Matrix 6th


October 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

*

□ Last Part □

“kumohon jangan pergi.. aku mencintaimu Calista”

□ This Part □

“Agashi.. bangun kita sudah sampai” Terlihat supir taxi itu terus mengguncangkan tubuh penumpangnya yang tertidur lelap. Penumpang yang lebih tepatnya seorang gadis itu mulai menggeliat. Perlahan matanya terbuka sambil sesekali mengerjapkannya.

“aku dimana?” gumamnya setengah sadar. Dia masih mencoba mengerjapkan matanya dan melihat disekelilingnya.

“Seoul Hospital, bukankah tadi kau ingin aku antarkan kesini?” Gadis itu mengerutkan keningnya. ‘jadi tadi hanyalah mimpi?’

“agashi.. kau mau turun atau tidak?” tanya supir itu ramah. Gadis itu kembali mengerjapkan matanya.

“eh? Iya baiklah ini uangnya. Terima kasih ahjussi” ucapnya sambil memberikan beberapa uang won dan membungkukan badannya. Gadis itu kini telah berdiri didepan sebuah rumah sakit ternama dikota Seoul. ‘apa maksud dari mimpi itu?’. dia memejamkan matanya mengingat beberapa waktu yang lalu dia bermimpi hal yang menurutnya aneh, tapi seperti nyata. Dia kembali melangkahkan kakinya memasuki aula rumah sakit. Bau obat-obatan menerobos masuk indra penciumannya. Sesekali dia mengeluarkan I-phonenya untuk mengecek kamar yang akan dia tuju.

“315” gumamnya.

*

Kini Yoona telah berdiri didepan ruangan. Tangannya sedikit ragu untuk membuka pintu kamar dihadapannya.

“Calista” belum sempat dia membuka pintu dia mendengar suara yang familiar baginya. Dia menoleh kesamping melihat seorang pria memakai pakaian rumah sakit sedang dituntun untuk berjalan oleh wanita cantik disebelahnya. Yoona menahan nafasnya berusaha mengatur dirinya sendiri.

“mengapa kau disini? Bukankah kau baru saja mengalami kecelakaan?” Pria itu samar-samar tersenyum dibalik wajahnya yang pucat.

“aku hanya mencari udara segar, bagaimana kabarmu Cal?” Gadis itu mendengus. Hey bukankah dia baru pergi sehari mengapa pria itu menanyakan kabarnya seolah mereka baru bertemu setelah waktu yang lama.

“baik” pria itu mengangguk. Dia menoleh kepada wanita disebelahnya, berusaha melepaskan tangan wanita itu dari tangannya dan memastikan dia baik-baik saja.

“terima kasih suster.. kau boleh kembali” suster itu mengangguk lalu meninggalkan Yoona dan pria itu. Hening.. beberapa saat setelah itu suasana mendadak hening, tidak ada topik menarik yang bisa mereka bicarakan.

“kau tidak merindukanku?” pria itu berjalan perlahan menghampiri Yoona yang masih mematung didepan pintu. Pria itu berjalan terseok-seok menghampiri Yoona.

“jadi?” tanya pria itu yang entah kapan sudah berada tepat dihadapan wajah Yoona. Yoona mengerjapkan matanya. Jantungnya berdetak cepat, mata teduh pria itu menatap matanya sangat lembut hingga menerobos masuk kedalamnya.

“eh? Aku.. ti..tidak” Yoona menggelengkan kepalanya dan mundur satu langkah membuat jarak dari pria itu. pria itu menekuk wajahnya dengan bibir dimanyunkan. Yoona nyaris tertawa jika dia tidak memikirkan harga dirinya. Sungguh pria itu terlihat seperti seorang anak usia 5 tahun yang dilarang oleh ibunya untuk membeli es krim. Yoona menutup mulutnya, dia sudah tidak bisa menahan tawanya lagi.

“pfffttt”

“mengapa tertawa? Ada yang lucu?” Yoona menggeleng sambil mengibas-ibaskan tangannya tanda tidak terjadi apa-apa.

“jika kau tidak merindukanku, bolehkah aku merindukanmu?” Yoona menghentikan tawanya dia menatap tak percaya dengan apa yang diucapkan pria itu. pria itu melangkah lagi mendekati Yoona kemudian.

Grep..

Dia memeluk tubuh ramping Yoona berusaha menyalurkan semua yang dia rasakan terhadap gadis itu.

“Aiden apa yang ka-”

“sstt biarkan seperti ini hanya beberapa menit, aku sungguh merindukanmu Cal” Yoona mengangguk. Dia membiarkan pria yang dia benci memeluknya meski secara tak langsung dia merasakan .. kenyamanan.

*

Jessica menghentikan langkahnya ketika melihat Donghae memeluk Yoona. Entahlah ada sedikit perasaan tidak rela Donghae memeluk sahabatnya itu meski nyatanya Yoona adalah sepupu Donghae. Setetes demi setetes air mata mengalir membasahi pipinya. Jessica menyerah, dia semakin tidak kuat melihat pemandangan itu. dia memilih pergi meninggalkan tempat itu berlari ketempat yang membuat perasaannya kembali tenang.. sebuah taman.

“hiks..hikss”

“hey kau menangis?” Jessica menghentikan tangisnya. Dia menoleh kesumber suara. Terlihat seorang pria berdiri kurang dari satu meter dari tempatnya. Raut wajahnya berubah ketika melihat pria itu. entah mengapa ada perasaan tidak suka ketika dia melihat pria itu.

“untuk apa kau kesini?” pria itu tertawa pelan dan duduk disebelah Jessica.

“apa salah aku menemani calon istriku?”

“cih, aku tidak akan menikah denganmu!” pria itu semakin tertawa mendengar ucapan Jessica. Dia merasa Jessica adalah sosok yang membuatnya semakin perasaan. Dan membuat perasaan cintanya semakin bertambah.

“apa yang lucu? Kau gila!” pekik Jessica lagi.

“hahahaha” Jessica melipat kedua tangannya. Merasa dipermainkan oleh pria dihadapannya. Kemudian dia menatap pria itu dengan tatapan elangnya. Merasa ditatap oleh Jessica pria itu akhirnya menghentikan tawanya dan berbalik menatap Jessica. Suasana mendadak hening ketika pasangan lawan jenis itu saling bertatapan.

Deg Deg

Astaga apa yang terjadi.. desiran ini? Batin Jessica. Dia mencoba untuk memutuskan kontak mata dengan pria itu tapi rasanya sulit sekali. Sedikit perasaan tenang timbul dihatinya.

“ah baiklah.. aku lapar” pria itu membuang wajahnya yang mulai memerah. Sementara Jessica hanya menundukan wajahnya. Jessica bangun dan berjalan pelan melangkah menjauh dari pria itu.

“kau mau kemana?” tangan kuat pria itu melingkar dipergelangannya.

“aku mau pulang”

“makanlah dulu temani aku” tanpa menunggu jawaban Jessica. pria itu menarik tubuh Jessica yang pasrah.

*

“hey apa yang kau lamunkan?” Donghae mengibas-ibaskan tangannya tepat diwajah cantik Yoona. situasi keduanya kini mulai membaik, meski masih agak sedikit canggung terlihat diantara mereka.

“Calista” masih tidak ada tanggapan dari Yoona. tapi Donghae tidak kehabisan akal, perlahan dia mendekati wajahnya dengan wajah Yoona, kemudian…

CHU

Donghae mencium pipi gadis itu membuat Yoona akhirnya tersadar dari lamunannya. Dia menoleh kearah Donghae yang menatapnya tanpa dosa.

“Kyaaaaa apa yang kau lakukan!!” pekiknya sambil mengelus pipinya yang dicium Donghae. Donghae tertawa kencang melihat hal berbeda yang ditampilkan dari sisi seorang Yoona. Biasanya gadis itu akan bersikap dingin pada siapapun, kini dia melihat Yoona yang memekik panik kearahnya.

