Review* SNSD STORY : SWEET PROPOSAL


Kemarin kan aku udah nyuruh kalian buat voting couple kesukaan kalian. Dan inilah hasilnya.. (diurutkan sesuai dengan couple yang terbanyak di vote ya)
1. Yoona-Donghae (YoonHae) = 26 vote
2. Seohyun-Kyuhyun (SeoKyu) = 6 vote
3. Taeyeon-Leeteuk (TaeTeuk) = 6 vote
4. Yesung-Yuri (YeYul) = 5 vote
5. Hyoyeon-EunHyuk (HyoHyuk) = 5 vote
6. Siwon-Tiffany (SiFany) = 5 vote
7. Sunny-Sungmin (SunSun) = 5 vote
8. Heechul-Jessica (HeeSica) = 4 vote
9. Kyuhyun-SooYoung (KyuYoung) = 3 vote
10. Changmin-SooYoung (ChangSoo) = 3 vote
11. MinHo-Yuri (MinYul) = 2 vote
12. Donghae-Jessica (HaeSica) = 2 vote
13. Kris-Jessica (KrisSica) = 2 vote
14. SooYoung-Ryeowook (SooWook) = 2 vote
15. Donghae-Tiffany (HaeFanny) = 1 vote
16. Kyuhyun-Yoona (KyuNa) = 1 vote
17. Yonghwa-Seohyun (YongSeo) = 1 vote
18. Taeyeon-Kai (TaeKai) = 1 vote
19. EunHyuk-Tiffany (HyukFany) = 1 vote
20. SeoHyun-D.O (SeoD.O) = 1 vote
21. Hyoyeon-Chen (HyoChen) = 1 vote
22. Changmin-Seohyun (ChangSeo) =1 vote

Finish!!!
Berdasarkan hasil voting.. cerita yang pertama aku buat yaitu uri YoonHae. Terus sisanya.. TaeTeuk-SeoKyu-YeYul-HyoHyuk-SiFany-HeeSica-SunSun..
And especially for SooYoung.. karna jumlah Vote KyuYoung dan ChangSoo sama aku ambil yang ChangSoo, kenapa? Karena Kyu kan udah di pasangin sama Seohyun. And aku mau minta maaf buat cerita Sunny.. aku kelupaan tapi tenang udah aku edit ko ^_^. Aku harap kalian suka dengan hasilnya. Jangan saling bash karna ini bukan pilihan aku. kalian yang milih lho.. sampai ketemu di FF aku yang lainnya. BYE-BYE

SNSD STORY : SWEET PROPOSAL


Cast : – Member SNSD – Other … Note : Ini cerita gabungannya. Niatnya kalo banyak yang minta aku juga mau buat cerita tentang lamaran member SNSD personal + persiapa pernikahannya. Jadi aku tunggu comment kalian + tentuin siapa yang … Baca lebih lanjut

Matrix 5th


October 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

*

□ This Part □

Pria itu melangkah Gontai meninggalkan airport, rambutnya yang acak-acakan dan tatapan matanya yang kuyu serta kosong membuat orang-orang yang berpapasan dengannya begitu iba. Donghae-pria itu menghembuskan nafasnya pelan lalu memasuki mobilnya yang sudah terparkir didepan airport. Entah bagaimana caranya mengapa mobil itu bisa terparkir disana pun dia tidak mengetahuinya.

Tiiiiinnn

Dia memukul klakson yang menimbulkan suara gaduh disekitarnya. Sedetik kemudian dia menstaterkan mobilnya lalu melaju begitu kencang.

*

“Aiden!” Donghae menoleh ketika hendak masuk kekamarnya. Tampak pria paruh baya berdiri tak jauh dari tempatnya.

“Appa” Donghae berlari memeluk tubuh Appa-nya. Ini memang terlihat kekanakan tapi percayalah bahwa pria itu begitu merindukan ayah kandungnya. HyunJil tertawa pelan melihat tingkah putra kesayangannya yang begitu manja.

“Appa.. dia.. Calista” ucap Donghae parau. HyunJil mengangguk, rupanya dia memang sudah tau apa yang terjadi sebenarnya. Donghae melepaskan pelukannya dan menatap teduh Appa-nya.

“Appa sudah tau.. Calista sudah menjelaskan semuanya”

Deg

Donghae memandang kosong kearah Appa-nya. Hatinya terasa sesak mendengar bahwa gadis itu, gadis yang menyebalkan untuknya berbicara pada Appa-nya.

Apa dia menceritakan semuanya …?

“Dia akan ditugaskan Di Jeju”

“tapi Appa dia-” HyunJil tersenyum menatap Donghae yang matanya mulai memerah. Dihati pria paruh baya itu sangat salut pada seorang Calista yang bisa membuat anaknya bimbang seperti ini. Sudah dia duga dari awal, memang Calista-lah orangnya.

“biarkan dia pergi Aiden, bukankah sudah ada penggantinya. Kau bilang gadis itu menyebalkan, jadi tidak ada salahnya kan dia pergi”

Jleb

Donghae menelan salivanya perlahan. Lidahnya terasa kelu, tidak mampu membalas ucapan Appa-nya sama sekali.

“Kau menyukainya ?” Keringat dingin mulai membasahi pelipis pria tampan itu. dia tidak menyangka ayahnya sangat pandai memojokkan dirinya. Hyunjil menutup mulutnya berusaha menahan tawa yang suatu saat akan meledak. Ekspresi tegang Donghae membuat hiburan tersendiri baginya.

“Hey- sudahlah” Hyunjil perlahan melangkah jauh meninggalkan Donghae yang masih mengeluarkan ekspresi tegang yang.. aneh.

*

Kim Heechul menatap nanar beberapa bawahannya. Bodoh! Dia selalu memaki semua bawahannya karena melakukan pekerjaan yang tidak becus.

“Kau tau seberapa penting Jessica bagiku, mengapa menghabisi pria itu sulit sekali!” bentaknya. Bawahannya menunduk menatap lantai yang terlihat beputar.

“Maafkan kami Bos, nona Jessica berlari menghampiri kami saat salah seorang dari kami akan menusuk pria itu” Heechul mengepal tangannya kuat-kuat. Amarahnya mulai memuncak. Kebenciannya pada pria itu semakin besar apalagi ketika terang-terangan calon istrinya membiarkan dirinya terluka hanya karena pria itu.

“Kau Harus mati ditanganku Aiden !!!!”

*

HyunJil memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Jantungnya berdebar tak karuan ketika mendengar berita bahwa putranya nyaris menjadi korban penusukkan. Dengan sigap dia mengambil I-phonenya yang dia letakkan diatas meja. Sebelum dia mencoba menelfon seseorang, ternyata handphonenya lebih dulu berdering.

“Hallo”

“selamat siang pak presiden”

“Calista, ba-”

“maafkan aku.. aku sungguh lalai tidak bisa menjaganya. Seharusnya aku menolongnya” Hyunjil menghela nafasnya. Gadis yang berbicara dengannya sungguh anak yang baik dan bertanggung jawab.

“sudahlah tidak apa-apa..”

“aku akan mengundurkan diri secepatnya”

Jleb

Hyunjil semakin memijat pelipisnya. Apalagi ini, orang yang dia percayakan untuk menjaga anaknya tanpa ada angin apapun ingin mengundurkan diri.

“Calista kau..”

“kurasa dia memang bisa menjaga dirinya sendiri.. aku akan dipindah tugaskan Ke Jeju”

“kau yakin?” Calista mengangguk. Meski dia tahu Hyunjil tidak melihatnya.

“ya sangat”

“baiklah.. jaga dirimu”

“terima kasih atas kepercayaanmu padaku.. selamat siang”

*

Max Changmin meremas beberapa tumpukan kertas di genggamannya. Pria itu menghela nafasnya berat. Diliriknya gadis cantik disebelahnya yang masih tertidur. Perlahan tangannya terulur untuk menyibakkan poni yang menutup kening indah gadis itu. lalu di dekatkan wajahnya dan mengecup singkat kening gadis itu.

“aku berjanji.. apapun yang terjadi aku akan tetap melindungimu karena aku sudah berjanji pada qiannie” gadis itu menggeliatkan tubuhnya dan mencari posisi tidur yang nyaman. Changmin tersenyum manis. Sangat manis, dan senyum termanis yang hanya dia berikan pada orang yang disayanginya.

*

Diruangan itu tampak rusuh. Tiga orang didalamnya terus saja beradu argumentasi. Terlebih pria itu, dia merasa bodoh karena sudah kecolongan start oleh sahabatnya sendiri.

“bagaimana mungkin dia pergi hanya mengajak Calista?” serunya gusar. Kim taeyeon, gadis imut disebrangnya hanya menatap sayu kearahnya. Sementara Choi SooYoung terdiam, dengan buaian dari alam pikirannya.

“Hey, Soo apa yang kau fikirkan, hem ?” hening.. tidak ada jawaban. SooYong masih terlarut dalam pikirannya.

“Soo kau baik-baik saja ?” Taeyeon mulai khawatir pada sahabatnya. Dia tahu bahwa perasaannya begitu sakit melihat pria dihadapannya khawatir dengan gadis lain. Tapi dia tahu bahwa SooYoung yang lebih merasakan sakit hati, karena pria itu.. Max Changmin.

“Soo”

“Max punya alasan.. aku tahu mengapa dia pergi Ke Jeju” gumamnya. Taeyeon dan Kikwang menatap penasaran kearahnya.

“apa maksudmu ?” SooYoung mulai menerawang.

“siang itu..”

*Flashback*

Prankk

Changmin memecahkan sebuah botol. Tidak, itu bukan sembarang botol didalamnya ada sebuah surat. Dengan perlahan Changmin menarik surat dari pecahan kaca botol itu.

“Max” tiba-tiba SooYoung datang dan memergoki Changmin yang masih asik mengeluarkan kertas itu.

“stt.. diamlah dan duduk disini” perintah pria itu. SooYoung mengangguk lalu duduk disebelah Changmin.

“Yeess” seru Changmin ketika surat itu akhirnya keluar dari dalam botol. SooYoung pun ikut antusias dan mulai membaca bersama Changmin.

Kartu truf mu telah terbongkar..

Jaga dia baik-baik Max

Atau kau juga akan melihatnya menjadi mayat tepat dihadapanmu..

Changmin dan SooYoung saling berpandangan. Awalnya mereka masih tidak memahami maksud dari surat itu. namun sedetik kemudian..

“CALISTA !!”

*

Donghae berjalan lesu menyusuri koridor kampus. Tidak ada yang membuat dirinya begitu bersemangat. Semenjak gadis itu pergi, dia merasa sulit sekali bernafas. Entah bagaimana bisa gadis yang menyebalkan baginya membuatnya menjadi kacau seperti ini.

“Aiden”

Acuh, dia tetap melangkah mengacuhkan seseorang yang memanggil namanya. Dia tahu siapa yang memanggil, pasti sahabat karibnya.. Lee HyukJae

“Hey kau terlihat lesu” bisik HyukJae yang entah sejak kapan sudah bisa menyamai langkahnya dengan Donghae. Pria tampan itu tersenyum tipis.

“aku sedang tidak mood Hyuk”

“mengapa ?” Donghae menghela nafasnya. Baiklah sampai kapanpun dia tidak akan bisa bersembunyi dari HyukJae. Cepat atau lambat dia pasti akan mengetahuinya.

“dia pergi..” suaranya semakin parau. HyukJae mengangguk paham. Tapi ada hal yang masih mengganjal pikirannya. Sejak kapan seorang Aiden Lee terlihat hancur hanya karena seorang wanita yang memang bukan siapa-siapa baginya.

“aku harus bagaimana Hyuk?”

“ka-”

“Aiden” suara nyaring tapi halus milik gadis itu membuat jantungnya berdesir. HyukJae menoleh mendapati Jessica berdiri dengan jarak kurang dari satu meter dari tempat mereka.

“Sica” Donghae tersenyum sangat manis ketika mendapati gadis itu telah kembali kuliah. Sejenak dia lupa akan perasaan kehilangan yang dia rasakan.

“kau sudah sehat” Jessica mengangguk sambil melingkarkan tangannya dilengan kekar Donghae. Jessica kemudian menarik tangan Donghae untuk mengikutinya meninggalkan HyukJae yang terus mengumpat kearah mereka

*

Brakk

Siwon menggebrak meja kerja hyungnya. Jijik, benci semua bercampur aduk didalam perasaannya. Jijik karena dia tidak menyangka Hyungnya akan melakukan hal sepicik itu. benci, dia benci dilahirkan sebagai adik dari Kim Heechul.

“apa yang kau lakukan bodoh!” Siwon mendengus

“ya aku memang bodoh, bodoh karena memiliki hyung seperti mu!” Heechul nyaris melayangkan tamparan kearah pipi pria itu. jika saja pria itu tidak datang.

“hentikan Heechul hyung”

“jangan ikut camping Jung JaeJoong! Dia urusanku, bocah ini memang keterlaluan!” JaeJoong.. Jung JaeJoong adalah kakak dari seorang Jung Jessica. Dia adalah penerus organisasi Wild yang sesungguhnya. Dendamnya sama dengan Heechul yaitu menghancurkan Matrix.

“jangan pura-pura membelaku” gertak Siwon. JaeJoong tersenyum manis mengelus pundak dongsaengnya. Bagi dirinya tidak ada alasan untuk membenci Siwon. Sungguh pria itu sangat menyayangi Siwon layaknya seorang adik kandung baginya.

“lebih baik kau pergi saja” JaeJoong mendorong tubuh Siwon agar bergerak meninggalkan ruangan Heechul. Meski enggan akhirnya Siwon pun menuruti kata JaeJoong.

*

“Aiden..”

Gadis itu terbangun dari tidurnya. Tangannya bergerak menyentuh dadanya.

Deg Deg Deg

Apa yang terjadi .. perasaanku benar-benar tidak enak ..

Wajahnya mendongak menatap langit-langit kamar hotelnya. Dihembuskan nafasnya pelan kemudian dia beranjak bangun dan berjalan menuju jendela besar kamarnya. Dari luar terlihat jelas hamparan pasir putih pantai pulau Jeju. Gadis itu menatap kosong pemandangan indah itu. sama seperti hatinya .. kosong

‘bisakah kau bersikap biasa ketika bersamaku ?’ gadis itu mengacak rambutnya. Kesal, marah semuanya bercampur jadi satu. Bodoh, harusnya dia membenci pria itu bukan malah semakin memikirkannya. Tidak-tidak ini harus berhenti.. dia tidak boleh terus memikirkan seseorang yang menyakitinya.

Bukankah aku membencinya ?

Berkali-kali dia menanamkan kata-kata itu. ya mereka memang awalnya saling membenci tapi kini.. semua berubah.

*

Donghae mengendarai mobilnya diatas kecepatan normal. pikirannya kalut, semuanya mendadak kacau ketika seorang pria yang tidak dia kenal membawa Jessica pergi meninggalkannya. Pria itu mengaku bahwa dirinya adalah calon suami pria itu. entah kenapa mendengar kata ‘calon suami’ membuat dunianya semakin runtuh. Semakin lama kecepatannya semakin bertambah. Donghae tidak mempedulikan beberapa pengendara lainnya yang berteriak marah kearahnya. Tanpa dia sadari dari arah yang berlawanan sebuah truk berjalan dengan cepat. Semakin lama truk itu mendekat kearah mobil Donghae. Pria itu panik dan mulai membanting stirnya kearah yang berlawanan. Waktu terasa berjalan cepat, mobil Donghae mulai oleng menabrak pembatas jalan dan..

Brakkk Ckiiiitttt

*

HyunJil nyaris tersedak ketika mendapat telfon dari seseorang. Seseorang yang mengatakan putranya mengalami kecelakaan karena mengendarai mobilnya dalam keadaan mabuk. Tanpa babibu dia meminta supir mengantarnya ke Rumah Sakit. Diperjalanan pria paruh baya itu terlihat gelisah. Ditangannya sudah ada sebuah telfon genggam. Dengan sedikit tarikan nafas dia menekan beberapa tombol kontak dan menelfon seseorang.

“Halo” suara dingin terdengar dari sebrang.

“Hay Cal, aku HyunJil ayah Aiden”

*

Jantung Yoona berdetak sangat cepat, baru saja dia pergi meninggalkan Seoul satu hari Pak Presiden menelfonnya.

“ah Iya maafkan aku Pak.. ada apa ?”

“Aiden..”

Jleb

Nama itu.. nama itu dia kembali mendengarnya. Dia menelan salivanya perlahan dan mengambil udara sebanyak-banyaknya. Entah mengapa ketika mendengar nama itu perasaannya begitu.. sesak.

“Cal, kau masih disana ?”

“ah iya maafkan aku.. apa yang terjadi?”

“dia kecelakaan.. kumohon temui dia”

Apa yang harus aku lakukan.. bertemu dengannya ? bukankah dia yang terang-terangan mengusirku dari sisinya ?

Yoona menggeleng pelan kembali menghembuskan nafasnya.

“tidak bisa”

“mengapa, dia membutuhkanmu Cal, dia terus memikirkanmu ketika kau pergi”

Hey.. pria tua ini bergurau bukan ? tidak mungkin pria menyebalkan itu merindukanku ?

“sekali lagi maafkan aku.. aku tidak bisa”

Flip !

Dia tahu ini benar-benar tindakan yang tidak sopan. Tapi keputusannya sudah bulat. Memulai semuanya dari awal dengan jati dirinya yang baru. Kembali menjadi seorang Im Yoona.

“semua tidak bisa kembali seperti semula Aiden..”

*

Jessica berlari menerobos beberapa orang pengunjung rumah sakit. Keringatnya mengalir dipelipisnya tidak dia hiraukan. Acara larinya terhenti ketika sampai didepan sebuah ruangan. Beberapa orang pria terlihat berdiri didepan ruangan tersebut. Dengan ragu-ragu dia menghampiri kumpulan pria tersebut.

“bagaimana keadaannya” nafasnya masih tersengal-sengal. Gadis itu berusaha menetralkan kembali system pernafasannya.

“Dokter belum keluar.. Ya Tuhan aku sungguh mengkhawatirkannya” jawab salah sorang pria itu.

“Sungmin apa ahjussi sudah kau hubungi?” tanya Jessica pada orang itu.

“Apa Calista sudah kau hubungi ?” Semua pandangan tertuju pada HyukJae, sahabat Donghae. Entah mengapa pandangan mereka sama.. tidak mengerti.

“apa hubungannya dengan Calista ?” Sungmin menatap HyukJae intens.

