1st DéJá vu | The Guardian ..


September 2012 – © Mheliya_Sonelf

Happy Reading !!

**

S E O U L, S O U T H K O R E A

D E C E M B E R, 2 0 0 9

“Oppa…”

“Oppa..”

“jangan tinggalkan aku oppa …”

Ckiiit Braakk

Audi berwarna merah itu menghantam pagar pembatas jalan. Kini keadaan Audi itu sudah benar-benar tidak berbentuk. Suara hantaman yang begitu keras, menarik perhatian orang-orang disekitar. Mereka berbondong-bondong menuju tempat kejadian. Sebagian dari mereka memanggil petugas keamanan dan sebagiannya lagi menolong si pengendara.

“Korban terjepit” pekik salah seorang saksi mata. Dia memberi kode kepada teman-temannya untuk membantu si pengendara itu. kedaannya benar-benar memprihatinkan. Tubuhnya berada diantara badan sisi mobil sebelah kiri dan terjepit pagar pembatas disebelahnya.

“tarik pelan-pelan !!”

“Hana .. Dul .. Set !!”

Pranggg

Tanpa terduga seorang pria memukul kaca yang berada tepat disamping si-pengendara. Dengan sigap pria itu memasukan sebelah tangannya untuk membuka pintu yang terkunci.

Klekkk

Pintu berhasil terbuka. Pria itu membopong tubuh si-pengendara agar terbebas dari mobilnya itu.

“Cepat telfon 911” salah satu saksi mata mengangguk lalu segera meminta bantuan. Pria itu meletakkan si-pengendara itu diatas rerumputan. Kemudian dia membalikkan tubuhnya dan melangkah meninggalkan tempat kejadian itu.

**

2 tahun kemudian ..

Yoona POV

“Na-ya”

Langkahku terhenti seketika. Suara itu, ah entah sudah berapa kali aku mendengarnya hari ini. Suara berat nan merdu itu terasa begitu renyah ditelingaku. Aku menghentikan langkahku. Perlahan menoleh kebelakang dan ..

Deg !

Nihil.. tidak ada siapapun dibelakangku. Koridor ini benar-benar sepi. Tapi mengapa aku mendengar suara itu seolah itu benar-benar ada disekitarku. Aku menggelengkan kepalaku. Semua ini benar-benar menyesakan. Dia, mengapa dirinya menghilang. Kenapa dia harus lenyap bagaikan ditelan bumi ketika aku bisa melihat indahnya dunia. Dimana kau.. Guardian ..

Kini aku kembali melangkah untuk mencapai kelasku. Kulirik arloji biru laut ku yang bergambar Rilakuma. Astaga .. kelasku dimulai 10 menit lagi. Kuputuskan untuk berlari secepat mungkin. Kelasku tinggal 2 lorong lagi. Ayo..ayo cepat Im Yoona.

Brukkk..

Ah, sakit. Aku menabrak sesuatu. Ah, maksudku lebih tepatnya seseorang. Tubuhku terpental lumayan jauh. Perlahan aku bangkit untuk berdiri dan merapikan Modul-ku yang berserakan disana.

“Stái bené? (kau baik-baik saja?)”

Deg..

Aku mendongakkan kepalaku. Ucapan itu ? mengapa pria itu bisa mengucapkan kata yang sama dengan..

Tangan kokohnya terulur untuk membantu tubuhku berdiri. Dengan sigap aku meraihnya. Aku menatap intens kearahnya. Diakah Guardianku ?

“Stái bené?(kau baik-baik saja?)” tangannya melambai-lambai didepan wajahku. Lamunanku buyar, aku menggelengkan kepalaku. Tidak.. dia bukan guardian-ku. Tapi mengapa semua ucapannya bahkan tindakannya bisa sama ?. kau jangan berharap banyak Im Yoona…

“Sto bené(aku baik-baik saja)” kusunggingkan senyumanku. Dia membalas senyumanku.

“Beh, ancôra una voltā, mi dispiacĕ(baiklah, sekali lagi maafkan aku)” dia membungkukkan badannya lalu pergi dari hadapanku. Aku terus saja menatap sosoknya dari belakang. Aku memang tidak pernah melihat wajahnya secara langsung. Dulu yang bisa kulakukan hanya merabanya saja. Tapi aku yakin jika pria itu bukanlah guardian-ku. Astaga aku sampai lupa, kelasku !!. kulirik arlojiku, Ya Tuhan terlambat 3 menit. Aku kembali berlari menuju kelasku. Ah, bodohnya !

