Matrix 5th


October 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

*

□ This Part □

Pria itu melangkah Gontai meninggalkan airport, rambutnya yang acak-acakan dan tatapan matanya yang kuyu serta kosong membuat orang-orang yang berpapasan dengannya begitu iba. Donghae-pria itu menghembuskan nafasnya pelan lalu memasuki mobilnya yang sudah terparkir didepan airport. Entah bagaimana caranya mengapa mobil itu bisa terparkir disana pun dia tidak mengetahuinya.

Tiiiiinnn

Dia memukul klakson yang menimbulkan suara gaduh disekitarnya. Sedetik kemudian dia menstaterkan mobilnya lalu melaju begitu kencang.

*

“Aiden!” Donghae menoleh ketika hendak masuk kekamarnya. Tampak pria paruh baya berdiri tak jauh dari tempatnya.

“Appa” Donghae berlari memeluk tubuh Appa-nya. Ini memang terlihat kekanakan tapi percayalah bahwa pria itu begitu merindukan ayah kandungnya. HyunJil tertawa pelan melihat tingkah putra kesayangannya yang begitu manja.

“Appa.. dia.. Calista” ucap Donghae parau. HyunJil mengangguk, rupanya dia memang sudah tau apa yang terjadi sebenarnya. Donghae melepaskan pelukannya dan menatap teduh Appa-nya.

“Appa sudah tau.. Calista sudah menjelaskan semuanya”

Deg

Donghae memandang kosong kearah Appa-nya. Hatinya terasa sesak mendengar bahwa gadis itu, gadis yang menyebalkan untuknya berbicara pada Appa-nya.

Apa dia menceritakan semuanya …?

“Dia akan ditugaskan Di Jeju”

“tapi Appa dia-” HyunJil tersenyum menatap Donghae yang matanya mulai memerah. Dihati pria paruh baya itu sangat salut pada seorang Calista yang bisa membuat anaknya bimbang seperti ini. Sudah dia duga dari awal, memang Calista-lah orangnya.

“biarkan dia pergi Aiden, bukankah sudah ada penggantinya. Kau bilang gadis itu menyebalkan, jadi tidak ada salahnya kan dia pergi”

Jleb

Donghae menelan salivanya perlahan. Lidahnya terasa kelu, tidak mampu membalas ucapan Appa-nya sama sekali.

“Kau menyukainya ?” Keringat dingin mulai membasahi pelipis pria tampan itu. dia tidak menyangka ayahnya sangat pandai memojokkan dirinya. Hyunjil menutup mulutnya berusaha menahan tawa yang suatu saat akan meledak. Ekspresi tegang Donghae membuat hiburan tersendiri baginya.

“Hey- sudahlah” Hyunjil perlahan melangkah jauh meninggalkan Donghae yang masih mengeluarkan ekspresi tegang yang.. aneh.

*

Kim Heechul menatap nanar beberapa bawahannya. Bodoh! Dia selalu memaki semua bawahannya karena melakukan pekerjaan yang tidak becus.

“Kau tau seberapa penting Jessica bagiku, mengapa menghabisi pria itu sulit sekali!” bentaknya. Bawahannya menunduk menatap lantai yang terlihat beputar.

“Maafkan kami Bos, nona Jessica berlari menghampiri kami saat salah seorang dari kami akan menusuk pria itu” Heechul mengepal tangannya kuat-kuat. Amarahnya mulai memuncak. Kebenciannya pada pria itu semakin besar apalagi ketika terang-terangan calon istrinya membiarkan dirinya terluka hanya karena pria itu.

“Kau Harus mati ditanganku Aiden !!!!”

*

HyunJil memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Jantungnya berdebar tak karuan ketika mendengar berita bahwa putranya nyaris menjadi korban penusukkan. Dengan sigap dia mengambil I-phonenya yang dia letakkan diatas meja. Sebelum dia mencoba menelfon seseorang, ternyata handphonenya lebih dulu berdering.

“Hallo”

“selamat siang pak presiden”

“Calista, ba-”

“maafkan aku.. aku sungguh lalai tidak bisa menjaganya. Seharusnya aku menolongnya” Hyunjil menghela nafasnya. Gadis yang berbicara dengannya sungguh anak yang baik dan bertanggung jawab.

“sudahlah tidak apa-apa..”

“aku akan mengundurkan diri secepatnya”

Jleb

Hyunjil semakin memijat pelipisnya. Apalagi ini, orang yang dia percayakan untuk menjaga anaknya tanpa ada angin apapun ingin mengundurkan diri.

“Calista kau..”

“kurasa dia memang bisa menjaga dirinya sendiri.. aku akan dipindah tugaskan Ke Jeju”

“kau yakin?” Calista mengangguk. Meski dia tahu Hyunjil tidak melihatnya.

“ya sangat”

“baiklah.. jaga dirimu”

“terima kasih atas kepercayaanmu padaku.. selamat siang”

*

Max Changmin meremas beberapa tumpukan kertas di genggamannya. Pria itu menghela nafasnya berat. Diliriknya gadis cantik disebelahnya yang masih tertidur. Perlahan tangannya terulur untuk menyibakkan poni yang menutup kening indah gadis itu. lalu di dekatkan wajahnya dan mengecup singkat kening gadis itu.

“aku berjanji.. apapun yang terjadi aku akan tetap melindungimu karena aku sudah berjanji pada qiannie” gadis itu menggeliatkan tubuhnya dan mencari posisi tidur yang nyaman. Changmin tersenyum manis. Sangat manis, dan senyum termanis yang hanya dia berikan pada orang yang disayanginya.

*

Diruangan itu tampak rusuh. Tiga orang didalamnya terus saja beradu argumentasi. Terlebih pria itu, dia merasa bodoh karena sudah kecolongan start oleh sahabatnya sendiri.

“bagaimana mungkin dia pergi hanya mengajak Calista?” serunya gusar. Kim taeyeon, gadis imut disebrangnya hanya menatap sayu kearahnya. Sementara Choi SooYoung terdiam, dengan buaian dari alam pikirannya.

“Hey, Soo apa yang kau fikirkan, hem ?” hening.. tidak ada jawaban. SooYong masih terlarut dalam pikirannya.

“Soo kau baik-baik saja ?” Taeyeon mulai khawatir pada sahabatnya. Dia tahu bahwa perasaannya begitu sakit melihat pria dihadapannya khawatir dengan gadis lain. Tapi dia tahu bahwa SooYoung yang lebih merasakan sakit hati, karena pria itu.. Max Changmin.