“kau lupa? Bukankah dia Sepupu Aiden ?” Kilah HyukJae. Sejujurnya pria tampan itu tau betul alasannya meminta Calista untuk dihubungi. Dia adalah sahabat yang baik bagi Donghae. Dan dia tahu penyebab Donghae menjadi kacau seperti ini, siapa lagi kalau bukan .. Calista.

*

“Calista…”

Suara seraknya seperti berada diujung tenggorokan. Pria itu terus saja menyebut nama yang sama. Dia memang belum sepenuhnya sadar, tapi entah mengapa ucapannya itu benar-benar menunjukan bahwa dia benar-benar sadar.

“Aiden.. Appa disini” HyunJil menggenggam erat jemari putranya. Beberapa menit yang lalu Dokter selesai mengangani putranya dan mengatakan bahwa pria tampan itu membutuhkan istirahat dan menyuruh pri itu tidak terlalu banyak pikiran.

“Calista …”

Jessica menahan air matanya. Bukan karena kondisi Donghae yang seperti itu. melainkan karena nama itu.. mengapa nama sahabatnya yang harus terucap dari bibir pria itu.

“Aiden…” sebuah suara halus namun sedikit tercekat terdengar. HyunJil, Sungmin serta HyukJae menoleh kearah Jessica karena memang hanya dia satu-satunya wanita didalam ruangan itu. Jessica menggeleng pelan, bukan-bukan dia yang berucap. Pandangan mata mereka tertuju pada pintu ruangan yang sedikit terbuka. Seorang gadis imut berdiri disana. Tidak ada satupun yang mengenalnya kecuali HyunJil. Pria paruh baya itu tersenyum menatap gadis itu.

“ada apa Taeyeon-ssi ?” Taeyeon tersenyum lalu menghampiri Donghae yang masih menutup matanya.

“Calista sedang menuju Seoul.. kuharap dengan begitu Aiden akan segera pulih” Mata HyunJil berbinar. Pikirannya menerawang pada seorang Calista yang terus memenuhi pikiran putranya.

“benarkah ?” Taeyeon mengangguk.

Terima kasih Calista ..

*

Changmin mendengus kesal. Dia meremas kertas yang berada dikamar Calista.

“mengapa kau kembali ke Seoul gadis bodoh!” umpatnya. Perasaannya benar-benar was-was. Sejujurnya ada hal yang dia sembunyikan. Alasan mengapa dia membawa gadis itu tiba-tiba ke Jeju bukan tanpa alasan. Melainkan karna ingin melindungi gadis itu dari kejahatan yang suatu saat mengancam nyawanya.

“kau benar-benar gegabah Calista!” dengan cepat dia menekan tombol kontak untuk menelfon seseorang.

“Halo”

“Hey pemalas.. bangun”

“eung.. ada apa Max?”

“aku tidak bisa kembali beberapa waktu ini, kumohon jaga Calista” pria yang ditelfon Changmin mengerutkan dahinya.

“apa maksudmu? Bukankah dia pergi-”

“Calista kembali ke Seoul.. Aiden pria itu mengalami kecelakaan.. ku serahkan semua padamu Kikwang” Kikwang mengangguk paham. Dia pun memutuskan sambungan telfonnya.

*

Yoona berlari menerobos kerumunan orang dirumah sakit. Tapi dia tidak peduli, dipikirannya hanya satu, yaitu pria yang membuatnya nekat kembali ke Seoul. Nafasnya tersengal ketika dia sampai didepan sebuah ruangan ICU. Dengan perlahan dia memegang knop dan membuka pintu tanpa suara.

DEG..

Jantungnya mencelos, pandangan jijik tertangkap oleh indra penglihatannya. Jessica dan Donghae tengah berciuman sangat mesra. Mereka terlihat sangat menghayati dan terbawa suasana. Tidak sengaja mata teduh Donghae menangkap sosok gadis cantik yang berdiri didepan pintu ruangannya. Dengan cepat dia mendorong tubuh Jessica menjauh darinya.

“Calista” Jessica menoleh kearah pintu. Matanya membulat menangkap sosok gadis cantik sahabatnya itu.

“Cal”

“ah maaf aku menganggu” Yoona membalikkan tubuhnya meninggalkan ruangan itu. sesak.. sangat menyesakkan yang dia rasakan. Bodoh, mengapa dia bisa melakukan hal bodoh seperti ini. Rela kembali ke Seoul hanya demi mendapatkan pemandangan yang menjijikan.

“Calista tunggu” samar-samar dia masih bisa mendengar teriakan pria itu. Yoona menutup telinganya rapat-rapat. Tidak, dia harus kembali menjadi Calista yang tidak peduli akan apapun.

“Calista!!”

Brukk

Donghae yang masih lemah terduduk tak berdaya. Matanya memerah memandang tubuh Calista yang perlahan menghilang dari pandangannya.

“Maafkan aku Hiks..hiks” perlahan tangisannya semakin meledak. Tiba-tiba ada yang menyentuh bahunya.

“Hyuk” Donghae memeluk HyukJae berusaha membagi kesedihan yang dia rasakan terhadap sahabatnya.

“aku bodoh”

“berhenti menyalahkan dirimu Aiden”

“dia kembali untukku.. tapi aku menghancurkan semuanya.. aku”

“dasar pria cengeng!” ejek seseorang dari belakang Donghae. HyukJae tersenyum ketika melihat Yoona yang menatap dingin kearah mereka. Donghae melepaskan pelukannya dan berbalik.

“Calista” dia berlari sekuat mungkin untuk memeluk tubuh ramping Yoona. Yoona tidak membalasnya. Dia kembali menjadi dirinya, seorang Calista Im yang tidak peduli akan apapun.

“maafkan ak-”

“tidak perlu.. aku kesini hanya ingin memberi ini pada Pak Presiden” Donghae melepaskan pelukannya. Pandangannya beralih pada sebuah map yang dipegang Yoona.

“apa itu ?”

“surat pengunduran diri” Donghae menghembuskan nafasnya.

“jadi kau benar-benar akan meninggalkanku ?” Yoona menatap tajam kearah Donghae. Dia berusaha.. berusaha untuk bersikap layaknya pertama kali dia bertemu pria itu.. Dingin

“kau yang memintanya bukan? Aku hanya melakukan apa yang majikanku inginkan. bukankah itu sama artinya dengan aku adalah pembantumu. Berhenti seolah kita saling dekat Aiden!”

“saat itu aku hanya em-”

“sudahlah aku hanya menitipkan ini jika dia tidak ada.. salam untuknya dan jaga kesehatanmu.. aku pergi” Yoona berbalik arah berusaha untuk tidak menatap mata teduh itu.

Greep

Tangan kekar itu memeluk tubuhnya. Yoona merasa semua sarafnya mati rasa seketika. Dia juga bisa merasakan Donghae bernafas mengenai tengkuknya.

“jangan pergi kumohon” Yoona menggeleng. Dia melepaskan tangan Donghae dengan susah payah. Pria itu semakin mengeratkan pelukannya.

“kumohon jangan pergi.. aku mencintaimu Calista”

TBC

LOHALOHALO

Aku kembali kekeke~

Maaf untuk part ini kelamaan dan pendek..

Aku lagi UTS jadinya gini deh..

Woooke sampai ketemu di part selanjutnya

Bye~bye

YOONHAE JJAANG !!~

Matrix 3rd


Sepetember 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

□ Last Part □

Orang itu tak sadarkan diri. Kemudian Yoona menarik pintu mobil dan membukanya. Dengan sigap dia melompat keluar dari mobil yang masih melaju cepat itu. tubuhnya terguling. Yoona bangkit dan mencoba melangkahkan kakinya menjauhi tempat itu. melirik keadaan sekitar, ternyata tempatnya lumayan sepi. Pandangannya kembali berkunang-kunang. Tapi dia tetap melangkahkan kakinya berharap ada yang membantunya. Belum kering darah yang mengalir dari pelipisnya, kini darah segar juga mengalir dilengannya. Dia mencoba menyebrang jalan, sampai akhirnya sebuah cahaya melaju kearahnya. Yoona yang merasa sudah lemah lalu memejamkan matanya, pasrah. Sampai cahaya itu mulai mendekat dan ..

Ckiiiittt Brakk ..

□ This Part □

Pertahanan Yoona runtuh, tubuhnya melemas lalu terjatuh tak sadarkan diri. Mobil itu tepat berhenti dengan jarak 1 cm dari tempat Yoona berpijak. Pemilik mobil itu keluar dari mobil dan melihat sosok Yoona yang tidak sadarkan diri.

“Astaga” dengan cepat pria itu segera menggendong tubuh kurus Yoona masuk kedalam mobilnya. Keringat dingin mulai bercucuran dipelipis pria itu, rasa cemas mulai menghantui perasaannya. Itu terbukti karena selama menyetir dia selalu menoleh memastikan keadaan gadis itu. mobilnya kini terparkir didepan sebuah gedung tua yang lumayan besar. Dengan sigap dia mengangkat tubuh Yoona untuk masuk kedalam gedung itu.

“Dookteerr tolong saya!!” teriak pria itu sambil membaringkan tubuh Yoona diranjang pasien. Dari kejauhan terlihat seorang dokter dengan diikuti beberapa pasien dibelakangnya berlari menuju kearahnya.

“Ayo Sus, cepat bawa pasien ini” Dokter itu lalu mendorong ranjang yang ditempati Yoona untuk masuk keruang UGD.

“maaf tuan, anda sebaiknya menunggu disini” ucap sang suster menahan pria itu. sang pria mengangguk paham lalu mundur kebelakang dan duduk dibangku tunggu.

*

Hampir 2 jam lebih pria itu menunggu. Matanya tak pernah lekat untuk menatapi ruangan yang sunyi dan masih tertutup rapat. Keringat dingin masih menetes dipelipisnya. Dengan kasar dia mengusapnya, lalu mengacak pelan rambutnya, frustasi.

“Arrrggh apa yang terjadi dengannya ?” gumam pria itu. sedetik kemudian dering I-phone membuyarkan semua rasa frustasinya. Tanpa melihat sang penelfon pria itu langsung mengangkatnya.

“Hallo”

“…”

“ah, iya aku lupa hyung maaf aku masih ada urusan”

“…”

“bukan- ini urusan pribadiku hyung”

“…”

“Hentikan ! berhenti ikut campur urusanku!”

Flip

dengan kasar dia membanting I-phone itu. kini dia hanya memandang nanar I-phone yang sudah tidak berbentuk lagi. Dia menghela nafasnya kasar, menatap arloji emas ditangannya. Sesekali dia menghentakan kakinya.

Lama sekali apa yang terjadi sebenarnya … ?

*

Suara jam berdetak itu terasa memekakkan telinga Donghae. Pria itu menatap gusar jam besar diruang tamunya. Ditangannya I-phone itu digenggamnya sangat erat, sesekali dia menatap lekat layar I-phone-nya berharap seseorang yang dia harapkan akan memberinya kabar.

Tunggu, dia harapkan. Aissh ..

Sesekali dia menggelengkan kepalanya. Apa yang dia pikirkan saat ini, entah mengapa perasaannya sangat tidak enak sekali. Kembali dia menoleh kearah jam besarnya. Dan mengumpat.

Kemana gadis aneh itu sebenarnya ?

Belum sempat dia menyelesaikan lamunannya, I-phonenya berdering. Tanpa babibu dia segera mengangkatnya.

“Ya! Gadis aneh, kemana kau ini sudah jam 12 malam ?” pekiknya. Nafasnya tersengal-sengal,  karena terlalu bersemangat memarahi penelfon itu.

“Aiden”

Deg !

Jantungnya kembali berdetak tidak normal. ini bukan suara seseorang yang dia harapkan, lalu siapa ? matanya segera menatap layar untuk mengetahui siapa yang menelfonnya. Nomor tidak dikenal, dia mengerutkan keningnya.

“Hallo” sapanya lagi. Terdengar jelas suara suara helaan nafas disebrang.

“Yoona, ah tidak maksudku Calista dia kecelakaan”

“Andrew ?” terka Donghae. Ya, hanya Siwon lah yang memanggil gadis aneh itu dengan nama Yoona, sebetulnya apa hubungan mereka ?

“cepat kau ke Seoul Hospital, dia kritis”

Tuut Tuut

Donghae mendengus sebal. Seorang yang dia harapkan untuk member kabar padanya, tapi malah sahabatnya yang member kabar bahwa orang yang dia harapkan kritis.

“ah stupid, dia kritis Donghae” umpatnya sendiri, lalu bangkit dan mengambil Hoodie dan kunci mobilnya.

*

Donghae terus saja berlari sehingga membuat gaduh koridor rumah sakit yang lumayan sepi. Tentu saja siapa yang masih mau berkeliaran dirumah sakit tengah malam. Tiba-tiba dia menghentikan kakinya, dan memukul kepalanya pelan. Merutuki apa yang sedang dia lakukan. Kemudian dia segera berbalik untuk kembali kemobilnya. Tapi dia kembali menoleh kearah yang berbeda dan melanjutkan larinya. Dia kembali menghentikan langkahnya, melihat seorang pria yang dia kenal, terduduk didepan ruang UGD. Penampilannya terlihat berantakan seperti seseorang yang frustasi. Dengan perlahan dia menghampiri pria itu.

“Andrew” panggilnya. Pria yang sedari tadi menyenderkan kepala sembari memejamkan matanya itu terkejut. Kemudian dia menoleh, ketika melihat sosok Donghae sedang berdiri tegap dihadapannya.

“Apa yang terjadi?” Donghae mendudukan dirinya disebelah pria itu.

“Dia kritis, aku tidak tahu lagi” suara pria itu terdengar begitu parau ditelinga Donghae. Dia menatap lekat kearah pria itu, dahinya lagi-lagi berkerut menatap heran pria itu.

Sejak kapan dia bisa terlihat frustasi seperti ini karena seorang wanita, kecuali …

“aku mau pulang dulu, keluarganya sudah kuhubungi”pria itu bangkit dan mulai meninggalkan Donghae yang masih terdiam.

“ah iya, jangan pernah katakan aku yang menolongnya”

“kenapa ?”

“suatu saat kau akan tahu”

*

Brakkk ..

Gadis itu membuka pintu rumahnya dengan sangat kasar. Suaranya terasa begitu memekakkan telinga. Lalu dia melangkah gaduh naik kelantai atas.

“berhenti membuat keributan dirumahku!” pekik seorang pria membuat dia menghentikan langkahnya.

“apa yang kau maksud adalah rumahku ?” tanya gadis itu datar.

Jleb..

Pria itu menelan salivanya perlahan, dia terdiam.

“mengapa terdiam, hah ?” tidak ada sahutan dari pria itu. gadis itu mulai gusar. Dia membalikan badannya lalu melangkah menghampiri pria itu.

“Kau !! bukankah sudah kuperingatkan, jangan pernah ganggu teman-temanku !” pekik gadis itu ketika tiba tepat dihadapan pria itu. pria yang terdiam, kini mulai menunjukkan seringaiannya.

“cih, jika kau tidak tahu alasannya jangan sok tahu !”

“Kauuu!!” gadis itu mulai emosi, dia mulai melayangkan tangannya untuk menampar pria dihadapannya. Namun tiba-tiba dia menghentikannya.

“jika kau masih mengganggu orang-orang disekitarku, kau akan mati ditanganku”

“kau berani mengancam calon suami-mu Jung Jessica ?”

“sampai kapanpun aku tidak akan menikah denganmu Kim Heechul”

*

Changmin terus saja berlari secepat mungkin menembus udara malam yang dingin. Bahkan dia sama sekali tidak memikirkan pakaian apa yang dia pakai saat ini. Dia terus berlari sampai akhirnya berhenti dia depan gedung rumah sakit. Sampai ada yang menghentikan langkahnya.

“Max” teriak beberapa orang dibelakangnya. Changmin menoleh kebelakang mendapati teman-temannya sedang berlari kearahnya. Dia memperhatikan semua pakaian yang dipakai teman-temannya. Rapi..

Kemudian dia memandang dirinya sendiri. Berbeda sekali dia hanya memakai piyama berwarna biru bergambar Doraemon dan sandal tidur Doraemon.

Aish bodohnya aku …

“pffttt” terdengar suara seperti menahan tertawa dari teman-temannya. Changmin mulai jengkel, dia hanya memberikan tatapan death-glarenya pada teman-temannya.

“kalian berhenti tertawa” ucapnya lalu kembali berlari menuju suatu tempat. Teman-temannya saling berpandangan heran, kemudian ikut berlari mengekor dibelakangnya.

*

“Aiden” teriakan seseorang membuat Donghae terkejut. Dia mendapati Changmin sedang menatap garang kearahnya. Dibelakangnya ada beberapa yang bisa dia bilang ‘antek-anteknya’.

Changmin melangkah cepat lalu berdiri didepan Donghae dan menarik kerah baju Donghae. Membuatnya agak sedikit ketakutan.

“He..hey a..apa yang ka..u la.ku.kan”

“Kau, bagaimana Calista bisa seperti ini ?” teriak Changmin. Donghae menutup matanya. Dia semakin bergetar. Tentu saja dia tidak pernah mengalami hal seperti ini, karena dia selalu saja dilindungi oleh bodyguard ayahnya.

“Max, lepaskan dia” teriak Taeyeon dan SooYoung bersamaan.

“kau tidak dengar apa yang mereka katakan, lepaskan aku. Aku tidak bisa bernafas”. Changmin segera melepaskan tangannya dari kerah baju Donghae. Dia mendudukan dirinya yang terasa begitu lemas, sambil menatap sayu ruang UGD yang masih tertutup rapat. Sementara Donghae, dia memegang lehernya yang terasa sakit dan kesulitan bernafas.

“hosh, hosh kau gila, bagaimana kalau aku mati tadi !” pekik Donghae yang tidak terima dengan perlakuan Changmin. Changmin menghiraukan pekikan Donghae, dia menundukkan kepala dan terdiam.

Tes !

Perlahan, satu persatu air mata jatuh dari sudut matanya. Pria yang dikenal dingin oleh bawahannya itu kini menangis. Menangis karena seorang Calista, yang bahkan tidak pernah terlihat akur dengannya.

“Max” SooYoung mensejajarkan dirinya dengan tubuh Changmin. Kemudian merengkuh pria itu kedalam pelukannya. Tubuh Changmin terasa bergetar dipelukan SooYoung. Kikwang dan Taeyeon hanya memandang iba kearah dua rekannya. Mereka juga tentu merasakan apa yang tejadi dengan Yoona. Tapi berbeda dengan Donghae, dia hanya menatap jijik sekelompok orang itu.

