-9298xxx

Sebaiknya kau jaga pria itu baik-baik.. aku akan menghancurkannya

Pesan itu memang tidak terlalu jelas bagi orang awam. Tapi tidak baginya, dia tahu siapa pria yang dimaksud pengirim sms itu. tapi pertanyaannya siapa yang mengirim itu ?

Yoona kembali menengok jam dinding.

Sudah tengah malam.. tapi mengapa dia belum kembali..

Ting Tong

Baru saja dia ingin membaringkan dirinya disofa, suara bell menghentikannya. Segera dia berlari untuk melihat siapa tamu yang datang. Mata besarnya membulat mendapati pria yang menjadi pikirannya saat ini berdiri didepan pintu dengan keadaan kacau. Rambut yang acak-acakan, pakaian yang tidak sepantasnya dan terlebih lagi bau soju. Sial, pria ini mabuk rupanya. Dengan sigap dirinya memapah tubuh pria itu untuk masuk. Ketika sampai dikamar dia membaringkan tubuh pria itu dan melepaskan sepatunya. Ketika semuanya selesai dia hendak pergi tapi sesuatu menahannya.

“Cal..” Yoona menoleh menatap pria yang masih setengah tak sadar itu. dia segera melepaskan tangan pria itu yang menggenggamnya erat. Namun bukannya terlepas pria itu malah menarik dirinya kedalam pelukannya. Yoona jatuh tepat diatas tubuh pria itu. dia berusaha memberontak namun tenaganya kalah kuat dari pria itu.

“Aiden apa yang kau pmmpphh” pria itu mencium kasar bibir mungil Yoona membuat dirinya semakin memberontak kuat. Yoona menampar pipi pria itu sehingga kegiatan mereka terhenti.

“Kau Gila !” pekiknya berusaha bangkit dari tempat itu. pria itu sekuat tenaga menahan Yoona agar tetap berada disisinya. Dia memegang tengkuk Yoona dan mengunci bibir Yoona kembali. ciuman it uterus berlanjut sampai kejadia yang tidak mereka inginkan terjadi … >Skiipp>

*

Matahari pagi mulai menyinari ruangan itu. seorang pria mulai terbangun, dia begitu terkejut mendapati ada seseorang disebelahnya. Matanya membulat sempurna ketika dia menyadari siapa orang itu.

“apa yang telah kulakukan ?” pria itu mengacak rambutnya pelan. Gadis disebelahnya mulai menggeliat dan membuka matanya. Mata gadis itu membulat ketika tahu dia bukan berada ditempatnya. Astaga..

Dia segera menoleh kesamping mendapati pria disebelahnya menatap tajam kearahnya.

“APA YANG KAU LAKUKAN ?!” pekik mereka bersamaan ..

T O B E C O N T I N U E D

L O H A L O H A L O

I’m back keke

Maaf  ya kalo part ini kurang memuaskan

Dan maaf kalo di post-nya lama

Maaf lagi kalau banyak typo atau kata yang membuat kalian bingung]

*aku minta maaf terus ya hehe

Yaudah segitu aja

Sampai ketemu di part selanjutnya

BYE BYE

YOONHAE JJANG !!

Matrix 2nd


August 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

*

□ Last part □

“gadis itu bukankah yang tadi bersamamu” ucap Sungmin. Teman-teman mereka pun semakin menatap lekat kearah seseorang yang sedang dipeluk Jessica.

“cantik sekali” puji hyukjae. Sementara Siwon berusaha semakin meneliti pandangannya. Matanya melotot ketika melihat gadis dihadapannya.

“Yoona” gumam Siwon pelan membuat Donghae dan yang lain menoleh kearahnya.

“kau mengenalnya?” tanya Donghae.

□ This part □

Yoona melepaskan pelukannya, ketika mendengar seseorang menyebut namanya. Nama yang tidak pernah diketahui siapapun kecuali ..

Mata gadis itu meneliti setiap tempat. Akhirnya pergerakan mata itu terhenti ketika melihat sosok Siwon yang berdiri mematung bersama Donghae dan kawan-kawannya. Siwon memang bergumam pelan, namun tetap saja dengan jarak yang kurang dari 1 meter Yoona mampu mendengar gumaman Siwon.

“Siwon” ucap Yoona pelan. Jessica mengikuti arah pandangan Yoona. Matanya melebar ketika melihat sosok Donghae dan kawan-kawannya.

“Cal, kau mengenal Andrew ?” tanya Jessica. Yoona hanya mematung, tidak ada jawaban sedikitpun yang keluar dari bibir mungilnya. Sosok Donghae dan kawan-kawannya berjalan menghampiri keberadaan Yoona dan Jessica.

“hay Sica !” sapa HyukJae seraya memperlihatkan senyum gusinya. Jessica hanya tersenyum tipis. Matanya tak lepas dari Yoona dan Siwon yang saling berpandangan. Donghae pun sama halnya dengan Jessica. Dia masih bingung, mengapa Siwon bisa mengenal Calista, gadis aneh itu. suasana canggung itu berlangsung beberapa menit sampai akhirnya suara I-phone Yoona mengakhiri segalanya. Wajahnya datar ketika melihat siapa yang menghubunginya.

“Halo” sapa suara disebrang.

“ada apa ?” ucap Yoona. Pria disebrang hanya menghembuskan nafasnya pelan. Setidaknya dia tahu jika Yoona tidak ingin berbasa-basi.

“bisakah kau membalas sapaanku Cal”

“sudahlah ada apa Max ?”

“pulang nanti kau harus segera menemuiku, ada yang ingin kubicarakan”

“baiklah”. Flip

Yoona memutuskan sambungan telfonnya. Dia sama sekali tidak mempedulikan Changmin yang mengumpat kepadanya.

“aku duluan Jessie” ucap Yoona langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Jessica dan Donghae serta kawan-kawannya. Jessica dan Donghae hanya memandang heran kearahnya. Tapi tidak dengan Siwon. Dia terus saja menatap Yoona yang makin lama hilang dipenglihatannya.

“dasar aneh” gumam Donghae. Jessica yang mendengar itu langsung menatap tajam kearah pria itu.

“err.. Andrew, kau bisa jelaskan dimana kau mengenal gadis itu ?” tanya Donghae yang mengalihkan pandangan Jessica padanya.

“maaf” Siwon pun ikut melangkah meninggalkan Donghae kawan-kawannya, serta Jessica.

*

Yoona mendengus kesal, mood-nya berubah drastis ketika dia bertemu dengan pria itu. matanya dipejamkan, membiarkan angin menerpa wajahnya dan menerbangkan setiap helai rambutnya.

“kau disini rupanya” suara berat itu mengejutkannya. Yoona membuka matanya mendapati sosok Donghae berdiri tidak jauh dari tempatnya.

