October 2012 – © Mheliya_sonelf
Happy Reading
*
□ This Part □
Pria itu melangkah Gontai meninggalkan airport, rambutnya yang acak-acakan dan tatapan matanya yang kuyu serta kosong membuat orang-orang yang berpapasan dengannya begitu iba. Donghae-pria itu menghembuskan nafasnya pelan lalu memasuki mobilnya yang sudah terparkir didepan airport. Entah bagaimana caranya mengapa mobil itu bisa terparkir disana pun dia tidak mengetahuinya.
Tiiiiinnn
Dia memukul klakson yang menimbulkan suara gaduh disekitarnya. Sedetik kemudian dia menstaterkan mobilnya lalu melaju begitu kencang.
*
“Aiden!” Donghae menoleh ketika hendak masuk kekamarnya. Tampak pria paruh baya berdiri tak jauh dari tempatnya.
“Appa” Donghae berlari memeluk tubuh Appa-nya. Ini memang terlihat kekanakan tapi percayalah bahwa pria itu begitu merindukan ayah kandungnya. HyunJil tertawa pelan melihat tingkah putra kesayangannya yang begitu manja.
“Appa.. dia.. Calista” ucap Donghae parau. HyunJil mengangguk, rupanya dia memang sudah tau apa yang terjadi sebenarnya. Donghae melepaskan pelukannya dan menatap teduh Appa-nya.
“Appa sudah tau.. Calista sudah menjelaskan semuanya”
Deg
Donghae memandang kosong kearah Appa-nya. Hatinya terasa sesak mendengar bahwa gadis itu, gadis yang menyebalkan untuknya berbicara pada Appa-nya.
Apa dia menceritakan semuanya …?
“Dia akan ditugaskan Di Jeju”
“tapi Appa dia-” HyunJil tersenyum menatap Donghae yang matanya mulai memerah. Dihati pria paruh baya itu sangat salut pada seorang Calista yang bisa membuat anaknya bimbang seperti ini. Sudah dia duga dari awal, memang Calista-lah orangnya.
“biarkan dia pergi Aiden, bukankah sudah ada penggantinya. Kau bilang gadis itu menyebalkan, jadi tidak ada salahnya kan dia pergi”
Jleb
Donghae menelan salivanya perlahan. Lidahnya terasa kelu, tidak mampu membalas ucapan Appa-nya sama sekali.
“Kau menyukainya ?” Keringat dingin mulai membasahi pelipis pria tampan itu. dia tidak menyangka ayahnya sangat pandai memojokkan dirinya. Hyunjil menutup mulutnya berusaha menahan tawa yang suatu saat akan meledak. Ekspresi tegang Donghae membuat hiburan tersendiri baginya.
“Hey- sudahlah” Hyunjil perlahan melangkah jauh meninggalkan Donghae yang masih mengeluarkan ekspresi tegang yang.. aneh.
*
Kim Heechul menatap nanar beberapa bawahannya. Bodoh! Dia selalu memaki semua bawahannya karena melakukan pekerjaan yang tidak becus.
“Kau tau seberapa penting Jessica bagiku, mengapa menghabisi pria itu sulit sekali!” bentaknya. Bawahannya menunduk menatap lantai yang terlihat beputar.
“Maafkan kami Bos, nona Jessica berlari menghampiri kami saat salah seorang dari kami akan menusuk pria itu” Heechul mengepal tangannya kuat-kuat. Amarahnya mulai memuncak. Kebenciannya pada pria itu semakin besar apalagi ketika terang-terangan calon istrinya membiarkan dirinya terluka hanya karena pria itu.
“Kau Harus mati ditanganku Aiden !!!!”
*
HyunJil memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Jantungnya berdebar tak karuan ketika mendengar berita bahwa putranya nyaris menjadi korban penusukkan. Dengan sigap dia mengambil I-phonenya yang dia letakkan diatas meja. Sebelum dia mencoba menelfon seseorang, ternyata handphonenya lebih dulu berdering.
