October 2012 – © Mheliya_sonelf
Happy Reading
*
□ Last Part □
“kumohon jangan pergi.. aku mencintaimu Calista”
□ This Part □
“Agashi.. bangun kita sudah sampai” Terlihat supir taxi itu terus mengguncangkan tubuh penumpangnya yang tertidur lelap. Penumpang yang lebih tepatnya seorang gadis itu mulai menggeliat. Perlahan matanya terbuka sambil sesekali mengerjapkannya.
“aku dimana?” gumamnya setengah sadar. Dia masih mencoba mengerjapkan matanya dan melihat disekelilingnya.
“Seoul Hospital, bukankah tadi kau ingin aku antarkan kesini?” Gadis itu mengerutkan keningnya. ‘jadi tadi hanyalah mimpi?’
“agashi.. kau mau turun atau tidak?” tanya supir itu ramah. Gadis itu kembali mengerjapkan matanya.
“eh? Iya baiklah ini uangnya. Terima kasih ahjussi” ucapnya sambil memberikan beberapa uang won dan membungkukan badannya. Gadis itu kini telah berdiri didepan sebuah rumah sakit ternama dikota Seoul. ‘apa maksud dari mimpi itu?’. dia memejamkan matanya mengingat beberapa waktu yang lalu dia bermimpi hal yang menurutnya aneh, tapi seperti nyata. Dia kembali melangkahkan kakinya memasuki aula rumah sakit. Bau obat-obatan menerobos masuk indra penciumannya. Sesekali dia mengeluarkan I-phonenya untuk mengecek kamar yang akan dia tuju.
“315” gumamnya.
*
Kini Yoona telah berdiri didepan ruangan. Tangannya sedikit ragu untuk membuka pintu kamar dihadapannya.
“Calista” belum sempat dia membuka pintu dia mendengar suara yang familiar baginya. Dia menoleh kesamping melihat seorang pria memakai pakaian rumah sakit sedang dituntun untuk berjalan oleh wanita cantik disebelahnya. Yoona menahan nafasnya berusaha mengatur dirinya sendiri.
“mengapa kau disini? Bukankah kau baru saja mengalami kecelakaan?” Pria itu samar-samar tersenyum dibalik wajahnya yang pucat.
“aku hanya mencari udara segar, bagaimana kabarmu Cal?” Gadis itu mendengus. Hey bukankah dia baru pergi sehari mengapa pria itu menanyakan kabarnya seolah mereka baru bertemu setelah waktu yang lama.
“baik” pria itu mengangguk. Dia menoleh kepada wanita disebelahnya, berusaha melepaskan tangan wanita itu dari tangannya dan memastikan dia baik-baik saja.
“terima kasih suster.. kau boleh kembali” suster itu mengangguk lalu meninggalkan Yoona dan pria itu. Hening.. beberapa saat setelah itu suasana mendadak hening, tidak ada topik menarik yang bisa mereka bicarakan.
“kau tidak merindukanku?” pria itu berjalan perlahan menghampiri Yoona yang masih mematung didepan pintu. Pria itu berjalan terseok-seok menghampiri Yoona.
“jadi?” tanya pria itu yang entah kapan sudah berada tepat dihadapan wajah Yoona. Yoona mengerjapkan matanya. Jantungnya berdetak cepat, mata teduh pria itu menatap matanya sangat lembut hingga menerobos masuk kedalamnya.
“eh? Aku.. ti..tidak” Yoona menggelengkan kepalanya dan mundur satu langkah membuat jarak dari pria itu. pria itu menekuk wajahnya dengan bibir dimanyunkan. Yoona nyaris tertawa jika dia tidak memikirkan harga dirinya. Sungguh pria itu terlihat seperti seorang anak usia 5 tahun yang dilarang oleh ibunya untuk membeli es krim. Yoona menutup mulutnya, dia sudah tidak bisa menahan tawanya lagi.