“Soo”

“Max punya alasan.. aku tahu mengapa dia pergi Ke Jeju” gumamnya. Taeyeon dan Kikwang menatap penasaran kearahnya.

“apa maksudmu ?” SooYoung mulai menerawang.

“siang itu..”

*Flashback*

Prankk

Changmin memecahkan sebuah botol. Tidak, itu bukan sembarang botol didalamnya ada sebuah surat. Dengan perlahan Changmin menarik surat dari pecahan kaca botol itu.

“Max” tiba-tiba SooYoung datang dan memergoki Changmin yang masih asik mengeluarkan kertas itu.

“stt.. diamlah dan duduk disini” perintah pria itu. SooYoung mengangguk lalu duduk disebelah Changmin.

“Yeess” seru Changmin ketika surat itu akhirnya keluar dari dalam botol. SooYoung pun ikut antusias dan mulai membaca bersama Changmin.

Kartu truf mu telah terbongkar..

Jaga dia baik-baik Max

Atau kau juga akan melihatnya menjadi mayat tepat dihadapanmu..

Changmin dan SooYoung saling berpandangan. Awalnya mereka masih tidak memahami maksud dari surat itu. namun sedetik kemudian..

“CALISTA !!”

*

Donghae berjalan lesu menyusuri koridor kampus. Tidak ada yang membuat dirinya begitu bersemangat. Semenjak gadis itu pergi, dia merasa sulit sekali bernafas. Entah bagaimana bisa gadis yang menyebalkan baginya membuatnya menjadi kacau seperti ini.

“Aiden”

Acuh, dia tetap melangkah mengacuhkan seseorang yang memanggil namanya. Dia tahu siapa yang memanggil, pasti sahabat karibnya.. Lee HyukJae

“Hey kau terlihat lesu” bisik HyukJae yang entah sejak kapan sudah bisa menyamai langkahnya dengan Donghae. Pria tampan itu tersenyum tipis.

“aku sedang tidak mood Hyuk”

“mengapa ?” Donghae menghela nafasnya. Baiklah sampai kapanpun dia tidak akan bisa bersembunyi dari HyukJae. Cepat atau lambat dia pasti akan mengetahuinya.

“dia pergi..” suaranya semakin parau. HyukJae mengangguk paham. Tapi ada hal yang masih mengganjal pikirannya. Sejak kapan seorang Aiden Lee terlihat hancur hanya karena seorang wanita yang memang bukan siapa-siapa baginya.

“aku harus bagaimana Hyuk?”

“ka-”

“Aiden” suara nyaring tapi halus milik gadis itu membuat jantungnya berdesir. HyukJae menoleh mendapati Jessica berdiri dengan jarak kurang dari satu meter dari tempat mereka.

“Sica” Donghae tersenyum sangat manis ketika mendapati gadis itu telah kembali kuliah. Sejenak dia lupa akan perasaan kehilangan yang dia rasakan.

“kau sudah sehat” Jessica mengangguk sambil melingkarkan tangannya dilengan kekar Donghae. Jessica kemudian menarik tangan Donghae untuk mengikutinya meninggalkan HyukJae yang terus mengumpat kearah mereka

*

Brakk

Siwon menggebrak meja kerja hyungnya. Jijik, benci semua bercampur aduk didalam perasaannya. Jijik karena dia tidak menyangka Hyungnya akan melakukan hal sepicik itu. benci, dia benci dilahirkan sebagai adik dari Kim Heechul.

“apa yang kau lakukan bodoh!” Siwon mendengus

“ya aku memang bodoh, bodoh karena memiliki hyung seperti mu!” Heechul nyaris melayangkan tamparan kearah pipi pria itu. jika saja pria itu tidak datang.

“hentikan Heechul hyung”

“jangan ikut camping Jung JaeJoong! Dia urusanku, bocah ini memang keterlaluan!” JaeJoong.. Jung JaeJoong adalah kakak dari seorang Jung Jessica. Dia adalah penerus organisasi Wild yang sesungguhnya. Dendamnya sama dengan Heechul yaitu menghancurkan Matrix.

“jangan pura-pura membelaku” gertak Siwon. JaeJoong tersenyum manis mengelus pundak dongsaengnya. Bagi dirinya tidak ada alasan untuk membenci Siwon. Sungguh pria itu sangat menyayangi Siwon layaknya seorang adik kandung baginya.

“lebih baik kau pergi saja” JaeJoong mendorong tubuh Siwon agar bergerak meninggalkan ruangan Heechul. Meski enggan akhirnya Siwon pun menuruti kata JaeJoong.

*

“Aiden..”

Gadis itu terbangun dari tidurnya. Tangannya bergerak menyentuh dadanya.

Deg Deg Deg

Apa yang terjadi .. perasaanku benar-benar tidak enak ..

Wajahnya mendongak menatap langit-langit kamar hotelnya. Dihembuskan nafasnya pelan kemudian dia beranjak bangun dan berjalan menuju jendela besar kamarnya. Dari luar terlihat jelas hamparan pasir putih pantai pulau Jeju. Gadis itu menatap kosong pemandangan indah itu. sama seperti hatinya .. kosong

‘bisakah kau bersikap biasa ketika bersamaku ?’ gadis itu mengacak rambutnya. Kesal, marah semuanya bercampur jadi satu. Bodoh, harusnya dia membenci pria itu bukan malah semakin memikirkannya. Tidak-tidak ini harus berhenti.. dia tidak boleh terus memikirkan seseorang yang menyakitinya.

Bukankah aku membencinya ?

Berkali-kali dia menanamkan kata-kata itu. ya mereka memang awalnya saling membenci tapi kini.. semua berubah.

*

Donghae mengendarai mobilnya diatas kecepatan normal. pikirannya kalut, semuanya mendadak kacau ketika seorang pria yang tidak dia kenal membawa Jessica pergi meninggalkannya. Pria itu mengaku bahwa dirinya adalah calon suami pria itu. entah kenapa mendengar kata ‘calon suami’ membuat dunianya semakin runtuh. Semakin lama kecepatannya semakin bertambah. Donghae tidak mempedulikan beberapa pengendara lainnya yang berteriak marah kearahnya. Tanpa dia sadari dari arah yang berlawanan sebuah truk berjalan dengan cepat. Semakin lama truk itu mendekat kearah mobil Donghae. Pria itu panik dan mulai membanting stirnya kearah yang berlawanan. Waktu terasa berjalan cepat, mobil Donghae mulai oleng menabrak pembatas jalan dan..