“Hallo”
“selamat siang pak presiden”
“Calista, ba-”
“maafkan aku.. aku sungguh lalai tidak bisa menjaganya. Seharusnya aku menolongnya” Hyunjil menghela nafasnya. Gadis yang berbicara dengannya sungguh anak yang baik dan bertanggung jawab.
“sudahlah tidak apa-apa..”
“aku akan mengundurkan diri secepatnya”
Jleb
Hyunjil semakin memijat pelipisnya. Apalagi ini, orang yang dia percayakan untuk menjaga anaknya tanpa ada angin apapun ingin mengundurkan diri.
“Calista kau..”
“kurasa dia memang bisa menjaga dirinya sendiri.. aku akan dipindah tugaskan Ke Jeju”
“kau yakin?” Calista mengangguk. Meski dia tahu Hyunjil tidak melihatnya.
“ya sangat”
“baiklah.. jaga dirimu”
“terima kasih atas kepercayaanmu padaku.. selamat siang”
*
Max Changmin meremas beberapa tumpukan kertas di genggamannya. Pria itu menghela nafasnya berat. Diliriknya gadis cantik disebelahnya yang masih tertidur. Perlahan tangannya terulur untuk menyibakkan poni yang menutup kening indah gadis itu. lalu di dekatkan wajahnya dan mengecup singkat kening gadis itu.
“aku berjanji.. apapun yang terjadi aku akan tetap melindungimu karena aku sudah berjanji pada qiannie” gadis itu menggeliatkan tubuhnya dan mencari posisi tidur yang nyaman. Changmin tersenyum manis. Sangat manis, dan senyum termanis yang hanya dia berikan pada orang yang disayanginya.
*
Diruangan itu tampak rusuh. Tiga orang didalamnya terus saja beradu argumentasi. Terlebih pria itu, dia merasa bodoh karena sudah kecolongan start oleh sahabatnya sendiri.
“bagaimana mungkin dia pergi hanya mengajak Calista?” serunya gusar. Kim taeyeon, gadis imut disebrangnya hanya menatap sayu kearahnya. Sementara Choi SooYoung terdiam, dengan buaian dari alam pikirannya.
“Hey, Soo apa yang kau fikirkan, hem ?” hening.. tidak ada jawaban. SooYong masih terlarut dalam pikirannya.
“Soo kau baik-baik saja ?” Taeyeon mulai khawatir pada sahabatnya. Dia tahu bahwa perasaannya begitu sakit melihat pria dihadapannya khawatir dengan gadis lain. Tapi dia tahu bahwa SooYoung yang lebih merasakan sakit hati, karena pria itu.. Max Changmin.
“Soo”
“Max punya alasan.. aku tahu mengapa dia pergi Ke Jeju” gumamnya. Taeyeon dan Kikwang menatap penasaran kearahnya.
“apa maksudmu ?” SooYoung mulai menerawang.
“siang itu..”
*Flashback*
Prankk
Changmin memecahkan sebuah botol. Tidak, itu bukan sembarang botol didalamnya ada sebuah surat. Dengan perlahan Changmin menarik surat dari pecahan kaca botol itu.
“Max” tiba-tiba SooYoung datang dan memergoki Changmin yang masih asik mengeluarkan kertas itu.
“stt.. diamlah dan duduk disini” perintah pria itu. SooYoung mengangguk lalu duduk disebelah Changmin.
“Yeess” seru Changmin ketika surat itu akhirnya keluar dari dalam botol. SooYoung pun ikut antusias dan mulai membaca bersama Changmin.
Kartu truf mu telah terbongkar..
Jaga dia baik-baik Max
Atau kau juga akan melihatnya menjadi mayat tepat dihadapanmu..
Changmin dan SooYoung saling berpandangan. Awalnya mereka masih tidak memahami maksud dari surat itu. namun sedetik kemudian..
“CALISTA !!”