“pfffttt”
“mengapa tertawa? Ada yang lucu?” Yoona menggeleng sambil mengibas-ibaskan tangannya tanda tidak terjadi apa-apa.
“jika kau tidak merindukanku, bolehkah aku merindukanmu?” Yoona menghentikan tawanya dia menatap tak percaya dengan apa yang diucapkan pria itu. pria itu melangkah lagi mendekati Yoona kemudian.
Grep..
Dia memeluk tubuh ramping Yoona berusaha menyalurkan semua yang dia rasakan terhadap gadis itu.
“Aiden apa yang ka-”
“sstt biarkan seperti ini hanya beberapa menit, aku sungguh merindukanmu Cal” Yoona mengangguk. Dia membiarkan pria yang dia benci memeluknya meski secara tak langsung dia merasakan .. kenyamanan.
*
Jessica menghentikan langkahnya ketika melihat Donghae memeluk Yoona. Entahlah ada sedikit perasaan tidak rela Donghae memeluk sahabatnya itu meski nyatanya Yoona adalah sepupu Donghae. Setetes demi setetes air mata mengalir membasahi pipinya. Jessica menyerah, dia semakin tidak kuat melihat pemandangan itu. dia memilih pergi meninggalkan tempat itu berlari ketempat yang membuat perasaannya kembali tenang.. sebuah taman.
“hiks..hikss”
“hey kau menangis?” Jessica menghentikan tangisnya. Dia menoleh kesumber suara. Terlihat seorang pria berdiri kurang dari satu meter dari tempatnya. Raut wajahnya berubah ketika melihat pria itu. entah mengapa ada perasaan tidak suka ketika dia melihat pria itu.
“untuk apa kau kesini?” pria itu tertawa pelan dan duduk disebelah Jessica.
“apa salah aku menemani calon istriku?”
“cih, aku tidak akan menikah denganmu!” pria itu semakin tertawa mendengar ucapan Jessica. Dia merasa Jessica adalah sosok yang membuatnya semakin perasaan. Dan membuat perasaan cintanya semakin bertambah.
“apa yang lucu? Kau gila!” pekik Jessica lagi.
“hahahaha” Jessica melipat kedua tangannya. Merasa dipermainkan oleh pria dihadapannya. Kemudian dia menatap pria itu dengan tatapan elangnya. Merasa ditatap oleh Jessica pria itu akhirnya menghentikan tawanya dan berbalik menatap Jessica. Suasana mendadak hening ketika pasangan lawan jenis itu saling bertatapan.
Deg Deg
Astaga apa yang terjadi.. desiran ini? Batin Jessica. Dia mencoba untuk memutuskan kontak mata dengan pria itu tapi rasanya sulit sekali. Sedikit perasaan tenang timbul dihatinya.
“ah baiklah.. aku lapar” pria itu membuang wajahnya yang mulai memerah. Sementara Jessica hanya menundukan wajahnya. Jessica bangun dan berjalan pelan melangkah menjauh dari pria itu.
“kau mau kemana?” tangan kuat pria itu melingkar dipergelangannya.
“aku mau pulang”
“makanlah dulu temani aku” tanpa menunggu jawaban Jessica. pria itu menarik tubuh Jessica yang pasrah.
*
“hey apa yang kau lamunkan?” Donghae mengibas-ibaskan tangannya tepat diwajah cantik Yoona. situasi keduanya kini mulai membaik, meski masih agak sedikit canggung terlihat diantara mereka.
“Calista” masih tidak ada tanggapan dari Yoona. tapi Donghae tidak kehabisan akal, perlahan dia mendekati wajahnya dengan wajah Yoona, kemudian…
CHU
Donghae mencium pipi gadis itu membuat Yoona akhirnya tersadar dari lamunannya. Dia menoleh kearah Donghae yang menatapnya tanpa dosa.