“kau.. benar-benar tidak sopan!” Yoona bangun dari duduknya dan beranjak keluar ruangan. Donghae yang melihat itu segera menarik pergelangan tangan gadis itu.

“jangan pergi, tetaplah disini”

“mengapa aku harus tetap disini?” Donghae terdiam. Benar.. apa yang membuatnya menahan Yoona pergi? Setidaknya dia harus tahu alasan pasti itu.

“karna..” Yoona memejamkan matanya. Dia sedikit gugup dengan lanjutan dari ucapan Donghae. Sedikit perasaannya berharap semua ucapan dalam mimpinya itu menjadi kenyataan. Meski hanya sedikit harapan.

“Karna..” Donghae tersenyum tipis melihat Yoona yang memejamkan matanya. Ada ide jahil muncul dipikirannya. Pria itu kembali mencondongkan tubuhnya mendekati Yoona.

“Karna aku mencintaimu..” bisik Donghae sambil menempelkan bibirnya pada bibir Yoona. Gadis itu terkejut matanya membulat melihat wajah Donghae hanya berjarak kurang dari satu jengkal dengan wajahnya. Terlebih lagi bibir Donghae tengah mencium bibirnya.

“Kau menikmatinya ya? Ahaha” Yoona mendengus. 2 kali pria itu mempermainkannya. Yoona melipat tangannya didada dan membuang mukanya. Sungguh hal yang terlihat memanglah langka. Ini bukanlah Yoona yang biasanya.

“marah padaku?” Yoona terdiam. Dia sudah terlanjur kesal oleh pria menyebalkan itu.

“Calista ayolah aku hanya bercanda”

Jleb

Yoona menoleh kearah Donghae dengan pandangan : apa-maksud-mu?. Donghae tersenyum mengacak pelan rambut Yoona. Sepertinya sekarang sudah menjadi kebiasaannya mengacak rambut gadis itu.

“oke aku serius.. aku mencintaimu Calista. Mencintai gadis menyebalkan sepertimu, kau tau seberapa hancurnya aku ketika kau meninggalkan aku karena kebodohanku. Aku sadar aku hanya menganggap Jessica seperti sahabat baikku dan perasaanku kini sepenuhnya untukmu” Yoona kembali mengerjapkan matanya. Dia agak tidak percaya Donghae bisa berkata seperti itu.

“jadi?”

“eh? Apa?” Yoona sedikit tidak nyambung dengan ucapan Donghae.

“kau mau menjadi kekasihku?” Yoona terlihat berfikir. Jantungnya semakin berdebar tak karuan. Ini sungguh mendebarkan. Gadis itu masih berfikir jawaban apa yang harus dia berikan.

“kurasa aku tidak..” Donghae menundukkan kepalanya. Dia sudah mempersiapkan semuanya dari awal. Jika gadis itu tidak menerimanya dia akan bersikap layaknya seorang laki-laki dewasa.

“baiklah..” Donghae beranjak menuju tempat tidurnya. Kemudian dia membaringkan tubuhnya membelakangi Yoona. Gadis itu menahan tawanya. Perlahan dia berjalan menghampiri Donghae yang masih membelakanginya. Dia mencondongkan tubuhnya mendekati telinga Donghae.

“kurasa aku tidak bisa menolakmu bodoh!” Donghae membalikkan tubuhnya menatap Yoona tak percaya. Gadis itu tertawa terbahak-bahak. Tawa yang sudah lama hilang dari diri seorang Yoona.

“kau membodohiku” teriak Donghae tidak terima.

“pembalasan dariku” Donghae tidak membalas ucapan Yoona. Dia memeluk tubuh gadis itu. gadis yang sudah berganti status menjadi kekasihnya itu.

“terserah apa katamu.. tapi aku mencintaimu Calista hanya kau” Yoona mengangguk paham.

“yee aku juga”

*

Siwon menghembuskan nafasnya pelan. Ini keputusannya, dia kembali ke Seoul hanya untuk memperbaiki hubungannya dengan Yoona. Tapi jika hal itu tidak berhasil untuk apa dia masih berada disini?.

“terima kasih Seoul.. aku akan kembali setelah aku menemukan kebahagiaanku yang baru” ucapnya kemudian masuk kejejeran penumpang pesawat terbang jurusan Jepang.

“aku akan terus mendoakan kebahagianmu Yoona.”

*

“kau kembali ?” SooYoung sedikit terkejut melihat Changmin yang sudah berada didepan apartementnya. Changmin datang dengan rambut yang acak-acakan kemeja yang berantakan. Aneh, apa yang terjadi dengan pria itu? mengapa dia bisa sekacau itu?

“hmm, jadi apa boleh aku masuk?” Soo mengangguk lalu mempersilahkan tamunya masuk. Sesampainnya didalam Changmin menghempaskan tubuhnya ke sofa yang empuk, sementara Soo berlenggang ke dapur menyiapkan minum untuknya.

“apa yang terjadi?” Soo meletakkan minuman untuknya dan pria itu dimeja kemudian dia duduk disebrangnya. Changmin menggeleng untuk meyakinkan bahwa tidak ada yang terjadi. Soo mendelik tak percaya. Mengapa pria itu selalu merahasiakan semuanya pada dirinya.

“Max, dimana Calista ?” Changmin menatap Soo yang penasaran.

“bersama kekasihnya!”

“kekasih? Siapa? Omo maksudmu Aiden, iya?” Changmin mengangguk. Sejujurnya kejadian yang dia lihatlah yang membuat moodnya menjadi kacau.

“kau cemburu padanya?” Changmin terkejut dengan ucapan yang dilontarkan Soo. Sepertinya dia tidak bisa menyembunyikan semuanya.

“aku tidak tahu.. hanya saja terbiasa dengannya sejak kecil membuatku meyakini bahwa dia akan selalu bersamaku.. melihatnya bersama Siwon waktu itu saja membuatku membencinya setengah mati. Dan kini dia bersama Aiden, aku tidak tahu lagi harus bagaimana”

“kau menyukainya Max, bukan karna dia sahabatmu atau adik dari Qiannie tapi karna perasaanmu tulus untuknya”

“bolehkah aku meminta bantuanmu?”

“baiklah apapun itu”

“bisakah kau membantuku membuka hati untuk gadis lain, bila perlu untukmu”

*

“selamat pagi..” Jessica tersenyum bahagia ketika melihat Donghae yang masih tertidur pulas. Gadis itu lantas membuka tirai dan membiarkan cahaya matahari menerobos kedalam. Hal itu tentu saja membuat Donghae terbangun. Pria itu menggeliatkan tubuhnya dan mengerjapkan matanya menetralkan sinar matahari yang begitu terang. Matanya membulat ketika mendapati Jessica sudah berdiri dihadapannya.

“pagi Aiden” Donghae mengangguk. Jessica duduk diranjang Donghae. Gadis itu menaruh beberapa buah-buahan dimeja dan mengambil sebuah Apel kemudian dikupasnya.

“sudah baikan?” Donghae kembali mengangguk. Entah sejak kapan dia menjadi manusia yang tidak bisa berbicara ketika bertemu denganJessica.

“emm Aiden..” Donghae menoleh menatap Jessica. Tatapan mata gadis itu menyiratkan kepedihan yang mendalam membuat Donghae sedikit iba padanya.

“ya”

“bisakah aku menagih jawabanmu?”

“a..apa maksudmu Sica?” Jessica menggenggam tangan Donghae. Menggenggamnya sangat erat.

“Jawaban atas pernyataan cintaku waktu itu”

Jleb

Donghae menelan salivanya perlahan. Pria itu mencoba melepaskan pegangan tangan Jessica namun rasanya sangat sulit.

“jadi apa jawabanmu Aiden”

“Aku.. itu..”

“Selamat Pa- ah maaf aku menganggu” tiba-tiba Yoona datang dan terkejut melihat Donghae dan Jessica duduk dengan jarak yang teramat dekat. Gadis itu lekas menutup pintu dan berjalan kembali keluar kamar. Melihat itu Donghae melepaskan genggaman tangan Jessica dan bangun dari tempat tidurnya. Mengejar gadis itu, gadis yang baru kemarin menjadi kekasihnya.