**

Aku termenung.. lagi dan lagi. Entah sudah berapa ratus kali aku melamun memikirkannya. Kejadian tadi pagi membuatku sedikit bingung. Kejadiannya benar-benar sama. Hanya saja pihak yang melakukannya berbeda.

*Flashback*

July 15th 2007

Aku terus saja menggerakan tongkat hitam kesayanganku kesana kemari. Meraba jalan, agar aku tidak terjatuh atau menabrak sesuatu. Mengapa aku melakukan ini ? Yap, tentu saja karena aku tidak melihat seperti teman-temanku. Aku memiliki keterbatasan yang membuat ku sama sekali tidak memiliki teman disini. Tidak, aku punya hanya satu dan dia adalah Kwon Yuri sahabat sekaligus unnieku. Sesekali aku mendekatkan arloji kesayanganku ke telingaku. Aku menekan tombol kecil disebelahnya.

“Pukul 09.15”

Deg

Kelasku mulai 10 menit lagi. Kupercepat langkahku tapi tiba-tiba ..

Brukkk

“aww” pekiku. Aku meringis ketika menabrak sesuatu, yang lebih tepatnya seseorang. Aku tidak tahu dimana tongkatku. Aku terus meraba sampai ada sebuah tangan memegang lenganku dan memberikan tongkatku.

“Stái bené? (kau baik-baik saja?)” aku mengernyitkan dahi. Hey, bahasa apa yang digunakan orang eh maksudku pria ini ? aku berfikir keras. Oh, bahasa Italia. Ush..aku kan masih belum terlalu fasih berbicaranya.

“Sto bené(aku baik-baik saja)” jawabku sebisa mungkin. Dapatku dengar jika pria dihadapanku tertawa aneh kearahku. Aku hanya mempoutkan bibirku lalu mulai melangkah meninggalkannya.

ancôra una voltāmi dispiacĕ(sekali lagi maafkan aku)” aku tersenyum tipis ketika mendengar teriakannya. Tidak pernah ada seseorang yang berbuat salah padaku lalu meminta maaf. Yang ada hanya akulah yang harus meminta maaf untuk sesuatu yang tidak kulakukan.

*flashback end*

“tumben sekali kau terlambat” gadis itu mendudukan dirinya disebrangku. Aku hanya tersenyum tipis. Yap, aku memang dikenal gadis yang rajin dikampus. Selain karena aku pandai tapi kedisiplinanku perlu diacungi jempol. Bukan memuji diriku sendiri. Tapi aku berbicara berdasarkan fakta. Dulu aku hanya seorang Im Yoona yang lemah. Gadis buta yang selalu dipandang jijik oleh teman-temanku. Sampai saat Guardian.. pria itu datang dan membawa secercah harapan untuk menerangi kehidupanku yang teramat gelap.

“Unnie.. aku-” ucapanku terhenti ketika melihat sosok pria itu. dia sedang duduk sendiri dikantin. Apa dia tidak memiliki seorang teman satupun ? aku begitu serius memperhatikannya sampai tidak sadar bahwa Yuri unnie tengah mengikuti arah pandanganku.

“kau menyukainya ?”

Jleb

Aku menelan saliva perlahan. Apa yang gadis ini katakana ? menyukainya ? bahkan bertemu dengannya saja baru hari ini.

“Mwo ?! kau gila Unnie.. aku bahkan tidak mengenalnya” Yuri unnie tersenyum menggodaku.

“Dia itu Lee Donghae.. Jurusan Musik semester 8 dia itu sunbe kita” aku menatap tajam kearah unnieku ini. Hey, bahkan aku tidak bertanya tentang identitasnya.

“Unnie apa yang katakan ?”

“Tidak banyak yang tahu tentangnya. Dia itu benar-benar penyendiri sama seperti-mu Yoong.. tapi satu hal. Dia itu tampan, bahkan menjadi idola disini”

Ish, Yuri unnie. apa yang dia bicarakan. Aku semakin kesal dengan ucapannya. Eh, tunggu.. dia sunbaeku ? tapi mengapa aku baru mengetahuinya ? siapa kau sebenarnya Lee Donghae ?