“Kyaaaaa apa yang kau lakukan!!” pekiknya sambil mengelus pipinya yang dicium Donghae. Donghae tertawa kencang melihat hal berbeda yang ditampilkan dari sisi seorang Yoona. Biasanya gadis itu akan bersikap dingin pada siapapun, kini dia melihat Yoona yang memekik panik kearahnya.
“kau.. benar-benar tidak sopan!” Yoona bangun dari duduknya dan beranjak keluar ruangan. Donghae yang melihat itu segera menarik pergelangan tangan gadis itu.
“jangan pergi, tetaplah disini”
“mengapa aku harus tetap disini?” Donghae terdiam. Benar.. apa yang membuatnya menahan Yoona pergi? Setidaknya dia harus tahu alasan pasti itu.
“karna..” Yoona memejamkan matanya. Dia sedikit gugup dengan lanjutan dari ucapan Donghae. Sedikit perasaannya berharap semua ucapan dalam mimpinya itu menjadi kenyataan. Meski hanya sedikit harapan.
“Karna..” Donghae tersenyum tipis melihat Yoona yang memejamkan matanya. Ada ide jahil muncul dipikirannya. Pria itu kembali mencondongkan tubuhnya mendekati Yoona.
“Karna aku mencintaimu..” bisik Donghae sambil menempelkan bibirnya pada bibir Yoona. Gadis itu terkejut matanya membulat melihat wajah Donghae hanya berjarak kurang dari satu jengkal dengan wajahnya. Terlebih lagi bibir Donghae tengah mencium bibirnya.
“Kau menikmatinya ya? Ahaha” Yoona mendengus. 2 kali pria itu mempermainkannya. Yoona melipat tangannya didada dan membuang mukanya. Sungguh hal yang terlihat memanglah langka. Ini bukanlah Yoona yang biasanya.
“marah padaku?” Yoona terdiam. Dia sudah terlanjur kesal oleh pria menyebalkan itu.
“Calista ayolah aku hanya bercanda”
Jleb
Yoona menoleh kearah Donghae dengan pandangan : apa-maksud-mu?. Donghae tersenyum mengacak pelan rambut Yoona. Sepertinya sekarang sudah menjadi kebiasaannya mengacak rambut gadis itu.
“oke aku serius.. aku mencintaimu Calista. Mencintai gadis menyebalkan sepertimu, kau tau seberapa hancurnya aku ketika kau meninggalkan aku karena kebodohanku. Aku sadar aku hanya menganggap Jessica seperti sahabat baikku dan perasaanku kini sepenuhnya untukmu” Yoona kembali mengerjapkan matanya. Dia agak tidak percaya Donghae bisa berkata seperti itu.
“jadi?”
“eh? Apa?” Yoona sedikit tidak nyambung dengan ucapan Donghae.
“kau mau menjadi kekasihku?” Yoona terlihat berfikir. Jantungnya semakin berdebar tak karuan. Ini sungguh mendebarkan. Gadis itu masih berfikir jawaban apa yang harus dia berikan.
“kurasa aku tidak..” Donghae menundukkan kepalanya. Dia sudah mempersiapkan semuanya dari awal. Jika gadis itu tidak menerimanya dia akan bersikap layaknya seorang laki-laki dewasa.
“baiklah..” Donghae beranjak menuju tempat tidurnya. Kemudian dia membaringkan tubuhnya membelakangi Yoona. Gadis itu menahan tawanya. Perlahan dia berjalan menghampiri Donghae yang masih membelakanginya. Dia mencondongkan tubuhnya mendekati telinga Donghae.
“kurasa aku tidak bisa menolakmu bodoh!” Donghae membalikkan tubuhnya menatap Yoona tak percaya. Gadis itu tertawa terbahak-bahak. Tawa yang sudah lama hilang dari diri seorang Yoona.
“kau membodohiku” teriak Donghae tidak terima.
“pembalasan dariku” Donghae tidak membalas ucapan Yoona. Dia memeluk tubuh gadis itu. gadis yang sudah berganti status menjadi kekasihnya itu.
“terserah apa katamu.. tapi aku mencintaimu Calista hanya kau” Yoona mengangguk paham.