“cih, aku seperti menonton sinetron secara langsung” gumaman Donghae terdengar cukup kencang. Hal itu tentu saja membuat Kikwang yang berada disebelahnya menatap garang kearahnya. Donghae menelan salivanya perlahan dan memberikan senyum termanisnya untuk Kikwang agar pria itu tidak melakukan hal yang menyakitkan terhadapnya.

*

“KALIAN BENAR-BENAR TIDAK BISA KUANDALKAN !!” pekik seorang pria terhadap 4 orang dihadapannya. Pria itu menaik-turunkan paru-parunya seolah dia kehabisan nafasnya.

“Maafkan kami Bos, tadi ada Nona Jessica disana” pria itu terdiam lalu mendudukan dirinya di kursi kebesarannya.

“Jessica ?” 4 orang itu mengangguk ragu. Pria dihadapannya terlihat berfikir. Sedetik kemudian dia kembali menyeringai.

“Sekarang kau panggilkan Jessica” belum sempat anak buahnya melaksanakan perintahnya. Jessica sudah berdiri didepan pintu ruangan itu.

“tidak perlu” ucapnya ketus. Pria itu kemudian menyuruh ke-4 anak buahnya keluar ruangan meninggalkan dirinya dengan gadis cantik itu.

“Jessie”. Jessica bergidik ngeri. Tidak biasanya pria dihadapannya memanggil nama kesayangan yang biasa pria itu panggil khusus untuknya.

“Oppa, hentikan semuanya” Jessica memulai percakapan yang menurutnya sangat membosankan

Pria itu memandang gadis itu dengan tatapan sayu. Dia menarik nafas sejenak kemudian menggeleng. Jessica melemas. Dia tahu hal ini akan sangat sulit, membujuk pria dihadapannya memang hal yang sangat sulit.

“Oppa..”

“kau tahu, aku sudah berjanji pada Appa untuk membalaskan dendam kematiannya, Matrix harus hancur Jess”

“tapi, kau tidak boleh menyakiti teman-temanku oppa. Tidak Calista !”

“dia bagian dari Matrix, dia juga harus kulenyapkan. Aku akan melenyapkan semua sampai tidak tersisa”

“Apa yang kau katakan ? Calista hanya gadis biasa oppa, dia sahabatku” Pekik Jessica. Pria itu terlihat menahan amarahnya. Dia terus saja mengepalkan tangannya. Matanya terlihat memerah.

“Jauhi mereka, atau kau akan tau akibatnya”

“tidak akan!” Jessica pergi meninggalkan pria itu dan ..

Brakk..

Dia kembali membanting pintu dihadapannya. Tidak berapa lama setelah Jessica pergi, seorang pria masuk kedalam ruangan itu.

“ada apa ?”

“Jessica, dia melarangku untuk menyakiti sahabatnya”

“dia juga melakukan itu padaku”

“lalu kita harus bagaimana Heechul hyung ?” Heechul tersenyum sinis. Dia melangkahkan kakinya kesudut ruangan, menatap rumah yang berada disekitar rumahnya.

“abaikan dia, kita harus tetap membalaskan dendam kematian ayahku dan ayahmu”

“baiklah hyung, tapi kumohon jangan sampai Jessica tersakiti” Heechul tersenyum lalu duduk dikursi kebesaran pria itu.

“aku tidak mungkin menyakiti calon istri-ku, hanya saja aku harus melenyapkan pria yang bernama Aiden. Karena kurasa Jessica mencintai pria itu”

*

Dokter menatap orang-orang dihadapannya. Ada raut wajah heran terlihat dari mimiknya. Memandang aneh pakaian yang dikenakan orang-orang dihadapannya.

“err.. berhenti menatap kami seperti itu, bagaimana keadaan gadis aneh itu ?” Donghae mulai mencairkan suasana. Mereka semua mengangguk menandakan setuju dengan pertanyaan Donghae. Dokter terdiam, kemudian mulai bersuara.

“Luka pukulnya lumayan parah, tapi dia baik-baik saja. Bahkan sekarang sudah sadar” ucapan Dokter sontak membuat mereka tersenyum lega.

“bolehkah kami menemuinya ?” tanya Kikwang. Dokter mengangguk lalu mempersilahkan mereka masuk.

“Calistaaaa” teriak Kikwang lalu memeluk tubuh lemah Yoona yang sedang terduduk dikasur. Sementara yang lain hanya menatap aneh kearah pria itu.

“Lepaskan” datar. Itulah ekspresi yang kembali terlihat dari wajah cantiknya. Changmin hanya terdiam melihat kelakuan dua anak buahnya.

Setidaknya aku masih bisa melihatmu disekitarku Cal..

“Hey, gadis aneh kau baik-baik saja ?” Yoona mengernyit heran, bagaimana mungkin pria aneh itu ada dihadapannya. Dia berusaha kembali mengingat siapa, siapa orang yang menolongnya. Tapi dia yakin, orang itu bukan pria aneh dihadapannya. Dia menoleh mencari seseorang yang asing menurutnya.

“Siapa yang membawaku kesini ?” Donghae terdiam. Bibirnya terasa kelu. Seakan ada sebuah lem yang merekat kuat diujung bibirnya. Dia menundukan wajahnya melihat Yoona yang menatap tajam kearahnya.

“hey, memangnya siapa lagi yang menolong kau, tadi disini hanya ada dirinya saja” ucap Taeyeon menunjuk Donghae.

“Jawab !”

“eerr itu.. aku.. bukan.. emm .. aku .. emm” Donghae masih terlihat berfikir. Yoona masih saja memandang tajam kearahnya.

“emm.. bisakah kau berhenti menatapku seperti itu, gadis aneh”

“cepat katakan” Donghae menghela nafasnya pelan.

Maafkan aku Andrew ..

“Andrew” Jawab Donghae mantap. Yoona membulatkan matanya, sejenak dia memegang kepalanya yang terasa sakit.

Astaga mengapa harus dia ? …

Changmin dan teman-temannya hanya menatap heran kearah Yoona dan Donghae. Jujur saja mereka sama sekali tidak mengerti, apa yang terjadi dan apa yang tengah dibicarakan.

“memangnya siapa Andrew Cal ?” SooYoung menatap oenuh harap pada Yoona. Berharap gadis itu menjawab rasa penasarannya. Yoona terdiam, masih memegang kepalanya yang sakit. Kemudian menatap SooYoung yang sedari tadi menatapnya. Lalu …

Tes

Air mata perlahan mengalir dari sudut mata besarnya. SooYoung yang melihat itu langsung memeluk tubuh Yoona.

“Cal..” Changmin berusaha menenangkan Yoona

“Siwon.. dia Siwon Max” Changmin mengepalkan tangannya. Mendengar nama Siwon yang terlontar dari bibir mungil Yoona, entah mengapa membuatnya menjadi panas. Dia membalikkan badannya lalu melihat Donghae yang masih menatap mereka dengan wajah innocentnya. Sejenak dia menatap Donghae dengan tatapan tajam lalu pergi keluar ruangan itu.

“apa yang tejadi dengannya ?” gumam Donghae

*

Pria itu memakirkan sembarang mobil dihalaman rumahnya. Dia lalu masuk kerumah dan membanting pintu rumah itu dengan sangat keras.

“Bodoh !, mengapa mereka bertindak sejauh itu!” umpatnya. Dia mengacak rambutnya. Lalu duduk disofa dan menidurkan dirinya. Satu tangannya dia gunakan untuk menutup matanya. Dia berusaha memejamkan matanya. Menetralkan pikirannya yang kacau.

“mengapa Heechul hyung harus bertindak sejauh itu ?” dia terus saja mengguman. Kejadian yang baru saja dialaminya. Berawal saat dia hampir menabrak seorang gadis. Lalu dia mendapati bahwa gadis itu adalah gadis yang berharga baginya. Ditambah lagi, yang melakukan itu pada gadisnya maksudku mantan gadisnya adalah Hyungnya sendiri.

“maafkan aku.. maaf Yoona.. maaf”

Tes

Air mata mengalir perlahan. Lalu lama-lama semakin deras dan terisak. Dia menutup mulutnya menggunakan tangan yang satu lagi. Berusaha untuk tidak mengeluarkan suaranya. Tangisnya semakin terisak dan terisak. Dia mendudukan dirinya lalu menghapus kasar air matanya. Dia menggelengkan kepalanya, lalu mengepalkan tangannya. Kejadian yang telah terjadi benar- benar keterlaluan. Tidak akan terjadi lagi, dia harus melakukan sesuatu.

“aku akan melindungimu Yoona..”

*

Pagi itu terasa sama bagi Yoona. Dia sudah keluar dari rumah sakit 2 hari yang lalu. Kini dia hanya terduduk didepan jendela menatap keindahan gedung-gedung kota Seoul dari jendela kamarnya.

Klek

Pintu kamarnya terbuka. Muncul sosok pria dari balik pintu. Pria itu terdiam, melihat Yoona yang begitu serius menatap pemandangan dari jendela kamarnya. Perlahan pria itu masuk menghampiri Yoona dan berdeham pelan.

“ehm..” Yoona melirik sekilas kearah pria itu lalu kembali menatap pemandangan diluar. Pria itu kembali berdehem. Namun tetap saja diacuhkan oleh Yoona. Dia mulai jengkel lalu mendnegus pelan.

“apa maumu ?” tanya Yoona tanpa mengalihkan pandangannya.

“emm.. aku hanya mengantarkan sarapan untukmu” pria itu memberikan senampan bubur dan roti pada Yoona. Yoona menoleh dan melihatnya. Dia mengerutkan dahinya.

“aish aku tahu ini terdengar aneh, tapi maafkan aku..” Yoona masih terdiam. Dia sama sekali tidak menunjukan ekspresinya terhadap pria dihadapannya.

“maaf karena meninggalkanmu saat itu dan membuatmu terluka” lanjut pria itu yang merasa tidak mendapat respon dari Yoona.

“baiklah” Yoona kembali menatap pemandangan diluar jendela. Pria itu semakin jengkel. Dia membalikan tubuh Yoona kasar membuat gadis itu terkejut. Hal itu tentu saja membuat mereka saling bertatapan. Mata mereka saling memandang lekat, seolah itu adalah pemandangan yang sangat langka.

“jadi kau memaafkanku ?” Yoona masih memandang lekat mata teduh pria itu. sejenak dia terbuai dengan kenyamanan dari pandangan itu, lantas apa yang terjadi dengannya ?

“Cal ?” pria itu mengibas-ibaskan perlahan tangannya dihadapan wajah Yoona, membuat lamunan gadis itu dari kenyamanan buyar. Yoona hanya mengangguk lalu berusaha melepas tangan pria itu dari bahunya. Namun sial, cengkramannya begitu kencang.

“apa lagi ?” pria itu kembali menatap lekat mata besar nan indah dihadapannya.

“bisakah kau berhenti bersikap dingin ketika bersamaku ?”

“tidak” Yoona kembali memberontak untuk melepaskan cengkraman itu. pria itu sontak memeluk tubuh Yoona membuat gadis itu terkejut. Pelukannya terasa erat dan nyaman.

“aku tidak mengerti apa yang terjadi denganku saat ini.. tapi kumohon jangan membuatku khawatir lagi.. berjanjilah kau akan selalu baik-baik saja” Yoona memejamkan matanya. Dia menajamkan telinganya yang tepat berada didada bidang pria itu. dia mendengar suara detak jantung pria itu yang begitu kencang. Membuatnya merutuki dirinya sendiri karena merasakan hal yang sama.

“aku akan selalu melindungimu Cal….”

*

Jessica berlari menyusuri koridor kampus. Matanya menyusuri setiap tempat berharap seseorang yang dia cari berada disalah satu tempat itu. dia terus berlari tiba-tiba

Brukk

“aww” pekiknya ketika tubuhnya terpental karena menabrak seseorang. Seseorang yang ternyata adalah seorang pria itu segera mengulurkan tangannya untuk menolong Jessica.

“kau baik-baik saja Sica?” Jessica menoleh kearah penabrak ketika mendengar suaranya. Matanya yang sedari tadi memerah beruba menjadi berbinar.

“Aiden” dia langsung memeluk pria itu erat-erat. Entah apa yang terjadi dengan gadis itu. sehingga dia bisa lupa keadaan seperti sekarang.

“kau kemana saja 2 hari ini ?” Jessica membenamkan wajahnya didada bidang pria itu.

“aku ada urusan, kau merindukanku ?” Jessica mengangguk malu. Dia semakin membenamkan kepalanya membuat pria itu ternsenyum sangat manis. Sementara itu dari kejauhan terlihat Yoona yang sedang berjalan dengan setumpuk buku kearah mereka. Langkah gadis itu terhenti ketika melihat dua orang yang dia kenal. Sejenak langkahnya terhenti, entahlah dia merasa ada yang aneh dengan dirinya semenjak kejadian tadi pagi. Dia menggelengkan kepalanya perlahan lalu kembali melangkah tanpa menghiraukan dua orang itu. sebelum itu dia memasang Headset dan kembali berjalan melewati mereka. Donghae yang menyadari Yoona berjalan disampingnya melepaskan acar peluk-pelukan itu. Jessica juga terkejut yang melihat Yoona berjalan disampingnya. Wajah gadis itu memerah karena kepergok bermesraan didepan umum.

“Cal..” dia memanggil Yoona yang sudah berada kurang dari satu meter membelakangi mereka. Yoona terus saja berjalan. Dia segera memasang volume full lagunya. Donghae dan Jessica saling berpandangan heran. Terlebih lagi Donghae, dia semakin mengernyit heran.

Apa yang terjadi dengan gadis itu.. bukankah baru saja dia berjanji untuk bersikap biasa padaku ?

*

Yoona menghentikan langkahnya dikantin. Dia meletakan setumpukan buku yang membuat tangannya terasa ingin patah. Dia segera memasang kacamata minusnya lalu memulai membaca bukunya satu persatu. Suasana tenang membuat gadis itu semakin merasa kenyamanan. Namun lamunannya buyar seketika ketika sesuatu mengganggunya.

“Calista, Hey !” Yoona menoleh kesumber suara mendapati seorang pria yang menurutnya asing. Menyadari tatapan aneh Yoona, pria itu segera mengulurkan tangannya.

“Aku HyukJae.. sahabat Aiden” Yoona mengangguk tanpa berniat membalas uluran tangan HyukJae. Pria itu segera menarik tangannya kembali. dan memandang lekat gadis cantik dihadapannya. Tanpa disuruh pria itu segera mendudukan dirinya dibangku sebrang Yoona.

“Jadi bagaimana bisa, Aiden kenal dengan seorang malaikat cantik sepertimu ? kurasa dia bukan tipe pria yang mudah untuk bergaul dengan wanita selain Jessica” ucapnya panjang lebar. Yoona menatap HyukJae perlahan lalu kembali membaca bukunya.

“aku sepupunya” HyukJae mengernyit. Dia heran mengapa Donghae tidak pernah menceritakan padanya memiliki sepupu cantik bak seorang malaikat. Dia yang notabene-nya adalah sahabat Donghae sedari kecil saja tidak mengetahui bahwa sahabatnya mempunyai saudara sepupu.

“emm kau sudah memiliki kekasih ?”

Jleb

Yoona memandang tajam kearah HyukJae membuat pria itu perlahan menelan salivanya.

“bolehkah kami bergabung ?” suara yang terdnegar nyaring itu membuat Yoona menghentikan tatapan death-glarenya terhadap HyukJae. Terlihat Jessica yang memegang lengan Donghae erat berdiri dihadapan mereka. HyukJae mengangguk sementara Yoona kembali membaca bukunya tanpa berniat menjawab. Jessica duduk disebelahnya sementara Donghae duduk dihadapan sebrangnya. Pria itu menatap gusar ketika melihat HyukJae sahabatnya sedang bersama dengan gadis disebrangnya kini.

“Aiden.. mengapa kau tidak mengatakan bahwa Calista ini sepupumu ?” tanya HyukJae membuka suasana. Donghae sontak menoleh kearah HyukJae dan kearah Yoona bersamaan.

“emm.. itu dia baru saja kembali dari Italia jadi aku tidak sempat mengenalkannya padamu” HyukJae mengangguk mengerti.

“benarkah.. jadi kau sepupunya Aiden Cal, wah” mata Jessica berbinar menatap gadis yang sudah dianggap sahabatnya itu. sementara Yoona hanya mendengarkan percakapan mereka saja tanpa berniat bergabung.

“jadi apakah sepupu malaikatmu ini sudah memiliki kekasih ?”

Deg..

Donghae terdiam, entah apa yang membuat lidahnya terasa kelu saat ini. Dia sendiri bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya sendiri. HyukJae yang merasa Donghae terdiam merangkul sahabatnya itu.

“hehe tidak perlu tegang seperti itu sobat” HyukJae menunjukan Gummy smile khasnya. Donghae menghela nafas lega.

“tapi jika masih ada lowongan aku mau” celetuknya.

Pletakk

Donghae menjitak kepala HyukJae membuat pria itu meringis sakit. Donghae terus saja mencoba mencari jawaban dari perasaannya saat ini. Entah mengapa ada perasaan tidak rela ketika sahabatnya terang-terangan mengatakan bahwa dia menyukai Yoona. Tapi apa haknya melarang sahabatnya itu ? sedangkan hubungan dirinya sendiri hanya sebatas Bodyguard dan yang dijaganya saja. Entahlah dia sendiripun semakin bingung.

“oppa.. maukah kau menemaniku makan malam hari ini ?” Jessica bertanya padanya dengan nada manja. Donghae merasa gugup. Dia menatap Yoona sekilas, gadis itu masih sibuk dengan bukunya.

“tentu saja dia mau Sica” HyukJae kembali merangkul lengannya. Donghae hanya tersenyum tipis. Tiba tiba Yoona menutup buku yang dibacanya dengan keras membuat suara gadu disekitarnya. Dia segera mengambil semua tumpukan bukunya dan beranjak pergi.

“kau mau kemana Cal ? tanya Jessica. Yoona hanya melirik sedikit kearah gadis itu.

“aku ingin pulang, kepalaku sakit” ucapnya sambil menunjuk perban yang masih terpasang rapi dikepalanya. Dia segera berjalan menjauhi tempat itu. Donghae hanya menghela nafasnya melihat kelakuan Yoona.

*

Yoona terus saja mondar-mandir di ruang tamu rumah Tuan Lee. Dia sesekali memandang I-phone ditangannya. I-phone itu masih menunjukan sebuah pesan singkat yang membuat perasaannya tidak enak seketika. Dia kembali membaca pesan itu baik-baik.