“ada apa ?” tanyanya datar. Donghae tidak menjawab pertanyaannya tapi memilih mendudukan diri disamping Yoona.

“mengapa tadi kau tidak masuk kelas ?” tanya Donghae lagi. Sebenarnya dia malas untuk menyapa gadis dihadapannya. Tapi rasa penasarannya sudah mengalahkan rasa malasnya.

“aku malas”

“astaga, apa benar kau seorang wanita ? pantas saja Appa menyuruhmu untuk menjagaku, kau tidak cocok sama sekali menjadi seorang wanita” ejek Donghae. Yoona memandang tajam kearah Donghae.

“untuk apa kau disini ? bukankah kau menyuruhku untuk berpura-pura tidak mengenalmu ?”

Glek ..

Ucapan Yoona membuat Donghae mati kutu, dia merutuki kebodohannya sendiri. Ah dia membuat dirinya dimata Yoona benar-benar pria yang aneh.

“ah.. itu aku hanya mengkhawatirkanmu” Donghae menutup mulutnya. Kata-kata bodoh semakin terlontar dari mulutnya. Yoona mengernyit heran, ‘dasar aneh’ batinnya.

“baiklah aku pulang” ucap Yoona seraya bangkit dan berlalu meninggalkan Donghae. Donghae yang menyadari hal itu ikut bangkit dan mengejar Yoona.

“Calista” teriak Donghae. Yoona yang baru beberapa langkah meninggalkan Donghae segera memghentikan langkahnya.

“ada apa ?” tanyanya tanpa berniat membalikkan tubuhnya menghadap Donghae. Donghae mendengus sebal, rasanya dia harus mulai memahami sifat Yoona yang tidak ingin berbasa-basi.

“bagaimana bisa kau mengenal Andrew ?”. Yoona mengernyit, jadi Andrew adalah nama Siwon yang sekarang.

“kenapa ?” Donghae terdiam, untuk apa dia bertanya begitu. Yoona yang tahu tidak ada respon dari Donghae akhirnya pergi meninggalkan Donghae.

“aish stupid !” Donghae memukul kepalanya sendiri. Bodoh itulah yang dia pikirkan. Mengapa dia bisa bertingkah sebodoh itu dihadapan gadis aneh seperti Yoona.

*

Gadis itu terus saja mengadukkan minuman yang berada ditangannya, pikirannya melambung mengingat kejadian tadi siang dikampusnya. Siwon, mengapa pria itu harus muncul lagi dihadapannya. Disaat dia sudah bisa perlahan melupakan pria itu, mengapa sekarang justru pria itu berada disekitarnya. Terlebih menjadi sahabat Donghae.

*Flashback*

Yoona tersenyum senang ketika mendapat kabar bahwa Siwon kekasihnya telah kembali dari Amerika. Kini Yoona sudah berada di sebuah taman, tempat yang mempertemukan dirinya dengan Siwon. Dan tempat yang memisahkan dirinya dan Siwon, karena Siwon memilih melanjutkan study diluar negeri.

“maaf aku terlambat, oppa” ucapnya ketika mendapati Siwon yang sedang duduk dibangku taman. Siwon tersenyum manis ketika melihat Yoona yang berpenampilan begitu cantik menurutnya.

“tidak aku baru saja tiba Yoongie” bohong Siwon. Yoona menggeleng heran, mengapa bisa ada pria sebaik Siwon.

“baiklah sekarang kita mau kemana oppa ?” Yoona ikut mendudukan dirinya disebelah Siwon.

Siwon menoleh, senyum yang tadi mengembang perlahan sirna. Yoona yang menyadari ada perubahan pada kekasihnya hanya menatap heran.

“ada apa oppa ?”

“maaf, kurasa lebih baik hubungan kita sampai disini saja”. Ucapan Siwon terdengar bergetar. Yoona merasa hatinya tertohok mendengar ucapan Siwon.

“a..apa yang kau katakan oppa ?” suara Yoona bergetar, seiring dengan dadanya yang terasa sesak. Ruang lingkup pernafasannya seolah menipis, seperti ada batu yang menyumbat paru-parunya.

“maafkan aku Yoongie, aku lelah, maaf” ucap Siwon lalu melangkah meninggalkan Yoona yang masih saja terdiam. Sedetik kemudian air mata jatuh dipelupuk matanya. Pandannya buram karena terhalang oleh air mata yang mengalir semakin derasnya. Yoona merutuki dirinya sendiri. Hari yang dia fikir adalah hari yang paling indah, nyatanya adalah hari yang membuat dirinya merasakan sakit yang teramat sakit.

“apa salahku ?” gumamnya

*Flashback End*

Air mata kembali membasahi wajah cantiknya. Dia tidak menyadari sesosok pria tengah berjalan pelang menghampirinya.

“maaf aku.. astaga Cal, kau menangis ?” pekik Changmin ketika mendapati wajah Yoona yang basah. Yoona terkejut dengan kehadiran Changmin. Dia langsung menghapus kasar air matanya.

“tidak”. Changmin mengernyit heran, dia langsung duduk disebelahYoona.

“apa yang terjadi Cal, ?”. yoona terdiam, Changmin menghela nafasnya. Dia memilih tidak melanjutkan pertanyaannya.

“jadi ada apa ?” tanya Yoona ketika Changmin terdiam.

“Wild telah kembali” ucap Changmin pelan. Kemudian pria itu memberikan selembar kertas artikel padanya.

“penyerangan di kantor Departemen Pemerintah” gumam Yoona ketika membaca judul artikel itu. Yoona menoleh pada Changmin, dia meminta penjelasan yang lebih rinci mengenai ini.

“itu jadi trending topic saat ini, Kikwang dan Taeyeon sudah kusuruh untuk menyelidiki lebih lanjut. Presiden juga sudah memberitahuku agar kau menjaga Aiden, karena dia akan berada lama di Spanyol”. Yoona mengangguk mengerti.

“aku tahu, aku akan menjaganya”

“tidak hanya itu..” Yoona mengernyit.

“kau harus tinggal bersamanya” lanjut Changmin

“apa ?! kau fikir dia masih anak bayi sehingga aku harus tinggal dirumahnya” pekik Yoona.

“itu perintah dari Presiden Cal”. Yoona menghembuskan nafasnya. Merutuki nasibnya yang begitu sial. Arrghh, batinnya.

*

Pria itu tersenyum kecut ketika membaca trending topic hari ini. Matanya memandang nanar kearah laptonya.

“lihat saja aku akan membalasmu Max” gumamnya. Tiba-tiba

Klek,

Pintu ruangannya terbuka. Sosok pria jangkung terlihat dari balik pintu.