Brakkk Ckiiiitttt

*

HyunJil nyaris tersedak ketika mendapat telfon dari seseorang. Seseorang yang mengatakan putranya mengalami kecelakaan karena mengendarai mobilnya dalam keadaan mabuk. Tanpa babibu dia meminta supir mengantarnya ke Rumah Sakit. Diperjalanan pria paruh baya itu terlihat gelisah. Ditangannya sudah ada sebuah telfon genggam. Dengan sedikit tarikan nafas dia menekan beberapa tombol kontak dan menelfon seseorang.

“Halo” suara dingin terdengar dari sebrang.

“Hay Cal, aku HyunJil ayah Aiden”

*

Jantung Yoona berdetak sangat cepat, baru saja dia pergi meninggalkan Seoul satu hari Pak Presiden menelfonnya.

“ah Iya maafkan aku Pak.. ada apa ?”

“Aiden..”

Jleb

Nama itu.. nama itu dia kembali mendengarnya. Dia menelan salivanya perlahan dan mengambil udara sebanyak-banyaknya. Entah mengapa ketika mendengar nama itu perasaannya begitu.. sesak.

“Cal, kau masih disana ?”

“ah iya maafkan aku.. apa yang terjadi?”

“dia kecelakaan.. kumohon temui dia”

Apa yang harus aku lakukan.. bertemu dengannya ? bukankah dia yang terang-terangan mengusirku dari sisinya ?

Yoona menggeleng pelan kembali menghembuskan nafasnya.

“tidak bisa”

“mengapa, dia membutuhkanmu Cal, dia terus memikirkanmu ketika kau pergi”

Hey.. pria tua ini bergurau bukan ? tidak mungkin pria menyebalkan itu merindukanku ?

“sekali lagi maafkan aku.. aku tidak bisa”

Flip !

Dia tahu ini benar-benar tindakan yang tidak sopan. Tapi keputusannya sudah bulat. Memulai semuanya dari awal dengan jati dirinya yang baru. Kembali menjadi seorang Im Yoona.

“semua tidak bisa kembali seperti semula Aiden..”

*

Jessica berlari menerobos beberapa orang pengunjung rumah sakit. Keringatnya mengalir dipelipisnya tidak dia hiraukan. Acara larinya terhenti ketika sampai didepan sebuah ruangan. Beberapa orang pria terlihat berdiri didepan ruangan tersebut. Dengan ragu-ragu dia menghampiri kumpulan pria tersebut.

“bagaimana keadaannya” nafasnya masih tersengal-sengal. Gadis itu berusaha menetralkan kembali system pernafasannya.

“Dokter belum keluar.. Ya Tuhan aku sungguh mengkhawatirkannya” jawab salah sorang pria itu.

“Sungmin apa ahjussi sudah kau hubungi?” tanya Jessica pada orang itu.

“Apa Calista sudah kau hubungi ?” Semua pandangan tertuju pada HyukJae, sahabat Donghae. Entah mengapa pandangan mereka sama.. tidak mengerti.

“apa hubungannya dengan Calista ?” Sungmin menatap HyukJae intens.

“kau lupa? Bukankah dia Sepupu Aiden ?” Kilah HyukJae. Sejujurnya pria tampan itu tau betul alasannya meminta Calista untuk dihubungi. Dia adalah sahabat yang baik bagi Donghae. Dan dia tahu penyebab Donghae menjadi kacau seperti ini, siapa lagi kalau bukan .. Calista.

*

“Calista…”

Suara seraknya seperti berada diujung tenggorokan. Pria itu terus saja menyebut nama yang sama. Dia memang belum sepenuhnya sadar, tapi entah mengapa ucapannya itu benar-benar menunjukan bahwa dia benar-benar sadar.

“Aiden.. Appa disini” HyunJil menggenggam erat jemari putranya. Beberapa menit yang lalu Dokter selesai mengangani putranya dan mengatakan bahwa pria tampan itu membutuhkan istirahat dan menyuruh pri itu tidak terlalu banyak pikiran.

“Calista …”

Jessica menahan air matanya. Bukan karena kondisi Donghae yang seperti itu. melainkan karena nama itu.. mengapa nama sahabatnya yang harus terucap dari bibir pria itu.

“Aiden…” sebuah suara halus namun sedikit tercekat terdengar. HyunJil, Sungmin serta HyukJae menoleh kearah Jessica karena memang hanya dia satu-satunya wanita didalam ruangan itu. Jessica menggeleng pelan, bukan-bukan dia yang berucap. Pandangan mata mereka tertuju pada pintu ruangan yang sedikit terbuka. Seorang gadis imut berdiri disana. Tidak ada satupun yang mengenalnya kecuali HyunJil. Pria paruh baya itu tersenyum menatap gadis itu.

“ada apa Taeyeon-ssi ?” Taeyeon tersenyum lalu menghampiri Donghae yang masih menutup matanya.

“Calista sedang menuju Seoul.. kuharap dengan begitu Aiden akan segera pulih” Mata HyunJil berbinar. Pikirannya menerawang pada seorang Calista yang terus memenuhi pikiran putranya.

“benarkah ?” Taeyeon mengangguk.

Terima kasih Calista ..

*

Changmin mendengus kesal. Dia meremas kertas yang berada dikamar Calista.

“mengapa kau kembali ke Seoul gadis bodoh!” umpatnya. Perasaannya benar-benar was-was. Sejujurnya ada hal yang dia sembunyikan. Alasan mengapa dia membawa gadis itu tiba-tiba ke Jeju bukan tanpa alasan. Melainkan karna ingin melindungi gadis itu dari kejahatan yang suatu saat mengancam nyawanya.

“kau benar-benar gegabah Calista!” dengan cepat dia menekan tombol kontak untuk menelfon seseorang.

“Halo”

“Hey pemalas.. bangun”

“eung.. ada apa Max?”

“aku tidak bisa kembali beberapa waktu ini, kumohon jaga Calista” pria yang ditelfon Changmin mengerutkan dahinya.

“apa maksudmu? Bukankah dia pergi-”

“Calista kembali ke Seoul.. Aiden pria itu mengalami kecelakaan.. ku serahkan semua padamu Kikwang” Kikwang mengangguk paham. Dia pun memutuskan sambungan telfonnya.

*

Yoona berlari menerobos kerumunan orang dirumah sakit. Tapi dia tidak peduli, dipikirannya hanya satu, yaitu pria yang membuatnya nekat kembali ke Seoul. Nafasnya tersengal ketika dia sampai didepan sebuah ruangan ICU. Dengan perlahan dia memegang knop dan membuka pintu tanpa suara.