From : 010-9298xxx

Sebaiknya kau jaga pria itu baik-baik.. aku akan menghancurkannya

Pesan itu memang tidak terlalu jelas bagi orang awam. Tapi tidak baginya, dia tahu siapa pria yang dimaksud pengirim sms itu. tapi pertanyaannya siapa yang mengirim itu ?

Yoona kembali menengok jam dinding.

Sudah tengah malam.. tapi mengapa dia belum kembali..

Ting Tong

Baru saja dia ingin membaringkan dirinya disofa, suara bell menghentikannya. Segera dia berlari untuk melihat siapa tamu yang datang. Mata besarnya membulat mendapati pria yang menjadi pikirannya saat ini berdiri didepan pintu dengan keadaan kacau. Rambut yang acak-acakan, pakaian yang tidak sepantasnya dan terlebih lagi bau soju. Sial, pria ini mabuk rupanya. Dengan sigap dirinya memapah tubuh pria itu untuk masuk. Ketika sampai dikamar dia membaringkan tubuh pria itu dan melepaskan sepatunya. Ketika semuanya selesai dia hendak pergi tapi sesuatu menahannya.

“Cal..” Yoona menoleh menatap pria yang masih setengah tak sadar itu. dia segera melepaskan tangan pria itu yang menggenggamnya erat. Namun bukannya terlepas pria itu malah menarik dirinya kedalam pelukannya. Yoona jatuh tepat diatas tubuh pria itu. dia berusaha memberontak namun tenaganya kalah kuat dari pria itu.

“Aiden apa yang kau pmmpphh” pria itu mencium kasar bibir mungil Yoona membuat dirinya semakin memberontak kuat. Yoona menampar pipi pria itu sehingga kegiatan mereka terhenti.

“Kau Gila !” pekiknya berusaha bangkit dari tempat itu. pria itu sekuat tenaga menahan Yoona agar tetap berada disisinya. Dia memegang tengkuk Yoona dan mengunci bibir Yoona kembali. ciuman it uterus berlanjut sampai kejadia yang tidak mereka inginkan terjadi … >Skiipp>

*

Matahari pagi mulai menyinari ruangan itu. seorang pria mulai terbangun, dia begitu terkejut mendapati ada seseorang disebelahnya. Matanya membulat sempurna ketika dia menyadari siapa orang itu.

“apa yang telah kulakukan ?” pria itu mengacak rambutnya pelan. Gadis disebelahnya mulai menggeliat dan membuka matanya. Mata gadis itu membulat ketika tahu dia bukan berada ditempatnya. Astaga..

Dia segera menoleh kesamping mendapati pria disebelahnya menatap tajam kearahnya.

“APA YANG KAU LAKUKAN ?!” pekik mereka bersamaan ..

T O B E C O N T I N U E D

L O H A L O H A L O

I’m back keke

Maaf  ya kalo part ini kurang memuaskan

Dan maaf kalo di post-nya lama

Maaf lagi kalau banyak typo atau kata yang membuat kalian bingung]

*aku minta maaf terus ya hehe

Yaudah segitu aja

Sampai ketemu di part selanjutnya

BYE BYE

YOONHAE JJANG !!

Matrix 2nd


August 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

*

□ Last part □

“gadis itu bukankah yang tadi bersamamu” ucap Sungmin. Teman-teman mereka pun semakin menatap lekat kearah seseorang yang sedang dipeluk Jessica.

“cantik sekali” puji hyukjae. Sementara Siwon berusaha semakin meneliti pandangannya. Matanya melotot ketika melihat gadis dihadapannya.

“Yoona” gumam Siwon pelan membuat Donghae dan yang lain menoleh kearahnya.

“kau mengenalnya?” tanya Donghae.

□ This part □

Yoona melepaskan pelukannya, ketika mendengar seseorang menyebut namanya. Nama yang tidak pernah diketahui siapapun kecuali ..

Mata gadis itu meneliti setiap tempat. Akhirnya pergerakan mata itu terhenti ketika melihat sosok Siwon yang berdiri mematung bersama Donghae dan kawan-kawannya. Siwon memang bergumam pelan, namun tetap saja dengan jarak yang kurang dari 1 meter Yoona mampu mendengar gumaman Siwon.

“Siwon” ucap Yoona pelan. Jessica mengikuti arah pandangan Yoona. Matanya melebar ketika melihat sosok Donghae dan kawan-kawannya.

“Cal, kau mengenal Andrew ?” tanya Jessica. Yoona hanya mematung, tidak ada jawaban sedikitpun yang keluar dari bibir mungilnya. Sosok Donghae dan kawan-kawannya berjalan menghampiri keberadaan Yoona dan Jessica.

“hay Sica !” sapa HyukJae seraya memperlihatkan senyum gusinya. Jessica hanya tersenyum tipis. Matanya tak lepas dari Yoona dan Siwon yang saling berpandangan. Donghae pun sama halnya dengan Jessica. Dia masih bingung, mengapa Siwon bisa mengenal Calista, gadis aneh itu. suasana canggung itu berlangsung beberapa menit sampai akhirnya suara I-phone Yoona mengakhiri segalanya. Wajahnya datar ketika melihat siapa yang menghubunginya.

“Halo” sapa suara disebrang.

“ada apa ?” ucap Yoona. Pria disebrang hanya menghembuskan nafasnya pelan. Setidaknya dia tahu jika Yoona tidak ingin berbasa-basi.

“bisakah kau membalas sapaanku Cal”

“sudahlah ada apa Max ?”

“pulang nanti kau harus segera menemuiku, ada yang ingin kubicarakan”

“baiklah”. Flip

Yoona memutuskan sambungan telfonnya. Dia sama sekali tidak mempedulikan Changmin yang mengumpat kepadanya.

“aku duluan Jessie” ucap Yoona langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Jessica dan Donghae serta kawan-kawannya. Jessica dan Donghae hanya memandang heran kearahnya. Tapi tidak dengan Siwon. Dia terus saja menatap Yoona yang makin lama hilang dipenglihatannya.

“dasar aneh” gumam Donghae. Jessica yang mendengar itu langsung menatap tajam kearah pria itu.

“err.. Andrew, kau bisa jelaskan dimana kau mengenal gadis itu ?” tanya Donghae yang mengalihkan pandangan Jessica padanya.

“maaf” Siwon pun ikut melangkah meninggalkan Donghae kawan-kawannya, serta Jessica.

*

Yoona mendengus kesal, mood-nya berubah drastis ketika dia bertemu dengan pria itu. matanya dipejamkan, membiarkan angin menerpa wajahnya dan menerbangkan setiap helai rambutnya.

“kau disini rupanya” suara berat itu mengejutkannya. Yoona membuka matanya mendapati sosok Donghae berdiri tidak jauh dari tempatnya.

“ada apa ?” tanyanya datar. Donghae tidak menjawab pertanyaannya tapi memilih mendudukan diri disamping Yoona.

“mengapa tadi kau tidak masuk kelas ?” tanya Donghae lagi. Sebenarnya dia malas untuk menyapa gadis dihadapannya. Tapi rasa penasarannya sudah mengalahkan rasa malasnya.

“aku malas”

“astaga, apa benar kau seorang wanita ? pantas saja Appa menyuruhmu untuk menjagaku, kau tidak cocok sama sekali menjadi seorang wanita” ejek Donghae. Yoona memandang tajam kearah Donghae.

“untuk apa kau disini ? bukankah kau menyuruhku untuk berpura-pura tidak mengenalmu ?”

Glek ..

Ucapan Yoona membuat Donghae mati kutu, dia merutuki kebodohannya sendiri. Ah dia membuat dirinya dimata Yoona benar-benar pria yang aneh.

“ah.. itu aku hanya mengkhawatirkanmu” Donghae menutup mulutnya. Kata-kata bodoh semakin terlontar dari mulutnya. Yoona mengernyit heran, ‘dasar aneh’ batinnya.

“baiklah aku pulang” ucap Yoona seraya bangkit dan berlalu meninggalkan Donghae. Donghae yang menyadari hal itu ikut bangkit dan mengejar Yoona.

“Calista” teriak Donghae. Yoona yang baru beberapa langkah meninggalkan Donghae segera memghentikan langkahnya.

“ada apa ?” tanyanya tanpa berniat membalikkan tubuhnya menghadap Donghae. Donghae mendengus sebal, rasanya dia harus mulai memahami sifat Yoona yang tidak ingin berbasa-basi.

“bagaimana bisa kau mengenal Andrew ?”. Yoona mengernyit, jadi Andrew adalah nama Siwon yang sekarang.

“kenapa ?” Donghae terdiam, untuk apa dia bertanya begitu. Yoona yang tahu tidak ada respon dari Donghae akhirnya pergi meninggalkan Donghae.

“aish stupid !” Donghae memukul kepalanya sendiri. Bodoh itulah yang dia pikirkan. Mengapa dia bisa bertingkah sebodoh itu dihadapan gadis aneh seperti Yoona.

*

Gadis itu terus saja mengadukkan minuman yang berada ditangannya, pikirannya melambung mengingat kejadian tadi siang dikampusnya. Siwon, mengapa pria itu harus muncul lagi dihadapannya. Disaat dia sudah bisa perlahan melupakan pria itu, mengapa sekarang justru pria itu berada disekitarnya. Terlebih menjadi sahabat Donghae.

*Flashback*

Yoona tersenyum senang ketika mendapat kabar bahwa Siwon kekasihnya telah kembali dari Amerika. Kini Yoona sudah berada di sebuah taman, tempat yang mempertemukan dirinya dengan Siwon. Dan tempat yang memisahkan dirinya dan Siwon, karena Siwon memilih melanjutkan study diluar negeri.

“maaf aku terlambat, oppa” ucapnya ketika mendapati Siwon yang sedang duduk dibangku taman. Siwon tersenyum manis ketika melihat Yoona yang berpenampilan begitu cantik menurutnya.

“tidak aku baru saja tiba Yoongie” bohong Siwon. Yoona menggeleng heran, mengapa bisa ada pria sebaik Siwon.

“baiklah sekarang kita mau kemana oppa ?” Yoona ikut mendudukan dirinya disebelah Siwon.

Siwon menoleh, senyum yang tadi mengembang perlahan sirna. Yoona yang menyadari ada perubahan pada kekasihnya hanya menatap heran.

“ada apa oppa ?”

“maaf, kurasa lebih baik hubungan kita sampai disini saja”. Ucapan Siwon terdengar bergetar. Yoona merasa hatinya tertohok mendengar ucapan Siwon.

“a..apa yang kau katakan oppa ?” suara Yoona bergetar, seiring dengan dadanya yang terasa sesak. Ruang lingkup pernafasannya seolah menipis, seperti ada batu yang menyumbat paru-parunya.

“maafkan aku Yoongie, aku lelah, maaf” ucap Siwon lalu melangkah meninggalkan Yoona yang masih saja terdiam. Sedetik kemudian air mata jatuh dipelupuk matanya. Pandannya buram karena terhalang oleh air mata yang mengalir semakin derasnya. Yoona merutuki dirinya sendiri. Hari yang dia fikir adalah hari yang paling indah, nyatanya adalah hari yang membuat dirinya merasakan sakit yang teramat sakit.

“apa salahku ?” gumamnya

*Flashback End*

Air mata kembali membasahi wajah cantiknya. Dia tidak menyadari sesosok pria tengah berjalan pelang menghampirinya.

“maaf aku.. astaga Cal, kau menangis ?” pekik Changmin ketika mendapati wajah Yoona yang basah. Yoona terkejut dengan kehadiran Changmin. Dia langsung menghapus kasar air matanya.

“tidak”. Changmin mengernyit heran, dia langsung duduk disebelahYoona.

“apa yang terjadi Cal, ?”. yoona terdiam, Changmin menghela nafasnya. Dia memilih tidak melanjutkan pertanyaannya.

“jadi ada apa ?” tanya Yoona ketika Changmin terdiam.

“Wild telah kembali” ucap Changmin pelan. Kemudian pria itu memberikan selembar kertas artikel padanya.

“penyerangan di kantor Departemen Pemerintah” gumam Yoona ketika membaca judul artikel itu. Yoona menoleh pada Changmin, dia meminta penjelasan yang lebih rinci mengenai ini.

“itu jadi trending topic saat ini, Kikwang dan Taeyeon sudah kusuruh untuk menyelidiki lebih lanjut. Presiden juga sudah memberitahuku agar kau menjaga Aiden, karena dia akan berada lama di Spanyol”. Yoona mengangguk mengerti.

“aku tahu, aku akan menjaganya”

“tidak hanya itu..” Yoona mengernyit.

“kau harus tinggal bersamanya” lanjut Changmin

“apa ?! kau fikir dia masih anak bayi sehingga aku harus tinggal dirumahnya” pekik Yoona.

“itu perintah dari Presiden Cal”. Yoona menghembuskan nafasnya. Merutuki nasibnya yang begitu sial. Arrghh, batinnya.

*

Pria itu tersenyum kecut ketika membaca trending topic hari ini. Matanya memandang nanar kearah laptonya.

“lihat saja aku akan membalasmu Max” gumamnya. Tiba-tiba

Klek,

Pintu ruangannya terbuka. Sosok pria jangkung terlihat dari balik pintu.

“ada apa ?” tanya pria itu. sementara pria yang baru saja tiba mendudukan dirinya disebrang pria itu. wajahnya sangat datar seperti tidak memiliki semangat.

“aku bertemu dengannya lagi hyung” ucap pria itu. sementara yang dipanggul ‘hyung’ itu mengernyit bingung.

“dia ? maksudmu gadis itu ?”. pria jangkung itu mengangguk. Lalu menyenderkan dirinya di sofa. Sementara pria yag didepannya hanya memandang datar terhadapnya. Suasana mulai hening. Mereka masing-masing tenggelam dalam pikirannya.

“kau harus bisa mendekatinya lagi” ucap pria itu memecah keheningan. Sementara pria jangkung itu terkejut mendengar ucapan hyungnya.

“apa yang kau katakan hyung, aku sudah menyakitinya” pekik pria jangkung itu.

“lalu, kau menyesal telah menyakitinya. Kau ingat kita harus menghancurkan Matrix, dan sebelum itu kita harus menghancurkan anak buahnya. Semua aku serahkan padamu”. Pria jangkung itu menghela nafasnya pelan. Selalu saja seperti ini, karena dendam hyungnya dia harus menyakiti gadis yang teramat dicintainya.

“maafkan aku Yoona” gumam pria jangkung itu.

*

Donghae menatap nanar kearah gadis dihadapannya. Baru saja dia bisa bernafas lega karena hanya bertemu gadis itu dikampus. Tapi kini dia harus menerima kenyataan bahwa gadis itu akan tinggal bersamanya dirumah yang mewah ini. Jika bukan karena ayahnya sudah bisa dipastikan dia akan langsung menendang gadis aneh itu dari kehidupannya. Sementara gadis itu hanya menatap datar kearah dirinya. Membuat dia merasa semakin muak dengan kehadiran gadis itu.

“kau keberatan aku disini ?” tanya gadis itu. Donghae terdiam. Entahlah dia masih merasa cukup kesal dengan keputusan sepihak ayahnya. Gadis itu yang tidak mendapat respon dari Donghae segera membalikan tubuhnya mulai melangkah meninggalkan Donghae.

“bailah aku pulang” ucapnya datar. Menarik kopernya berjalan menuju pintu keluar. Sebelum akhirnya langkah gadis itu terhenti karena sebuah tangan menghentikannya.

“kau mau kemana, ini sudah malam aku tidak keberatan kau tinggal disini” bohong Donghae. Gadis iru mengernyit. Apa yang terjadi dengan pria ini, tidak biasanya dia bersikap seperti itu padanya. Yoona tidak menjawab ucapan Donghae, dia pun segera melangkahkan kakinya menuju sofa lalu mendudukan dirinya, di sofa yang terasa empuk menurutnya. Donghae berdecak kesal, baru kali ini dia menemukan gadis yang menyebalkan menurutnya. Bahkan lebih menyebalkan dari sifatnya. Akhirnya Donghae memilih kembali kekamarnya tanpa menghiraukan Yoona yang masih duduk dengan bersandar disofanya.

*

S e o u l, 01.00 K S T

Hampir 2 jam Donghae terus saja mengurung diri dikamarnya. Rasanya pria itu sangat malas bertemu dengan Yoona. Sejenak dia menoleh kearah jam dinding dikamarnya.

‘ah sudah pukul 1, aku sangat haus’gumamnya. Akhirnya dia beranjak dari tempat tidurnya. Dan melangkahkan kakinya keluar kamar. Bunyi gaduh saat pria itu menuruni tangga begitu terdengar nyaring. Tapi tetap saja tidak sama sekali mengganggu gadis cantik yang telah memasuki alam mimpinya itu. ya itu, Yoona. Donghae mengernyitkan dahinya ketika melihat Yoona yang tertidur pulas disofa. Perlahan dia menghampiri sosok gadis yang menurutnya sangat menyebalkan. Kemudian ditatapnya gadis itu secara intens. Gadis itu, tertidur dengan wajah yang sangat damai. Sesekali gadis itu menggeliat, menemukan posisi tidur yang nyaman. Entah apa yang terjadi pada pria itu-Donghae. Perlahan dia mengulurkan tangannya menyentuh kening indah gadis itu. ditatapnya gadis itu makin intens. Sedetik kemudian kedua ujung bibirnya membuat sebuah simpul yang amat indah. Senyuman itu begitu terlihat kagum melihat sosok gadis dihadapannya.

“kau seperti memiliki 2 kepribadian yang berbeda, Cal” gumamnya lalu kembali melangkahkan kakinya menuju dapur

*

Semua orang diruangan itu terdiam, mereka memilih mendengarkan semua arahan dari sang ketua. Max Changmin, ketua dari organisasi Matrix itu menatap nanar kearah foto gadis yang sedari tadi dia pegang. Matanya memerah, sedetik kemudian air mata jatuh dari sudut matanya.

“kau baik-baik saja Max ?” tanya Soo Young. Entah mengapa melihat pria tampan itu menangis membuat gadis itu merasakan apa yang dirasakan pria itu. Changmin menoleh dan tersenyum tipis pada Soo Young, untuk meyakinkan gadis itu bahwa dia baik-baik saja.

‘setidaknya aku tidak akan membiarkannya jatuh kedalam pelukan pria itu lagi’ batin Changmin kemudian mendongakan wajahnya dan menghembuskan nafasnya pelan. Suasana hening itu tidak bertahan lama, sampai akhirnya pintu ruangan itu terbuka. Muncul sosok gadis cantik dengan membawa aura yang begitu kelam.