“yee aku juga”
*
Siwon menghembuskan nafasnya pelan. Ini keputusannya, dia kembali ke Seoul hanya untuk memperbaiki hubungannya dengan Yoona. Tapi jika hal itu tidak berhasil untuk apa dia masih berada disini?.
“terima kasih Seoul.. aku akan kembali setelah aku menemukan kebahagiaanku yang baru” ucapnya kemudian masuk kejejeran penumpang pesawat terbang jurusan Jepang.
“aku akan terus mendoakan kebahagianmu Yoona.”
*
“kau kembali ?” SooYoung sedikit terkejut melihat Changmin yang sudah berada didepan apartementnya. Changmin datang dengan rambut yang acak-acakan kemeja yang berantakan. Aneh, apa yang terjadi dengan pria itu? mengapa dia bisa sekacau itu?
“hmm, jadi apa boleh aku masuk?” Soo mengangguk lalu mempersilahkan tamunya masuk. Sesampainnya didalam Changmin menghempaskan tubuhnya ke sofa yang empuk, sementara Soo berlenggang ke dapur menyiapkan minum untuknya.
“apa yang terjadi?” Soo meletakkan minuman untuknya dan pria itu dimeja kemudian dia duduk disebrangnya. Changmin menggeleng untuk meyakinkan bahwa tidak ada yang terjadi. Soo mendelik tak percaya. Mengapa pria itu selalu merahasiakan semuanya pada dirinya.
“Max, dimana Calista ?” Changmin menatap Soo yang penasaran.
“bersama kekasihnya!”
“kekasih? Siapa? Omo maksudmu Aiden, iya?” Changmin mengangguk. Sejujurnya kejadian yang dia lihatlah yang membuat moodnya menjadi kacau.
“kau cemburu padanya?” Changmin terkejut dengan ucapan yang dilontarkan Soo. Sepertinya dia tidak bisa menyembunyikan semuanya.
“aku tidak tahu.. hanya saja terbiasa dengannya sejak kecil membuatku meyakini bahwa dia akan selalu bersamaku.. melihatnya bersama Siwon waktu itu saja membuatku membencinya setengah mati. Dan kini dia bersama Aiden, aku tidak tahu lagi harus bagaimana”
“kau menyukainya Max, bukan karna dia sahabatmu atau adik dari Qiannie tapi karna perasaanmu tulus untuknya”
“bolehkah aku meminta bantuanmu?”
“baiklah apapun itu”
“bisakah kau membantuku membuka hati untuk gadis lain, bila perlu untukmu”
*
“selamat pagi..” Jessica tersenyum bahagia ketika melihat Donghae yang masih tertidur pulas. Gadis itu lantas membuka tirai dan membiarkan cahaya matahari menerobos kedalam. Hal itu tentu saja membuat Donghae terbangun. Pria itu menggeliatkan tubuhnya dan mengerjapkan matanya menetralkan sinar matahari yang begitu terang. Matanya membulat ketika mendapati Jessica sudah berdiri dihadapannya.
“pagi Aiden” Donghae mengangguk. Jessica duduk diranjang Donghae. Gadis itu menaruh beberapa buah-buahan dimeja dan mengambil sebuah Apel kemudian dikupasnya.
“sudah baikan?” Donghae kembali mengangguk. Entah sejak kapan dia menjadi manusia yang tidak bisa berbicara ketika bertemu denganJessica.
“emm Aiden..” Donghae menoleh menatap Jessica. Tatapan mata gadis itu menyiratkan kepedihan yang mendalam membuat Donghae sedikit iba padanya.
“ya”
“bisakah aku menagih jawabanmu?”
“a..apa maksudmu Sica?” Jessica menggenggam tangan Donghae. Menggenggamnya sangat erat.
“Jawaban atas pernyataan cintaku waktu itu”
Jleb
Donghae menelan salivanya perlahan. Pria itu mencoba melepaskan pegangan tangan Jessica namun rasanya sangat sulit.