“Calista..aish”

Donghae berlari sekuat tenaga meski kakinya terasa nyeri. Biarlah dia akan melakukannya demi orang yang dicintainya.

“CALISTA!!”

Sial! Umpatnya. Cepat sekali Yoona pergi sampai Donghae kehilangan jejaknya. Pria itu menghela nafasnya kasar. Masih berusaha mencari kekasihnya.

*

Kikwang mendengus kesal. Sejak kapan seorang Kim Taeyeon berubah menjadi penguntit. Terlebih lagi yang dia lakukan adalah menguntit dirinya.

“Hey.. bisakah kau tidak mengikutiku terus?” Kikwang mulai kehilangan kesabarannya. Gadis dihadapannya ini memang sedikit keras kepala.

“aku tidak mengikutimu Kikwang-ssi hanya saja aku sedang tidak sengaja ke-”

“supermarket lalu bertemu denganku dan akhirnya kau menghampiriku lalu mengatakan ‘kita bertemu lagi’ begitu?” ucap Kikwang sambil memperagakan cara bicara Taeyeon.

“wahh kau sudah hafal rupanya.. haha aku jadi malu” Taeyeon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Wajahnya kini berubah merah padam.

*

“kemana anak bodoh itu?” tanya Heechul gusar. Pria itu meremas sebuah surat yang berada dimeja kamar adiknya.

“begini tuan Heechul, kemarin tuan Siwon telah berpamitan pada kami bahwa dia akan kembali ke Jepang” ucap pelayannya. Heechul melempar kertas itu dan pergi keluar dari kamar Siwon.

“bagaimana dia bisa kembali secepat itu? lalu rencanaku?” gumamnya seorang diri.

“hyung.. hari ini adik kelasku akan datang kesini” Ucap Jaejoong yang datang entah dari mana. Heechul mengerutkan keningnya. Adik kelas ? siapa?

“dia hoobae ku sewaktu aku kuliah hyung” Heechul mengangguk paham.

“baiklah aku akan membuat rencana B”

*

“dasar pria mata keranjang. Apa tidak cukup hanya aku. Mengapa dia masih mendekati sahabatku? Aku membencimu Aidenn!!!!” pekik Yoona. Dia terus saja mengumpat dan sesekali menendang sesuatu yang mengganggu jalannya. Kini dia melihat sebuah kaleng menganggu jalannya tanpa babibu lagi dia langsung saja menendang kaleng itu.

Prank..

“awww” Yoona menghentikan langkahnya. Dia menoleh kesana kemari mencari sumber suara. Gadis itu terkejut melihat seorang pria yang sedang berjongkok memegangi kepalanya. Dengan sigap dia berlari menghampiri pria itu.

“kau baik-baik saja?” Yoona sedikit panik karena orang itu tidak menyahut ucapannya.

“hey kau baik-”

“kau bilang baik ? ini menyakitkan tahu!” gerutu pria itu lalu mengangkat kepalanya.

“astaga apa itu darah, ya tuhan maafkan aku” Yoona memegang kening pria itu yang sedikit beradarah.

“sudah tidak apa-apa perkenalkan aku Xi Luhan” pria itu mengulurkan tangannya. Yoona sedikit terkejut namun membalas uluran tangan itu.

“Calista” pria itu mengangguk. Yoona menuntun pria itu untuk duduk disalah satu bangku. Pria itu masih memegangi kepalanya.

“ah untung saja aku masih memiliki ini” Yoona memberikan sebuah plester bergambar rusa. Luhan mengernyitkan dahinya.

“rusa? Deer?” Yoona mengangguk. Luhan tertawa.

“itu julukanku sewaktu aku sekolah.. makanya aku banyak memiliki barang yang bergambar rusa” jelas Yoona.

“kau tau? Aku juga memiliki julukan sama denganmu, deer artinya rusa dipagi hari benar kan?” Yoona mengangguk dengan mata berbinar.

“wooah kita sama..two deer kekeke” kurang dari satu jam mereka sudah terlihat sangat akrab. Bahkan pejalan kaki yang melihat mereka pasti akan berfikir bahwa mereka adalah sepasang kekasih.

*

“mengapa matamu bengkak?” Heechul menatap tajam kearah Jessica. Gadis itu terlihat habis menangis. Jessica terdiam tidak menyahuti pertanyaan Heechul.

“kau menangis karna pria itu?”

“dari mana kau ta- ah jangan bilang kau menjadi stalker-ku?” Heechul terkekeh mendengar pernyatan Jessica.

“sudah kuduga.. hentikan atau aku akan..”

“akan apa Jung Jessica.. kau mau memecatku menjadi tunanganmu ? gitu ahha” Jessica melipat tangannya didada. Dia meniupkan poninya tanda kesal.

“ah baiklah.. bagaimana kalau kita makan es krim mau? Jessica berbinar. Dia memang sangat menyukai es kriam. Bahkan siapapun yang mengajaknya pergi asalkan dia mendapatkan es krim dia pasti akan menyetujuinya.

“Kajja Kim Heechul” Jessica menarik lengan pria itu untuk mengikutinya.

*

Yoona masih asyik bersenda gurau dengan Luhan. Dia sampai lupa bahwa dia sedang bertengkar dengan Donghae.

“hosh.. hosh ternyata kau disini” Ucap Donghae yang langsung menghampiri Yoona ketika melihatnya. Yoona sedikit terkejut dengan kedatangan Donghae. Dia langsung membuang muka.

“untuk apa kau kesini?!”

“aish menjemputmu tau! Ayo!” Donghae menarik lengan gadis itu. Luhan yang melihat itu menatap mereka dengan pandangan tidak mengerti.

“tidak mau”

“maafkan aku sayang”

Blush

Kedua pipi Yoona merona mendengar kata ‘sayang’ yang diungkapkan Donghae.

“tidak..”

Yoona kembali menarik tangannya yang masih digenggam Donghae. Nampaknya pria itu masih tidak menyadari bahwa ada orang lain disana selain Yoona.

“emm Yoona-ssi kurasa aku harus pergi, senang bertemu denganmu” Luhan bangun dan membungkuk pada Yoona juga Donghae. Sementara Donghae sedikit terkejut dengan kehadiran Luhan.

“siapa dia?”

“kekasih baruku, kenapa ?!” Donghae mengacak rambutnya. Rupanya kekasihnya ini memang benar-benar memiliki kepribadian ganda.

“Cal..” Yoona menundukan kepalanya berusaha menghindar dari tatapan Donghae. Matanya membulat ketika melihat kebawah kaki Donghae yang terluka berdarah.

“astaga kakimu” Yoona lantas memegang kaki Donghae yang berdarah. Sementara pria itu meringis kesakitan. Anehnya dia baru merasakan sakit ketika Yoona memegang kakinya.

“bagaimana bisa terjadi?”

Pletakk

Donghae menjitak kepala Yoona.

“Yakk kau!!”

“aku seperti ini karenamu.. pokoknya kau harus bertanggung jawab” Donghae melipat kedua tangannya. Dia berpura-pura marah pada kekasihnya.

“aish maafkan aku Aiden”

“tidak” Yoona menggaruk kepalanya. Dia bingung bagaimana cara agar Donghae tidak lagi marah.

“Aiden..” Yoona memberikan puppy eyesnya. Berharap dengan begitu Donghae akan luluh.

“pffttt kau., ternyata bisa melakukan hal ini, kukira kau hanya robot wanita tanpa hati kekeke” Yoona menatap tajam kearah Donghae.

“baiklah aku memaafkanmu sayang” Donghae memeluk tubuh ramping Yoona.

*

Hyunjil menahan tawanya. Dia kini tengah memperhatikan putranya bersama dengan Calista dari jauh. Pria paruh baya itu segera berharap bahwa Calista-lah yang kelak akan terus menjaga putra kesayangannya itu.