DEG..

Jantungnya mencelos, pandangan jijik tertangkap oleh indra penglihatannya. Jessica dan Donghae tengah berciuman sangat mesra. Mereka terlihat sangat menghayati dan terbawa suasana. Tidak sengaja mata teduh Donghae menangkap sosok gadis cantik yang berdiri didepan pintu ruangannya. Dengan cepat dia mendorong tubuh Jessica menjauh darinya.

“Calista” Jessica menoleh kearah pintu. Matanya membulat menangkap sosok gadis cantik sahabatnya itu.

“Cal”

“ah maaf aku menganggu” Yoona membalikkan tubuhnya meninggalkan ruangan itu. sesak.. sangat menyesakkan yang dia rasakan. Bodoh, mengapa dia bisa melakukan hal bodoh seperti ini. Rela kembali ke Seoul hanya demi mendapatkan pemandangan yang menjijikan.

“Calista tunggu” samar-samar dia masih bisa mendengar teriakan pria itu. Yoona menutup telinganya rapat-rapat. Tidak, dia harus kembali menjadi Calista yang tidak peduli akan apapun.

“Calista!!”

Brukk

Donghae yang masih lemah terduduk tak berdaya. Matanya memerah memandang tubuh Calista yang perlahan menghilang dari pandangannya.

“Maafkan aku Hiks..hiks” perlahan tangisannya semakin meledak. Tiba-tiba ada yang menyentuh bahunya.

“Hyuk” Donghae memeluk HyukJae berusaha membagi kesedihan yang dia rasakan terhadap sahabatnya.

“aku bodoh”

“berhenti menyalahkan dirimu Aiden”

“dia kembali untukku.. tapi aku menghancurkan semuanya.. aku”

“dasar pria cengeng!” ejek seseorang dari belakang Donghae. HyukJae tersenyum ketika melihat Yoona yang menatap dingin kearah mereka. Donghae melepaskan pelukannya dan berbalik.

“Calista” dia berlari sekuat mungkin untuk memeluk tubuh ramping Yoona. Yoona tidak membalasnya. Dia kembali menjadi dirinya, seorang Calista Im yang tidak peduli akan apapun.

“maafkan ak-”

“tidak perlu.. aku kesini hanya ingin memberi ini pada Pak Presiden” Donghae melepaskan pelukannya. Pandangannya beralih pada sebuah map yang dipegang Yoona.

“apa itu ?”

“surat pengunduran diri” Donghae menghembuskan nafasnya.

“jadi kau benar-benar akan meninggalkanku ?” Yoona menatap tajam kearah Donghae. Dia berusaha.. berusaha untuk bersikap layaknya pertama kali dia bertemu pria itu.. Dingin

“kau yang memintanya bukan? Aku hanya melakukan apa yang majikanku inginkan. bukankah itu sama artinya dengan aku adalah pembantumu. Berhenti seolah kita saling dekat Aiden!”

“saat itu aku hanya em-”

“sudahlah aku hanya menitipkan ini jika dia tidak ada.. salam untuknya dan jaga kesehatanmu.. aku pergi” Yoona berbalik arah berusaha untuk tidak menatap mata teduh itu.

Greep

Tangan kekar itu memeluk tubuhnya. Yoona merasa semua sarafnya mati rasa seketika. Dia juga bisa merasakan Donghae bernafas mengenai tengkuknya.

“jangan pergi kumohon” Yoona menggeleng. Dia melepaskan tangan Donghae dengan susah payah. Pria itu semakin mengeratkan pelukannya.

“kumohon jangan pergi.. aku mencintaimu Calista”

TBC

LOHALOHALO

Aku kembali kekeke~

Maaf untuk part ini kelamaan dan pendek..

Aku lagi UTS jadinya gini deh..

Woooke sampai ketemu di part selanjutnya

Bye~bye

YOONHAE JJAANG !!~

Matrix 4th


September 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

*

□ Last Part □

Matahari pagi mulai menyinari ruangan itu. seorang pria mulai terbangun, dia begitu terkejut mendapati ada seseorang disebelahnya. Matanya membulat sempurna ketika dia menyadari siapa orang itu.

“apa yang telah kulakukan ?” pria itu mengacak rambutnya pelan. Gadis disebelahnya mulai menggeliat dan membuka matanya. Mata gadis itu membulat ketika tahu dia bukan berada ditempatnya. Astaga..

Dia segera menoleh kesamping mendapati pria disebelahnya menatap tajam kearahnya.

“APA YANG KAU LAKUKAN ?!” pekik mereka bersamaan ..

□ This Part □

Kedua anak adam itu saling bertatapan sengit. Mereka saling memberikan tatapan death-glare andalan mereka. Terlebih lagi umpatan- demi umpatan kata yang terlontar dari bibir mereka. Pria itu bangkit dari tempat tidur dan mengambil pakaiannya yang berserakan dikamar. Sementara gadis itu masih saja menatap tajam pria itu dengan tubuh yang masih dibalut selimut. Ooh tunggu, masih pantaskah dia disebut seorang gadis setelah kejadian yang telah dialaminya tadi malam ?

Dia menggeleng kuat kepalanya. Berusaha menetralkan dirinya bahwa dia akan baik-baik saja dengan atau tanpa adanya kejadian tadi malam.

*

Gedung itu masih sepi. Walau ada beberapa orang tapi nyatanya gedung itu memang sepi. Tentu saja karena ini memang masih pagi. Gadis itu melangkahkan kakinya dengan tatapan mata yang kosong. Tak jarang dia menabrak beberapa orang yang berpapasan dengannya. Sampai akhirnya ..

Brukk

Dia menabrak sesuatu yang membuat tubuhnya tepelanting lumayan jauh. Dia berusaha untuk berdiri sendiri, tapi nyatanya kaki itu terasa kaku. Apa yang terjadi ?

“aww” pekiknya. Seseorang yang menabrak gadis itu menghampirinya dan mengulurkan tangannya. Gadis itu menatap tangan kokoh dihadapannya. Senyum tipis mengembang disudut bibirnya.

“apa yang kau lamunkan Cal ?”

“aku..emm tidak Max” Changmin, pria itu mengacak pelan rambut gadis dihadapannya. Lalu memeluk erat tubuh mungil gadis itu.

“aku merindukanmu yang dulu, Cal” gadis itu menghempaskan perlahan pelukan sang pria. Dia menatap tajam pria itu. lalu menghembuskan nafasnya kasar. Dan pergi meninggalkan pria itu dengan sejuta rasa khawatir dipikirannya.