“jadi apa jawabanmu Aiden”
“Aku.. itu..”
“Selamat Pa- ah maaf aku menganggu” tiba-tiba Yoona datang dan terkejut melihat Donghae dan Jessica duduk dengan jarak yang teramat dekat. Gadis itu lekas menutup pintu dan berjalan kembali keluar kamar. Melihat itu Donghae melepaskan genggaman tangan Jessica dan bangun dari tempat tidurnya. Mengejar gadis itu, gadis yang baru kemarin menjadi kekasihnya.
“Calista..aish”
Donghae berlari sekuat tenaga meski kakinya terasa nyeri. Biarlah dia akan melakukannya demi orang yang dicintainya.
“CALISTA!!”
Sial! Umpatnya. Cepat sekali Yoona pergi sampai Donghae kehilangan jejaknya. Pria itu menghela nafasnya kasar. Masih berusaha mencari kekasihnya.
*
Kikwang mendengus kesal. Sejak kapan seorang Kim Taeyeon berubah menjadi penguntit. Terlebih lagi yang dia lakukan adalah menguntit dirinya.
“Hey.. bisakah kau tidak mengikutiku terus?” Kikwang mulai kehilangan kesabarannya. Gadis dihadapannya ini memang sedikit keras kepala.
“aku tidak mengikutimu Kikwang-ssi hanya saja aku sedang tidak sengaja ke-”
“supermarket lalu bertemu denganku dan akhirnya kau menghampiriku lalu mengatakan ‘kita bertemu lagi’ begitu?” ucap Kikwang sambil memperagakan cara bicara Taeyeon.
“wahh kau sudah hafal rupanya.. haha aku jadi malu” Taeyeon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Wajahnya kini berubah merah padam.
*
“kemana anak bodoh itu?” tanya Heechul gusar. Pria itu meremas sebuah surat yang berada dimeja kamar adiknya.
“begini tuan Heechul, kemarin tuan Siwon telah berpamitan pada kami bahwa dia akan kembali ke Jepang” ucap pelayannya. Heechul melempar kertas itu dan pergi keluar dari kamar Siwon.
“bagaimana dia bisa kembali secepat itu? lalu rencanaku?” gumamnya seorang diri.
“hyung.. hari ini adik kelasku akan datang kesini” Ucap Jaejoong yang datang entah dari mana. Heechul mengerutkan keningnya. Adik kelas ? siapa?
“dia hoobae ku sewaktu aku kuliah hyung” Heechul mengangguk paham.
“baiklah aku akan membuat rencana B”
*
“dasar pria mata keranjang. Apa tidak cukup hanya aku. Mengapa dia masih mendekati sahabatku? Aku membencimu Aidenn!!!!” pekik Yoona. Dia terus saja mengumpat dan sesekali menendang sesuatu yang mengganggu jalannya. Kini dia melihat sebuah kaleng menganggu jalannya tanpa babibu lagi dia langsung saja menendang kaleng itu.
Prank..
“awww” Yoona menghentikan langkahnya. Dia menoleh kesana kemari mencari sumber suara. Gadis itu terkejut melihat seorang pria yang sedang berjongkok memegangi kepalanya. Dengan sigap dia berlari menghampiri pria itu.
“kau baik-baik saja?” Yoona sedikit panik karena orang itu tidak menyahut ucapannya.
“hey kau baik-”
“kau bilang baik ? ini menyakitkan tahu!” gerutu pria itu lalu mengangkat kepalanya.
“astaga apa itu darah, ya tuhan maafkan aku” Yoona memegang kening pria itu yang sedikit beradarah.
“sudah tidak apa-apa perkenalkan aku Xi Luhan” pria itu mengulurkan tangannya. Yoona sedikit terkejut namun membalas uluran tangan itu.
“Calista” pria itu mengangguk. Yoona menuntun pria itu untuk duduk disalah satu bangku. Pria itu masih memegangi kepalanya.