“ada apa ?” tanya pria itu. sementara pria yang baru saja tiba mendudukan dirinya disebrang pria itu. wajahnya sangat datar seperti tidak memiliki semangat.

“aku bertemu dengannya lagi hyung” ucap pria itu. sementara yang dipanggul ‘hyung’ itu mengernyit bingung.

“dia ? maksudmu gadis itu ?”. pria jangkung itu mengangguk. Lalu menyenderkan dirinya di sofa. Sementara pria yag didepannya hanya memandang datar terhadapnya. Suasana mulai hening. Mereka masing-masing tenggelam dalam pikirannya.

“kau harus bisa mendekatinya lagi” ucap pria itu memecah keheningan. Sementara pria jangkung itu terkejut mendengar ucapan hyungnya.

“apa yang kau katakan hyung, aku sudah menyakitinya” pekik pria jangkung itu.

“lalu, kau menyesal telah menyakitinya. Kau ingat kita harus menghancurkan Matrix, dan sebelum itu kita harus menghancurkan anak buahnya. Semua aku serahkan padamu”. Pria jangkung itu menghela nafasnya pelan. Selalu saja seperti ini, karena dendam hyungnya dia harus menyakiti gadis yang teramat dicintainya.

“maafkan aku Yoona” gumam pria jangkung itu.

*

Donghae menatap nanar kearah gadis dihadapannya. Baru saja dia bisa bernafas lega karena hanya bertemu gadis itu dikampus. Tapi kini dia harus menerima kenyataan bahwa gadis itu akan tinggal bersamanya dirumah yang mewah ini. Jika bukan karena ayahnya sudah bisa dipastikan dia akan langsung menendang gadis aneh itu dari kehidupannya. Sementara gadis itu hanya menatap datar kearah dirinya. Membuat dia merasa semakin muak dengan kehadiran gadis itu.

“kau keberatan aku disini ?” tanya gadis itu. Donghae terdiam. Entahlah dia masih merasa cukup kesal dengan keputusan sepihak ayahnya. Gadis itu yang tidak mendapat respon dari Donghae segera membalikan tubuhnya mulai melangkah meninggalkan Donghae.

“bailah aku pulang” ucapnya datar. Menarik kopernya berjalan menuju pintu keluar. Sebelum akhirnya langkah gadis itu terhenti karena sebuah tangan menghentikannya.

“kau mau kemana, ini sudah malam aku tidak keberatan kau tinggal disini” bohong Donghae. Gadis iru mengernyit. Apa yang terjadi dengan pria ini, tidak biasanya dia bersikap seperti itu padanya. Yoona tidak menjawab ucapan Donghae, dia pun segera melangkahkan kakinya menuju sofa lalu mendudukan dirinya, di sofa yang terasa empuk menurutnya. Donghae berdecak kesal, baru kali ini dia menemukan gadis yang menyebalkan menurutnya. Bahkan lebih menyebalkan dari sifatnya. Akhirnya Donghae memilih kembali kekamarnya tanpa menghiraukan Yoona yang masih duduk dengan bersandar disofanya.

*

S e o u l, 01.00 K S T

Hampir 2 jam Donghae terus saja mengurung diri dikamarnya. Rasanya pria itu sangat malas bertemu dengan Yoona. Sejenak dia menoleh kearah jam dinding dikamarnya.

‘ah sudah pukul 1, aku sangat haus’gumamnya. Akhirnya dia beranjak dari tempat tidurnya. Dan melangkahkan kakinya keluar kamar. Bunyi gaduh saat pria itu menuruni tangga begitu terdengar nyaring. Tapi tetap saja tidak sama sekali mengganggu gadis cantik yang telah memasuki alam mimpinya itu. ya itu, Yoona. Donghae mengernyitkan dahinya ketika melihat Yoona yang tertidur pulas disofa. Perlahan dia menghampiri sosok gadis yang menurutnya sangat menyebalkan. Kemudian ditatapnya gadis itu secara intens. Gadis itu, tertidur dengan wajah yang sangat damai. Sesekali gadis itu menggeliat, menemukan posisi tidur yang nyaman. Entah apa yang terjadi pada pria itu-Donghae. Perlahan dia mengulurkan tangannya menyentuh kening indah gadis itu. ditatapnya gadis itu makin intens. Sedetik kemudian kedua ujung bibirnya membuat sebuah simpul yang amat indah. Senyuman itu begitu terlihat kagum melihat sosok gadis dihadapannya.

“kau seperti memiliki 2 kepribadian yang berbeda, Cal” gumamnya lalu kembali melangkahkan kakinya menuju dapur

*

Semua orang diruangan itu terdiam, mereka memilih mendengarkan semua arahan dari sang ketua. Max Changmin, ketua dari organisasi Matrix itu menatap nanar kearah foto gadis yang sedari tadi dia pegang. Matanya memerah, sedetik kemudian air mata jatuh dari sudut matanya.

“kau baik-baik saja Max ?” tanya Soo Young. Entah mengapa melihat pria tampan itu menangis membuat gadis itu merasakan apa yang dirasakan pria itu. Changmin menoleh dan tersenyum tipis pada Soo Young, untuk meyakinkan gadis itu bahwa dia baik-baik saja.

‘setidaknya aku tidak akan membiarkannya jatuh kedalam pelukan pria itu lagi’ batin Changmin kemudian mendongakan wajahnya dan menghembuskan nafasnya pelan. Suasana hening itu tidak bertahan lama, sampai akhirnya pintu ruangan itu terbuka. Muncul sosok gadis cantik dengan membawa aura yang begitu kelam.

“aku terlambat, maaf” ucap gadis itu lalu duduk ditempat yang disediakan untuknya. Sementara sang gadis tidak menyadari tatapan tajam dari Changmin yang seakan ingin menerkamnya.

“hey Cal, tidak biasanya kau terlambat” Kikwang. Pria yang disebelah Yoona berbasa-basi mencoba mencairkan suasana. Yoona menoleh menatap datar kearah pria itu.

“jika bukan karna pria itu aku tidak akan terlambat”

“tapi ke-” baru saja Kikwang ingin melanjutkan ucapannya. Yoona terlebih dahulu memberikan tatapan : berhenti-berbicara-bodoh. Kikwang memilih membekap mulutnya dan membiarkan suasana kembali hening.

“Max, kau baik-baik saja” Yoona mengalihkan pandangannya menatap Changmin yang sedari tadi terdiam. Gadis itu merasa heran, tidak biasanya Changmin seperti itu, bukankah pria itu sangat cerewet sekali terhadapnya. Semua diruangan itu menatap Yoona dengan intens. Mereka tahu dibalik sikap Yoona yang terkesan dingin, tapi dia sungguh perhatian terhadap orang disekitarnya.