Aku akan selalu berada disini.. untukmu Calista Im ..

*

Sedari tadi dia selalu saja mengumpat. Dia terus-terusan merutuki kebodohan yang telah dia lakukan. Sampai-sampai dia tidak menyadari tatapan aneh dari sahabatnya.

“Hey, kau baik-baik saja ?” tanya HyukJae. Dia memandang sekilas temannya lalu menggeleng pelan.

“Apa yang terjadi, Aiden ?”

“bisakah kau menjaga rahasia ini ?” tanya pria itu. HyukJae mengangguk gembira. Donghae, pria itu mendekatkan dirinya membuat jarak mereka semakin sedikit. Lalu dia membisikannya ditelinga sahabatnya.

“aku.. sudah menodai Calista” ungkapnya pelan.

“Apa ?!” pekik HyukJae reflex menjauhkan tubuhnya dari Donghae. Dia terus memandang Donghae dari atas kebawah seolah, Donghae adalah pria yang aneh.

“Kau.. Astaga dia itu sepupumu Aiden” teriak HyukJae frustasi. Lelaki itu mengacak rambutnya. Sedangkan Donghae hanya melongo melihat sahabatnya yang lebih menunjukan ekspresi frustasinya dibanding dirinya sendiri.

“aish.. pelankan suaramu Hyuk” HyukJae mengangguk lalu menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

“jadi apa yang harus kulakukan ?” Donghae menatap kosong meja kantin dihadapannya. HyukJae terlihat berfikir.

“tunggu.. bagaimana rasanya ?”

“rasa apa ?”

“itu.. emm Calista ?”

Plettakk ..

Jitakan Donghae mendarat mulus dikepala HyukJae. HyukJae meringis sambil mengusap kepalanya.

“aish aku kan hanya bertanya mengapa memukulku ?” tanya HyukJae tidak terima. Donghae menatap garang kearahnya.

“aku saja tidak sadar melakukan itu, jadi mana aku tahu” sahut Donghae polos. Donghae melirik arloji birunya. Lalu dia menoleh kesana-kemari mencari seseorang.

“apa yang kau cari ?” tanya HyukJae yang melihat Donghae seperti itu.

“dimana gadis aneh itu ?” gumam Donghae. HyukJae yang mengetahui maksud Donghae, mengangguk paham lalu ikut melakukan hal yang sama seperti Donghae.

“mungkin dia sakit ?” celetuknya. Donghae menghentikan aktifitasnya menatap sahabatnya. Ada raut khawatir tergambar jelas dimata teduh pria itu.

“tidak mungkin, tadi dia baik-baik saja” suara Donghae mulai parau. HyukJae tersenyum tipis lalu menepuk bahu sahabatnya itu.

“kau menyukainya”

“apa yang kau katakan, aku .. tidak .. aish” Donghae segera bangkit meninggalkan HyukJae yang masih berteriak memanggil namanya.

*

Tok Tok

Suara bolpoint yang beradu dengan meja itu mengisi sisi hampa diruangan itu. beberapa orang didalam ruangan itu terlihat sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing. Kedua gadis manis dan imut itu sedang asik memainkan permainan games di Tablet-nya. Pria yang terlihat lebih muda itu terlihat asik dengan kumpulan foto gadis-gadis cantik di I-phone-nya. Sedangkan gadis disampingnya terus saja mengetuk bolpoint berwarna biru kesayangannya kepermukaan meja. Dan pria yang duduk terpisah itu sibuk memandangi gadis itu. kegiatan mereka terus berlangsung selama beberapa menit sampai dering I-phone dari salah seorang diruangan itu memecah keheningan. Gadis itu yang merasa I-phonenya berbunyi mentapa datar layar I-phonenya. Dengan hembusan nafas pelan dia mengangkat telfonnya itu.

“Kau dimana ?” pekikan suara disebrang begitu terdengar dan menggema disudut ruangan. Gadis itu segera menjauhkan telinganya dari I-phonya.

“ada apa ?” tanyanya datar.

“kau bolos kuliah ?”

“hanya hari ini, sudah aku ada urusan”

Flip

Dia mematikan sambungannya dan menelungkupkan wajahnya keatas meja.

“Hey Cal, are you ok ?” tanya SooYoung. Gadis itu mengangkat wajanya kembali dan mengangguk pelan. Lalu sedetik kemudian dia mengambil tasnya dan menyampirkannya dibahu dan beranjak pergi.

“I wanna go !”

*

“ada apa dengan gadis itu” umpat Donghae. Dia menggertak giginya karena kesal. Tiba-tiba ..

“Aiden ..” panggil seseorang membuatnya menoleh kesumber suara. Gadis cantik dengan rambut blonde tersenyum manis menghampirinya.

“apa yang kau lakukan disini ?”

“aku.. emm hanya menikmati udara.. iya udara”. Jessica membulatkan mulutnya membentuk huruf ‘o’

“dimana Calista ?” tanya Jessica sambil duduk disebelah Donghae. Pria itu menoleh kegadis disebelahnya dan menggeleng.

“aku tidak tahu” suasana itu mendadak hening. Tak jauh dari tempat itu. seorang gadis berjalan tergesa-gesa mencari seseorang, langkahnya terhenti melihat orang yang dicarinya sedang bersama seseorang. Gadis itu memilih bersembunyi dibalik tembok koridor.

“Aiden ..” panggil Jessica.

“ya” Donghae menoleh kearah gadis itu dan tersenyum.

“aku.. mencintaimu” Donghae membulatkan matanya. Begitupun dengan gadis yang sedang bersembunyi itu. meskipun jaraknya cukup jauh, namun pendengarannya masih sangat normal.

“Jessie” gumam gadis itu.

“a..apa maksudmu Sica ?” tanya Donghae terbata. Jujur saja dia merasa hatinya sangat bahagia, tapi tunggu.. dia tidak merasa sepenuhnya bahagia .. mengapa ?

Ada yang terjadi denganku …

“aku mencintaimu Aiden..” Jessica mendekatkan tubuhnya. Membuat jarak antara dirinya dengan Donghae menipis. Perlahan dia mendekatkan wajahnya ke wajah Donghae dan ..

Chu..

Bibir mungilnya mengecup singkat bibir Donghae membuat pria itu membeku..

“sangat mencintaimu…” Jessica tersenyum malu lalu beranjak meninggalkan Donghae yang masih terdiam. Mukanya bersemu merah antara rasa bahagia dan … rasa bersalah, tapi kenapa ?