“maaf tuan, apa kita akan kembali ke Spanyol sekarang?” tanya supir pribadi-nya. Hyunjil mengangguk dan tersenyum.

“kini aku sudah tidak akan khawatir denganmu Aiden. Jaga dirimu sampai Appa kembali”

*

“Jess”

Jessica tersenyum tipis ketika melihat sang kakak berdiri didepan kamarnya. Jaejoong terlihat sedang memperhatikan adik perempuan satu-satunya itu.

“bolehkah aku masuk?” Jessica mengangguk mempersilahkan kakaknya masuk. Jaejoong melangkah menghampiri adiknya. Dia mengelus lembut kepala gadis cantik itu.

“apa yang terjadi?”

“apa?”

Jaejoong menghela nafasnya. Dia tahu jika hubungannya dengan Jessica mulai merenggang semenjak kematian Appa mereka. Jaejoong tidak pernah lagi menanyakan bagaimana kegiatan Jessica hari ini, seperti yang dia lakukan dulu.

“Kudengar dari Heechul hyung kau menangi tadi, betul kan?” Jessica mendelik. Sudah dia duga, tidak mungkin kakaknya akan memperhatikannya. Dia pasti akan mengetahui semua kegiatan yang dilakukannya dari Heechul calon suaminya itu.

“kau percaya padanya? bisa saja dia berbohong oppa” Jaejoong menangkup wajah adiknya. Dipandangi wajah sempurna adiknya yang terlihat kebaratan itu.

“dengar kan aku. Maaf jika hubungan kita mulai merenggang”

“Oppa”

“Jess aku hanya ingin menjadi kakak yang baik bagimu. Ku mohon bisakah kau mempercayakan semuanya padaku. Percaya bahwa aku akan selalu disini. Berdiri dibelakangmu untuk mendukungmu. Berdiri dibelakangmu untuk memelukmu ketika kau sedih” Jessica memeluk Jaejoong. Tubuhnya bergetar dia menangis. Gadis itu menangis dipelukan kakak tersayangnya.

“aku kehilanganmu semenjak Appa pergi. Tidak ada yang kupercaya. Tapi dia datang dan membantuku mengulurkan tanganya. Memberikan pelukannya ketika aku bersedih. Aku mencintainya Oppa. Dia sahabatku Aiden Lee” Jaejoong menghela nafasnya. Ini berat memang, disatu sisi dia ingin Jessica bahagia dengan pilihannya. Tapi Heechul.. dia juga percaya bahwa Heechul bisa membahagiakan adiknya itu.

“apakah dia mencintaimu juga?” Jessica menggeleng.

“aku tidak tahu. Kurasa dia mencintai sahabatku.. ya sahabatku”

“dengarkan aku. Masih banyak pria yang mencintaimu. Lepaskan dan belajarlah untuk membuka hatimu untuk orang lain” Jaejoong mengelus rambut blonde adiknya yang masih dalam pelukannya.

“apa yang kau maksud itu Kim Heechul?”

“dia pria baik Jess. Aku percaya dia pasti akan selalu membahagiakanmu”

“aku.. tidak bisa berjanji oppa. Hatiku kurasa sudah terkunci mati untuk Aiden. Apa aku harus melakukan apapun untuk mendapatkannya. Termasuk menyingkirkan sahabatku?”

“tidak. Ini semua takdir. Jika Aiden jodohmu pasti dia akan kembali padamu”

*

Changmin mengepalkan tangannya kesal. Pasalnya rapat kali ini terganggu oleh ulah tamu yang datang tak diundang.

“Jadi bisa kau katakan apa yang kau lakukan disini?” Aiden-tamu itu tersenyum tanpa dosa. Dia memilih untuk duduk disebelah Yoona. Menyuruh Kikwang untuk pergi.

“hey, pindah aku mau disini!”

“tidak mau. Ini tempatku lagi pula kau bukan anggota Matrix” Balas Kikwang tak mau kalah. Aiden mendengus lalu menarik tangan Kikwang untuk pergi.

“Hey geser!”

“tidak aish!”

“geser”

“tidak”

“HENTIKAN KALIAN BERDUA?!” Teriak Changmin. Pria itu mulai kehilangan kesabaran. Dia menatap kearah Yoona dengan tatapan : cepat-bawa-dia pergi

“Kita pergi” Yoona segera menarik tangan Donghae. Donghae menghempaskan tangan Yoona.

“tidak mau. Bukankah rapatmu belum selesai”

“ayolah Aiden. Kepalaku mulai sakit mendengar kau bertengkar dengannya” Donghae memegang kepala Yoona.

“Hey kau baik-baik saja ?” Kikwang mendorong tubuh Donghae menjauh dari Yoona. Pria itu segera menyentuh kening Yoona.

“astaga panas sekali. Kau sakit Cal?” Donghae yang tidak terima membalas kelakuan Kikwang.

“singkirkan tanganmu dari kekasihku!”

“astaga bayi ini. Calista itu milikku!”

“siapa yang kau bilang bayi. Bocah!”

“astaga kalian ini! Calista kau tidak apa?” SooYoung membawa Yoona menjauh dari kedua pria itu. dia menyuruh Yoona duduk disofa.

“aku baik Soo. Sudahlah” Yoona menyingkirkan tangan Soo dikepalanya. Yoona kemudian kembali bangkit dan berjalan kearah Changmin.

“maafkan aku. Rapat kali ini harus kita hentikan” Changmin mengangguk paham. Dia merangkul tubuh kurus Yoona yang terlihat lesu dengan wajah pucat.

“hey singkirkan tanganmu!” teriak Donghae.

“ayo. Kau harus minum obat” Yoona mengangguk dan ikut pergi bersama Changmin. Sementara Donghae dan Kikwang hanya memandang tidak percaya. Soo menghela nafasnya pelan.

“masih butuh waktu untuk membiasakan hatimu Max”

*

Ting Tong

Bel rumah besar itu berbunyi. Jaejoong terlihat terburu-buru menuruni tangga menghampiri pintu untuk melihat tamu yang datang. Senyum terpancar diwajahnya ketika melihat sosok pria muda berdiri dihadapannya.

“Luhan/Hyung” pekik mereka bersamaan. Jaejoong lantas memeluk hoobae-nya itu. kemudian dia menyuruhnya masuk.

“bagaimana kau bisa sampai kesini? Mengapa kau tidak mengabariku? Bukankah kau akan datang besok?” cerocos Jaejoong dengan berbagai pertanyaan. Luhan hanya tertawa melihat sunbaenya itu.

“aku sengaja memberimu kejutan. Lagi pula ada seorang malaikat cantik yang memberitahuku dimana alamatmu” Jaejoong menaikan sebelah alisnya.

“malaikat ?”

“yap. Dia sangat cantik hyung”

“eo kau menyukainya?” Luhan kembali mengangguk

“kurasa begitu. Dia adalah malaikat cantik yang harus kumiliki”

TBC

LOHALOHALO

Kali ini aku kasih part baru nih..

Maaf kalau tidak memuaskan..

Sampai ketemu di part selanjutnya

oiya HAPPY BIRTHDAY DONGHAE OPPA

BYE BYE
YOONHAE JJANG !!!

Matrix 2nd


August 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

*

□ Last part □

“gadis itu bukankah yang tadi bersamamu” ucap Sungmin. Teman-teman mereka pun semakin menatap lekat kearah seseorang yang sedang dipeluk Jessica.

“cantik sekali” puji hyukjae. Sementara Siwon berusaha semakin meneliti pandangannya. Matanya melotot ketika melihat gadis dihadapannya.

“Yoona” gumam Siwon pelan membuat Donghae dan yang lain menoleh kearahnya.

“kau mengenalnya?” tanya Donghae.

□ This part □

Yoona melepaskan pelukannya, ketika mendengar seseorang menyebut namanya. Nama yang tidak pernah diketahui siapapun kecuali ..

Mata gadis itu meneliti setiap tempat. Akhirnya pergerakan mata itu terhenti ketika melihat sosok Siwon yang berdiri mematung bersama Donghae dan kawan-kawannya. Siwon memang bergumam pelan, namun tetap saja dengan jarak yang kurang dari 1 meter Yoona mampu mendengar gumaman Siwon.