“aku baik-baik saja Cal” Changmin tersenyum sangat manis. Pria itu tidak menyadari bahwa sedari tadi, salah satu gadis yang berada diruangan itu terus saja mengumpat kepadanya. ‘bahkan kau selalu memberikan senyum terbaikmu untuknya’. Batin gadis itu.

*

Gadis itu mengeratkan hoodie yang dia pakai. Rapat yang berlangsung hampir satu jam membuat dirinya penat sekali. Dia terus saja melangkahkan kakinya menyusuri pusat kota Seoul. Sesekali menghirup udara alami dari kota itu. cuaca begitu cerah. Langkahnya terhenti mendapati seorang anak kecil menangis sendirian ditaman.

“hey, anak manis kau kenapa ?” senyum terbaik coba dia berikan pada gadis kecil dihadapannya.

“aku mau ice cream itu tapi aku tidak punya uang” tunjuk gadis kecil itu pada tukang ice cream disebrang jalan. Yoona mengikuti arah tangan gadis kecil itu menunjuk dan tersenyum simpul.

“kau disini dengan siapa ?”

“ahjussi-ku unnie, dia sedang ada rapat”

“baiklah ayo ikut unnie” Yoona menarik tangan mungil itu untuk mengikuti langkahnya.

“jadi siapa nama-” tanya Yoona ketika mereka kembali tiba ditaman. Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya terdengar suara teriakan.

“Ji Eun-ah” teriakan itu terdengar begitu nyaring membuat Yoona dan gadis kecil dihadapannya menoleh kesumber suara. Mata Yoona membulat ketika mengetahui siapa pemilik suara itu.

“Siwon/Yoona” ucap Yoona dan pria itu secara bersamaan. Siwon, pria itu melangkahkan kaki menghampiri 2 orang wanita yang sedang berbicara ditaman. Seketika suasana menjadi hening, sampai akhirnya tangan imut Ji Eun menarik jas kebesaran Siwon.

“ahjussi mengapa kau lama sekali ?” Siwon dan Yoona menoleh menatap Ji Eun seketika.

“maafkan ahjussi, Ji eun-ah”

“tidak apa ahjussi, untung saja ada unnie cantik ini jadi aku tidak sendirian”. Siwon beralih menatap Yoona. Tak lama kemudian senyum manis terpancar dari wajah pria itu.

“terima kasih Yoona”. Yoona mengangguk, tatapannya berubah menjadi datar. Lalu dia segera melangkah pergi meninggalkan Siwon dan Ji Eun yang terkejut.

“Unnie” teriakan Ji Eun masih terdengar ditelinganya namun dia bersikuat mengabaikannya dan tetap melangkah menjauh dari tempat itu. sementara Siwon menatap sendu Yoona dari belakang.

*

Pria itu terus saja menggumam tidak jelas. Sesekali dia mengumpat pelan merutuki kesialan menimpa dirinya.

“arggh.. gadis itu benar-benar menyebalkan!” pekiknya. Dia sama sekali tidak menyadari teman-temannya menatap aneh kearahnya.

“Hey, kurasa Aiden kita benar-benar sudah gila” celetuk HyukJae. Donghae yang mendengar ucapan temannya itu langsung memberikan tatapan ingin membunuhnya. HyukJae yang menyadari tatapan Donghae hanya tersenyum menampilkan deretan gusinya. Tidak lama Donghae menatap HyukJae seperti itu, sampai akhirnya seorang gadis datang menghampirinya.

“Aiden !” pekik gadis itu. donghae mendongak menatap wajah yang baru saja memanggil namanya. Sedetik kemudian senyum manis tersungging dibibirnya. Gadis yang memanggil Donghae juga sedang tersenyum sangat manis saat ini.

“Sica, Ada apa ?” . Jessica segera duduk disebelah Donghae. Jantungnya berdegup kencang ketika dia menghirup wangi Eternity, Parfum yang digunakan Donghae. Itu sebabnya gadis itu sangat menyukai jika dirinya berada disisi Donghae.

“aku hanya sedikit merindukanmu, iya sedikit” ucap gadis itu seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Donghae terkikik melihat gadis cantik dihadapannya. Mata teduhnya terus saja memandang lekat kearah gadis itu.

“kau mau makan siang bersamaku ?” Jessica membulatkan matanya. Inilah sisi lain dari seorang Donghae. Banyak yang mengira jika pria itu adalah pria yang sangat menyebalkan, seperti pandangan Yoona. Tapi tidak bagi Jessica, Donghae adalah laki-laki terbaik yang pernah dia temui.

“benarkah, Ah kau memang sahabat terbaikku Aiden” ujar gadis itu seraya mempelihatkan senyum manisnya. Kemudian Donghae dan Jessica berjalan bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih. Tidak mempedulikan Hyukjae dan Sungmin yang terus berteriak memanggil nama-nya.

“aish.. dia cepat sekali berubah mood-nya” rutuk Sungmin.

*

Soo Young melangkahkan kakinya memasuki Apartementnya. Rapat tadi pagi membuat mood-nya benar-benar menurun drastis. Masih teringat dipikirannya. Bagaimana Changmin yang tersenyum begitu manis pada Calista. Setidaknya pria itu bersikap adil pada dirinya juga.

“hah, kau memang menyebalkan Max” gumamnya. Lalu menjatuhkan dirinya di kasur berukuran King Size itu. matanya terpejam membiarkan fikiran dan mood-nya kembali baik. Baru saja beberapa menit menutup matanya. Dering I-phone menganggunya. Dia mengumpat pelan. Dilihatnya nama pria itu tertera dilayar pemanggil. Dengan satu kali helaan nafas dia mengangkat telfon itu.

“Halo”

“…”

“aku baik-baik saja Max, sungguh”

“…”

“ti..tidak jangan kau tidak perlu ke Apartement-ku, itu sangat merepotkan”

“….”

“Apa?! Ah baiklah aku akan segera kesana”

“…”

Sambungan itu terputus, sejenak dia memegang dadanya yang masih terasa sesak. Ada apa dengan pria itu, disaat dirinya sudah melambung dengan perhatiaannya tiba-tiba saja pria itu menghempaskannya begitu saja. ‘mengapa kau selalu memperhatikannya Max’ batinnya. Lalu beranjak keluar dari Apartementnya.