*

Yoona berlari sangat cepat. Kejadian yang baru saja dia lihat berkelebat menjadi bayangan yang menghantuinya. Siwon yang melihat Yoona berlari segera berusaha mengejar gadis itu.

“Yoona” teriaknya. Namun gadis itu terus menghiraukannya.

“Yoona” terianya lagi. Kali ini dia berhasil menggenggam lengan imut gadis itu membuat langkah gadis itu terhenti. Siwon lekas memeluk Yoona sangat erat. Dia merasa sangat sakit melihat Yoona yang menangis. Merasakan hal yang nyaman membuat Yoona semakin terisak. Gadis itu menumpahkan segala hal yang membuatnya sesak didada bidang pria itu. keadaan itu terus berlangsung sampai beberapa menit kemudian. Sampai saat sudah merasa tangisnya terhenti Yoona melepaskan pelukan Siwon. Sejenak mereka berdua tenggelam dalam tatapan mat mereka masing-masing.

“jika kau membutuhkan ku.. kau tahu kan ..” Siwon segera meninggalkan gadis itu yang masih dengan tatapan sendunya.

“maafkan aku Siwon ..” gumam gadis itu ikut melangkah menjauh meninggalkan lingkungan kampus.

*

“Kau kemana saja ?” tanya Donghae penuh selidik ketika Yoona baru tiba dirumahnya. Yoona memandang datar kearah pria itu. kemudian melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

“hey.. aku sedang berbicara denganmu Cal..” teriak Donghae. Pria itu lantas berusaha mengejar gadis dihadapannya. Langkah mereka terhenti ketika didepan kamar Yoona.

“Cal.. Hey kau dari-”

“berhenti bersikap seolah kau dekat denganku” potong Yoona cepat. Dia membalikan tubuhnya menghadap ke Donghae.

“tapi aku-”

“lupakan yang pernah terjadi.. antara kau dan aku.. anggap saja tidak pernah terjadi apapun”

Brakk

Yoona membanting pintunya tepat dihadapan Donghae. Hal itu tentu saja membuat pria itu semakin gusar. Dia mengacak rambutnya pelan.

Apa yang dia katakan.. melupakannya ? ..

Donghae membalikan tubuhnya untuk masuk kedalam kamarnya.

Didalam kamarnya dia terus saja merutuki perasaan-perasaan aneh yang sedang menimpa dirinya.

Jessica.. Calista .. siapa yang sebenarnya kucintai ..?

*

Kim Heechul, adalah penerus pemimpin organisasi Wild. Dia begitu disegani oleh bawahannya. Selain karena sikapnya yang tegas layaknya seorang dictator. Dia juga tidak segan untuk menghabisi siapapun yang menghalangi jalannya. Tujuan utama hidupnya adalah menghancurkan Organisasi Matrix yang sudah membuat keluarganya hancur tak bersisa.

“Kalian semua harus hancur oleh tanganku sendiri” dia meremas sebuah pamphlet yang berisikan tulisan yang menunjukan kejayaan bagi Matrix. Matanya memerah. Nafasnya naik-turun.

Tok Tok

Pintu ruangan itu terketuk. Heechul menoleh kearah pintu itu. dan berdehem

“masuk”

Tampak seorang pria yang berwajah tampan memasuki ruangan itu. terlihat dari raut wajahnya dia sedang kesal. Heechul tersenyum tipis melihat kelakuan pria dihadapannya.

“ada apa ?”

“hyung, berhenti menyakiti Yoona-ku” pria itu tampak tidak ingin basa-basi. Heechul semakin ingin tertawa mendengar ucapannya.

“kau bilang apa ? Yoona-mu ? cih, apa kau masih dianggap sebagai kekasihnya Siwon-ah” Siwon-pria itu tampak mengepal tangannya kuat-kuat. Dia berusaha untuk meredam emosinya yang kapan saja bisa meledak. Dia tahu keputusannya menemui hyungnya bukanlah sesuatu yang bagus. Namun dia harus menghentikan hal-hal gila yang akan dilakukan oleh hyung-nya itu. ini semua demi Yoona.. dia telah berjanji melindungi gadis itu.

“ku peringatkan padamu.. jika sampai kau menyentuh Yoona sehelai rambut saja.. kau berurusan denganku hyung” Siwon melangkah cepat meninggalkan ruangan Hecchul.

Brakk

Bahkan dia membanting pintu itu dengan kerasnya sehingga menimbulkan suara yang sangat gaduh.

“lihatlah.. siapa yang akan menang Choi Siwon”

*

“pagi..” sapa Donghae saat melihat gadis itu sedang mengolesi rotinya dengan selai. Yoona –dia hanya memandang datar Donghae dan tetap fokus mengolesi rotinya. Donghae menghela nafas pelan. Kemudian dia duduk dibangku sebrang gadis itu.

“kau hari ini si-”

“aku ada rapat!” potong Yoona cepat. Donghae terlihat mengepalkan tangannya, namun dia berusaha untuk tetap bersikap baik pada gadis itu.

“baiklah aku akan mengantarmu” Yoona mencibir. Dia beranjak dari tempatnya dan pergi kekamarnya. Sedetik kemudian dia telah rapih dengan setelan baju yang simple dan tas selempang warna kuning gambar rilakuma. Sejenak, Donghae terlihat tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari sosok Yoona. Matanya yang besar, kulitnya yang putih dan rambutnya yang bergelombang membuat gadis itu tampak menjelma menjadi sosok malaikat dihadapannya. Satu kata yang mampu menggambarkan sosok Yoona dimata Donghae adalah .. Cantik ..

*

“apa yang kau lakukan disini ?” tanya Kikwang ketika tidak sengaja melihat Taeyeon berjalan bolak-balik didepan halaman rumahnya. Taeyeon hanya menunduk malu menyembunyikan raut wajahnya yang memerah karena kepergok menjadi stalker dadakan didepan rumah Kikwang.

“emm.. aku kebetulan tidak sengaja lewat sini, jadi aku berniat untuk menjemputmu agar kita bisa berangkat bersama” Kikwang Nampak mengangguk mempercayai ucapan gadis dihadapannya. Suasana diantara keduanya sangat canggung. Tidak ada satupun dari mereka yang berniat untuk memulai pembicaraan. Sampai akhirnya Kikwang yang merasa bosan mulai berdehem.

“ehm” Taeyeon menghentikan langkahnya menoleh kearah Kikwang. Hal itu tentu saja membuat Kikwang ikut menghentikan langkahnya.