**

Author POV

Suara kardiograf itu tampak mendominasi diruangan yang sunyi. Tampak seorang pria yang terbaring lemah dengan seluruh alat kedokteran menempel ditubuhnya. Tidak tampak satu orang pun yang menemaninya disana. Sepi.. itulah yang terlihat. Sesekali hanya seorang perawat yang datang untuk melihat perkembangan kondisinya.

“aku benar-benar menyedihkan” terdengar gumaman seseorang sangat pelan. Entah sudah berapa lama dia terdiam diruangan itu. menemani pria yang terbaring lemah itu. namun, anehnya tidak ada yang bisa melihatnya. Pernahkah kalian mendengar bahwa seseorang yang sedang terbaring koma roh-nya akan berkelana keluar dari tubuhnya ?, Ya seperti itulah yang terjadi padanya. Dia adalah wujud roh dari pria malang yang terbaring koma yang sudah cukup lama. Makin lama sosok roh itu pun lenyap dari ruangan itu.

**

Gadis itu tersenyum ramah pada orang-orang yang berapapsan dengannya. Tidak ada yang menyangka bahwa dibalik senyumannya itu dia menyimpan berbagai beban berat yang harus dia pikul sendiri.

“Na-ya”

Langkahnya terhenti. Tubuhnya memaku, sejenak hembusan nafasnya begitu terdengar. Dia mengepalkan tangannya, keringat mulai bercucuran membasahi pelipis-nya. Dia tidak menyadari bahwa dibelakangnya ada seseorang yang menatap lesu kearahnya. Gadis itu terlihat menggelengkan kepalanya dan kembali melanjutkan langkahnya. Sosok pria itu menundukan kepalanya, menatap jalanan yang tidak ada satupun objek menarik untuk ditatap.

“bahkan dia pun tidak mengingatku”. Sosok itu perlahan kembali memudar lalu menghilang.

**

Donghae POV

Im Yoona..

Gadis itu.. ada apa sebenarnya ? mengapa pria itu memintaku menjaganya ? Sejenak aku kembali berkhayal tentang sosok gadis cantik yang bernama Im Yoona itu. aku tersenyum tipis mengingat kejadian tadi pagi ketika aku tidak sengaja bertabrakan dengannya.

*Flashback*

December 27th, 2009

Ckiiiit Braakkk

Tubuhku melemas ketika melihat sekelebat kejadian dengan mata kepalaku sendiri. Ya Tuhan apa yang terjadi mengapa mobil itu bisa menabrak pagar pembatas jalan. Keadaan mobil itu benar-benar hancur parah. Tidak berapa lama aku melihat kerumunan orang berlari menghambur ketempat kejadian. Mereka berpencar. Sebagian memanggil petugas, dan sebagiannya menolong si pengemudi.

“Korban terjepit” dapat kudengar teriakan salah seorang penolong itu.

“tarik pelan-pelan” seru temannya. Mereka tampak kesusahan saat menolong pengemudi yang terjepit itu. aku melihat sekelilingku. Mataku terhenti ketika melihat sebuah balok kayu besar. Tanpa pikir panjang aku berlari menuju mobil itu.

Prangggg

Aku memukul kaca disisi kiri mobil. Aku langsung membuka knop pintu mobil dan menarik tubuh si pengemudi. Terlihat matanya tampak bergerak namun dia masih dalam keadaan setengah sadar.

“cepat telfon 911” seruku. Terlihat salah seorang dari mereka mengeluarkan handphonenya. Aku memegang pergelangan sipengemudi itu yang ternyata adalah seorang pria.

“T..o..lo..ng.. ka..u ja..ga.. Im.. Yoo..na.. un..tu..k.ku” ucapnya terbata-bata. Lalu akhirnya dia menutup matanya. Tanpa pikir panjang aku membaringkan tubuhnya disemak-semak dan pergi meninggalkan lokasi kejadian

*Flashback END*

Im Yoona ..