*

Yoona memandang sayu tenangnya arus air Sungai Han. Selalu saja seperti ini, dirinya selalu lemah jika sudah bertemu dengan pria itu. dia terus saja memukul dada-nya bermaksud untuk menghilangkan sesak yang begitu menyiksanya. Tiba-tiba kegiatan itu terhenti ketika melihat dua orang yang dia kenal berjalan bersama layaknya pasangan kekasih. Matanya terus saja mengikuti kemana langkah itu pergi. Sampai akhirnya mata gadis itu membulat ketika melihat sebuah mobil mewah berhenti memperlambat dua orang itu, sekaligus menghalangi pemandangannya. Dengan langkah sigap dia menghampiri ketempat itu. sementara tangannya siaga memegang pistol yang diletakkan di saku belakangnya. Dia mengumpat pelan ketika melihat beberapa orang berbadan besar keluar dari mobil dan menyeret salah satu dari dua orang itu, pandangannya dia tajamkan ketika mengetahui orang-orang itu menyeret seorang pria.

“Aiden !” pekiknya. Dia langsung berlari sekuat tenaga menghentikan orang-orang itu yang mencoba membawa pria itu masuk kedalam mobilnya. Yoona mendorong tubuh salah seorang pria besar itu. hal itu tentu saja membuat pria itu terjungkat kebelakang. Tangan Yoona menarik lengan Donghae agar terlepas dari cengkraman pria besar itu. dan Berhasil, Donghae segera berlari menarik tangan Jessica yang sedikit bergetar ketakutan. Berlari menjauh meninggalkan Yoona yang sedang sibuk melawan orang yang menurut dirinya sudah kalah besar dibanding mereka. Selain itu melihat dari jumlah, tentu saja dia kalah. Karena dirinya hanya seorang diri, seorang wanita yang menghadapi empat orang pria berbadan besar. Yoona merasakan kepalanya terasa begitu sakit. Tentu saja sebuah pemukul bola baseball mendarat mulus di tempurung otaknya. Pandangannya mulai buram, tapi dia tetap masih bisa melihat Donghae yang berlari sekuat mungkin membawa Jessica agar dirinya dan gadis itu aman, walau samar-samar. Donghae menoleh kebelakang, jantungnya berpacu kencang ketika melihat Yoona tergeletak tidak berdaya dengan darah yang mengalir dari pelipisnya. Baru saja dia melangkahkan kakinya, Jessica menahannya. Terlebih lagi Yoona melarang Donghae untuk menolongnya.

“Aiden, cepat pergi. Aku baik-baik saja” teriak Yoona yang melihat Donghae hendak berbalik menghampirinya. Dengan terpaksa Donghae meneruskan pelariannya, dia menarik tangan Jessica hingga menemukan tempat yang aman untuk dirinya dan gadis itu. setelah dirasa sudah berlari cukup jauh, Donghae menghentikan langkahnya lalu berbelok dan berhenti disebuah lorong. Disenderkannya tubuhnya dan disampingnya Jessica, yang masih sedikit takut. Keduanya terengah-engah. Sedetik kemudian Donghae memeluk Jessica yang mulai bergetar. Dia segera memberikan kenyamanan yang dia bisa agar gadis itu tidak takut lagi.

“Ai..Aiden.. ba..bagaimana dengan Cal..ista” ucap Jessica dengan terbata. Masih dalam pelukan pria itu. Donghae mengelus rambut pirang Jessica lalu menggelengkan kepalanya.

“aku tidak tahu”

*

Kikwang memandang dua orang dihadapannya dengan nafas tersengal, tidak hanya pria itu. Nampak sang ketua juga melakukan hal yang sama. Terbukti dari hal yang sedari dia lakukan, mengepalkan tangannya. Sementara yang lainnya hanya memandang miris kearah dua orang pria itu.

“Aku benar-benar tidak menyangka kalian tega meninggalkannya sendirian” ucap Soo Young menatap dua orang yang masih tertunduk takut. Kemudian Donghae, salah satu diantara mereka memberanikan diri mengangkat kepalanya.

“dia yang menyuruh kami pergi”

“kau itu pria atau wanita, harusnya kau yang melindunginya” pekik Kikwang. Donghae mendengus sebal. Dia menatap Kikwang dengan tatapan yang teramat tajam. Mereka berdua saling bertatapan sengit seolah ada dua molekul yang timbul berlawanan dari aura mereka.

“bukankah memang dia melindungiku, jadi aku tidak akan ikut campur dengan apa yang terjadi dengan gadis itu” Donghae menarik tangan Jessica lalu beranjak meninggalkan keempat orang itu.

“kita harus menemukan dia dimana ?” Taeyeon menatap sayu meja dihadapannya. Sementara Changmin dan Kikwang menatap nanar Donghae dan Jessica yang berjalan menjauh.

“aku yakin, Calista pasti baik-baik saja”

*

Yoona perlahan membuka matanya. Kepalanya masih terasa pening. Diliriknya sekitar, kini dia berada didalam mobil empat orang pria misterius tadi. Dengan perlahan dia bangkit walau tubuhnya terasa remuk. Tangannya meraba-raba sekitar. Senyum sinis mengembang disudut bibirnya ketika tangannya terasa memegang sebuah pemukul baseball yang digunakan orang tadi untuk memukulnya. Dengan langkah sigap, dia bangkit dan.. memukul dua orang pria yang duduk dihadapannya. Sementara pria yang mengendarai mobilnya terkejut dengan kehadiran Yoona.

“cepat hentikan mobilnya” pekik seorang pria yang duduk disebelahnya. Dia menoleh kebelakang mendapati kedua temannya yang sudah tidak sadarkan diri. Belum sempat mobil itu terhenti tiba-tiba ..

Bugh.. Bugh..

Pemukul baseball itu sudah mendarat mulus kearah pria yang mengendarai mobil, hal itu tentu saja membuat mobil berjalan tidak normal. sementara pria yang berada disamping si supir, dengan sigap mengeluarkan sebuah pisau. Mobil itu terus melaju tanpa ada yang mengemudikannya. Yoona bersiap memukul pria yang masih berada disamping kemudi. Tangannya dia layangkan agar pemukul baseball itu mengenai orang itu. namun tidak, nyatanya pria itu lebih sigap dari Yoona.

Sreeett..

Ujung pisau itu terkena lengan Yoona, otomatis membuat darah segar kembali mengalir dari tubuh Yoona. Namun hal itu tentu saja tidak membuat Yoona lengah. Dengan sekali gerakan Yoona melayangkan kembali pemukul baseball dan..

Bugh.. Bugh ..

Orang itu tak sadarkan diri. Kemudian Yoona menarik pintu mobil dan membukanya. Dengan sigap dia melompat keluar dari mobil yang masih melaju cepat itu. tubuhnya terguling. Yoona bangkit dan mencoba melangkahkan kakinya menjauhi tempat itu. melirik keadaan sekitar, ternyata tempatnya lumayan sepi. Pandangannya kembali berkunang-kunang. Tapi dia tetap melangkahkan kakinya berharap ada yang membantunya. Belum kering darah yang mengalir dari pelipisnya, kini darah segar juga mengalir dilengannya. Dia mencoba menyebrang jalan, sampai akhirnya sebuah cahaya melaju kearahnya. Yoona yang merasa sudah lemah lalu memejamkan matanya, pasrah. Sampai cahaya itu mulai mendekat dan ..