“bolehkah aku meminta bantuanmu ?” tanya pria itu to the point. Taeyeon yang bingung tampak mengangguk.

“tentu”

“bisakah kau membantuku mendekati Calista”

Deg

Hati Taeyeon mencelos mendengar ucapan Kikwang yang terkesan terang-terangan. Namun dia berusaha untuk menyembunyikan segalanya.

“kau.. menyukai..nya.. emm.. Calista” Taeyeon tampak menyembunyikan suaranya yang sedikit bergetar. Dia menatap intens kearah Kikwang. Sedetik kemudian pria itu mengangguk pasti.

“tentu”

Taeyeon membuang arah pandangannya. Dia kembali berjalan mendahului Kikwang yang memandang heran kearahnya. Ya Tuhan.. Calista, mengapa harus dia.. mengapa selalu dia..

Taeyeon terus saja mengumpat sambil berjalan cepat meninggalkan Kikwang yang berusaha mengejarnya.

“hey, Kim Taeyeon!”

*

Kedua manusia itu tampak sedikit gemetar. Pasalnya, dalam perjalanan mereka dihadang oleh beberapa mobil dengan semua pria ber-jas hitam. Terlihat jika pria itu lebih gemetar dari pada sang gadis. Tapi dia berusaha untuk menyembunyikannya dan bersikap gentle. Dengan sigap dia keluar dari mobil. Tidak mempedulikan pekikan gadis itu yang menyuruhnya untuk tetap didalam.

“Aiden.. Stay here” pekik Yoona.

“apapun yang terjadi tetap di mobil” perintah Donghae dan mengacuhkan perkataan Yoona perlahan ia melangkah perlahan kearah gerombolan pria itu.

“apa yang kalian inginkan?”

“nampaknya kau cukup berani.. nak” Donghae terlihat sedang berusaha mengambil pisau yang ia letakkan dibangku. Salah seorang dari gerombolan pria itu menatap intens kearah Donghae.

“hey, bukankah dia anak dari Presiden besar kita” pria itu tampak mencibir Donghae.

“haha.. benarkah, nak lebih baik kau berlindung saja dibalik ketiak Appa-mu” Donghae berhasil menarik pisau itu. dibelakangnya Yoona sudah keluar dari dalam mobil. Dia juga mengacuhkan perintah Donghae. Mata gadis itu membulat ketika melihat salah seorang pria memegang pisau dan bersiap untuk menusuk Donghae. Donghae mulai lengah, dia tidak menyadari ada seseorang yang berlari kearahnya.

“Aiden Awas!” pekik Yoona. Donghae menoleh kearah pria itu dan ..

Sreettt

Suara pisau mengenai kulit itu terdengar lumayan keras. Donghae menutup matanya. Dia nampaknya pasrah dengan semuanya. Namun, dia tidak merasa kesakitan sama sekali. Dia mulai membuka matanya dan terkejut melihat ternyata bukan dirinya yang terkena pisau itu melainkan..

“Jessie/Sica” pekik Yoona dan Donghae bersamaan. Donghae membopong tubuh Jessica kedalam mobilnya. Gadis itu kini menutup matanya dia sudah dalam keadaan tidak sadar.

*

Donghae dan Yoona serta beberapa perawat dan Dokter itu mendorong keranjang pasien dengan cepat. Diranjang itu tampak Jessica berbaring tak dasarkan diri dengan wajah yang sudah pucat.

“bertahan.. kumohon demi aku Sica..” langkah keduanya terhenti ketika sudah sampai didepan ruangan UGD.

“jika sesuatu terjadi pada Jessica aku tidak akan memaafkanmu” pekik Donghae. Yoona tampak terkejut. Dia heran mengapa Donghae menyalahkannya ?

“mengapa aku ?” balas Yoona tidak terima.

“semenjak kau menjadi bodyguard-ku aku merasa tidak aman bukan sebaliknya. Seharusnya kau menghilang saja dari kehidupanku! Kau pembawa Sial !”

Jderrr

Yoona menutup matanya mendengar teriakan Donghae yang menggema. Nafasnya mulai sesak, dia merasa tubuhnya begitu lemah. Sebegitu sialkah dirinya ? mengapa semua orang menganggapnya pembawa sial ? seperti saat kematian Victoria kakak kandungnya dia yang dituduh sebagai tersangka.

*Flashback*

Yoona tampak mondar-mandir didepan ruangan ICU. Matanya tak pernah luput memandang pintu ruangan yang masih tertutup rapat. Seandainya saja.. Victoria tidak menolongnya mungkin saat ini dia yang berada di dalam ruangan itu. seandainya saja Victoria tidak bodoh memeluk tubuhnya ketika penjambret itu hendak menembak Yoona.

Kleek

Dokter keluar dari ruangan itu dengan raut wajah sedih. Yoona semakin merasa ada sesuatu yang tidak beres.

“Dok bagaimana kabar Vic Unnie ?” Dokter itu menggeleng.

“maaf.. kami sudah berusaha untuk menolongnya tapi tuhan berkendak lain”

Deg

Kaki Yoona terasa melemas. Kakinya tidak mampu menopang tubuh kecilnya. Yoona terjatuh. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Yoona menangis, sampai beberapa saat terdengar suara langkah kaki beberapa orang menghampirinya.

“Dimana Qiannie ?” terdengar suara bergetar dari wanita paruh baya yang datang itu. Yoona yang mengetahui itu Ummanya sendiri Ia memeluknya erat.

“Umma.. Vic unnie dia meninggal .. dia-”

“Apa?!” terdengar pekikan Ummanya begitu nyaring ditelinganya.

“maaf Umma ini salahku.. jika unnie tidak menolongku dia-”

“Kau” Ummanya menghempaskan pelukan Yoona.

“pergi dari hadapanku dasar pembawa sial !”

*Flashback END*

Yoona menutup telinganya mendengar pekikan-pekikan Donghae yang tedengar menyesakan baginya. Dia melangkah menjauhi pria itu. Donghae mengacak rambutnya ketika menyadari perkataan demi perkataan yang terlontar dari mulutnya. Dia hendak memanggil gadis yang mulai berjalan menjauhinya namun dia urungkan.

“maaf Cal, maafkan aku”

*

Sudah satu jam yang lalu sejak kejadian Donghae membentak Yoona. Kini Jessica sudah sadar. Lukanya juga tidak terlalu parah. Jessica masih tersenyum memandang Donghae. Entah apa yang terjadi dengannya tapi dia merasa nyaman jika pria itu berada disisinya.