*
Donghae berjalan lesu menyusuri koridor kampus. Tidak ada yang membuat dirinya begitu bersemangat. Semenjak gadis itu pergi, dia merasa sulit sekali bernafas. Entah bagaimana bisa gadis yang menyebalkan baginya membuatnya menjadi kacau seperti ini.
“Aiden”
Acuh, dia tetap melangkah mengacuhkan seseorang yang memanggil namanya. Dia tahu siapa yang memanggil, pasti sahabat karibnya.. Lee HyukJae
“Hey kau terlihat lesu” bisik HyukJae yang entah sejak kapan sudah bisa menyamai langkahnya dengan Donghae. Pria tampan itu tersenyum tipis.
“aku sedang tidak mood Hyuk”
“mengapa ?” Donghae menghela nafasnya. Baiklah sampai kapanpun dia tidak akan bisa bersembunyi dari HyukJae. Cepat atau lambat dia pasti akan mengetahuinya.
“dia pergi..” suaranya semakin parau. HyukJae mengangguk paham. Tapi ada hal yang masih mengganjal pikirannya. Sejak kapan seorang Aiden Lee terlihat hancur hanya karena seorang wanita yang memang bukan siapa-siapa baginya.
“aku harus bagaimana Hyuk?”
“ka-”
“Aiden” suara nyaring tapi halus milik gadis itu membuat jantungnya berdesir. HyukJae menoleh mendapati Jessica berdiri dengan jarak kurang dari satu meter dari tempat mereka.
“Sica” Donghae tersenyum sangat manis ketika mendapati gadis itu telah kembali kuliah. Sejenak dia lupa akan perasaan kehilangan yang dia rasakan.
“kau sudah sehat” Jessica mengangguk sambil melingkarkan tangannya dilengan kekar Donghae. Jessica kemudian menarik tangan Donghae untuk mengikutinya meninggalkan HyukJae yang terus mengumpat kearah mereka
*
Brakk
Siwon menggebrak meja kerja hyungnya. Jijik, benci semua bercampur aduk didalam perasaannya. Jijik karena dia tidak menyangka Hyungnya akan melakukan hal sepicik itu. benci, dia benci dilahirkan sebagai adik dari Kim Heechul.
“apa yang kau lakukan bodoh!” Siwon mendengus
“ya aku memang bodoh, bodoh karena memiliki hyung seperti mu!” Heechul nyaris melayangkan tamparan kearah pipi pria itu. jika saja pria itu tidak datang.
“hentikan Heechul hyung”
“jangan ikut camping Jung JaeJoong! Dia urusanku, bocah ini memang keterlaluan!” JaeJoong.. Jung JaeJoong adalah kakak dari seorang Jung Jessica. Dia adalah penerus organisasi Wild yang sesungguhnya. Dendamnya sama dengan Heechul yaitu menghancurkan Matrix.
“jangan pura-pura membelaku” gertak Siwon. JaeJoong tersenyum manis mengelus pundak dongsaengnya. Bagi dirinya tidak ada alasan untuk membenci Siwon. Sungguh pria itu sangat menyayangi Siwon layaknya seorang adik kandung baginya.
“lebih baik kau pergi saja” JaeJoong mendorong tubuh Siwon agar bergerak meninggalkan ruangan Heechul. Meski enggan akhirnya Siwon pun menuruti kata JaeJoong.
*
“Aiden..”
Gadis itu terbangun dari tidurnya. Tangannya bergerak menyentuh dadanya.
Deg Deg Deg
Apa yang terjadi .. perasaanku benar-benar tidak enak ..
Wajahnya mendongak menatap langit-langit kamar hotelnya. Dihembuskan nafasnya pelan kemudian dia beranjak bangun dan berjalan menuju jendela besar kamarnya. Dari luar terlihat jelas hamparan pasir putih pantai pulau Jeju. Gadis itu menatap kosong pemandangan indah itu. sama seperti hatinya .. kosong
‘bisakah kau bersikap biasa ketika bersamaku ?’ gadis itu mengacak rambutnya. Kesal, marah semuanya bercampur jadi satu. Bodoh, harusnya dia membenci pria itu bukan malah semakin memikirkannya. Tidak-tidak ini harus berhenti.. dia tidak boleh terus memikirkan seseorang yang menyakitinya.