Ckiiiittt Brakk ..

TBC

LOHALOHALO ..

Aku kembali .. Matrix part 2

Gimana ? gimana ?

Oh iya sebelum itu aku mau ngucapin

Minal Aidzin walfaidzin

Mohon maaf lahir dan batin

Selamat hari Lebaran 1433 H

Sampai ketemu di Matrix part 3

Bye bye

YoonHae Vote.. YoonHae Vote

YoonHae Jjang.. Hidup Pyro !!

(Three Shoot) WAITING FOR YOU ..


Author             : Mheliya_sonelf

Cast                 : Im Yoona dan Cho Kyuhyun

Other Cast       : Choi Soo Young, Tifanny Hwang, Kangin, Yesung, Kwon Yuri, Choi siwon,

dll

Note                : ini Three Shoot pertama buatan aku, judulnya sih agak pasaran, tapi ceritanya

murni buatan aku loh, dan sekedar info aja disini kebanyakan POVnya Yoona

jadi meskipun castnya banyak tetep aku fokusin buat KyuNa nya aja hehe..

yaudah dari pada aku banyak cingcong*bahasa apa coba* Mending langsung aja

ya.. HAPPY READING …!!

Aku akan selalu menunggumu…

Meski waktu terus berputar…

Hari terus berganti menjadi bulan…

Bulan berganti menjadi tahun…

Musim ke musim…

Tak peduli betapa lelahnya aku..

Tak peduli betapa sakitnya aku..

Tak peduli betapa bodohnya aku..

Aku akan selalu menunggumu..

 

 

Yoona POV

Hari ini aku memikirkanmu lagi, entah sudah berapa puluh kali tidak atau mungkin telah bermilyar-milyaran kali, apakah kau tidak pernah lelah memasuki pikiranku??.

“Yoong.. kau tidak mendengarkan aku bicara ?” gerutu Yuri eonnie.

“mianhae eonnie” kataku sambil menundukkan kepala.

“kau.. apa kau memikirkan namja itu lagi?” Tanyanya.

“mwo.. itu.. aku..emm..” jawabku tergagap.

“Yoong lupakanlah dia, apa kau tidak sadar betapa bodohnya kau memikirkannya setiap hari tanpa tahu apakah dia juga memikirkanmu” katanya, seketika air mataku tak dapat dibendung. Aku selalu lemah ketika memikirkanmu, entah sejak kapan aku menjadi orang yang mudah menangis.

“dia akan kembali eonnie.. aku yakin” kataku mantap.

“Yoong aku sungguh menghawatirkanmu..”

“tenanglah eonnie aku masih ada kau dan Yesung Oppa yang selalu berada di dekatku”

“aku sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiranmu Im Yoona”

“sudahlah eonnie aku harus ke Rumah Sakit sekarang” akhirku.

“ne, hati-hati ya”

“sampai jumpa eonnie”

***

“pagi Yoong” sapa Tifanny eonnie yang juga sahabatku.

“ pagi eonnie.. tumben sekali kau sudah datang” tanyaku

“aish kau ini aku terlambat kau marahi, aku datang pagi kau heran” gerutunya.

“mianhae eonnie.. ayo kita masuk” ajakku.

“ayo” dia pun merangkulku.

“kudengar semalam ada pasien yang kecelakaan Yoong” katanya ketika kami sampai di ruangan ganti.

“mwo.. lalu bagaimana keadaan pasien itu” tanyaku. Dia hanya menaikan kedua bahunya.

“entahlah sampai sekarang aku belum melihatnya” katanya lagi. Tiba-tiba ada yang memanggillku.

“Yoona”panggil seseorang dan ternyata adalah Kangin Oppa.

“ne” jawabku.

“kau tolong aku menjaga pasien yang ada di kamar 3103 arra !!” perintahnya.

“ne Oppa” kataku.

“baiklah aku permisi dulu” katanya lalu pergi meninggalkan aku dan Tifanny eonnie.

“huh, sungguh kau benar-benar hebat bisa akrab dengan Kangin Oppa” kata Tifanny eonnie.

“maksudmu eonnie ?” tanyaku.

“bahkan dia saja tidak menganggap ku ada tadi” lanjutnya.

“kau menyukainya eonnie?” tebakku.

“mwo .. aniyo” katanya salah tingkah.

“sudahlah eonnie kau tidak perlu membohongiku”

“baiklah aku memang menyukainya tapi sepertinya dia tidak menyukaiku” katanya putus asa.

“pesimis sekali.. baiklah aku mau menengok pasien itu dulu ya eonnie” ucapku.

“ne Yoong kau jangan terlalu lelah, ingat itu” perintahnya.

“sip bos” kataku lalu pergi meninggalkannya.

@ 3103 Room

“3103 bukankah itu perpaduan tanggal lahirku dan dia” gumamku ketika sampai didepan ruangan itu. Segera aku membuka pintu dan kulihat ada seorang namja terbaring tak berdaya.

“annyeong.. Im Yoona imnida” Ucapku pada namja itu yang kutahu dia tidak akan pernah meresponku.

“mulai hari ini aku akan menjagamu.. kau pasti kesepian aku pasti dengan senang hati bersedia menjadi temanmu emm…” kataku sambil mencari identitas dari namja itu. “Kyuhyun-ssi” ucapku ketika menemukan bahwa namanya Cho Kyuhyun.

“senang berkenalan denganmu Kyuhyun-ssi.. sampai jumpa besok aku harus pulang dulu” ucapku ketika bersiap untuk pulang.

***

Aku akui aku memang wanita yang bodoh ..

Bahkan sampai saat ini aku tidak mengetahui siapa namamu..

Bukankah itu sungguh bodoh..

Masih dengan kata yang sama akan ku ucapkan..

Aku akan selalu menunggumu..

 

Malam ini aku mimpi buruk lagi, kecelakaan yang membuat aku kehilangan Umma dan Appa serta Seulong Oppa dan lagi-lagi aku juga memimpikan namja itu lagi.

“My Deer.. aku akan kembali.. maukah kau menunguku”

kata-kata itu selalu menghantui pikiranku aku menangis lagi malam ini, bahkan sama seperti malam biasanya hanya saja kali ini tangisan ku lebih terasa menyakitkan, tidak ada Yuri eonnie yang menenangkanku. Karena malam ini dia harus menemani Yesung Oppa pergi ke Busan. Aku hanya bisa menangis meratapi ini semua.