“Aiden, dimana dia ?” Jessica menatap Donghae sambil menyusuri ruangannya.

“Dia ? siapa ?”

“Calista” lidah Donghae terasa kelu. Entah bagaimana keadaan gadis itu saat ini. Sejenak perasaan bersalah menjalar dihati pria itu.

“Aiden” Jessica mengibas-ibaskan tangannya dihadapan wajah Donghae. Donghae tersenyum tipis. Sangat kentara bahwa itu adalah senyum paksaan.

“ah, dia ada urusan sebentar katanya” bohong Donghae. Jessica mengangguk paham. Donghae menghembuskan nafasnya pelan. Dia mulai melirik arlojinya, ada perasaan bahwa dirinya ingin melihat keadaan Yoona, namun dia harus menjaga Jessica.

“kau tidak lelah ?” Jessica mengangguk. Donghae lekas membaringkan tubuh gadis itu dan menyelimutinya.

“mimpi yang indah” Donghae mengecup singkat kening Jessica. Dia berharap dengan begitu Jessica lekas tidur dan dia bisa pulang kerumahnya. Setelah beberapa lama akhirnya Jessica sudah memasuki alam bawah sadarnya. Donghae lega dan akhirnya berjalan meninggalkan ruangan itu.

*

“Kita harus segera ke Jeju Esok” pria itu tampak memandang tajam kearah gadis dihadapannya.

“hanya kita ?” pria itu mengangguk perlahan. Gadis itu terlihat berfikir kemudian mengangguk.

“baiklah”

*

“Calista” teriak Donghae ketika memasuki rumahnya. Pasalnya sedari tadi dia terus meneriaki nama itu namun tidak ada sahutan. Donghae membatu seketika. Dia mengingat perkataan bahwa dia menyuruh Yoona untuk pergi menjauh dari hidupnya. Donghae tau betul saat itu dia sedang emosi dan kebetulan ada Yoona disana dan akhirnya mau tidak mau gadis itu menjadi imbasnya.

Apa dia benar-benar pergi ? ..

Donghae menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin seorang Calista meninggalkan tugasnya begitu saja. Dia masih yakin jika Calista masih tetap menjadi bodyguardnya kecuali sang Ayah yang memecatnya. Akhirnya dia memilih untuk masuk kekamarnya dan tertidur

*

Siwon meringis ketika menempelkan kain kompresan ke pelipisnya yang memar akibat terbentur meja belajar.

Kleek

Pintu kamarnya terbuka. Pria tinggi dengan wajah yang terlihat cantik menyerupai seorang wanita menghampirinya.

“ada apa Hyung ?” tanyanya tanpa basa-basi.

“ada apa dengan pelipismu ?

“tch, jangan sok peduli. Cepat katakan apa maumu” cibir Siwon. Pria itu tersenyum dan menghampiri Siwon.

“kudengar dia sudah kembali ?” tanya pria itu sarkatis. Hal itu tentu saja membuat Siwon menghentikan aktifitasnya. Dia menatap tajam pria disampingnya itu.

“dia Im Yoona” ucap pria itu yang mengerti maksud tatapan Siwon. Hati Siwon mencelos. Sesungguhnya sulit bagi dirinya untuk membenci pria dihadapannya. Hanya saja dia sudah kelewat kesal karena pria itu membantu hyungnya sendiri.

“lalu ?” Tanya Siwon enggan. Pria itu menepuk bahu Siwon.

“aku akan membantumu mendapatkannya kembali” pria itu bangkit dan melangkah keluar dari kamar Siwon. Siwon hanya menatap datar pria yang semakin menjauh itu.

“Hyung..”

*

Donghae menggeliat ketika merasakan sinar matahari mulai memasuki kamarnya. Dia menoleh kearah jam wekernya. Jam 8, mengapa gadis itu tidak membangunkanku ?

Donghae beranjak kekamar mandi dan setengah jam kemudian dia sudah rapi dengan pakaian biasanya. Perlahan dia menuruni tangga sambil matanya menyusuri setiap sudut rumahnya. Dia mencari gadis itu.. terus mencarinya sampai .. pencariannya terhenti ketika melihat seorang gadis berdiri dikebun belakangnya.

“pagi..” sapa Donghae. Perlahan gadis itu mulai membalikan tubunya dan..

DEG

Donghae mencelos. Gadis dihadapannya bukanlah seorang Calista, tapi .. dia sama sekali tidak mengenalnya. Gadis itu tersenyum manis dan membungkuk.

“annyeonghaseo, Kim Taeyeon imnida” Taeyeon gadis itu tersenyum manis pada Donghae yang masih tampak shok.

“Dimana Calista ?”

“dia sudah dipindah tugaskan”

Donghae merasa semuanya berputar. Pandangannya mulai buram. Namun dia harus tetap bisa kuat.

“dia baru saja berangkat menuju airport tadi dia akan ke Jeju” tanpa babibu Donghae berlari mengambil Hoodie dan kunci mobilnya. Dia tidak mempedulikan tatapan mata Taeyeon yang sedikit heran melihatnya.

*

“arghh sial” rutuk Donghae. Dia membanting stirnya, ini adalah bentuk kekesalannya karena kemacetan yang menghambat urusannya.

Ya Tuhan.. tahan dia jangan biarkan dia pergi.. Calista maaf ..

Donghae membuka pintunya. Dia menerawang kedepan melihat antrian panjang mobil menuju bandara. Dengan sigap dia mengambil I-phonenya dan berlari meninggalkan mobilnya. Jarak ke airport tidak terlalu jauh. Maka dari itu Donghae berusaha untuk berlari secepat mungkin.

“Calista tunggu aku..”

Dia akhirnya sampai di airport, dan langsung masuk menerobos beberapa penjaga. Tujuannya hanya satu saat ini. Mencegah Calista pergi dari hidupnya. Dia menoleh kesana kemari untuk mencari arah jalan yang benar.

“pesawat menuju Jeju telah take off”

Kakinya tidak mampu menopang tubuhnya. Donghae merasa dirinya lemah. Dia merasa bodoh melakukan sebuah kesalahan.. kesalahan yang menurutnya fatal.

“maafkan aku Calista”

 TBC

LOHALOHALO

Hay hay maaf ngaret dari waktunya ..

Diluar dugaan ternyata tugas aku makin menumpuk

Woke tanpa babibu lagi aku pamit

Sampai ketemu di part selanjutnya

BYE BYE

YOONHAE JJANG !!