“aku terlambat, maaf” ucap gadis itu lalu duduk ditempat yang disediakan untuknya. Sementara sang gadis tidak menyadari tatapan tajam dari Changmin yang seakan ingin menerkamnya.

“hey Cal, tidak biasanya kau terlambat” Kikwang. Pria yang disebelah Yoona berbasa-basi mencoba mencairkan suasana. Yoona menoleh menatap datar kearah pria itu.

“jika bukan karna pria itu aku tidak akan terlambat”

“tapi ke-” baru saja Kikwang ingin melanjutkan ucapannya. Yoona terlebih dahulu memberikan tatapan : berhenti-berbicara-bodoh. Kikwang memilih membekap mulutnya dan membiarkan suasana kembali hening.

“Max, kau baik-baik saja” Yoona mengalihkan pandangannya menatap Changmin yang sedari tadi terdiam. Gadis itu merasa heran, tidak biasanya Changmin seperti itu, bukankah pria itu sangat cerewet sekali terhadapnya. Semua diruangan itu menatap Yoona dengan intens. Mereka tahu dibalik sikap Yoona yang terkesan dingin, tapi dia sungguh perhatian terhadap orang disekitarnya.

“aku baik-baik saja Cal” Changmin tersenyum sangat manis. Pria itu tidak menyadari bahwa sedari tadi, salah satu gadis yang berada diruangan itu terus saja mengumpat kepadanya. ‘bahkan kau selalu memberikan senyum terbaikmu untuknya’. Batin gadis itu.

*

Gadis itu mengeratkan hoodie yang dia pakai. Rapat yang berlangsung hampir satu jam membuat dirinya penat sekali. Dia terus saja melangkahkan kakinya menyusuri pusat kota Seoul. Sesekali menghirup udara alami dari kota itu. cuaca begitu cerah. Langkahnya terhenti mendapati seorang anak kecil menangis sendirian ditaman.

“hey, anak manis kau kenapa ?” senyum terbaik coba dia berikan pada gadis kecil dihadapannya.

“aku mau ice cream itu tapi aku tidak punya uang” tunjuk gadis kecil itu pada tukang ice cream disebrang jalan. Yoona mengikuti arah tangan gadis kecil itu menunjuk dan tersenyum simpul.

“kau disini dengan siapa ?”

“ahjussi-ku unnie, dia sedang ada rapat”

“baiklah ayo ikut unnie” Yoona menarik tangan mungil itu untuk mengikuti langkahnya.

“jadi siapa nama-” tanya Yoona ketika mereka kembali tiba ditaman. Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya terdengar suara teriakan.

“Ji Eun-ah” teriakan itu terdengar begitu nyaring membuat Yoona dan gadis kecil dihadapannya menoleh kesumber suara. Mata Yoona membulat ketika mengetahui siapa pemilik suara itu.

“Siwon/Yoona” ucap Yoona dan pria itu secara bersamaan. Siwon, pria itu melangkahkan kaki menghampiri 2 orang wanita yang sedang berbicara ditaman. Seketika suasana menjadi hening, sampai akhirnya tangan imut Ji Eun menarik jas kebesaran Siwon.

“ahjussi mengapa kau lama sekali ?” Siwon dan Yoona menoleh menatap Ji Eun seketika.

“maafkan ahjussi, Ji eun-ah”

“tidak apa ahjussi, untung saja ada unnie cantik ini jadi aku tidak sendirian”. Siwon beralih menatap Yoona. Tak lama kemudian senyum manis terpancar dari wajah pria itu.

“terima kasih Yoona”. Yoona mengangguk, tatapannya berubah menjadi datar. Lalu dia segera melangkah pergi meninggalkan Siwon dan Ji Eun yang terkejut.

“Unnie” teriakan Ji Eun masih terdengar ditelinganya namun dia bersikuat mengabaikannya dan tetap melangkah menjauh dari tempat itu. sementara Siwon menatap sendu Yoona dari belakang.

*

Pria itu terus saja menggumam tidak jelas. Sesekali dia mengumpat pelan merutuki kesialan menimpa dirinya.

“arggh.. gadis itu benar-benar menyebalkan!” pekiknya. Dia sama sekali tidak menyadari teman-temannya menatap aneh kearahnya.

“Hey, kurasa Aiden kita benar-benar sudah gila” celetuk HyukJae. Donghae yang mendengar ucapan temannya itu langsung memberikan tatapan ingin membunuhnya. HyukJae yang menyadari tatapan Donghae hanya tersenyum menampilkan deretan gusinya. Tidak lama Donghae menatap HyukJae seperti itu, sampai akhirnya seorang gadis datang menghampirinya.

“Aiden !” pekik gadis itu. donghae mendongak menatap wajah yang baru saja memanggil namanya. Sedetik kemudian senyum manis tersungging dibibirnya. Gadis yang memanggil Donghae juga sedang tersenyum sangat manis saat ini.

“Sica, Ada apa ?” . Jessica segera duduk disebelah Donghae. Jantungnya berdegup kencang ketika dia menghirup wangi Eternity, Parfum yang digunakan Donghae. Itu sebabnya gadis itu sangat menyukai jika dirinya berada disisi Donghae.

“aku hanya sedikit merindukanmu, iya sedikit” ucap gadis itu seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Donghae terkikik melihat gadis cantik dihadapannya. Mata teduhnya terus saja memandang lekat kearah gadis itu.

“kau mau makan siang bersamaku ?” Jessica membulatkan matanya. Inilah sisi lain dari seorang Donghae. Banyak yang mengira jika pria itu adalah pria yang sangat menyebalkan, seperti pandangan Yoona. Tapi tidak bagi Jessica, Donghae adalah laki-laki terbaik yang pernah dia temui.

“benarkah, Ah kau memang sahabat terbaikku Aiden” ujar gadis itu seraya mempelihatkan senyum manisnya. Kemudian Donghae dan Jessica berjalan bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih. Tidak mempedulikan Hyukjae dan Sungmin yang terus berteriak memanggil nama-nya.

“aish.. dia cepat sekali berubah mood-nya” rutuk Sungmin.

*

Soo Young melangkahkan kakinya memasuki Apartementnya. Rapat tadi pagi membuat mood-nya benar-benar menurun drastis. Masih teringat dipikirannya. Bagaimana Changmin yang tersenyum begitu manis pada Calista. Setidaknya pria itu bersikap adil pada dirinya juga.

“hah, kau memang menyebalkan Max” gumamnya. Lalu menjatuhkan dirinya di kasur berukuran King Size itu. matanya terpejam membiarkan fikiran dan mood-nya kembali baik. Baru saja beberapa menit menutup matanya. Dering I-phone menganggunya. Dia mengumpat pelan. Dilihatnya nama pria itu tertera dilayar pemanggil. Dengan satu kali helaan nafas dia mengangkat telfon itu.

“Halo”

“…”

“aku baik-baik saja Max, sungguh”

“…”

“ti..tidak jangan kau tidak perlu ke Apartement-ku, itu sangat merepotkan”

“….”

“Apa?! Ah baiklah aku akan segera kesana”

“…”

Sambungan itu terputus, sejenak dia memegang dadanya yang masih terasa sesak. Ada apa dengan pria itu, disaat dirinya sudah melambung dengan perhatiaannya tiba-tiba saja pria itu menghempaskannya begitu saja. ‘mengapa kau selalu memperhatikannya Max’ batinnya. Lalu beranjak keluar dari Apartementnya.

*

Yoona memandang sayu tenangnya arus air Sungai Han. Selalu saja seperti ini, dirinya selalu lemah jika sudah bertemu dengan pria itu. dia terus saja memukul dada-nya bermaksud untuk menghilangkan sesak yang begitu menyiksanya. Tiba-tiba kegiatan itu terhenti ketika melihat dua orang yang dia kenal berjalan bersama layaknya pasangan kekasih. Matanya terus saja mengikuti kemana langkah itu pergi. Sampai akhirnya mata gadis itu membulat ketika melihat sebuah mobil mewah berhenti memperlambat dua orang itu, sekaligus menghalangi pemandangannya. Dengan langkah sigap dia menghampiri ketempat itu. sementara tangannya siaga memegang pistol yang diletakkan di saku belakangnya. Dia mengumpat pelan ketika melihat beberapa orang berbadan besar keluar dari mobil dan menyeret salah satu dari dua orang itu, pandangannya dia tajamkan ketika mengetahui orang-orang itu menyeret seorang pria.

“Aiden !” pekiknya. Dia langsung berlari sekuat tenaga menghentikan orang-orang itu yang mencoba membawa pria itu masuk kedalam mobilnya. Yoona mendorong tubuh salah seorang pria besar itu. hal itu tentu saja membuat pria itu terjungkat kebelakang. Tangan Yoona menarik lengan Donghae agar terlepas dari cengkraman pria besar itu. dan Berhasil, Donghae segera berlari menarik tangan Jessica yang sedikit bergetar ketakutan. Berlari menjauh meninggalkan Yoona yang sedang sibuk melawan orang yang menurut dirinya sudah kalah besar dibanding mereka. Selain itu melihat dari jumlah, tentu saja dia kalah. Karena dirinya hanya seorang diri, seorang wanita yang menghadapi empat orang pria berbadan besar. Yoona merasakan kepalanya terasa begitu sakit. Tentu saja sebuah pemukul bola baseball mendarat mulus di tempurung otaknya. Pandangannya mulai buram, tapi dia tetap masih bisa melihat Donghae yang berlari sekuat mungkin membawa Jessica agar dirinya dan gadis itu aman, walau samar-samar. Donghae menoleh kebelakang, jantungnya berpacu kencang ketika melihat Yoona tergeletak tidak berdaya dengan darah yang mengalir dari pelipisnya. Baru saja dia melangkahkan kakinya, Jessica menahannya. Terlebih lagi Yoona melarang Donghae untuk menolongnya.

“Aiden, cepat pergi. Aku baik-baik saja” teriak Yoona yang melihat Donghae hendak berbalik menghampirinya. Dengan terpaksa Donghae meneruskan pelariannya, dia menarik tangan Jessica hingga menemukan tempat yang aman untuk dirinya dan gadis itu. setelah dirasa sudah berlari cukup jauh, Donghae menghentikan langkahnya lalu berbelok dan berhenti disebuah lorong. Disenderkannya tubuhnya dan disampingnya Jessica, yang masih sedikit takut. Keduanya terengah-engah. Sedetik kemudian Donghae memeluk Jessica yang mulai bergetar. Dia segera memberikan kenyamanan yang dia bisa agar gadis itu tidak takut lagi.

“Ai..Aiden.. ba..bagaimana dengan Cal..ista” ucap Jessica dengan terbata. Masih dalam pelukan pria itu. Donghae mengelus rambut pirang Jessica lalu menggelengkan kepalanya.

“aku tidak tahu”

*

Kikwang memandang dua orang dihadapannya dengan nafas tersengal, tidak hanya pria itu. Nampak sang ketua juga melakukan hal yang sama. Terbukti dari hal yang sedari dia lakukan, mengepalkan tangannya. Sementara yang lainnya hanya memandang miris kearah dua orang pria itu.

“Aku benar-benar tidak menyangka kalian tega meninggalkannya sendirian” ucap Soo Young menatap dua orang yang masih tertunduk takut. Kemudian Donghae, salah satu diantara mereka memberanikan diri mengangkat kepalanya.

“dia yang menyuruh kami pergi”

“kau itu pria atau wanita, harusnya kau yang melindunginya” pekik Kikwang. Donghae mendengus sebal. Dia menatap Kikwang dengan tatapan yang teramat tajam. Mereka berdua saling bertatapan sengit seolah ada dua molekul yang timbul berlawanan dari aura mereka.

“bukankah memang dia melindungiku, jadi aku tidak akan ikut campur dengan apa yang terjadi dengan gadis itu” Donghae menarik tangan Jessica lalu beranjak meninggalkan keempat orang itu.

“kita harus menemukan dia dimana ?” Taeyeon menatap sayu meja dihadapannya. Sementara Changmin dan Kikwang menatap nanar Donghae dan Jessica yang berjalan menjauh.

“aku yakin, Calista pasti baik-baik saja”

*

Yoona perlahan membuka matanya. Kepalanya masih terasa pening. Diliriknya sekitar, kini dia berada didalam mobil empat orang pria misterius tadi. Dengan perlahan dia bangkit walau tubuhnya terasa remuk. Tangannya meraba-raba sekitar. Senyum sinis mengembang disudut bibirnya ketika tangannya terasa memegang sebuah pemukul baseball yang digunakan orang tadi untuk memukulnya. Dengan langkah sigap, dia bangkit dan.. memukul dua orang pria yang duduk dihadapannya. Sementara pria yang mengendarai mobilnya terkejut dengan kehadiran Yoona.

“cepat hentikan mobilnya” pekik seorang pria yang duduk disebelahnya. Dia menoleh kebelakang mendapati kedua temannya yang sudah tidak sadarkan diri. Belum sempat mobil itu terhenti tiba-tiba ..

Bugh.. Bugh..

Pemukul baseball itu sudah mendarat mulus kearah pria yang mengendarai mobil, hal itu tentu saja membuat mobil berjalan tidak normal. sementara pria yang berada disamping si supir, dengan sigap mengeluarkan sebuah pisau. Mobil itu terus melaju tanpa ada yang mengemudikannya. Yoona bersiap memukul pria yang masih berada disamping kemudi. Tangannya dia layangkan agar pemukul baseball itu mengenai orang itu. namun tidak, nyatanya pria itu lebih sigap dari Yoona.

Sreeett..

Ujung pisau itu terkena lengan Yoona, otomatis membuat darah segar kembali mengalir dari tubuh Yoona. Namun hal itu tentu saja tidak membuat Yoona lengah. Dengan sekali gerakan Yoona melayangkan kembali pemukul baseball dan..

Bugh.. Bugh ..

Orang itu tak sadarkan diri. Kemudian Yoona menarik pintu mobil dan membukanya. Dengan sigap dia melompat keluar dari mobil yang masih melaju cepat itu. tubuhnya terguling. Yoona bangkit dan mencoba melangkahkan kakinya menjauhi tempat itu. melirik keadaan sekitar, ternyata tempatnya lumayan sepi. Pandangannya kembali berkunang-kunang. Tapi dia tetap melangkahkan kakinya berharap ada yang membantunya. Belum kering darah yang mengalir dari pelipisnya, kini darah segar juga mengalir dilengannya. Dia mencoba menyebrang jalan, sampai akhirnya sebuah cahaya melaju kearahnya. Yoona yang merasa sudah lemah lalu memejamkan matanya, pasrah. Sampai cahaya itu mulai mendekat dan ..

Ckiiiittt Brakk ..

TBC

LOHALOHALO ..

Aku kembali .. Matrix part 2

Gimana ? gimana ?

Oh iya sebelum itu aku mau ngucapin

Minal Aidzin walfaidzin

Mohon maaf lahir dan batin

Selamat hari Lebaran 1433 H

Sampai ketemu di Matrix part 3

Bye bye

YoonHae Vote.. YoonHae Vote

YoonHae Jjang.. Hidup Pyro !!

DREAM CONCERT : PROJECT LOVE WITH YOU !


Author             : Mheliya_sonelf

Main cast         : Im Yoona and Lee Donghae (YoonHae)

Genre              : Romance, Comedy …

Other cast        : Super Generation Couple

Rating             : PG 15

Note                : Annyeong aku kembali dengan fanfic baruku

dari pada aku banyak cingcong mending langsung baca aja ya Happy Reading !!

♪♫♪♫

“pagi semua” sapa Taeyeon kepada semua dongsaengnya, wajahnya terlihat ceria sekali.

“pagi unn.. kau bahagia sekali !”ledek Hyoyeon. Taeyeon hanya tersenyum manis membalas ledekan Hyoyeon.

“kau sudah tidak waras !” cibir Soo Young. Kali ini mata Taeyeon membulat.

“Ya! Apa yang kau katakan Choi Soo Young, hah ?!” teriak Taeyeon.

“kau tidak waras ahjumma ! apa kau mulai tuli karna sudah tua ya, hahaha” ledek Soo semakin menjadi.

“aish sudahlah berdebat denganmu tidak akan ada habisnya, lebih baik kalian bersiap kita akan mulai latihan dengan oppadeul hari ini” ucap Taeyeon lalu pergi begitu saja.

“kau mau kemana unnie ?” tanya Seohyun.

“kemanalagi kalau bukan bertemu angelnya itu” celetuk Soo. Taeyeon mendengus.

“aku hanya berteman dengannya Soo, kau ini sok tahu” ketus Taeyeon, lalu pergi.

“cih,”

“sudahlah Soo..” ucap Yuri.

♪♫♪♫

Wajah mereka tampak tegang, kali ini sang petinggi Lee Soo Man, akan memberitahukan konsep yang akan ditampilkan.

“baiklah, besok kita akan menggelar Dream Concert season I, kita akan menggunakan tema Snow White, tampak kekanakan tapi aku menyukainya” ucap Soo Man sambil sesekali tersenyum. Leeteuk dan member lainnya hanya berpandangan heran, mereka semua masih tidak mengerti apa yang dipikirkan pria paruh baya dihadapannya ini.

“Hyung, bagaimana kalau dengan duet kami, akan menimbulkan Antis semakin banyak?” tanya Kyuhyun sambil menatap rekannya meminta persetujuan.

“aku sudah memikirkan itu semua, tenang saja dibalik ini pasti akan ada hikmahnya” ucapnya lagi. Akhirnya mereka yang berada dalam ruangan itu tersenyum lega.

“bisakah aku mengganti pasanganku” ucap Siwon, mereka semua sontak menoleh kearah namja berlesung pipi itu.

“apa yang kau lakukan Siwon-ah?” tanya Shindong. Siwon hanya tersenyum lalu kembali menatap Lee Soo Man.

“jika bisa, kau ingin berpasangan dengan siapa?” tantang Soo Man.

“aku ingin berpasangan dengannya!” tunjuk Siwon mengarah ke Yoona. Mereka semua terkejut, terutama Yoona raut wajahnya terlihat shok.

“a..aku..?” tanya Yoona. Donghae menatap tajam kearah Siwon, matanya tidak pernah lepas memandangnya. Kyuhyun yang menyadari ada perubahan muka Donghae, menggenggam tangan hyungnya.

“tenang hyung” bisiknya.

“maafkan aku Siwon, tapi ini adalah keputusan terakhirku tidak bisa diganggu gugat” ucap Soo Man membuat senyuman muncul diwajah Donghae. Siwon mendengus.