“Umma.. Appa.. Oppa.. My Evil.. aku merindukan kalian” ucapku dengan suara yang sungguh parau. “kembalilah padaku.. apa kalian tega membiarkanku sendiri didunia ini.. apa kalian tidak pernah sekalipun merindukan aku” teriakku. “aku hanya butuh kalian disini, tidak ingin banyak harta, tidak ingin banyak jabatan, hanya ingin kalian” aku terus menangis hingga aku tertidur.

“kau sudah bangun Yoong” Tanya Yuri eonnie.

“ne eonnie..” jawabku

“apa semalam kau mimpi buruk lagi?” tanyanya lagi.

“aniyo” bohongku.

“kau tidak bisa membohongiku.. ingat kau itu sudah aku anggap sebagai adikku, mianhae kalo semalam aku tidak bisa menemanimu saat kau mimpi buruk lagi” sesalnya.

“kau tidak perlu khawatir eonnie aku baik-baik saja, oiya salam buat Yesung Oppa, baiklah eonnie aku harus segera ke rumah sakit” ucapku.

“baiklah hati-hati Yoong, kalau ada apa-apa hubungi aku arra!”

“ne eonnie”

***

8 bulan kemudian ….

“selamat pagi Kyuhyun-ssi?” sapaku pada namja yang terbaring saat ini.

“apakah kau tidak lelah tertidur seperti ini terus..?? sudah hampir 8 bulan kau tertidur.. kurasa kantung matamu saat ini pasti sangat tebal” gurauku. Ya sudah hampir 8 bulan aku menjaganya, entah mengapa aku merasa bahagia bisa menjaganya, namun selama 8 bulan ini aku tidak pernah melihat ada satupun keluarganya yang menemuinya.

*Flashback*

“namanya Cho Kyuhyun.. kau tahu dia adalah penyanyi yang sedang naik daun saat ini, namun naas kecelakaan yang membuat dia harus mengalami koma” kata Tifanny eonnie.

“lalu bagaimanakah keluarganya eonnie?” tanyaku.

“kata Kangin Oppa, orang tuanya berada di Amerika, karena perusahaan Appanya termasuk perusahaan terbesar di Amerika, kau tahu Cho Advertising?” tanyanya

“aniyo” jawabku.

“kau ini.. itu adalah perusahaan penyumbang dana terbesar untuk Pemerintahan Amerika, kangin Oppa juga bilang, sebentar lagi juga Tunangannya akan datang untuk menjenguknya oiya mengenai hubunganku dan Kangin Oppa kami sudah resmi berpacaran” katanya

“mwo benarkah.. Chukkae eonnie” kataku lalu memeluknya.

“gumawo Yoong.. aku harap namja itu segera kembali, karena aku sugguh lelah melihat Dongsaeng kesayanganku harus sedih seperti ini” katanya

“aku menyayangimu eonnie”

“aku juga Yoong”

*Flashback END*

“kau tahu Kyuhyun-ssi sampai saat ini namja itu belum juga kembali.. apa yang harus kulakukan apakah aku harus menyerah untuk menunggunya?” tanyaku padanya, memang aku telah menceritakan bagaimana kehidupanku padanya. Entah mengapa selama 8 bulan menjaganya aku merasa sudah seperti mengenalnya sejak lama.

“apa aku harus meyerah menunggunya Kyuhyun-ssi” tanyaku dengan mata yang mulai memerah.

“baiklah kurasa sampai disini dulu, aku harus pulang sampai jumpa besok Kyuhyun-ssi” kataku sambil mengelus keningnya.

you’re my everything to me you’re my everything to me

haneul ui byeolcheoreom hwanhageh bichwojuri

geudaeneun naman ui sarang yeonywonhan namanui sarang

uri saranghaeyo geudae hanamyeon nan chungbunhaeyo

kurasakan I-Phoneku berbunyi dan kulihat nama Siwon Oppa yang tertera disana.

“Yoboseyo” kataku.

“Yoongie.. apa kabarmu” Tanya Siwon Oppa.

“baik Oppa.. bagaimana denganmu?” tanyaku.

“sama seperti mu, oiya maukah kau menjemputku di bandara.. aku sudah tiba di korea saat ini”katanya membuat ku terkejut.

“MWO..?! benarkah?” teriakku.

“aiish Yoongie kau jangan berteriak begitu membuat telingaku sakit saja” gerutunya.

“mianhae Oppa.. aku hanya senang kau telah kembali” Ucapku bersemangat.

“jadi bagaimana Yoongie?” tanyanya lagi

“ne aku akan ke bandara sekarang..kau tunggu ya Oppa”

“baiklah” katanya lalu memutuskan sambungan telfonnya.

***

“bagaimana kabar Choi Ahjussi dan Choi Ahjumma Oppa” tanyaku ketika kami sedang menikmati suasana sore hari disebuah restaurant.

“baik, oh iya kau tahu Soo Young akan segera menikah?” tanyanya yang membuatku terkejut.

“MWO..?! benarkah Oppa” tanyaku dengan sedikit berteriak.

“Yoongie kau benar-benar tidak berubah sedikitpun” katanya.

“benar Soo akan menikah namun itu masih tertunda karena..” kata Siwon Oppa terputus.

“karena apa Oppa?” tanyaku penasaran.

“tunangannya mengalami kecelakaan dan sekarang dalam keadaan koma, dia juga dirawat dirumah sakit di sini”. Kata Siwon Oppa.

“be..benarkah.. lalu bagaimana keadaan Soo eonnie saat ini Oppa?” tanyaku

“dia baik-baik saja Yoong, kau tenang saja, sekarang yang aku khawatirkan sekarang itu kau?” kata Siwon Oppa yang membuat ku bingung.

“aku..??” tanyaku

“ne, umma dan Appa sungguh mengkhawatirkan keadaan mu Yoongie.. dan Umma juga menanyakan soal perjodohan kita” kata Siwon Oppa yang langsung menbuat ku tersendak.
“uhuk..uhuk”

“kau baik-baik saja Yoongie” tanyanya

“ne Oppa aku baik-baik saja, apakah kau mau memberiku waktu Oppa soal itu aku..” kataku terputus.

“ne aku mengerti Yoongie, tapi kuharap kau memikirkannya matang-matang” kata Siwon Oppa.

“gumawo Oppa.. oiya kau dan Soo eonnie akan tinggal dimana ?” tanyaku.

“Apartement milik Appa.. tepatnya disebelah apartement milikmu” kata Siwon Oppa.

“sebelahku.. jadi kita akan bertetangga Oppa” kataku bersemangat.