“ah untung saja aku masih memiliki ini” Yoona memberikan sebuah plester bergambar rusa. Luhan mengernyitkan dahinya.
“rusa? Deer?” Yoona mengangguk. Luhan tertawa.
“itu julukanku sewaktu aku sekolah.. makanya aku banyak memiliki barang yang bergambar rusa” jelas Yoona.
“kau tau? Aku juga memiliki julukan sama denganmu, deer artinya rusa dipagi hari benar kan?” Yoona mengangguk dengan mata berbinar.
“wooah kita sama..two deer kekeke” kurang dari satu jam mereka sudah terlihat sangat akrab. Bahkan pejalan kaki yang melihat mereka pasti akan berfikir bahwa mereka adalah sepasang kekasih.
*
“mengapa matamu bengkak?” Heechul menatap tajam kearah Jessica. Gadis itu terlihat habis menangis. Jessica terdiam tidak menyahuti pertanyaan Heechul.
“kau menangis karna pria itu?”
“dari mana kau ta- ah jangan bilang kau menjadi stalker-ku?” Heechul terkekeh mendengar pernyatan Jessica.
“sudah kuduga.. hentikan atau aku akan..”
“akan apa Jung Jessica.. kau mau memecatku menjadi tunanganmu ? gitu ahha” Jessica melipat tangannya didada. Dia meniupkan poninya tanda kesal.
“ah baiklah.. bagaimana kalau kita makan es krim mau? Jessica berbinar. Dia memang sangat menyukai es kriam. Bahkan siapapun yang mengajaknya pergi asalkan dia mendapatkan es krim dia pasti akan menyetujuinya.
“Kajja Kim Heechul” Jessica menarik lengan pria itu untuk mengikutinya.
*
Yoona masih asyik bersenda gurau dengan Luhan. Dia sampai lupa bahwa dia sedang bertengkar dengan Donghae.
“hosh.. hosh ternyata kau disini” Ucap Donghae yang langsung menghampiri Yoona ketika melihatnya. Yoona sedikit terkejut dengan kedatangan Donghae. Dia langsung membuang muka.
“untuk apa kau kesini?!”
“aish menjemputmu tau! Ayo!” Donghae menarik lengan gadis itu. Luhan yang melihat itu menatap mereka dengan pandangan tidak mengerti.
“tidak mau”
“maafkan aku sayang”
Blush
Kedua pipi Yoona merona mendengar kata ‘sayang’ yang diungkapkan Donghae.
“tidak..”
Yoona kembali menarik tangannya yang masih digenggam Donghae. Nampaknya pria itu masih tidak menyadari bahwa ada orang lain disana selain Yoona.
“emm Yoona-ssi kurasa aku harus pergi, senang bertemu denganmu” Luhan bangun dan membungkuk pada Yoona juga Donghae. Sementara Donghae sedikit terkejut dengan kehadiran Luhan.
“siapa dia?”
“kekasih baruku, kenapa ?!” Donghae mengacak rambutnya. Rupanya kekasihnya ini memang benar-benar memiliki kepribadian ganda.
“Cal..” Yoona menundukan kepalanya berusaha menghindar dari tatapan Donghae. Matanya membulat ketika melihat kebawah kaki Donghae yang terluka berdarah.
“astaga kakimu” Yoona lantas memegang kaki Donghae yang berdarah. Sementara pria itu meringis kesakitan. Anehnya dia baru merasakan sakit ketika Yoona memegang kakinya.
“bagaimana bisa terjadi?”
Pletakk
Donghae menjitak kepala Yoona.
“Yakk kau!!”
“aku seperti ini karenamu.. pokoknya kau harus bertanggung jawab” Donghae melipat kedua tangannya. Dia berpura-pura marah pada kekasihnya.
“aish maafkan aku Aiden”
“tidak” Yoona menggaruk kepalanya. Dia bingung bagaimana cara agar Donghae tidak lagi marah.