“baiklah” ucap Siwon pasrah.

♪♫♪♫

Yoona menghembuskan nafasnya beberapa kali, tangannya terasa begitu dingin saat ini. Donghae menoleh kearahnya dan menatapnya begitu intens, dia tertawa ketika melihat Yoona yang salah tingkah ketika bersamanya.

“kau kenapa Yoong ?” tanya Donghae padanya.

“eh?” dia terkejut, lagi-lagi Donghae memanggilnya dengan sebutan Yoong.

“kau kenapa ?” tanya Donghae lagi. Yoona tersenyum kemudian menggeleng, tangannya masih terasa dingin sampai saat ini.

“baiklah ayo kita mulai..” ucap Donghae lalu menarik tangan Yoona untuk ikut bersamanya.

“kita mau kemana sunbae ?” tanya Yoona, karena sedari tadi Donghae hanya menarik tangannya tidak jelas ingin kemana.

“kau juga akan tahu” ucap namja itu singkat dengan pandangan tetap lurus kedepan. Kini Yoona pun terkejut, Donghae membawanya ke sebuah bukit yang tidak jauh dari gedung SME.

“untuk apa kita kesini sunbae ?” tanya Yoona namun tidak berani menatap Donghae, dia terus saja melihat kesana-kemari agar tidak melihat tatapan mata teduh namja itu.

“kau boleh berteriak sepuasnya disini Yoong, keluarkan semua yang membuatmu tertekan seperti tadi”

“eh, aku tidak tertekan sama sekali sunbae” kilah Yoona. Donghae tersenyum lalu mengacak pelan rambut gadis itu.

“kau kira aku tidak tahu, ayolah cepat kau lakukan sebelum mereka tahu kalau kita tidak ada disana sekarang, bukankah kita adalah pemeran utama?” tanya Donghae sarkatis. Yoona hanya mengagguk kemudia berjalan menuju pinggir bukit, perlahan dia menarik nafas kemudian matanya terpejam.

“Aaaaaaaaaa” teriaknya sangat kencang, setelah itu dia membuka mata, nafasnya masih terengah-engah. Dia menoleh kebelakang untuk melihat Donghae, senyumnya mengembang dibibirnya ketika melihat Donghae yang tersenyum sangat manis untuknya.

“sudah lega ?” tanya Donghae. Yoona hanya mengangguk, lagi-lagi susah baginya untuk mengucapkan kata-kata untuk membalas ucapan Donghae.

“baiklah ayoo..” Donghae menarik tangan Yoona seperti ketika mereka sampai dibukit tadi.

♪♫♪♫

“kalian dari mana ?” tanya Leeteuk pada Donghae dan Yoona ketika mereka masuk keruang Dance.

“ah aku ..” ucap Yoona yang masih bingung menjawab apa. Donghae tersenyum menggenggam erat tangan Yoona, membuat gadis itu menoleh kearah pria disebelahnya.

“aku habis jalan-jalan sebentar hyung, tak apa kan ? lagi pula aku tidak akan menculik dongsaeng kesayanganmu” ucap Donghae mengejek Leeteuk.

“baiklah kali ini kau ku maafkan Lee Donghae, ayo kalian segera bersiap latihan” ucap Leeteuk lalu memilih bergabung bersama yang lain. Sementara Yoona masih saja menatap Donghae dengan tatapan heran, dia tidak menyadari bahwa Donghae kini juga menatapnya.

“apa aku sangat tampan Yoong?” tanya Donghae, pipi Yoona bersemu merah, dia mengalihkan pandangannya dari Donghae.

“neoumu kyeopta” batin Donghae yang melihat Yoona salah tingkah. Kini semua member SuGen telah mengenakan kostum yang akan mereka gunakan besok. Donghae yang terlihat gagah mengenakan kostum seorang pangeran dan Yoona yang terlihat sangat cantik mengenakan kostum Snow White.

“wah unnie kau sangat cantik” puji Seohyun.

“iya Yoong, aku tidak menyangka gadis tomboy sepertimu bisa menjadi gadis cantik seperti ini” ucap Soo.

“jangan memulai Soo” ucap Tifanny.

“haha kalian berlebihan, aku biasa saja, kalian bahkan lebih cantik dariku” ucap Yoona merendah, Donghae menatap Yoona, lalu tersenyum seketika.

“ini yang kusuka darinya, tidak pernah menganggap dirinya cantik” batin Donghae sambil terus menatap Yoona.

“hyung, apa kau masih terus ingin menatapnya?” goda Kyuhyun, sementara Donghae tertunduk malu karna kepergok tengah menatap Yoona.

“wah, pangeran ikan kita sudah besar ya” ucap Sungmin sambil mengacak pelan rambut dongsaengnya.

“Ya..!! hyung, kau merusak rambutku” gerutu Donghae sambil memanyunkan bibirnya.

“hash mulai lagi” celetuk Yesung. Diikuti tertawa oleh mereka semua yang ada diruangan itu. Mereka tidak menyadari bahwa ada dua orang gadis dan pria yang terus, terusan menatap tajam kearah Yoona dan Donghae.

“aku muak melihatnya tersenyum seperti itu, kau tidak pernah cantik Im Yoona” batin gadis itu sambil menyeringai.

“kau boleh menang saat ini, tapi untuk seterusnya tidak akan kubiarkan” batin seorang pria disebelah gadis itu.

♪♫♪♫

Riuh teriakan penonton, begitu terdengar, menanti penampilan artis kesukaan mereka menunjukkan aksinya diatas panggung. Lampu panggung mulai gelap, lampu pusat tengah panggung menyinari seorang pria yang berdiri tegap, pria itu memegang sebuah klarinet, bersiap untuk memainkan klarinet tersebut. Alunan suara klarinet terdengar disetiap sudut, seketika suara lembut itu terhenti, pria yang tadi memainkan klarinet, kini bersiap untuk menyanyikan sebuah lagu, lagu yang memang tidak asing bagi penikmat musik, 7 years of love. Ya dia adalah Cho Kyuhyun magnae boyband Super Junior, pembukaan yang ditampilkannya sangatlah bagus, bahkan tak sedikit ELF yang menangis mendengar suara merdunya. Di penampilan kedua kini salah satu pemeran utama pria terlihat keluar dari sebuah istana mewah, tampilannya yang gagah serta senyumannya yang manis terus dia tampilkan, secara perlahan dia melangkahkan kakinya agar penonton bisa melihatnya lebih dekat. Sang pangeran itu mengedarkan pandanganya mencari sesuatu, matanya tidak berhenti mencari sampai pada suatu sudut, membuatnya menghentikan pencarian itu, lengkungan semakin terlihat dibibirnya. Perlahan terdengar suaranya yang begitu merdu.

You’re like a queen and beautiful
I just can’t be without you girl
You’re complete and beautiful
i just can’t be without you girl

Cheoum boatdeon geu moseub kieok haeyo
sujubeun miso eosaehan malddu chagabdeon
keu so
haru jongil geudaeui saenggakeuro
amugeotdo halsu ga eobseo (michigesseona)

Nuneul ddelsu jocha eobseo
geujeo babocheoreom nege bbajo deuleoga
pyeongsaengeul hamkeh balmachueo naga
naega jikyeojulke saranghaeyo oh love

Coz you are so beautiful
nal sumsuiga haneun ne ibseul saranghandanmal oh
Coz you are so beautiful
nae geoteman meomulreo (keudae namanui)
My beautiful , my beautiful oh-oh

Kini langkahnya mulai menghampiri sosok yang membuatnya mampu menyanyikan lagu seindah itu.

“siapa namamu?” tanya pangeran itu pada seorang gadis cantik yang sedang asik bermain dengan kelinci-kelinci imut dihadapannya. Gadis itu terkejut kemudian tersenyum.

“aku Putri Salju..” ucap gadis itu dengan suara yang begitu lembut. DEG.. jantung pangeran –Donghae- berdetak lebih cepat, sejenak dia berfikir, gadis dihadapannya tersenyum kepadanya sebagai Lee Donghae atau pangeran ?.

“apa kau baik-baik saja tuan?” tanya gadis itu. Pangeran menggeleng kemudian menarik tangan sang Putri untuk mengikutinya. Sorot lampu yang berwarna warni membuat penampilan mereka berdua semakin terlihat menakjubkan. Langkah sang putri dan pengeran terhenti ditengah panggung, terlihat dari kedua sudut panggung, serombongan orang yang berpakaian sama seperti mereka ikut berkumpul bersama, mengelilingi sang pangeran dan putri. Mereka bersama menyanyikan lagu Lovely Day. Pertunjukkan itu berdurasi selama kurang lebih 2 jam, penampilan singkat mereka membuat para penonton berseri-seri.

♪♫♪♫

“kalian sungguh hebat, aku benar-benar bangga” puji Lee Soo Man kepada semua member SuGen. Senyum manis selalu menghiasi wajah mereka, ada perasaan lega, dan bangga telah menampilkan kemampuan mereka yang terbaik. Disudut tempat, pria itu mengepalkan tangannya, sedari tadi dia hanya terdiam menahan amarahnya, nafasnya naik turun seperti habis berlari, sorot matanya sangat tajam. Lee Soo Man pun pergi meninggalkan member SuGen, setelah Lee Soo Man pergi pria itu memecahkan gelas yang berada tidak jauh dihadapannya. Hal dia yang lakukan sontak membuat semua perhatian tertuju padanya.

“apa yang kau lakukan Siwon-ah?” bentak Leeteuk. Sementara pria itu –Siwon- hanya tersenyum kecut.

“oppa kau baik-baik saja ?” tanya Tifanny pada Siwon, namun pria itu masih saja tersenyum.

“bicaralah kau membuat kamu khawatir” kali ini Yesung yang berbicara.

“KALIAN MAU AKU BERBICARA ?! BAIKLAH, APA KALIAN MENGERTI APA YANG KURASAKAN HAH?” jawab Siwon dengan berteriak, sorot matanya masih tajam, segaris sorot mata itu tampak tertuju pada seorang Donghae yang masih terduduk mendengarkan lagu di I-Phonenya.

“kenapa kau berteriak, hey kau kenapa?” tanya Eunhyuk.

“KALIAN TIDAK PERNAH MENGERTI YANG KURASAKAN, KALIAN HANYA MEMIKIRKAN PERASAANNYA SAJA”tunjuk Siwon pada Donghae. Merasa dirinya menjadi bahan omongan Donghae segera mematikan lagunya.

“Apa yang salah denganmu Choi Siwon?” tanya Donghae. Siwon mendengus.

“cih, wajahmu itu aku muak melihatnya.!!” Ucap Siwon dan pergi meninggalkan mereka.

“apa yang salah denganku?” tanya Donghae pada dirinya sendiri. Eunhyuk yang melihat kejadian itu hanya berusaha membuat Donghae baik-baik saja.

“mungkin dia sedang ada masalah Hae” ucap Eunhyuk lalu ikut pergi bersama yang lainnya.

“kau baik-baik saja oppa?” tanya seseorang yang masih berada diruangan itu selain Donghae. Donghae menoleh mendapati Jessica yang tersenyum manis kearahnya.

“aku baik-baik saja Sica, mengapa kau tidak pulang ?” tanya Donghae yang mengalihkan pembicaraan.

“aku.. baru saja ingin pulang” ucap Jessica. Donghae tersenyum. Mereka tidak menyadari sepasang mata terus menatap kearah mereka, rupanya tidak hanya mereka yang berada dalam ruangan itu.

“aku tahu sejak awal kau menyukainya, itukah sebabnya belakangan ini kau memusuhiku unnie?” batin orang itu.

“mau pulang bersamaku ?” tawar Donghae pada Jessica, terlihat jelas wajah gadis itu berbinar. Dia begitu bahagia ketika Donghae menawarkan dia pulang bersama, hanya berdua.

“ten..” belum sempat Jessica menyelesaikan ucapannya, terdengar dering I-Phone diruangan itu. Donghae dan Jessica sama-sama mengecek I-Phone mereka, tapi dering itu bukan berasal dari mereka, lalu mereka mengedarkan pandangannya mencari sumber suara, dan mereka melihat seseorang yang masih terduduk kaku sambil menjawab panggilan I-Phonenya.

“ah baiklah aku akan pulang” ucap orang itu mengakhiri panggilannya. Ketika hendak berdiri tatapan mata Donghae dan orang itu saling bertemu.

“kau belum pulang Yoong ?” tanya Donghae pada orang yang tak lain adalah Yoona.

“ah aku baru saja ingin pulang, baiklah aku duluan sunbae, unnie” ucap Yoona dan berlalu meninggalkan Donghae yang masih menatapnya serta Jessica yang masih terlihat berfikir.

“Yoong?! Bukankah itu panggilan bagi orang yang dekat dengannya, apakah Donghae oppa sangat dekat dengannya?” batin Jessica.

“jadi.. kau mau ikut bersamaku atau tidak ?” tanya Donghae lagi.

“baiklah oppa.

♪♫♪♫

“mengapa kau harus menangis Im Yoona?” tanya Yoona pada dirinya sendiri. Air mata yang dari tadi dia tahan akhirnya menerobos keluar. Ada perasaan sakit ketika melihat Donghae mengajak Jessica untuk pulang bersama dan membiarkannya pulang sendiri. Cemburukah dia ? entahlah.

“aku tidak mungkin menyukainya.. tidak,” yoona terus saja menggelengkan kepalanya, pertanda dia harus berfikir masuk akal.

“kau sedang apa disini ?” tanya seorang pria padanya.

“aku baru saja ingin pulang oppa, kau sendiri ?” tanya Yoona pada pria itu.

“aku juga ingin pulang” sejenak pria itu melirik arlojinya dan terkejut.

“Ya!! Ini sudah malam tapi kau masih berkeliaran sendiri” omel pria itu pada Yoona. Yoona hanya tersenyum.

“baiklah ayo kita pulang bersama”. Kini langkah Yoona dan pria itu telah sampai di halaman depan Dorm SNSD.

“terima kasih karena sudah mau mengantarku oppa” ucap Yoona sambil membungkuk hormat pada pria itu.

“tidak usah sungkan, kau sudah ku anggap seperti adikku sendiri” ucap pria itu.

“ah benarkah.. terima kasih Kikwang oppa..”

“sudah masuklah” perintah pria yang tak lain adalah Kikwang B2ST

♪♫♪♫

“mengapa kau selalu mengangguku ketika aku bersamanya Im Yoona?!” bentak Jessica ketika Yoona baru saja masuk ke Dormnya, raut muka bingung terlihat diwajah Yoona.

“apa maksudmu unnie ?” tanya Yoona.

“kau .. aish mengapa aku susah sekali untuk memusuhimu” teriak Jessica sambil mengacak rambutnya.

“unnie..” panggil Yoona, air mata pun menetes. Jessica terdiam.

“apa kau memusuhiku karna aku menjadi pasangan Donghae oppa, iya ?” selidik Yoona dengan suara parau.

“ada apa ini, Yoong kau kenapa ?” tanya Yuri yang datang mendengar keributan diluar.

“aku membencimu Im Yoona, sangat membencimu” teriak Jessica lalu pergi kekamarnya. Ada perasaan sesak di hati Jessica ketika harus mengatakan bahwa dia membenci Yoona, tapi ini demi rencananya dengan siwon agar berhasil.

*flashback*

“mulai sekarang kita harus bekerja sama menjauhi mereka” ucap Siwon pada Jessica

“apa kau bilang, menjauhi Yoona, Ya! Dia itu dongsaeng kesayanganku, apa aku bisa” bentak Jessica

“kau pasti bisa, aku juga akan menjauhi Donghae, aku ingin mereka merasa bersalah dan memilih untuk mengganti pasangan” seringaian muncul diwajah tampan Siwon.

“baiklah” jawab Jessica pasrah

*Flashback END*

“maafkan unnie Yoong” suara Jessica semakin terisak, kemudian dia memilih untuk tidur.

TBC

Haduh maaf pendek, aku kebut nih takut kelamaan.. maaf ya ..

Makasih buat yang masih nunggu ff ini.. bye samapi ketemu di next part

(one shoot) I’AM JEALOUS…


Author : Mheliya_sonelf

Genre : one shoot

Main cast : Im yoona as Yoona SNSD , Lee Donghae as Donghae Suju , Jessica Jung as Jessica

SNSD

Other cast : All member Suju and SNSD

Rating : PG 15

Tittle    : I’AM JEALOUS

 

●◌○

Cemburu itu membutakan.. aku tahu itu, bahkan kita semua juga tahu, tapi bagaimana jika cemburu yang kau rasakan bukan cemburu terhadap seorang kekasihmu melainkan terhadap orang yang sudah kau anggap sebagai kakakmu dan sebaliknya, apakah itu hal yang wajar?

~I’am Jealous….~

Hujan mulai membasahi kota Seoul dan sekitarnya.. semua orang pergi mencari tempat berteduh tapi tidak dengan yeoja itu.. disaat semua orang panik dia hanya berjalan dengan perasaan yang campur aduk.. dia mengangkat wajahnya agar menengadahkan ke langit merasakan butiran-butiran air itu langsung menerpa wajah cantiknya.. namun tahukah kalian mengapa dia melakukannya? Ya dia membiarkan air hujan itu menghapus butiran lembut yang keluar dari matanya. Dia menangis .. mengapa dia memilih hujan? Tentu saja jawabannya sangat simple, sebab dengan adanya hujan kesedihan yang dia rasakan tidak akan terlihat oleh orang lain. Dia segera menghentikan kegiatannya itu mendengar I-Phonenya berdering..

“yoboseyo”

“yoboseyo, Yoong kau dimana?”

“ah.. aku sedang berteduh unnie.. disini hujan deras” bohongnya.

“perlu aku jemput?”

“tidak perlu Yuri unnie.. aku akan segera pulang..”

“tapi..”

“kau tenang saja.. aku Im Yoona, yeoja yang kuat kekeke”

“baiklah terserah kau saja Yoong, cepatlah aku tunggu kau”

“ne..”

Setelah sambungan telfon itu ditutup. Dia segera berjalan menuju tempat tujuan utamanya. Sesampainya di Dorm dia enggan untuk mengetuk pintu mendengar pembicaraan beberapa orang di dalam. Dia itu hal itu sangatlah tidak sopan, tapi apa boleh buat itu sudah terlanjur..

“kau bodoh unnie, memanfaatkan hal itu saja tidak bisa” ucap seorang yeoja pada lawan bicaranya.