“Siwon” ucap Yoona pelan. Jessica mengikuti arah pandangan Yoona. Matanya melebar ketika melihat sosok Donghae dan kawan-kawannya.

“Cal, kau mengenal Andrew ?” tanya Jessica. Yoona hanya mematung, tidak ada jawaban sedikitpun yang keluar dari bibir mungilnya. Sosok Donghae dan kawan-kawannya berjalan menghampiri keberadaan Yoona dan Jessica.

“hay Sica !” sapa HyukJae seraya memperlihatkan senyum gusinya. Jessica hanya tersenyum tipis. Matanya tak lepas dari Yoona dan Siwon yang saling berpandangan. Donghae pun sama halnya dengan Jessica. Dia masih bingung, mengapa Siwon bisa mengenal Calista, gadis aneh itu. suasana canggung itu berlangsung beberapa menit sampai akhirnya suara I-phone Yoona mengakhiri segalanya. Wajahnya datar ketika melihat siapa yang menghubunginya.

“Halo” sapa suara disebrang.

“ada apa ?” ucap Yoona. Pria disebrang hanya menghembuskan nafasnya pelan. Setidaknya dia tahu jika Yoona tidak ingin berbasa-basi.

“bisakah kau membalas sapaanku Cal”

“sudahlah ada apa Max ?”

“pulang nanti kau harus segera menemuiku, ada yang ingin kubicarakan”

“baiklah”. Flip

Yoona memutuskan sambungan telfonnya. Dia sama sekali tidak mempedulikan Changmin yang mengumpat kepadanya.

“aku duluan Jessie” ucap Yoona langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Jessica dan Donghae serta kawan-kawannya. Jessica dan Donghae hanya memandang heran kearahnya. Tapi tidak dengan Siwon. Dia terus saja menatap Yoona yang makin lama hilang dipenglihatannya.

“dasar aneh” gumam Donghae. Jessica yang mendengar itu langsung menatap tajam kearah pria itu.

“err.. Andrew, kau bisa jelaskan dimana kau mengenal gadis itu ?” tanya Donghae yang mengalihkan pandangan Jessica padanya.

“maaf” Siwon pun ikut melangkah meninggalkan Donghae kawan-kawannya, serta Jessica.

*

Yoona mendengus kesal, mood-nya berubah drastis ketika dia bertemu dengan pria itu. matanya dipejamkan, membiarkan angin menerpa wajahnya dan menerbangkan setiap helai rambutnya.

“kau disini rupanya” suara berat itu mengejutkannya. Yoona membuka matanya mendapati sosok Donghae berdiri tidak jauh dari tempatnya.

“ada apa ?” tanyanya datar. Donghae tidak menjawab pertanyaannya tapi memilih mendudukan diri disamping Yoona.

“mengapa tadi kau tidak masuk kelas ?” tanya Donghae lagi. Sebenarnya dia malas untuk menyapa gadis dihadapannya. Tapi rasa penasarannya sudah mengalahkan rasa malasnya.

“aku malas”

“astaga, apa benar kau seorang wanita ? pantas saja Appa menyuruhmu untuk menjagaku, kau tidak cocok sama sekali menjadi seorang wanita” ejek Donghae. Yoona memandang tajam kearah Donghae.

“untuk apa kau disini ? bukankah kau menyuruhku untuk berpura-pura tidak mengenalmu ?”

Glek ..

Ucapan Yoona membuat Donghae mati kutu, dia merutuki kebodohannya sendiri. Ah dia membuat dirinya dimata Yoona benar-benar pria yang aneh.

“ah.. itu aku hanya mengkhawatirkanmu” Donghae menutup mulutnya. Kata-kata bodoh semakin terlontar dari mulutnya. Yoona mengernyit heran, ‘dasar aneh’ batinnya.

“baiklah aku pulang” ucap Yoona seraya bangkit dan berlalu meninggalkan Donghae. Donghae yang menyadari hal itu ikut bangkit dan mengejar Yoona.

“Calista” teriak Donghae. Yoona yang baru beberapa langkah meninggalkan Donghae segera memghentikan langkahnya.

“ada apa ?” tanyanya tanpa berniat membalikkan tubuhnya menghadap Donghae. Donghae mendengus sebal, rasanya dia harus mulai memahami sifat Yoona yang tidak ingin berbasa-basi.

“bagaimana bisa kau mengenal Andrew ?”. Yoona mengernyit, jadi Andrew adalah nama Siwon yang sekarang.

“kenapa ?” Donghae terdiam, untuk apa dia bertanya begitu. Yoona yang tahu tidak ada respon dari Donghae akhirnya pergi meninggalkan Donghae.

“aish stupid !” Donghae memukul kepalanya sendiri. Bodoh itulah yang dia pikirkan. Mengapa dia bisa bertingkah sebodoh itu dihadapan gadis aneh seperti Yoona.

*

Gadis itu terus saja mengadukkan minuman yang berada ditangannya, pikirannya melambung mengingat kejadian tadi siang dikampusnya. Siwon, mengapa pria itu harus muncul lagi dihadapannya. Disaat dia sudah bisa perlahan melupakan pria itu, mengapa sekarang justru pria itu berada disekitarnya. Terlebih menjadi sahabat Donghae.

*Flashback*

Yoona tersenyum senang ketika mendapat kabar bahwa Siwon kekasihnya telah kembali dari Amerika. Kini Yoona sudah berada di sebuah taman, tempat yang mempertemukan dirinya dengan Siwon. Dan tempat yang memisahkan dirinya dan Siwon, karena Siwon memilih melanjutkan study diluar negeri.

“maaf aku terlambat, oppa” ucapnya ketika mendapati Siwon yang sedang duduk dibangku taman. Siwon tersenyum manis ketika melihat Yoona yang berpenampilan begitu cantik menurutnya.

“tidak aku baru saja tiba Yoongie” bohong Siwon. Yoona menggeleng heran, mengapa bisa ada pria sebaik Siwon.

“baiklah sekarang kita mau kemana oppa ?” Yoona ikut mendudukan dirinya disebelah Siwon.

Siwon menoleh, senyum yang tadi mengembang perlahan sirna. Yoona yang menyadari ada perubahan pada kekasihnya hanya menatap heran.

“ada apa oppa ?”

“maaf, kurasa lebih baik hubungan kita sampai disini saja”. Ucapan Siwon terdengar bergetar. Yoona merasa hatinya tertohok mendengar ucapan Siwon.

“a..apa yang kau katakan oppa ?” suara Yoona bergetar, seiring dengan dadanya yang terasa sesak. Ruang lingkup pernafasannya seolah menipis, seperti ada batu yang menyumbat paru-parunya.

“maafkan aku Yoongie, aku lelah, maaf” ucap Siwon lalu melangkah meninggalkan Yoona yang masih saja terdiam. Sedetik kemudian air mata jatuh dipelupuk matanya. Pandannya buram karena terhalang oleh air mata yang mengalir semakin derasnya. Yoona merutuki dirinya sendiri. Hari yang dia fikir adalah hari yang paling indah, nyatanya adalah hari yang membuat dirinya merasakan sakit yang teramat sakit.

“apa salahku ?” gumamnya

*Flashback End*

Air mata kembali membasahi wajah cantiknya. Dia tidak menyadari sesosok pria tengah berjalan pelang menghampirinya.

“maaf aku.. astaga Cal, kau menangis ?” pekik Changmin ketika mendapati wajah Yoona yang basah. Yoona terkejut dengan kehadiran Changmin. Dia langsung menghapus kasar air matanya.

“tidak”. Changmin mengernyit heran, dia langsung duduk disebelahYoona.

“apa yang terjadi Cal, ?”. yoona terdiam, Changmin menghela nafasnya. Dia memilih tidak melanjutkan pertanyaannya.

“jadi ada apa ?” tanya Yoona ketika Changmin terdiam.