Bukankah aku membencinya ?
Berkali-kali dia menanamkan kata-kata itu. ya mereka memang awalnya saling membenci tapi kini.. semua berubah.
*
Donghae mengendarai mobilnya diatas kecepatan normal. pikirannya kalut, semuanya mendadak kacau ketika seorang pria yang tidak dia kenal membawa Jessica pergi meninggalkannya. Pria itu mengaku bahwa dirinya adalah calon suami pria itu. entah kenapa mendengar kata ‘calon suami’ membuat dunianya semakin runtuh. Semakin lama kecepatannya semakin bertambah. Donghae tidak mempedulikan beberapa pengendara lainnya yang berteriak marah kearahnya. Tanpa dia sadari dari arah yang berlawanan sebuah truk berjalan dengan cepat. Semakin lama truk itu mendekat kearah mobil Donghae. Pria itu panik dan mulai membanting stirnya kearah yang berlawanan. Waktu terasa berjalan cepat, mobil Donghae mulai oleng menabrak pembatas jalan dan..
Brakkk Ckiiiitttt
*
HyunJil nyaris tersedak ketika mendapat telfon dari seseorang. Seseorang yang mengatakan putranya mengalami kecelakaan karena mengendarai mobilnya dalam keadaan mabuk. Tanpa babibu dia meminta supir mengantarnya ke Rumah Sakit. Diperjalanan pria paruh baya itu terlihat gelisah. Ditangannya sudah ada sebuah telfon genggam. Dengan sedikit tarikan nafas dia menekan beberapa tombol kontak dan menelfon seseorang.
“Halo” suara dingin terdengar dari sebrang.
“Hay Cal, aku HyunJil ayah Aiden”
*
Jantung Yoona berdetak sangat cepat, baru saja dia pergi meninggalkan Seoul satu hari Pak Presiden menelfonnya.
“ah Iya maafkan aku Pak.. ada apa ?”
“Aiden..”
Jleb
Nama itu.. nama itu dia kembali mendengarnya. Dia menelan salivanya perlahan dan mengambil udara sebanyak-banyaknya. Entah mengapa ketika mendengar nama itu perasaannya begitu.. sesak.
“Cal, kau masih disana ?”
“ah iya maafkan aku.. apa yang terjadi?”
“dia kecelakaan.. kumohon temui dia”
Apa yang harus aku lakukan.. bertemu dengannya ? bukankah dia yang terang-terangan mengusirku dari sisinya ?
Yoona menggeleng pelan kembali menghembuskan nafasnya.
“tidak bisa”
“mengapa, dia membutuhkanmu Cal, dia terus memikirkanmu ketika kau pergi”
Hey.. pria tua ini bergurau bukan ? tidak mungkin pria menyebalkan itu merindukanku ?
“sekali lagi maafkan aku.. aku tidak bisa”
Flip !
Dia tahu ini benar-benar tindakan yang tidak sopan. Tapi keputusannya sudah bulat. Memulai semuanya dari awal dengan jati dirinya yang baru. Kembali menjadi seorang Im Yoona.
“semua tidak bisa kembali seperti semula Aiden..”
*
Jessica berlari menerobos beberapa orang pengunjung rumah sakit. Keringatnya mengalir dipelipisnya tidak dia hiraukan. Acara larinya terhenti ketika sampai didepan sebuah ruangan. Beberapa orang pria terlihat berdiri didepan ruangan tersebut. Dengan ragu-ragu dia menghampiri kumpulan pria tersebut.
“bagaimana keadaannya” nafasnya masih tersengal-sengal. Gadis itu berusaha menetralkan kembali system pernafasannya.