“Aiden..” Yoona memberikan puppy eyesnya. Berharap dengan begitu Donghae akan luluh.
“pffttt kau., ternyata bisa melakukan hal ini, kukira kau hanya robot wanita tanpa hati kekeke” Yoona menatap tajam kearah Donghae.
“baiklah aku memaafkanmu sayang” Donghae memeluk tubuh ramping Yoona.
*
Hyunjil menahan tawanya. Dia kini tengah memperhatikan putranya bersama dengan Calista dari jauh. Pria paruh baya itu segera berharap bahwa Calista-lah yang kelak akan terus menjaga putra kesayangannya itu.
“maaf tuan, apa kita akan kembali ke Spanyol sekarang?” tanya supir pribadi-nya. Hyunjil mengangguk dan tersenyum.
“kini aku sudah tidak akan khawatir denganmu Aiden. Jaga dirimu sampai Appa kembali”
*
“Jess”
Jessica tersenyum tipis ketika melihat sang kakak berdiri didepan kamarnya. Jaejoong terlihat sedang memperhatikan adik perempuan satu-satunya itu.
“bolehkah aku masuk?” Jessica mengangguk mempersilahkan kakaknya masuk. Jaejoong melangkah menghampiri adiknya. Dia mengelus lembut kepala gadis cantik itu.
“apa yang terjadi?”
“apa?”
Jaejoong menghela nafasnya. Dia tahu jika hubungannya dengan Jessica mulai merenggang semenjak kematian Appa mereka. Jaejoong tidak pernah lagi menanyakan bagaimana kegiatan Jessica hari ini, seperti yang dia lakukan dulu.
“Kudengar dari Heechul hyung kau menangi tadi, betul kan?” Jessica mendelik. Sudah dia duga, tidak mungkin kakaknya akan memperhatikannya. Dia pasti akan mengetahui semua kegiatan yang dilakukannya dari Heechul calon suaminya itu.
“kau percaya padanya? bisa saja dia berbohong oppa” Jaejoong menangkup wajah adiknya. Dipandangi wajah sempurna adiknya yang terlihat kebaratan itu.
“dengar kan aku. Maaf jika hubungan kita mulai merenggang”
“Oppa”
“Jess aku hanya ingin menjadi kakak yang baik bagimu. Ku mohon bisakah kau mempercayakan semuanya padaku. Percaya bahwa aku akan selalu disini. Berdiri dibelakangmu untuk mendukungmu. Berdiri dibelakangmu untuk memelukmu ketika kau sedih” Jessica memeluk Jaejoong. Tubuhnya bergetar dia menangis. Gadis itu menangis dipelukan kakak tersayangnya.
“aku kehilanganmu semenjak Appa pergi. Tidak ada yang kupercaya. Tapi dia datang dan membantuku mengulurkan tanganya. Memberikan pelukannya ketika aku bersedih. Aku mencintainya Oppa. Dia sahabatku Aiden Lee” Jaejoong menghela nafasnya. Ini berat memang, disatu sisi dia ingin Jessica bahagia dengan pilihannya. Tapi Heechul.. dia juga percaya bahwa Heechul bisa membahagiakan adiknya itu.
“apakah dia mencintaimu juga?” Jessica menggeleng.
“aku tidak tahu. Kurasa dia mencintai sahabatku.. ya sahabatku”
“dengarkan aku. Masih banyak pria yang mencintaimu. Lepaskan dan belajarlah untuk membuka hatimu untuk orang lain” Jaejoong mengelus rambut blonde adiknya yang masih dalam pelukannya.
“apa yang kau maksud itu Kim Heechul?”
“dia pria baik Jess. Aku percaya dia pasti akan selalu membahagiakanmu”
“aku.. tidak bisa berjanji oppa. Hatiku kurasa sudah terkunci mati untuk Aiden. Apa aku harus melakukan apapun untuk mendapatkannya. Termasuk menyingkirkan sahabatku?”