Entah mengapa ada sesuatu dari dirimu yang membuatku semakin ingin mengenal lebih dekat denganmu. Aku memang bukan sosok yang begitu dikenal di Kampus ini. Namun kedudukan Appa-ku sebagai donator terbesar disini membuat diriku mau tidak mau harus dikenal mereka. Tapi, aku bukanlah seperti kebanyakan orang. Hanya dengan bermodalkan kedudukan orang tua membuatku semakin sombong. Tidak.. bahkan aku menutup diriku rapat-rapat dari pergaulan disini. Hanya ada satu yang membuat ku bisa tersenyum tipis seperti ini. Dia Im Yoona …

**

Yoona POV

Aku berdiri disini. Di depan sebuah rumah sakit. Aku tahu meski kakek-ku adalah pemilik saham terbesar di Perusahaan Im Coorporation tapi aku tidak ingin membuat diriku lupa keadaan. Itu harta kakekku bukan milikku. Maka dari itu aku memilih untuk bekerja sampingan disebuah rumah sakit. Tempat pertama yang aku lihat ketika aku bisa melihat indahnya dunia lagi. Kusunggingkan senyumku untuk menyapa beberapa pasien dan perawat yang berpapasan denganku.

“selamat siang Dokter Calista” aku tersenyum hangat pada salah seorang pasien yang menyapaku. Mereka memanggil ku dengan nama Calista karena aku tidak ingin mereka mengenalku sebagai Im Yoona..

“selamat siang bagaimana kabarmu ahjumma ?” wanita paruh baya itu tersenyum tipis dengan bibir yang terlihat pucat.

“aku sangat baik kekeke” aku mengangguk lalu pamit untuk memasuki ruanganku.

Kleek

Aku menatap sekeliling ruanganku. Tidak besar hanya ukuran satu petak sebuah kamar tidur. Aku mendudukan diriku di Kursi hitam besar, tatapanku tertuju pada sebuah map berwarna hijau. Milik siapa ini ?

Karena penasaran kuputuskan untuk  melihatnya.

Deg

Aku merasakan sesak lagi. Tapi, kali ini aku tidak mengetahui mengapa sebabnya. Aku mulai merasa sesak ketika mataku tidak sengaja menangkap sebuah nama yang asing namun terasa dekat dengan ku .. dia Cho Kyuhyun …

**

Tok Tok

Aku menatap pintu yang terketuk dari luar.

“masuk”

Kleek

Tampak seorang gadis manis muncul dari balik pintu.

“Yoongiee” gadis itu menghambur memelukku. Aku tertawa pelan ketika merasakan tubuhnya semakin mempererat pelukannya padaku.

“Sunye unnie aku ti..dak bisa bernafas” Sunye.. Min Sunye dia adalah teman sekaligus sahabat baikku. Dia juga sudah aku anggap sebagai unnieku sama seperti Yuri unnie.

“ah, mianhe aku terlalu merindukanmu Yoong” aku tersenyum lalu menggenggam tangannya erat. Aku juga merindukanmu unnie.. sangat merindukanmu.

“aku juga sangat merindukanmu unnie” kami tertawa bersama. Memang sudah beberapa hari ini aku tidak buka praktik dikarenakan aku sibuk dengan kuliah. Jadi wajar saja jika kami sama-sama saling melepas rindu.

“kau mau makan ?” Sunye unnie menarik tanganku mengikuti langkahnya. Aku pasrah mengikuti dia akan membawaku kemana.

Kami memilih sebuah kedai sederhana untuk mengisi perut kami yang lapar. Suasana seperti ini memang sudah lama aku rindukan. Sebenarnya kedai ini adalah kedai favoritku. Dulu aku sering mampir kesini hanya saja bukan Yuri unnie atau Sunye unnie yang menemaniku.. tapi dia.. Guardian-ku ..

“ehm.. unnie apa Pasien yang bernama Cho Kyuhyun itu sudah lama koma ?” Sunye unnie tampak mengerutkan dahinya heran dengan pertanyaannku.

“molla.. yang ku tahu dia sudah berada disini sekitar 2 tahun yang lalu” ucapnya santai. Mataku membulat.. 2 tahun.. lama sekali ..

“Mwo ?! 2 tahun” pekikku. Sunye unnie tampak tersendak akibat pekikanku yang mendadak. Aku hanya memberikan senyum manisku. Mianhe unnie..

**

“oppa..”

Aish lagi- dan lagi aku bermimpi sama. Mimpi ini benar-benar aneh. Aku tidak mengerti mengapa aku secara berturut-turut terus memimpikan hal yang sama.. aneh.. benar benar aneh..

Kulirik jam wekerku, ah sudah siang rupanya. Aku melangkah menuju kamar mandi, tidak sengaja aku melihat bayangan diriku dicermin. Kuputuskan untuk menghentikan langkahku. Aku menatap pantulan diriku. Astaga.. sudah berapa lama aku tidak menyadarinya. Tubuhku kurus sekali bahkan kantung mataku mulai terlihat membesar. Sepertinya aku terlalu lelah. Aku terus saja menatap diriku sampai ..