“Dokter belum keluar.. Ya Tuhan aku sungguh mengkhawatirkannya” jawab salah sorang pria itu.
“Sungmin apa ahjussi sudah kau hubungi?” tanya Jessica pada orang itu.
“Apa Calista sudah kau hubungi ?” Semua pandangan tertuju pada HyukJae, sahabat Donghae. Entah mengapa pandangan mereka sama.. tidak mengerti.
“apa hubungannya dengan Calista ?” Sungmin menatap HyukJae intens.
“kau lupa? Bukankah dia Sepupu Aiden ?” Kilah HyukJae. Sejujurnya pria tampan itu tau betul alasannya meminta Calista untuk dihubungi. Dia adalah sahabat yang baik bagi Donghae. Dan dia tahu penyebab Donghae menjadi kacau seperti ini, siapa lagi kalau bukan .. Calista.
*
“Calista…”
Suara seraknya seperti berada diujung tenggorokan. Pria itu terus saja menyebut nama yang sama. Dia memang belum sepenuhnya sadar, tapi entah mengapa ucapannya itu benar-benar menunjukan bahwa dia benar-benar sadar.
“Aiden.. Appa disini” HyunJil menggenggam erat jemari putranya. Beberapa menit yang lalu Dokter selesai mengangani putranya dan mengatakan bahwa pria tampan itu membutuhkan istirahat dan menyuruh pri itu tidak terlalu banyak pikiran.
“Calista …”
Jessica menahan air matanya. Bukan karena kondisi Donghae yang seperti itu. melainkan karena nama itu.. mengapa nama sahabatnya yang harus terucap dari bibir pria itu.
“Aiden…” sebuah suara halus namun sedikit tercekat terdengar. HyunJil, Sungmin serta HyukJae menoleh kearah Jessica karena memang hanya dia satu-satunya wanita didalam ruangan itu. Jessica menggeleng pelan, bukan-bukan dia yang berucap. Pandangan mata mereka tertuju pada pintu ruangan yang sedikit terbuka. Seorang gadis imut berdiri disana. Tidak ada satupun yang mengenalnya kecuali HyunJil. Pria paruh baya itu tersenyum menatap gadis itu.
“ada apa Taeyeon-ssi ?” Taeyeon tersenyum lalu menghampiri Donghae yang masih menutup matanya.
“Calista sedang menuju Seoul.. kuharap dengan begitu Aiden akan segera pulih” Mata HyunJil berbinar. Pikirannya menerawang pada seorang Calista yang terus memenuhi pikiran putranya.
“benarkah ?” Taeyeon mengangguk.
Terima kasih Calista ..
*
Changmin mendengus kesal. Dia meremas kertas yang berada dikamar Calista.
“mengapa kau kembali ke Seoul gadis bodoh!” umpatnya. Perasaannya benar-benar was-was. Sejujurnya ada hal yang dia sembunyikan. Alasan mengapa dia membawa gadis itu tiba-tiba ke Jeju bukan tanpa alasan. Melainkan karna ingin melindungi gadis itu dari kejahatan yang suatu saat mengancam nyawanya.
“kau benar-benar gegabah Calista!” dengan cepat dia menekan tombol kontak untuk menelfon seseorang.
“Halo”
“Hey pemalas.. bangun”
“eung.. ada apa Max?”
“aku tidak bisa kembali beberapa waktu ini, kumohon jaga Calista” pria yang ditelfon Changmin mengerutkan dahinya.
“apa maksudmu? Bukankah dia pergi-”
“Calista kembali ke Seoul.. Aiden pria itu mengalami kecelakaan.. ku serahkan semua padamu Kikwang” Kikwang mengangguk paham. Dia pun memutuskan sambungan telfonnya.
*
Yoona berlari menerobos kerumunan orang dirumah sakit. Tapi dia tidak peduli, dipikirannya hanya satu, yaitu pria yang membuatnya nekat kembali ke Seoul. Nafasnya tersengal ketika dia sampai didepan sebuah ruangan ICU. Dengan perlahan dia memegang knop dan membuka pintu tanpa suara.