“Wild telah kembali” ucap Changmin pelan. Kemudian pria itu memberikan selembar kertas artikel padanya.

“penyerangan di kantor Departemen Pemerintah” gumam Yoona ketika membaca judul artikel itu. Yoona menoleh pada Changmin, dia meminta penjelasan yang lebih rinci mengenai ini.

“itu jadi trending topic saat ini, Kikwang dan Taeyeon sudah kusuruh untuk menyelidiki lebih lanjut. Presiden juga sudah memberitahuku agar kau menjaga Aiden, karena dia akan berada lama di Spanyol”. Yoona mengangguk mengerti.

“aku tahu, aku akan menjaganya”

“tidak hanya itu..” Yoona mengernyit.

“kau harus tinggal bersamanya” lanjut Changmin

“apa ?! kau fikir dia masih anak bayi sehingga aku harus tinggal dirumahnya” pekik Yoona.

“itu perintah dari Presiden Cal”. Yoona menghembuskan nafasnya. Merutuki nasibnya yang begitu sial. Arrghh, batinnya.

*

Pria itu tersenyum kecut ketika membaca trending topic hari ini. Matanya memandang nanar kearah laptonya.

“lihat saja aku akan membalasmu Max” gumamnya. Tiba-tiba

Klek,

Pintu ruangannya terbuka. Sosok pria jangkung terlihat dari balik pintu.

“ada apa ?” tanya pria itu. sementara pria yang baru saja tiba mendudukan dirinya disebrang pria itu. wajahnya sangat datar seperti tidak memiliki semangat.

“aku bertemu dengannya lagi hyung” ucap pria itu. sementara yang dipanggul ‘hyung’ itu mengernyit bingung.

“dia ? maksudmu gadis itu ?”. pria jangkung itu mengangguk. Lalu menyenderkan dirinya di sofa. Sementara pria yag didepannya hanya memandang datar terhadapnya. Suasana mulai hening. Mereka masing-masing tenggelam dalam pikirannya.

“kau harus bisa mendekatinya lagi” ucap pria itu memecah keheningan. Sementara pria jangkung itu terkejut mendengar ucapan hyungnya.

“apa yang kau katakan hyung, aku sudah menyakitinya” pekik pria jangkung itu.

“lalu, kau menyesal telah menyakitinya. Kau ingat kita harus menghancurkan Matrix, dan sebelum itu kita harus menghancurkan anak buahnya. Semua aku serahkan padamu”. Pria jangkung itu menghela nafasnya pelan. Selalu saja seperti ini, karena dendam hyungnya dia harus menyakiti gadis yang teramat dicintainya.

“maafkan aku Yoona” gumam pria jangkung itu.

*

Donghae menatap nanar kearah gadis dihadapannya. Baru saja dia bisa bernafas lega karena hanya bertemu gadis itu dikampus. Tapi kini dia harus menerima kenyataan bahwa gadis itu akan tinggal bersamanya dirumah yang mewah ini. Jika bukan karena ayahnya sudah bisa dipastikan dia akan langsung menendang gadis aneh itu dari kehidupannya. Sementara gadis itu hanya menatap datar kearah dirinya. Membuat dia merasa semakin muak dengan kehadiran gadis itu.

“kau keberatan aku disini ?” tanya gadis itu. Donghae terdiam. Entahlah dia masih merasa cukup kesal dengan keputusan sepihak ayahnya. Gadis itu yang tidak mendapat respon dari Donghae segera membalikan tubuhnya mulai melangkah meninggalkan Donghae.

“bailah aku pulang” ucapnya datar. Menarik kopernya berjalan menuju pintu keluar. Sebelum akhirnya langkah gadis itu terhenti karena sebuah tangan menghentikannya.

“kau mau kemana, ini sudah malam aku tidak keberatan kau tinggal disini” bohong Donghae. Gadis iru mengernyit. Apa yang terjadi dengan pria ini, tidak biasanya dia bersikap seperti itu padanya. Yoona tidak menjawab ucapan Donghae, dia pun segera melangkahkan kakinya menuju sofa lalu mendudukan dirinya, di sofa yang terasa empuk menurutnya. Donghae berdecak kesal, baru kali ini dia menemukan gadis yang menyebalkan menurutnya. Bahkan lebih menyebalkan dari sifatnya. Akhirnya Donghae memilih kembali kekamarnya tanpa menghiraukan Yoona yang masih duduk dengan bersandar disofanya.

*

S e o u l, 01.00 K S T

Hampir 2 jam Donghae terus saja mengurung diri dikamarnya. Rasanya pria itu sangat malas bertemu dengan Yoona. Sejenak dia menoleh kearah jam dinding dikamarnya.

‘ah sudah pukul 1, aku sangat haus’gumamnya. Akhirnya dia beranjak dari tempat tidurnya. Dan melangkahkan kakinya keluar kamar. Bunyi gaduh saat pria itu menuruni tangga begitu terdengar nyaring. Tapi tetap saja tidak sama sekali mengganggu gadis cantik yang telah memasuki alam mimpinya itu. ya itu, Yoona. Donghae mengernyitkan dahinya ketika melihat Yoona yang tertidur pulas disofa. Perlahan dia menghampiri sosok gadis yang menurutnya sangat menyebalkan. Kemudian ditatapnya gadis itu secara intens. Gadis itu, tertidur dengan wajah yang sangat damai. Sesekali gadis itu menggeliat, menemukan posisi tidur yang nyaman. Entah apa yang terjadi pada pria itu-Donghae. Perlahan dia mengulurkan tangannya menyentuh kening indah gadis itu. ditatapnya gadis itu makin intens. Sedetik kemudian kedua ujung bibirnya membuat sebuah simpul yang amat indah. Senyuman itu begitu terlihat kagum melihat sosok gadis dihadapannya.

“kau seperti memiliki 2 kepribadian yang berbeda, Cal” gumamnya lalu kembali melangkahkan kakinya menuju dapur

*

Semua orang diruangan itu terdiam, mereka memilih mendengarkan semua arahan dari sang ketua. Max Changmin, ketua dari organisasi Matrix itu menatap nanar kearah foto gadis yang sedari tadi dia pegang. Matanya memerah, sedetik kemudian air mata jatuh dari sudut matanya.

“kau baik-baik saja Max ?” tanya Soo Young. Entah mengapa melihat pria tampan itu menangis membuat gadis itu merasakan apa yang dirasakan pria itu. Changmin menoleh dan tersenyum tipis pada Soo Young, untuk meyakinkan gadis itu bahwa dia baik-baik saja.

‘setidaknya aku tidak akan membiarkannya jatuh kedalam pelukan pria itu lagi’ batin Changmin kemudian mendongakan wajahnya dan menghembuskan nafasnya pelan. Suasana hening itu tidak bertahan lama, sampai akhirnya pintu ruangan itu terbuka. Muncul sosok gadis cantik dengan membawa aura yang begitu kelam.

“aku terlambat, maaf” ucap gadis itu lalu duduk ditempat yang disediakan untuknya. Sementara sang gadis tidak menyadari tatapan tajam dari Changmin yang seakan ingin menerkamnya.

“hey Cal, tidak biasanya kau terlambat” Kikwang. Pria yang disebelah Yoona berbasa-basi mencoba mencairkan suasana. Yoona menoleh menatap datar kearah pria itu.

“jika bukan karna pria itu aku tidak akan terlambat”

“tapi ke-” baru saja Kikwang ingin melanjutkan ucapannya. Yoona terlebih dahulu memberikan tatapan : berhenti-berbicara-bodoh. Kikwang memilih membekap mulutnya dan membiarkan suasana kembali hening.

“Max, kau baik-baik saja” Yoona mengalihkan pandangannya menatap Changmin yang sedari tadi terdiam. Gadis itu merasa heran, tidak biasanya Changmin seperti itu, bukankah pria itu sangat cerewet sekali terhadapnya. Semua diruangan itu menatap Yoona dengan intens. Mereka tahu dibalik sikap Yoona yang terkesan dingin, tapi dia sungguh perhatian terhadap orang disekitarnya.