“Na-ya”

Bulu kudukku merinding. Suara itu, mengapa semakin terdengar nyata. Aku menoleh kebelakang untuk memastikannya. Tidak.. tidak ada siapapun disini kecuali aku.. lalu..

Aku kembali melihat pantulan diriku dicermin.

Deg !

Mataku menangkap sesosok pria disudut kamarku. Aku segera menoleh ke sudur kamarku. Namun nihil tidak ada. Aku kembali menatap diriku dan sosok pria itu pun menghilang.. siapa dia ?

**

Gubrakk

aku meringis pelan ketika kakiku tidak sengaja tertindih oleh tumpukan buku yang kubawa dari rak buku diperpustakaan. Hal, itu tentu saja membuat suara gaduh diperpustakaan. Aku berusaha membungkuk dan mengambil beberapa buku yang masih menindih kakiku. Tiba-tiba ada sebuah tangan kokoh yang membantuku menyingkirkan buku-buku itu.

“kau baik-baik saja ?” aku mengangguk lalu mendongak melihat siapa yang menolongku.

Deg

Dia.. Lee Donghae mengapa dia bisa disini ?

“kau baik-baik saja ?” dia mengibas-ibaskan tangannya didepan wajahku. Aku mengangguk perlahan.

“aku baik-baik saja.. tapi kakiku sedikit sakit” dia kembali membungkuk mendengar penuturanku. Di pegangnya pergelangan kakiku.

“tentu saja sakit.. kakimu memar Im” aku sedikit terkejut. Dia mengenalku ? tapi bagaimana bisa, bahkan pertama bertemu saja kami tidak sempat berkenalan.

“Ayo kita ke UKS” aku tidak mengerti dengan sarafku. Yang kulakukan hanya bisa menuruti perkataan orang yang tidak kukenal sama sekali”

**

“masih sakit ?” aku menggeleng dia mengompres kakiku dengan es batu. Aku menatap intens kearahnya. Pria ini ? mengapa dia terlihat familiar bagiku. Apa aku mengenalnya ?

“emm.. siapa namamu ?” tanyaku. Ku lihat dia sedikit terkejut. Sedetik kemudian dia tersenyum.

“aku Donghae.. Lee Donghae”

“lalu bagaimana kau bisa mengenalku ?”

“tentu saja aku mengenalmu siapa yang tidak kenal dengan seorang Im Yoona” aku mengerutkan keningku. Jawabannya benar-benar mencurigakan. Aku bahkan bukanlah seorang mahasiswi yang cukup terkenal disini.

“kau bohong!” Donghae terlihat begitu panik dengan pekikan ku. Tapi aku tidak mempedulikannya. Aku hanya ingin tahu bagaimana dia bisa mengenalku. Sejenak tatapan mata kami saling bertemu. Aku menatap matanya yang teduh. Entahlah aku merasakan ada kenyamanan tersendiri saat aku menatapnya.

“emm.. boleh aku mengatakan sesuatu ?” aku mengangguk perlahan. Dia sedikit mendekatkan dirinya padaku. Ya Tuhan tubuhku mulai gemetar. Apa yang akan dia lakukan ?

“Im Yoona”

“ne” jawabku dengan suara pelan. Dia semakin mendekatkan dirinya padaku.

“bolehkah aku menjaga mu.. dan berada disampingmu”

Ya Tuhan, apa aku tidak salah dengar. Kurasa aku harus segera pergi ke THT untuk memeriksakan kondisi telingaku.

“aku.. ingin selalu berada disisimu ..”

 

T O B E C O N T I N U E D ..

LOHALOHALO

Maaf aku baru kembali..

Aku sibuk sama tugas sekolah yang menumpuk maklum kelas XII

Makanya aku jarang Update..

Kali ini aku bawa Dejavu chap 1

Maaf kali terlalu pendek dan ngga nyambung

Karena emang ini aku buat diwaktu curian yang senggang hehe

Untuk matrix insya allah besok malam aku post

Insya allah ya..

Dan ini juga sebagai tanda kegalauan aku ngga bisa liat YH moment secara langsung + onniedeul dan oppadeul.. huuaaa

Oke sampai ketemu di part dan ff berikutnya

Bye-bye

YOONHAE JJANG !!