DEG..
Jantungnya mencelos, pandangan jijik tertangkap oleh indra penglihatannya. Jessica dan Donghae tengah berciuman sangat mesra. Mereka terlihat sangat menghayati dan terbawa suasana. Tidak sengaja mata teduh Donghae menangkap sosok gadis cantik yang berdiri didepan pintu ruangannya. Dengan cepat dia mendorong tubuh Jessica menjauh darinya.
“Calista” Jessica menoleh kearah pintu. Matanya membulat menangkap sosok gadis cantik sahabatnya itu.
“Cal”
“ah maaf aku menganggu” Yoona membalikkan tubuhnya meninggalkan ruangan itu. sesak.. sangat menyesakkan yang dia rasakan. Bodoh, mengapa dia bisa melakukan hal bodoh seperti ini. Rela kembali ke Seoul hanya demi mendapatkan pemandangan yang menjijikan.
“Calista tunggu” samar-samar dia masih bisa mendengar teriakan pria itu. Yoona menutup telinganya rapat-rapat. Tidak, dia harus kembali menjadi Calista yang tidak peduli akan apapun.
“Calista!!”
Brukk
Donghae yang masih lemah terduduk tak berdaya. Matanya memerah memandang tubuh Calista yang perlahan menghilang dari pandangannya.
“Maafkan aku Hiks..hiks” perlahan tangisannya semakin meledak. Tiba-tiba ada yang menyentuh bahunya.
“Hyuk” Donghae memeluk HyukJae berusaha membagi kesedihan yang dia rasakan terhadap sahabatnya.
“aku bodoh”
“berhenti menyalahkan dirimu Aiden”
“dia kembali untukku.. tapi aku menghancurkan semuanya.. aku”
“dasar pria cengeng!” ejek seseorang dari belakang Donghae. HyukJae tersenyum ketika melihat Yoona yang menatap dingin kearah mereka. Donghae melepaskan pelukannya dan berbalik.
“Calista” dia berlari sekuat mungkin untuk memeluk tubuh ramping Yoona. Yoona tidak membalasnya. Dia kembali menjadi dirinya, seorang Calista Im yang tidak peduli akan apapun.
“maafkan ak-”
“tidak perlu.. aku kesini hanya ingin memberi ini pada Pak Presiden” Donghae melepaskan pelukannya. Pandangannya beralih pada sebuah map yang dipegang Yoona.
“apa itu ?”
“surat pengunduran diri” Donghae menghembuskan nafasnya.
“jadi kau benar-benar akan meninggalkanku ?” Yoona menatap tajam kearah Donghae. Dia berusaha.. berusaha untuk bersikap layaknya pertama kali dia bertemu pria itu.. Dingin
“kau yang memintanya bukan? Aku hanya melakukan apa yang majikanku inginkan. bukankah itu sama artinya dengan aku adalah pembantumu. Berhenti seolah kita saling dekat Aiden!”
“saat itu aku hanya em-”
“sudahlah aku hanya menitipkan ini jika dia tidak ada.. salam untuknya dan jaga kesehatanmu.. aku pergi” Yoona berbalik arah berusaha untuk tidak menatap mata teduh itu.
Greep
Tangan kekar itu memeluk tubuhnya. Yoona merasa semua sarafnya mati rasa seketika. Dia juga bisa merasakan Donghae bernafas mengenai tengkuknya.
“jangan pergi kumohon” Yoona menggeleng. Dia melepaskan tangan Donghae dengan susah payah. Pria itu semakin mengeratkan pelukannya.
“kumohon jangan pergi.. aku mencintaimu Calista”
TBC
LOHALOHALO
Aku kembali kekeke~
Maaf untuk part ini kelamaan dan pendek..
Aku lagi UTS jadinya gini deh..
Woooke sampai ketemu di part selanjutnya
Bye~bye
YOONHAE JJAANG !!~