“aku baik-baik saja Cal” Changmin tersenyum sangat manis. Pria itu tidak menyadari bahwa sedari tadi, salah satu gadis yang berada diruangan itu terus saja mengumpat kepadanya. ‘bahkan kau selalu memberikan senyum terbaikmu untuknya’. Batin gadis itu.

*

Gadis itu mengeratkan hoodie yang dia pakai. Rapat yang berlangsung hampir satu jam membuat dirinya penat sekali. Dia terus saja melangkahkan kakinya menyusuri pusat kota Seoul. Sesekali menghirup udara alami dari kota itu. cuaca begitu cerah. Langkahnya terhenti mendapati seorang anak kecil menangis sendirian ditaman.

“hey, anak manis kau kenapa ?” senyum terbaik coba dia berikan pada gadis kecil dihadapannya.

“aku mau ice cream itu tapi aku tidak punya uang” tunjuk gadis kecil itu pada tukang ice cream disebrang jalan. Yoona mengikuti arah tangan gadis kecil itu menunjuk dan tersenyum simpul.

“kau disini dengan siapa ?”

“ahjussi-ku unnie, dia sedang ada rapat”

“baiklah ayo ikut unnie” Yoona menarik tangan mungil itu untuk mengikuti langkahnya.

“jadi siapa nama-” tanya Yoona ketika mereka kembali tiba ditaman. Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya terdengar suara teriakan.

“Ji Eun-ah” teriakan itu terdengar begitu nyaring membuat Yoona dan gadis kecil dihadapannya menoleh kesumber suara. Mata Yoona membulat ketika mengetahui siapa pemilik suara itu.

“Siwon/Yoona” ucap Yoona dan pria itu secara bersamaan. Siwon, pria itu melangkahkan kaki menghampiri 2 orang wanita yang sedang berbicara ditaman. Seketika suasana menjadi hening, sampai akhirnya tangan imut Ji Eun menarik jas kebesaran Siwon.

“ahjussi mengapa kau lama sekali ?” Siwon dan Yoona menoleh menatap Ji Eun seketika.

“maafkan ahjussi, Ji eun-ah”

“tidak apa ahjussi, untung saja ada unnie cantik ini jadi aku tidak sendirian”. Siwon beralih menatap Yoona. Tak lama kemudian senyum manis terpancar dari wajah pria itu.

“terima kasih Yoona”. Yoona mengangguk, tatapannya berubah menjadi datar. Lalu dia segera melangkah pergi meninggalkan Siwon dan Ji Eun yang terkejut.

“Unnie” teriakan Ji Eun masih terdengar ditelinganya namun dia bersikuat mengabaikannya dan tetap melangkah menjauh dari tempat itu. sementara Siwon menatap sendu Yoona dari belakang.

*

Pria itu terus saja menggumam tidak jelas. Sesekali dia mengumpat pelan merutuki kesialan menimpa dirinya.

“arggh.. gadis itu benar-benar menyebalkan!” pekiknya. Dia sama sekali tidak menyadari teman-temannya menatap aneh kearahnya.

“Hey, kurasa Aiden kita benar-benar sudah gila” celetuk HyukJae. Donghae yang mendengar ucapan temannya itu langsung memberikan tatapan ingin membunuhnya. HyukJae yang menyadari tatapan Donghae hanya tersenyum menampilkan deretan gusinya. Tidak lama Donghae menatap HyukJae seperti itu, sampai akhirnya seorang gadis datang menghampirinya.

“Aiden !” pekik gadis itu. donghae mendongak menatap wajah yang baru saja memanggil namanya. Sedetik kemudian senyum manis tersungging dibibirnya. Gadis yang memanggil Donghae juga sedang tersenyum sangat manis saat ini.

“Sica, Ada apa ?” . Jessica segera duduk disebelah Donghae. Jantungnya berdegup kencang ketika dia menghirup wangi Eternity, Parfum yang digunakan Donghae. Itu sebabnya gadis itu sangat menyukai jika dirinya berada disisi Donghae.

“aku hanya sedikit merindukanmu, iya sedikit” ucap gadis itu seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Donghae terkikik melihat gadis cantik dihadapannya. Mata teduhnya terus saja memandang lekat kearah gadis itu.

“kau mau makan siang bersamaku ?” Jessica membulatkan matanya. Inilah sisi lain dari seorang Donghae. Banyak yang mengira jika pria itu adalah pria yang sangat menyebalkan, seperti pandangan Yoona. Tapi tidak bagi Jessica, Donghae adalah laki-laki terbaik yang pernah dia temui.

“benarkah, Ah kau memang sahabat terbaikku Aiden” ujar gadis itu seraya mempelihatkan senyum manisnya. Kemudian Donghae dan Jessica berjalan bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih. Tidak mempedulikan Hyukjae dan Sungmin yang terus berteriak memanggil nama-nya.

“aish.. dia cepat sekali berubah mood-nya” rutuk Sungmin.

*

Soo Young melangkahkan kakinya memasuki Apartementnya. Rapat tadi pagi membuat mood-nya benar-benar menurun drastis. Masih teringat dipikirannya. Bagaimana Changmin yang tersenyum begitu manis pada Calista. Setidaknya pria itu bersikap adil pada dirinya juga.

“hah, kau memang menyebalkan Max” gumamnya. Lalu menjatuhkan dirinya di kasur berukuran King Size itu. matanya terpejam membiarkan fikiran dan mood-nya kembali baik. Baru saja beberapa menit menutup matanya. Dering I-phone menganggunya. Dia mengumpat pelan. Dilihatnya nama pria itu tertera dilayar pemanggil. Dengan satu kali helaan nafas dia mengangkat telfon itu.

“Halo”

“…”

“aku baik-baik saja Max, sungguh”

“…”

“ti..tidak jangan kau tidak perlu ke Apartement-ku, itu sangat merepotkan”

“….”

“Apa?! Ah baiklah aku akan segera kesana”

“…”

Sambungan itu terputus, sejenak dia memegang dadanya yang masih terasa sesak. Ada apa dengan pria itu, disaat dirinya sudah melambung dengan perhatiaannya tiba-tiba saja pria itu menghempaskannya begitu saja. ‘mengapa kau selalu memperhatikannya Max’ batinnya. Lalu beranjak keluar dari Apartementnya.

*

Yoona memandang sayu tenangnya arus air Sungai Han. Selalu saja seperti ini, dirinya selalu lemah jika sudah bertemu dengan pria itu. dia terus saja memukul dada-nya bermaksud untuk menghilangkan sesak yang begitu menyiksanya. Tiba-tiba kegiatan itu terhenti ketika melihat dua orang yang dia kenal berjalan bersama layaknya pasangan kekasih. Matanya terus saja mengikuti kemana langkah itu pergi. Sampai akhirnya mata gadis itu membulat ketika melihat sebuah mobil mewah berhenti memperlambat dua orang itu, sekaligus menghalangi pemandangannya. Dengan langkah sigap dia menghampiri ketempat itu. sementara tangannya siaga memegang pistol yang diletakkan di saku belakangnya. Dia mengumpat pelan ketika melihat beberapa orang berbadan besar keluar dari mobil dan menyeret salah satu dari dua orang itu, pandangannya dia tajamkan ketika mengetahui orang-orang itu menyeret seorang pria.