“tidak. Ini semua takdir. Jika Aiden jodohmu pasti dia akan kembali padamu”
*
Changmin mengepalkan tangannya kesal. Pasalnya rapat kali ini terganggu oleh ulah tamu yang datang tak diundang.
“Jadi bisa kau katakan apa yang kau lakukan disini?” Aiden-tamu itu tersenyum tanpa dosa. Dia memilih untuk duduk disebelah Yoona. Menyuruh Kikwang untuk pergi.
“hey, pindah aku mau disini!”
“tidak mau. Ini tempatku lagi pula kau bukan anggota Matrix” Balas Kikwang tak mau kalah. Aiden mendengus lalu menarik tangan Kikwang untuk pergi.
“Hey geser!”
“tidak aish!”
“geser”
“tidak”
“HENTIKAN KALIAN BERDUA?!” Teriak Changmin. Pria itu mulai kehilangan kesabaran. Dia menatap kearah Yoona dengan tatapan : cepat-bawa-dia pergi
“Kita pergi” Yoona segera menarik tangan Donghae. Donghae menghempaskan tangan Yoona.
“tidak mau. Bukankah rapatmu belum selesai”
“ayolah Aiden. Kepalaku mulai sakit mendengar kau bertengkar dengannya” Donghae memegang kepala Yoona.
“Hey kau baik-baik saja ?” Kikwang mendorong tubuh Donghae menjauh dari Yoona. Pria itu segera menyentuh kening Yoona.
“astaga panas sekali. Kau sakit Cal?” Donghae yang tidak terima membalas kelakuan Kikwang.
“singkirkan tanganmu dari kekasihku!”
“astaga bayi ini. Calista itu milikku!”
“siapa yang kau bilang bayi. Bocah!”
“astaga kalian ini! Calista kau tidak apa?” SooYoung membawa Yoona menjauh dari kedua pria itu. dia menyuruh Yoona duduk disofa.
“aku baik Soo. Sudahlah” Yoona menyingkirkan tangan Soo dikepalanya. Yoona kemudian kembali bangkit dan berjalan kearah Changmin.
“maafkan aku. Rapat kali ini harus kita hentikan” Changmin mengangguk paham. Dia merangkul tubuh kurus Yoona yang terlihat lesu dengan wajah pucat.
“hey singkirkan tanganmu!” teriak Donghae.
“ayo. Kau harus minum obat” Yoona mengangguk dan ikut pergi bersama Changmin. Sementara Donghae dan Kikwang hanya memandang tidak percaya. Soo menghela nafasnya pelan.
“masih butuh waktu untuk membiasakan hatimu Max”
*
Ting Tong
Bel rumah besar itu berbunyi. Jaejoong terlihat terburu-buru menuruni tangga menghampiri pintu untuk melihat tamu yang datang. Senyum terpancar diwajahnya ketika melihat sosok pria muda berdiri dihadapannya.
“Luhan/Hyung” pekik mereka bersamaan. Jaejoong lantas memeluk hoobae-nya itu. kemudian dia menyuruhnya masuk.
“bagaimana kau bisa sampai kesini? Mengapa kau tidak mengabariku? Bukankah kau akan datang besok?” cerocos Jaejoong dengan berbagai pertanyaan. Luhan hanya tertawa melihat sunbaenya itu.
“aku sengaja memberimu kejutan. Lagi pula ada seorang malaikat cantik yang memberitahuku dimana alamatmu” Jaejoong menaikan sebelah alisnya.
“malaikat ?”
“yap. Dia sangat cantik hyung”
“eo kau menyukainya?” Luhan kembali mengangguk
“kurasa begitu. Dia adalah malaikat cantik yang harus kumiliki”
TBC
LOHALOHALO
Kali ini aku kasih part baru nih..
Maaf kalau tidak memuaskan..
Sampai ketemu di part selanjutnya
oiya HAPPY BIRTHDAY DONGHAE OPPA
BYE BYE
YOONHAE JJANG !!!