“iya aku tahu krystal, tapi bukankah kau melihatnya, dia sangat akrab dengan Yoona. Aku merasa mereka berdua lebih cocok dibandingkan aku” balas yeoja lainnya.

“aish.. aku yakin Yoona unnie itu tidak ada hubungan apa-apa dengannya, kau hanya perlu yakin bahwa dia masih mencintaimu.. kembalilah padanya unnie aku sungguh muak melihatnya dengan Yoona unnie” ucap yeoja itu yang tak lain adalah Krystal Jung. Kalian tahu kan, benar sekali dia memang adiknya Jessica Jung.

“kau ini bicara apa, jangan pernah kau menghina Yoona dihadapanku” ucap Jessica. Yoona yang merasa dirinya semakin dibicarakan segera mempertajam telinganya untuk mendengarkan lebih lanjut.

“apa aku salah? Jelas-jelas dia itu terlihat centil jika sedang bersama Donghae oppa, apa kau tidak menyadarinya sedikitpun?” kali ini nada bicara Krystal semakin mengejek Yoona.

“cukup Jung Krystal !!! kau membuatku kesal saja” bentak Jessica.

“sudahlah unnie.. Yoona unnie itu orang yang benar-benar tidak tahu diri, dia itu tidak benar-benar menyayangi Donghae oppa, kau harus merebutnya kembali dari sisi Yoona unnie”

“hash.. terserah kau saja, lama-lama aku bisa jantungan jika berbicara denganmu, dan satu lagi jangan pernah kau menunjukkan sikapmu yang seperti ini pada Yoona atau kau berhadapan denganku” ancam Jessica.

“cih, masa bodoh biarkan saja toh semakin dia tahu akan semakin baik”. Pertengkaran itu pun berhenti, mengetahui hal itu Yoona segera berlari menjauh dari tempat itu. Perasaanya begitu sakit, cobaan apa lagi ini? Kasiha sekali Yoona.

“ya tuhan, apa yang harus kulakukan?” gumamnya. Akhirnya dia pun memutuskan untuk tetap masuk Dorm, bertindak seolah-olah dia tidak mengetahui apa-apa. Ketika masuk dia melihat Yuri sedang menelfon seseorang.

“ah itu dia .. Yoona sudah pulang oppa, ne kau tenang saja aku akan menjaganya” ucap Yuri saat melihat Yoona dan segera menutup telfon itu. Yoona hanya mengernyitkan dahi, dengan siapa Yuri menelfon?.

“aigo.. mengapa kau basah kuyup seperti ini Yoong?” tanya Yuri yang khawatir melihat keadaan Yoona yang sudah basah kuyup dengan tubuh gemetar, wajah dan bibir yang pucat.

“aku kehujanan unnie.. aku mau istirahat” ucap Yoona dingin. Dia pun segera berlalu meninggalkan Yuri yang bingung dengan sikapnya.

“ada apa dengan anak itu?” gumam Yuri pada dirinya sendiri.

●◌○

Donghae menahan nafas, menyadari semua pandangan menatap tajam ke arahnya.

“jadi… siapa sebenarnya yang kau cintai Hae?” tanya Leeteuk.

“apa maksudmu hyung, aku sungguh tidak mengerti” balas Donghae. Dia sendiri pun bingung dengan apa yang dia rasakan. Saat hubungannya berakhir dengan Jessica, jujur saja dia sangat sakit dan berharap kembali lagi. Namun ketika Yoona hadir berniat untuk membantunya kembali dengan Jessica, dia malah merasakan keraguan menyelimuti hatinya.

“Hae, kau harus adil siapa yang benar-benar kau cintai, aku sungguh tidak ingin hubungan Yoona dan Jessica menjadi renggang gara-gara kau” kali ini Yesung mencoba menyarankannya. Memang benar ucapan The Invisible Leader OF Super Junior itu, semua orang pun tahu bagaimana akrabnya Yoona dan Jessica. Tidak masuk akal jika mereka harus bertengkar akibat cinta dari seorang Super Junior Lee Donghae.

“pilihlah dari hatimu hyung, hanya kau yang tahu jawabannya, aku yakin hatimu pun sudah memiliki jawabannya hanya saja kau masih meragukannya” ucap Kyuhyun. Donghae tersentak mendengar ucapan dongsaeng evilnya itu, tidak percaya Kyuhyun akan bertindak dewasa seperti itu.

“aku… benar-benar bingung” lirih Donghae. Dia frustasi, bagaimana mungkin dia dihadapkan pada pilihan yang sulit, memilih cinta lama atau cinta baru, meskipun dia tidak tahu Yoona mencintainya atau tidak. Setidaknya dia harus membuat kepastian bagi orang-orang.

“kau pasti bisa Hae.. aku sangat percaya itu” ucap Eunhyuk.

“pikirkanlah dengan hati dan logika mu” Sungmin pun ikut berbicara. Donghae mengangguk lalu tersenyum, dia menyadari ternyata dia tidak sendiri menghadapi hal sulit ini.

●◌○

“Yoong, makanlah apa kau tidak lapar?”teriak Hyo Yeon dari dapur. Namun dia tidak mendapat jawaban dari Yoona. Dia segera menyuruh Soo dan Tifanny untuk melihat keadaan Yoona, setelah mengetahui bahwa Yoona habis kehujanan dari Yuri.

Tok.. Tok..

“Yoong.. kau sedang apa, keluarlah apa kau tidak lapar?” tanya Tifanny sambil mengetuk pintu kamar Yoona.

“Yoongie, my Couple Shikshin ayolah kita makan hari ini Hyo memasak makanan yang sangat lezat .. eummm” goda Soo. Namun tetap saja tidak mendapat tanggapan dari Yoona.

“apa dia tertidur?” tanya Tifanny. Soo mengindikan bahunya tanda tidak tahu. Dia mencoba memegang Knop pintu dan.. Ceklek.. pintu kamar Yoona terbuka. Segera Soo dan Fanny masuk untuk mencari Yoona. Melihat kasurnya kosong, mungkin Yoona sedang mandi pikir mereka. Segera mereka mengetuk pintu kamar mandi namun tetap tidak ada jawaban. Mereka mencoba membuka pintu kamar mandi dan mencari Yoona.

“astaga Yoong.. kau kenapa” teriak Soo dan Fanny bersamaan melihat Yoona yang tergeletak di samping Bath Up dengan keadaan setengah telanjang. Semua member SNSD yang sedang berada di Dorm mendengar teriakan Soo dan Fanny pun segera menghambur kekamar Yoona dan terkejut melihat keadaan Yoona dan wajahnya yang begitu pucat.

“angkat dia ke kasur” perintah Taeyeon dengan rawut wajah begitu khawatir. Seohyun pun mencoba menahan air matanya begitu melihat keadaan Yoona yang lemah tak berdaya.

“apa yang terjadi dengannya unnie?” tanya Seohyun.

“entahlah Seo, kurasa kita harus membawanya kerumah sakit, keadaanya begitu parah” Taeyeon pun segera menyuruh Seo menelfon ambulance untuk membawa Yoona kerumah sakit.

●◌○

Keadaan koridor rumah sakit itu begitu rusuh, semua orang yang datang mendadak seperti orang yang sedang balapan, tidak ketinggalan member Super Junior yang ikut andil dalam acara berlari masal itu.

“kamarnya nomor berapa Hyung?” tanya Donghae. Leeteuk mengingat ucapan Taeyeon yang memberi kabar bahwa Yoona masuk rumah sakit dan memberi tahu kamar rawatnya.

“3015” jawab Leeteuk. Mendengar jawaban Leeteuk, Donghae segera mempercepat langkahnya atau bisa disebut lari kecil meninggalkan member SuJu dibelakangnya.

“anak itu, baru dapat kabar Yoona sakit saja paniknya minta ampun” celetuk Eunhyuk. Mendengar itu semua member pun menahan tertawa.

“kurasa aku mulai tahu jawaban Donghae hyung” tebak Kyuhyun.

“aish sejak kapan evil seperti kau menjadi sok tahu” balas Shindong.

“sejak saat ini” balas Kyuhyun menunjukkan evilnya.

“sudahlah lebih baik kita cepat-cepat lihat Donghae sudah menghilang” ucap Yesung dan Siwon bersamaan.

~I’am Jealous…~

Brak.. suara bantingan pintu itu mengagetkan semua penghuni kamar, tapi tidak dengan Yoona, yeoja itu masih belum sadarkan diri sampai saat ini, keadaanya begitu lemah, bahkan kardiograf menunjukkan pergerakan sistem jantung dan paru-parunya tidak stabil.

“bisakah kau tidak berisik oppa..!!” bentak Soo. Donghae hanya tersenyum malu lalu mengalihkan pandangannya ke arah Yoona yang masih menutup mata. Perlahan tapi pasti dia menghampiri Yoona dan memegang tangannya yang begitu dingin.

“apa yang terjadi dengannya?” tanya Donghae pada member SNSD kecuali Yuri dan Jessica.

“aku juga tidak mengerti oppa, dia pingsan di samping bath up, tapi Yuri bilang saat dia pulang tubuhnya basah kuyup, sepertinya dia kehujanan” jawab Taeyeon. Donghae mengangguk lalu menengok kekanan-kiri mencari seseorang, menyadari itu Fanny segera bertanya.

“apa yang kau cari oppa?”

“Sica, dimana dia? Bukankah seharusnya dia juga ada disini menjaga Yoona?” tanya Donghae masih dengan hal yang sama menggenggam tanga Yoona berharap yeoja itu merasakan kehangatan dari Donghae.

“oh, dia sedang ada pemotretan oppa” balas Sunny. Donghae mengangguk tanda mengerti.

“bagaimana keadaan dia?” tanya Leeteuk ketika memasuki ruangan rumah sakit itu.

“oppa.. aku sungguh mengkhawatirkannya..” ucap Taeyeon pada Leeteuk dengan wajah khawatir.

“memangnya apa yang terjadi dengan Yoona?” tanya Leeteuk dengan wajah yang tak kalah khawatir.

“bisakah kita bicara di luar saja oppa?” pinta Taeyeon. Akhirnya Leeteuk dan Taeyeon berbicara empat mata, meninggalkan member SNSD dan Super Junior.

“apa yang ingin mereka katakan?” tanya Donghae penasaran. Semua member SNSD mengindikan bahu.

“oppa? Apa yang kau lakukan jika kemungkinan terburuk terjadi pada Yoona?” tanya Soo hati-hati. Donghae mengernyitkan dahi tanda tidak mengerti.

“apa maksudmu Soo?” tanya Donghae.

“ah.. aniyo oppa, sudahlah lupakan anggap saja aku tidak berbicara apapun padamu” ucap Soo lalu meninggalkan yang lainnya diruangan.

●◌○

Sudah hampir semalaman semua member SNSD dan Super Junior menunggu Yoona dirumah sakit begitu pun dengan Yuri dan Jessica yang baru saja bergabung.

“ini sudah malam, kalian pulanglah biar aku saja yang menjaga Yoona” ucap Donghae pada mereka semua.

“benarkah? Tapi apakah kau tidak lelah oopa?” tanya Yuri memastikan. Donghae tersenyum manis sekali.

“tentu saja, aku tidak mungkin lelah dengan hal yang berhubungan dengan Yoona” ucap Donghae. DEG.. perasaan sesak langsung meliputi Jessica, tanpa Donghae sadari ucapannya itu telah menyakiti hati Jessica.

“apa aku perlu menemanimu oppa?” tanya Jessica, sejujurnya Jessica berharap Donghae mengangguk menyetujuinya, dia tidak ingin Donghae berduaan dengan Yoona dalam satu ruangan, egoiskah?

“tidak perlu sica, kau pulanglah bersama yang lainnya, aku akan menjaga Yoona” ucap Donghae pada Jessica. Pupus sudah harapan Jessica.

“baiklah kami pulang dulu Hae.. jaga dirimu” ucap Leeteuk dan Yesung.

“bila terjadi apa-apa pada Yoona kau harus memberi tahu kami oppa” pinta Yuri.

“pasti.. kalian hati-hati ya”

●◌○

“Yoong? Kau bisa mendengarkan oppa? Mengapa dari tadi kau hanya menutup mata, ayo bangunlah Yoongie aku merindukan suaramu” ucap Donghae. Yoona mulai menggerakan tangannya.

“eunghh” Yoona mencoba membuka matanya.

“Yoong kau sudah sadar?” tanya Donghae. Yoona kaget menyadari dirinya bukan lagi berada dikamarnya. Dan dia sangat terkejut menyadari Donghae sedang menatap intens ke arahnya.

“apa yang sedang kau lakukan disini oppa?” tanya Yoona. Donghae tersenyum seraya mengacak rambut Yoona.

“aku menjagamu Im Yoona”

“aku sungguh merepotkanmu oppa, lebih baik kau pulang dan maaf aku tidak bisa membantu mu untuk kembali dengan Jessica unnie” ucap Yoona dengan wajah yang tertunduk lesu. Dengan sigap Donghae mengangkat wajah Yoona, di perhatikannya wajah cantik Yoona.

“lupakan soal itu.. itu hanya masa lalu Yoong”

“mwo.. tapi oppa”

“sudahlah Yoong, sekarang kau harus istirahat” Donghae segera membaring paksakan tubuh Yoona lalu menyelimutinya.

“jangan membuat ku khawatir lagi.. arra!” ucap Donghae lalu mencium kening indah Yoona membuat Yoona terkejut setengah mati.

“mianhae” ucap Yoona dengan sangat pelan.

“untuk apa?” tanya Donghae bingung.

“aku sudah membuatmu khawatir”

“haha kau lucu sekali Yoongie.. sudahlah kau harus beristirahat, aku disini tidak akan meninggalkanmu”

●◌○

“bodoh, aku sungguh bodoh.. harusnya aku tahu bahwa Donghae oppa sudah tidak mencintaiku lagi.. mengapa aku masih mengharapkannya” gumam Jessica. Krystal yang menyadari ada perubahan pada Unnienya itu segera masuk kedalam kamar Jessica.

“apa kau baik-baik saja unnie?” tanya Krystal yang begitu khawatir dengan keadaan Jessica. Jessica mengangguk untuk memastikan pada adiknya bahwa dia baik-baik saja. Krystal yang tahu Jessica berbohong hanya tersenyum kecut.

“aku harus melakukan sesuatu” batin Krystal. Jessica menengadahkan wajahnya menatap langit-langit kamarnya. Air mata yang dari tadi dia tahan perlahan turun membasahi wajah cantiknya.

“aku sungguh bodoh masih mencintainya” gumam Jessica. Krystal yang tahu kemana arah pembicaraan Jessica hanya mengelus bahu unnienya berharap unnienya itu bersabar, karena dia akan segera membuat perubahan.

“bersabarlah unnie.. semua akan segera berubah sebentar lagi.. bersabarlah”

~I’am Jealous~

“kau sudah bangun Yoong?” tanya Donghae ketika dia membuka mata melihat Yoona yang tengah berdiri menatap keindahan Kota Seoul dari jendela.

“ah oppa.. kau kelelahan rupanya, tidurmu pulas sekali” ucap Yoona tanpa mengalihkan pandangannya. Donghae segera bangkit lalu memeluk pinggang ramping Yoona.

“apa yang kau lakukan oppa?” tanya Yoona yang terkejut dengan perlakuan Donghae.

“biarkan sejenak seperti ini Yoong” ucap Donghae sambil meletakan wajahnya di bahu Yoona.

“saranghaeyo Im Yoona” ucap Donghae tepat ditelinga Yoona. DEG jantung Yoona berdetak dengan cepat, apa yang Donghae katakan barusan membuat tubuhnya lemas seketika.

“oppa.. bercandamu berlebihan oppa” jawab Yoona sambil mencoba melepaskan pelukan Donghae. Donghae yang menyadari sikap Yoona semakin mempererat pelukannya.

“apa kau tidak mencintaiku?” Bingo.. pertanyaan Donghae membuat Yoona mati kutu.

“aku .. tapi bagaimana dengan Sica unnie?” tanya Yoona. Donghae tersenyum lagi, lalu melepaskan pelukannya dan mengacak rambut Yoona perlahan.

“sudah ku bilang dia masa laluku.. sekarang kau lah cinta baru ku, kau tahu semua member SuJu menyuruh ku untuk memilih kau ata Sica awalnya aku benar-benar bingung siapa yang harus kupilih, karena kalian berdua sama –sama berarti bagiku.. tapi kini aku sudah tahu jawabannya, hatiku memilihmu Yoong” ucap Donghae panjang lebar.

“bisakah kau memberiku waktu?”

“tentu saja Yoongie aku akan selalu menunggu jawabanmu” ucap Donghae

●◌○

Yoona sudah pulih kembali, kini dia pun mulai menjalani aktivitasnya seperti biasa. Soal pernyataan cinta Donghae, Yoona mencoba merahasiakannya dari semua member SNSD terlebih lagi Jessica. Kini Yoona sedang menunggu seseorang disebuah restaurant.

“mianhae Yoona unnie aku terlambat” ucap seseorang yang telah ditunggu Yoona.

“nan gwechana, Krystal-ssi aku juga belum lama, jadi apa yang ingin kau katakan?” tanya Yoona. Krystal menghela nafas lalu mulai memberi tahu maksud pertemuannya.

“apakah kau menyayangi Sica unnie?” tanya Krystal. Pertanyaan apa itu? Yoona tentu saja sangat menyayangi Jessica, bukan kah itu sudah sangat terlihat jelas dengan kedekatan dan perhatiaanya pada Jessica.

“tentu saja, mengapa kau bertanya seperti itu?”.

“ku harap kau mau meninggalkan Donghae oppa, aku sungguh tidak sanggup melihatnya menangis setiap malam, berharap dia bisa kembali pada Donghae oppa seperti dulu. Aku tahu dia pernah melakukan kesalahan fatal dengan meninggalkan Donghae oppa, tapi kurasa dia sudah menyesal”. Yoona yang mulai mengetahui kemana arah pembicaraan Krystal, merasakan sesak.

“aku tahu apa yang harus kulakukan, kau tenang saja, apapun akan kulakukan supaya Sica unnie bahagia” ucap Yoona sambil tersenyum, namun berbeda dari senyum biasanya, kali ini terlihat bahwa dia merasakan tengah merasakan kebimbangan.