“Aiden !” pekiknya. Dia langsung berlari sekuat tenaga menghentikan orang-orang itu yang mencoba membawa pria itu masuk kedalam mobilnya. Yoona mendorong tubuh salah seorang pria besar itu. hal itu tentu saja membuat pria itu terjungkat kebelakang. Tangan Yoona menarik lengan Donghae agar terlepas dari cengkraman pria besar itu. dan Berhasil, Donghae segera berlari menarik tangan Jessica yang sedikit bergetar ketakutan. Berlari menjauh meninggalkan Yoona yang sedang sibuk melawan orang yang menurut dirinya sudah kalah besar dibanding mereka. Selain itu melihat dari jumlah, tentu saja dia kalah. Karena dirinya hanya seorang diri, seorang wanita yang menghadapi empat orang pria berbadan besar. Yoona merasakan kepalanya terasa begitu sakit. Tentu saja sebuah pemukul bola baseball mendarat mulus di tempurung otaknya. Pandangannya mulai buram, tapi dia tetap masih bisa melihat Donghae yang berlari sekuat mungkin membawa Jessica agar dirinya dan gadis itu aman, walau samar-samar. Donghae menoleh kebelakang, jantungnya berpacu kencang ketika melihat Yoona tergeletak tidak berdaya dengan darah yang mengalir dari pelipisnya. Baru saja dia melangkahkan kakinya, Jessica menahannya. Terlebih lagi Yoona melarang Donghae untuk menolongnya.

“Aiden, cepat pergi. Aku baik-baik saja” teriak Yoona yang melihat Donghae hendak berbalik menghampirinya. Dengan terpaksa Donghae meneruskan pelariannya, dia menarik tangan Jessica hingga menemukan tempat yang aman untuk dirinya dan gadis itu. setelah dirasa sudah berlari cukup jauh, Donghae menghentikan langkahnya lalu berbelok dan berhenti disebuah lorong. Disenderkannya tubuhnya dan disampingnya Jessica, yang masih sedikit takut. Keduanya terengah-engah. Sedetik kemudian Donghae memeluk Jessica yang mulai bergetar. Dia segera memberikan kenyamanan yang dia bisa agar gadis itu tidak takut lagi.

“Ai..Aiden.. ba..bagaimana dengan Cal..ista” ucap Jessica dengan terbata. Masih dalam pelukan pria itu. Donghae mengelus rambut pirang Jessica lalu menggelengkan kepalanya.

“aku tidak tahu”

*

Kikwang memandang dua orang dihadapannya dengan nafas tersengal, tidak hanya pria itu. Nampak sang ketua juga melakukan hal yang sama. Terbukti dari hal yang sedari dia lakukan, mengepalkan tangannya. Sementara yang lainnya hanya memandang miris kearah dua orang pria itu.

“Aku benar-benar tidak menyangka kalian tega meninggalkannya sendirian” ucap Soo Young menatap dua orang yang masih tertunduk takut. Kemudian Donghae, salah satu diantara mereka memberanikan diri mengangkat kepalanya.

“dia yang menyuruh kami pergi”

“kau itu pria atau wanita, harusnya kau yang melindunginya” pekik Kikwang. Donghae mendengus sebal. Dia menatap Kikwang dengan tatapan yang teramat tajam. Mereka berdua saling bertatapan sengit seolah ada dua molekul yang timbul berlawanan dari aura mereka.

“bukankah memang dia melindungiku, jadi aku tidak akan ikut campur dengan apa yang terjadi dengan gadis itu” Donghae menarik tangan Jessica lalu beranjak meninggalkan keempat orang itu.

“kita harus menemukan dia dimana ?” Taeyeon menatap sayu meja dihadapannya. Sementara Changmin dan Kikwang menatap nanar Donghae dan Jessica yang berjalan menjauh.

“aku yakin, Calista pasti baik-baik saja”

*

Yoona perlahan membuka matanya. Kepalanya masih terasa pening. Diliriknya sekitar, kini dia berada didalam mobil empat orang pria misterius tadi. Dengan perlahan dia bangkit walau tubuhnya terasa remuk. Tangannya meraba-raba sekitar. Senyum sinis mengembang disudut bibirnya ketika tangannya terasa memegang sebuah pemukul baseball yang digunakan orang tadi untuk memukulnya. Dengan langkah sigap, dia bangkit dan.. memukul dua orang pria yang duduk dihadapannya. Sementara pria yang mengendarai mobilnya terkejut dengan kehadiran Yoona.

“cepat hentikan mobilnya” pekik seorang pria yang duduk disebelahnya. Dia menoleh kebelakang mendapati kedua temannya yang sudah tidak sadarkan diri. Belum sempat mobil itu terhenti tiba-tiba ..

Bugh.. Bugh..

Pemukul baseball itu sudah mendarat mulus kearah pria yang mengendarai mobil, hal itu tentu saja membuat mobil berjalan tidak normal. sementara pria yang berada disamping si supir, dengan sigap mengeluarkan sebuah pisau. Mobil itu terus melaju tanpa ada yang mengemudikannya. Yoona bersiap memukul pria yang masih berada disamping kemudi. Tangannya dia layangkan agar pemukul baseball itu mengenai orang itu. namun tidak, nyatanya pria itu lebih sigap dari Yoona.

Sreeett..

Ujung pisau itu terkena lengan Yoona, otomatis membuat darah segar kembali mengalir dari tubuh Yoona. Namun hal itu tentu saja tidak membuat Yoona lengah. Dengan sekali gerakan Yoona melayangkan kembali pemukul baseball dan..

Bugh.. Bugh ..

Orang itu tak sadarkan diri. Kemudian Yoona menarik pintu mobil dan membukanya. Dengan sigap dia melompat keluar dari mobil yang masih melaju cepat itu. tubuhnya terguling. Yoona bangkit dan mencoba melangkahkan kakinya menjauhi tempat itu. melirik keadaan sekitar, ternyata tempatnya lumayan sepi. Pandangannya kembali berkunang-kunang. Tapi dia tetap melangkahkan kakinya berharap ada yang membantunya. Belum kering darah yang mengalir dari pelipisnya, kini darah segar juga mengalir dilengannya. Dia mencoba menyebrang jalan, sampai akhirnya sebuah cahaya melaju kearahnya. Yoona yang merasa sudah lemah lalu memejamkan matanya, pasrah. Sampai cahaya itu mulai mendekat dan ..

Ckiiiittt Brakk ..

TBC

LOHALOHALO ..

Aku kembali .. Matrix part 2

Gimana ? gimana ?

Oh iya sebelum itu aku mau ngucapin

Minal Aidzin walfaidzin

Mohon maaf lahir dan batin

Selamat hari Lebaran 1433 H

Sampai ketemu di Matrix part 3

Bye bye

YoonHae Vote.. YoonHae Vote

YoonHae Jjang.. Hidup Pyro !!

Matrix + Prolog


“pembunuhan lagi!”

“tidak… ini tidak akan terjadi lagi”

++++

“tugas baru untukmu!”

“menjaga anak seorang Presiden”

++++

“kau ..!! mengapa bisa sikapmu seperti anak kecil”

“aku membencimu!!!”

++++

“Baiklah jika itu maumu aku keluar dari sini!”

@@@@

Main Cast :

Im Yoona

Seorang gadis yang merupakan anggota Tim Matrix

Wajahnya cantik namun sangat desegani rekannya

Tidak pernah jatuh cinta dan sangat membenci orang lemah

Bersahabat dengan Jessica Jung

Lee Donghae

Putra dari seorang presiden

Kehidupannya sangat terancam semenjak ayahnya menangkap komplotan teroris

Wajahnya tampan dan sikapnya seperti anak kecil

Mencintai Jessica Jung

 

Choi Soo Young

Rekan satu Tim Yoona

Sangat ceria dan ramah

Mencintai sahabatnya Max Changmin

Max Changmin

Ketua dari Tim Matrix

Sikapnya angkuh dan dingin

Lee Kikwang

Anggota Tim Matrix yang paling baik

Dia juga sangat melindungi Yoona

 Membenci Lee donghae

Kim Taeyeon

Anggota dari Tim Matrix

Sifatnya yang mudah jatuh cinta membuat ya dan Yoona tidak akrab

Mencintai Lee Kikwang

Other Cast :

Lee Hyunjil as Donghae’s father or presiden

Jessica Jung as sahabat Yoona

Im Seoulong as kakak Yoona

And find it by your self

I’m Back .. hehehe aku bawa fanfic baru nih, tapi masih prolog, kalo emang banyak peminatnya ya dilanjutkan tapi jika kurang peminatnya aku ngga akan terusin ..