“ne Yoongie baiklah kurasa hari sudah hampir malam lebih baik kita segera pulang dan kurasa Soo juga sudah sampai duluan” katanya.

“baiklah oppa”

***

Pernah terlintas dipikiranku untuk menyerah menunggumu

Namun semua hilang ketika kau mulai meyakinkan ku

Pertanyaan terbesarku

Apa kah kau juga menungguku

Seperti aku yang selalu menunggumu

 

Pagi ini aku sengaja ingin mengunjungi Kyuhyun namun langkah ku terhenti melihat seorang Yeoja berada didalam ruangan itu.

“apakah dia..” gumamku.

“Yoong kau sedang apa?” Tanya Siwon Oppa

“oppa mengapa kau bisa disini?” tanyaku.

“aku menemani Soo menjenguk Tunangannya itu” kata Siwon Oppa.

“benarkah.. jadi tunangan Soo eonnie dirawat dirumah sakit ini?” tanyaku.

“ne tepatnya di kamar yang sedang kau perhatikan ini”kata Siwon Oppa yang membuat ku terkejut.

“jadi tunganga Soo eonnie adalah ..”

“ne namanya Cho Kyuhyun dia adalah penyanyi yang sedang tenar saat ini namun naas dia harus mengalami kecelakaan seperti ini” kata Siwon Oppa. entah mengapa aku merasa sakit mengetahui bahwa Kyuhyun adalah tunangan Soo eonnie.. apa yang terjadi padaku…

“ayo kita ,masuk” ajak Siwon Oppa.

“Hey Cho Kyuhyun sampaikapan kau akan tidur seperti ini.. apa kau tidak lelah..” Suara Soo eonnie terdengar sangat terpukul.

“Soo.. kau lihat aku membawa siapa?” kata Siwon Oppa membuat Soo eonnie menoleh padaku.

“Yoongie” katanya langsung memelukku.

“eonnie aku merindukanmu..” kataku yang tidak bisa menahan air mataku.

“aku juga Yoong.. kau ini tidak pernah mengabariku” gerutu Soo eonnie.

“mianhae eonnie aku benar-benar sibuk saat ini .. jadi Kyuhyun-ssi adalah tunanganmu eonnie” tanyaku.

“ne.. apakah kau perawat yang menjaganya selama ini?”Tanya Soo eonnie. Aku hanya mengangguk.

“gumawo Yoongie .. gumawo”

“ne cheonma eonnie” kataku.

“baiklah Soo kau harus pulang dari kemarin kau belum istirahat” kata Siwon Oppa.

“benarkah .. aish eonnie kau ini.. pulanglah biar aku yang menjaga calon suamimu ini” kataku.

“baiklah.. Kyu.. aku pulang dulu.. nanti sore aku akan menjenguk mu lagi..” kata Soo eonnie berpamitan dengan Kyuhyun.

“baiklah Yoongie kami pulang dulu.. dank au juga Yoongie jaga kesehatanmu” kata Soo eonnie dan Siwon Oppa.

“ne” jawabku.

“Kyuhyun-ssi tunanganmu sangat cantik” kataku setelah Soo eonnie dan Siwon Oppa pergi. “Aku harap kau bisa menjaganya kau jangan pernah menyakitinya atau kau berhadapan dengan ku”.

“baiklah hanya itu yang ingin aku katakan.. aku permisi dulu” pamitku, namun belum sempat aku melangkah aku merasa ada sebuah tangan menggenggamku aku segera menoleh dan betapa terkejutnya aku ternyata itu tangan Kyuhyun, dia sudah sadar. Aku segera berlari menemui Kangin oppa untuk memberitahukan hal ini.

“bagaimana keadaanya oppa..” tanyaku pada Kangin oppa.

“dia baik-baik saja Yoong, kau sudah memberitahu keluarganya”

“sudah..”

“Yoong bagaimana keadaan Kyuhyun” Tanya Soo eonnie ketika tiba dikamar Kyuhyun.

“tenanglah eonnie dia baik-baik saja dan sekarang kau bisa menemuinya” kataku.

“kau masuk saja Soo aku akan menemani Yoona disini” kata Siwon oppa.

“mengapa kalian tidak masuk saja” kata Soo eonnie.

“tapi … itu .. aku” kataku tergagap.

“benar kata Soo, kurasa Kyuhyun harus tau siapa yang selama ini menjaganya, ayo kita masuk” ajak Siwon oppa menarik tanganku.

“Kyu kau baik-baik saja” Tanya Soo eonnie pada Kyuhyun.

“hmm aku baik” jawabnya sedikit dingin.

“Kyu.. kenalkan ini Im Yoona perawat yang menjagamu selama ini” kata Siwon oppa mengenalkanku.

“Im  Yoona imnida” kataku seraya membungkukan badan.

“Kyuhyun.. Cho Kyuhyun, sebelumnya Gumawo karena telah menjagaku” katanya tersenyum padaku.

DEG mengapa jantungku berdetak seperti ini melihatnya tersenyum, aish Yoong apa yang kau pikirkan dia itu milik eonnie mu.

“ne cheonma” jawabku.

***

Ini saatnya..

Kurasa sudah cukup aku menunggumu ..

Aku harap disana kau sudah bahagia..

Seperti aku yang akan memulai kebahagiaanku ..

Tidak peduli siapa yang akan bersanding denganku nanti ..

Tapi di hatiku selalu mencintaimu ..

SARANGHAE MY EVIL ..

Hari ini aku memutuskan hal yang sangat menyakitkan .. ya aku memilih untuk menerima perjodohanku. “mianhae jeongmal mianhae.. My evil Saranghaeyo” batinku.

“Yoong jadi apa yang akan kau katakana ?” Tanya siwon Oppa.

“itu aku ..eemm.. aku .. setuju menikah dengan mu oppa” kataku .

“MWOO..?!” teriak Siwon oppa yang terkejut .

“Oppa.. jangan berteriak seperti itu .. kau mau membuat ku tuli hah ?!” gerutu ku.

“mianhae Yoongie aku hanya terkejut .. jadi benarkah itu keputusanmu?” Tanya Siwon Oppa sekali lagi.

“ne oppa… kau mau aku berubah pikiran lagi” kataku sambil mengerucutkan bibirku.

“aish Yoongie kau terlalu sensitive baiklah aku akan beritahu kabar baik ini pada Umma” kata Siwon Oppa sangat bergembira. Aku hanya tersenyum tipis melihat kelakuan Siwon Oppa yang seperti anak kecil. “tuhan semoga keputusan ku ini yang terbaik” batinku.

TBC

Pendekkah? Mianhae .. ide aku mentok sampe segini aja.. tapi aku janji part selanjutnyanya aku bakalan panjangin.. di tunggu commentnya..