“gumawo unnie.. aku tahu kau orang yang baik, yasudah aku permisi dulu .. annyeong”. Sepeninggal Krystal, Yoona menangis dia tahu ini salah, dia merasa dia memang mencintai Donghae, bahkan rasa itu mungkin telah terjadi sejak awal pertemuan. Lalu apa yang harus dilakukannya, bagaimana cara mengatakan bahwa dia tidak bisa menerima cinta dari seorang Lee Donghae,?. Yoona terlalu frustasi memikirkan hal ini, bahkan dia melupakan pesan dokter yang menyuruhnya untuk tidak terlalu benyak pikiran. Akhirnya dia merasa inilah keputusan yang harus diambilnya, segera dia meraih I-phone yang diletakan di saku jaketnya lalu menelfon seseorang.

“yoboseyo”

“yoboseyo Yoong ada apa?” tanya seseorang yang tak lain adalah Donghae.

“bisakah kita bertemu oppa, ada yang ingin ku bicarakan”. Donghae mengangguk lalu tersenyum, meskipun Yoona tidak mengetahui hal itu tetap saja senyuman manisnya tertuju untuk Yoona.

“baiklah di sungai Han, aku akan datang 15 menit lagi.. tunggu aku” akhir Donghae lalu memutuskan sambungannya. Yoona memilih untuk tetap berjalan merasakan udara sore di kota Seoul, menerpa wajah cantiknya.

_at Han Rivers_

“aku akan menjawabnya oppa” ucap Yoona dengan tatapan yang begitu sulit diartikan.

“benarkah, jadi apa kau juga mencintaiku?” tanya Donghae riang. Yoona menghela nafas panjang kemudian di berjalan menuju sungai Han, pandangannya yang kosong memandang hamparan air yang indah itu.

“mianhae oppa, aku tidak mencintaimu” ucap Yoona yang begitu serak, nyaris terdengar seperti desahan. Senyum yang awalnya menghiasi wajah tampan Donghae menghilang seketika.

“apa maksudmu Yoong? Bukankah kita saling mencintai.. mengapa kau mengatakan tidak mencintaiku?” tanya Donghae yang ikut menghampiri Yoona.

“sudah kukatakan aku tidak mencintaimu..!!!” kali ini Yoona kehabisan akal, meyakinkan seorang Lee Donghae tidak semudah dengan apa yang dia bayangkan.

“kau bohong..!! apa yang menyebabkan kau seperti ini? Apa Jessica? Iya, Yoong dia adalah masa laluku, bukankah sudah kukatakan hal itu” kali ini Donghae membentak Yoona, membuat Yoona terbungkam. Air mata yang susah payah dia tahan keluar seketika.

“aku bukanlah orang yang tepat untukmu oppa, aku akan selalu menjadi Dongsaeng mu, seperti status awal kita dan bukankah kau menginginkan aku bahagia, aku sungguh tidak bahagia jika bersamamu” ucap Yoona. Hatinya mencelos ketika harus mengatakan hal itu pada Donghae.

“tapi…” Dongahe kehabisan kata-kata, Yoona adalah orang yang keras kepala, semua orang tahu hal itu, bahkan juga dirinya.

“bahagialah dengannya, aku merasa kau masih sangat mencintainya.. aku mendukung hubungan kalian oppa”

“jadi ini yang kau maksud hah? Menyuruhku berpacaran dengan Jessica? Aish kemana akal sehatmu Im Yoona..!!!” bentak Donghae. Yoona menyadari bahwa Donghae begitu marah mendengar ucapannya segera tersenyum semanis mungkin.

“kau pasti mengerti mengapa aku melakukannya, dia mencintaimu, kau mencintainya, kalian sama-sama mencintai, dan aku.. aku hanya orang ketiga yang hadir menghancurkan semuanya, lagi pula aku sudah memiliki orang yang kusukai” ucap Yoona membuat Donghae terkejut setengah mati.

“si..siapa maksudmu?”

“Gikwang oppa”. Donghae lemas seketika, kakinya tidak mampu menahan berat badannya dia pun terjatuh diatas hamparan rumput. Yoona yang khawatir dengan Donghae segera menghampirinya namun terlambat Donghae sudah melarangnya duluan.

“aku akan melakukannya, aku akan kembali padanya, tapi satu hal yang harus kau tahu, aku kembali bukan karena masih mencintainya tapi karena aku mencintaimu karena kau yang menyuruhku dan aku juga tidak akan merestui hubunganmu dengan Gikwang karena sampai kapanpun kau hanya milikku. Lee Donghae” ucapnya lalu meninggalkan Yoona sendirian yang begitu terpaku mendengar ucapannya.

“aku mencintaimu Dongahe oppa” ucap Yoona dengan suara yang serak.

 ●◌○

Jessica terkejut bukan main mendengar pernyataan dari Donghae, dia benar-benar tidak menyangka jika ternyata benar ucapan Yoona dan Krystal bahwa Donghae masih mencintainya..

“jadi apakah kau mau kembali padaku?” tanya Donghae lagi. Tanpa pikir panjang Jessica mengangguk tanda dia menyetujuinya. Dengan sigap Jessica pun memeluk Donghae membuat Donghae sangat terkejut. Tanpa mereka sadari sepasang mata menatap nanar ke arah mereka berdua. Ya dia Yoona, memandang kebahagiaan yang telah didapatkan oleh unnienya itu. Akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke Dormnya.

Brak.. Yoona membanting pintu Dorm, member SNSD yang berada di Dorm hanya menatap bingung ke arahnya.

“Yoong, apa yang terjadi dengan dirimu?” tanya Taeyeon bingung, namun Yoona mengabaikan pertanyaan dari unnienya itu. Dia segera bergegas kekamarnya. Taeyeon mendesah kesal sekaligus khawatir dengan keadaan Yoona.

“kau baik-baik saja unnie?” tanya Sunny.

“aku hanya takut asma Yoona kambuh lagi, kalian tahu kan semenjak dirawat kemarin dokter baru saja memvonis bahwa Yoona terkena penyakit asma yang sangat akut” ucap Taeyeon sambil menangis.

“aku yakin Yoona itu kuat Taeng” ucap Hyo. Diikuti anggukan dari member yang lainnya. Tiba-tiba pintu Dorm kembali terbuka.

“annyeong” sapa Jessica dengan wajah yang berbinar, menyadari wajah semua member terlihat khawatir senyumnya pun memudar.

“ada apa? Apa yang terjadi?” tanya Jessica pada Seo. Seo menoleh lalu menggeleng .

“kau dari mana saja?” tanya Soo dan Yuri bersamaan. Jessica pun menceritakan bahwa dirinya habis bertemu dengan Donghae.

“jadi kau sudah berpacaran lagi dengannya?” tanya Fanny. Jessica mengangguk.

“chukkae unnie” ucap Seo.

“gumawo.. emm dimana Yoona?” tanya Jessica menyadari bahwa Yoona tidak ada di antara mereka dari tadi.

“dia dikamar.. saat pulang tadi dia bilang dia ngantuk” Taeyeon pun segera bangkit lalu masuk kekamarnya. Diikuti semua member yang lain hanya menyisakkan Jessica dan Yuri.

“jadi Donghae oppa memilihmu? Ah aku kira dia akan memilih Yoona” ucap yuri tanpa sadar. Jessica menoleh merasa tersinggung mendengar ucapan Yuri.

“apa yang kau katakan?”

“aniyo lupakan saja” Yuri pun bangkit lalu masuk kekamarnya.

●◌○

“Yoona-ssi” panggil Gikwang ketika melihat Yoona keluar dari Dormnya. Yoona terkejut dengan kedatangan namja itu.

“ah Gikwang oppa, apa yang kau lakukan disini?” tanya Yoona yang masih bingung dengan kehadiran Gikwang.

“aku menjemputmu, bukankah hari ini kita akan pergi seminggu ke Jepang?” kali ini Gikwang balik bertanya.

“ah iya aku lupa, mianhae oppa yasudah aku ambil barang-barang dulu” Yoona pun kembali masuk ke Dorm mengambil perlengkapannya. Ketika dia keluar kamar sangat terkejut melihat kehadiran Donghae diruang tamunya. Begitu pun dengan Donghae, dia sangat ingin memeluk dongsaeng kesayangannya itu namun dia urungkan kini dia harus mulai menjaga perasaan Jessica.

“kau mau kemana Yoong?” tanya Taeyeon yang terkejut melihat Yoona membawa koper.

“apa aku belum memberitahumu eonni, aku akan pergi ke Jepang seminggu ini” ucap Yoona dengan wajah yang datar tidak seperti biasanya.

“belum, kau ini mendadak sekali.. baiklah dengan siapa kau pergi?” tanya Taeyeon (lagi).

“aku bersama Gikwang oppa” ucap Yoona malu-malu. DEG, perasaan sesak menyeruak seketika di hati Donghae mendengar ucapan Yoona.

“jadi benar kau dan Gikwang oppa..” ucap Yuri dan Sunny terkejut. Yoona hanya mengangguk malu-malu.

“baiklah unnie kurasa Gikwang oppa sudah menunggu lama” ucap Yoona lalu keluar dari Dorm. Begitu diluar Yoona segera menyandarkan tubuhnya yang terasa rapuh, dia tidak menyangka harus berakting didepan unnie-unnienya terlebih lagi Donghae dengan embel-embel agar Donghae mampu melupakannya, tanpa terasa dadanya semakin sesak, air mata pun semakin deras mengalir. Pandangan Yoona buram seketika dan .. Brukk kakinya tak mampu menopang tubuhnya lagi.

“IM YOOONAAAAA..!!” teriak Gikwang lalu berlari menghampiri tubuh Yoona terjatuh tak berdaya. Mendengar keributan diluar semua penghuni Dorm pun keluar dan betapa terkejutnya melihat Yoona tergeletak tak berdaya.

“YOOOOONNGGGGGG..!!!” Koor member SNSD yang khawatir dengan keadaan Yoona tanpa terkecuali Lee Donghae, namja itu terpaku dengan apa yang dia lihat. Dia merasa seluruh tubuhnya terasa kaku. Dia berfikir bukankah tadi Yoona masih tersenyum malu-malu, lalu apa maksud dari senyuman itu?. Gikwang pun mencoba mengangkat tubuh ramping Yoona, namun agak kesulitan. Melihat itu Jessica segera menoleh mencari keberadaan namjachingunya, dia sungguh merasakan hal aneh melihat Donghae yang masih terpaku tanpa berniat menolong Yoona sama sekali.

“oppa, bantulah Gikwang oppa” perintah Jessica. Donghae masih terdiam dipikirannya terdapat berbagai pertanyaan.

“DONGHAE OPPAAAA..!!!”kali ini Soo ikut menyadarkan Donghae, dan benar saja Donghae segera tersadar.

“biar aku saja Gikwang-ssi” ucap Donghae lalu menyuruh Gikwang menyingkir.

“ah baiklah”

●◌○

Donghae terlihat panik, dari tadi dia hanya mondar-mandir di koridor rumah sakit depan ruang ICU, menunggu dokter yang menangani Yoona segera memberi kabar. 1 jam.. 2 jam.. 3 Jam.. menunggu akhirnya Dokter pun keluar.

“bukankah aku pernah mengatakannya pada kalian, jangan biarkan dia banyak pikiran” ucap Dokter itu. Donghae hanya mengernyitkan dahi sementara member SNSD hanya menundukkan kepala.

“memang apa yang terjadi dengannya Dok?” tanya Donghae. Dokter itu menghela nafas.

“asmanya.. kalian harus memperhatikan kesehatannya”

“asma? Bagaimana bisa?”

“kami juga belum mengetahuinya, baiklah jaga dia, jika terjadi apa-apa panggil aku lagi” ucap Dokter lalu meninggalkan mereka semua. Donghae menatap tajam ke arah semua member SNSD.

“jadi ada yang bisa menjelaskan padaku?” tanya Donghae. Semua member terdiam, Gikwang yang merasa seperti obat nyamuk akhirnya angkat bicara.

“Sejak dirawat waktu itu, Dokter memvonis Yoona-ssi terkena asma akut” ucap Gikwang. Donghae tertegun, bagaimana bisa dia tidak mengetahui hal ini, mengapa dia harus mengetahuinya dari Gikwang. Jadi sedekat itukah mereka?..

●◌○

Kini Yoona sudah sadar, dia sangat senang melihat kehadiran unnienya disini, segera dia mengedarkan pandangannya mencari sesuatu dan.. akhirnya dia menemukannya tengah terduduk di pojok ruangan.

“kau tahu, dari tadi Donghae oppa tidak beranjak dari tempatnya” bisik Yuri agar semua penghuni tidak ada yang mendengarnya.

“apa maksudmu unnie?” tanya Yoona tidak mengerti.

“kau fikir aku bodoh apa, setelah kau sehat kau harus menceritakannya padaku” pinta Yuri.

“aku lapar..” gumam Yoona membuat penghuni kamar tertawa terbahak-bahak, dasar Shikshin..

“oppa, apa kau juga yang menolongku?” tanya Yoona sambil melahap makanan yang disuapi oleh Gikwang.

“tentu saja, aku sangat mengkhawatirkanmu Yoong”. Donghae semakin tidak tahan melihat pemandangan itu. Dia pun memilih keluar dari ruangan itu. Yoona hanya tersenyum tipis menatap kepergian Donghae tanpa pamit.

“ah aku ingin menyusul Donghae oppa dulu” pamit Jessica, Yoona merasakan sesak itu lagi. Dia sebenarnya sungguh tidak rela jika Jessica dan Donghae bersatu namun dia juga tidak ingin melihat unnienya menangisi Donghae lagi.

“aku harap cepat atau lambat kau akan melupakanku oppa” batin Yoona.

~I’am Jealous~

Pranggg..

Donghae membanting semua barang-barang dikamarnya. Dia sangat kalut saat ini, dia pun memecahkan barang apapun dihadapannya.

“hyung ada apa?” tanya Wookie yang khawatir dengan keadaan Donghae.

“biarkan aku sendiri..” pinta Donghae.

“baiklah kau istirahatlah hyung, satu lagi pertahankan apa yang perlu kau pertahankan hyung” saran Wookie lalu meninggalkan Donghae sendiri.

“arrrgghh,, mengapa kau begitu keras kepala Im Yoona” teriaknya.

“aku mencintaimu yeoja bodoh, tapi mengapa kau menyuruhku kembali dengan unnie mu itu hah, babo aku benar-benar tidak bisa membencimu” tangis Donghae pecah, dia tidak menyadari bahwa sedari tadi ada orang yang mendengar semua ucapannya.

“jadi.. karna Yoona kau kembali padaku oppa” batin seseorang yang tak lain adalah Jessica. Dia pun mengurungkan niat untuk mendengar hal tersebut lebih lanjut.

“kau mendengarnya?, apa kau tega memisahkan orang yang saling mencintai Sica-ssi?” tanya namja yang tak lain adalah Heechul.

“aku begitu bodoh oppa, cinta membutakan ku bahkan aku tidak tahu jika Yoona dan Donghae oppa berkorban demi perasaanku, aku sungguh bodoh” gerutu Jessica sambil menangis. Heechul tergerak segera memeluk yeoja itu.

“biarkan aku menggantikan posisi Donghae dihatimu, ku mohon aku ingin melihat kau bahagia”

“…”

“Sica?”

“eh iya oppa, mianhae aku masih membutuhkan waktu untuk berfikir”

“baiklah”

●◌○

Hari ini Yoona pulang dari rumah sakit. Sesampainya di Dorm dia disambut oleh member SuJu dan SNSD tak ketinggalan dengan Gikwang. Hari ini sebuah pesta kecil pun terjadi. Yoona berdiri di balkon memandang Kota Seoul yang indah saat malam hari.

“sedang apa kau disini?” tanya Gikwang.

“aku hanya ingin menikmati udara malam hari”

“Yoong..” panggil Gikwang.

“wae oppa?”

“saranghae”

“eh?”

“aku mencintaimu Im Yoona” ucap Gikwang lagi.

“mianhae oppa aku tidak bisa,”

“aku tahu, kau hanya mencintai Donghae” DEG Yoona sangat terkejut mendengar pernyataan Gikwang.

“apa yang kau katakan oppa, aku tidak mungkin..” ucapan Yoona terpotong oleh seseorang yang tak lain adalah Jessica.

“sudahlah Yoong, aku tahu kalian saling mencintai”

“unnie, aku dan Donghae oppa hanya sebatas oppa dan dongsaengnya”

“bodoh, mau sampai kapan kau berbohong padaku hah?” tanya Jessica. Yoona terpaku dia merasa terpojok oleh ucapan Gikwang dan Jessica.

“Donghae oppa..” teriak Jessica memanggil donghae.

“ada apa?”

“kembalilah pada cintamu, aku merestui hubungan kalian” ucap Jessica membuat Donghae terkejut dan menatap Yoona. Merasa ditatap Yoona hanya menundukkan wajahnya.

“aku tidak menyangka kau merelakan kebahagiaanmu demi aku yang pernah menyakitimu”

“aku..”

“sudahlah Donghae-ssi kalian saling mencintai, buat apa mengelak” ucap Gikwang.

“aku harap kau akan bahagia denga Yoona oppa” ucap Jessica lalu memeluk Donghae.

“gumawo sica”

Gikwang pun tidak tinggal diam, segera dia memeluk Yoona.

“aku akan lakukan apapun agar kau bahagia” ucap Gikwang.

“gumawo oppa, kau sungguh sangat baik” ucap Yoona.

“aku selalu menjadi orang baik Yoong kekeke, baiklah aku kesana dulu ya” ucap Gikwang sambil melepas pelukannya. Jessica pun juga pamit untu bergabung dengan yang lainnya. Kini hanya tersisa Yoona dan Donghae yang masih saling diam.

“Yoong..” panggil Donghae.

“ne oppa?”

“kemarilah”

“shireo.. siapa yang butuh “ucap Yoona

“aish baiklah..” akhirnya Donghae pun memeluk Yoona.

“saranghae”

“nado saranghae oppa”

“jangan kau meminta hal- yang tidak masuk akal lagi ya” pinta Donghae. Yoona pun mengangguk bahagia.

“kau tahu aku sungguh cemburu melihatmu dekat dengan Gikwang itu” gerutu Donghae.

“kau fikir aku tidak, aku juga cemburu melihat kau dekat dengan Sica unnie”

“lalu mengapa kau menyuruhku kembali padanya jika kau cemburu?” tanya Donghae penasaran.

“aku hanya ingin melihat Sica unnie bahagia oppa, ah sudahlah aku sungguh malu mengingat permintaan bodohku itu”

“aku mencintaimu..”

“aku juga oppa” Dongahe pun mencium singkat bibir mungil Yoona.

END

Taraaaaaa… akhirnya selesai juga, mianhae kalo hasilnya amburadul, haduh ngga berbakat banget bikin  moment romantis hehehe. Gamsahamnida ..