(two shoot) Rainy Story


Cast :
– Im Yoona
– Lee Donghae
– Aiden
– Calista
– Other…
Genre : two shoot, romance, angst
Januari 2013 © Mheliya_sonelf
Happy Reading !!rainy-day-window.png
*
Dihari hujan aku jatuh cinta padanya ..
-Yoona quote’s-
S e o u l, S o u t h K o r e a □
Pria itu melangkah gontai dikoridor gedung SM Entertainment, wajahnya tampak lusuh tidak bertenaga. Langkahnya terhenti ketika pendengarannya menangkap suara yang begitu mendentum gendang telinganya. Dengan rasa penasaran, diputarnya langkah menuju ke sumber suara. Langkahnya terhenti ketika berada di depan sebuah ruangan dance. Dengan perlahan tangannya memegang knop lalu membukanya. Kreet.. decitan pintu itu lumayan keras, tetapi sama sekali tidak terdengar oleh si penghuni ruangan. Mata teduhnya menangkap sosok dalam ruangan itu. Seorang gadis cantik layaknya seorang malaikat sedang serius meliuk-liukan badanya. Kedua ujung bibirnya membentuk sebuah simpul sudut.. senyuman. Matanya lekat memandang gadis yang berada kurang dari 5 meter dihadapannya. Peluh keringat gadis itu bercucuran membasahi wajah indahnya. Hampir 5 menit mata teduh itu terus menatap intens kearah sosok malaikat dihadapannya, bersamaan dengan itu sang gadis pun menghentikan tariannya karena lelah. Perlahan langkahnya menghampiri gadis yang terbaring sambil menutup matanya dengan sebelah tangan. Jantungnya bersinkronisasi dengan cepat, membuatnya beberapa kali mengumpat. Ketika tepat sampai dihadapan gadis itu, tangan kokohnya terulur untuk memberikan sebuah handuk. Gadis itu membuka matanya. Dengan wajah heran dia bangun dari keadaan semula, menatap kearah pria yang kini mengulurkan handuk untuknya.
“pakailah” ucap pria itu disertai dengan senyuman mempesonanya. Mata teduhnya terus saja menatap sosok gadis dihadapannya kini. Gadis itu pun mengulurkan tangannya meraih handuk yang diberikan untuknya.
“terima kasih Donghae oppa” ucap gadis itu dengan senyuman yang tidak kalah manis. Donghae, dia begitu terbuai dengan senyuman gadis itu.
“Donghae oppa” ucap gadis itu sambil mengibas-ibaskan tangannya dihadapan Donghae. Lamunannya buyar lalu menatap gadis itu lekat-lekat. Tangannya terulur untuk menyentuh puncak kepala sang gadis yang sudah menjadi kebiasaannya.
“kau mau pulang?” tanya Donghae. Gadis itu menunduk malu, terlihat jelas semburat merah muncul dipipinya.
“ayo kita pulang” ajak gadis itu sambil berjalan mendahului Donghae.
“Ya! Im Yoona tunggu aku” teriak Donghae sambil berlari menyusul langkah Yoona yang begitu cepat.
“aish.. kau benar-benar cocok diberi julukan rusa” ejek Donghae sambil terus mengatur nafasnya. Yoona terkekeh melihat tingkah Donghae tanpa berniat membalas ejekan pria itu.
*
Donghae terus saja mengumpat, rencananya untuk pulang bersama Yoona gagal karena hujan yang turun cukup deras. Mata teduhnya terus menatap kearah langit yang gelap berharap hujan berhenti.
“kau baik-baik saja oppa?” tanya Yoona yang melihat ada hal ganjil pada Donghae. Donghae menoleh kearah gadis itu lalu tersenyum seperti biasa.
“kau tahu oppa.. aku sangat menyukai hujan” ucap Yoona lagi. Tangan halusnya terulur untuk menyentuh butiran-butiran air hujan. Donghae menatap heran gadis disampingnya. Belum sempat Donghae menjawab ucapan gadis itu. Yoona segera melangkahkan kakinya meninggalkan tempat mereka berteduh. Mata teduh Donghae terbelalak, tidak percaya dengan apa yang dilakukan Yoona.
“Ya! Im Yoona.. apa yang kau lakukan ? cepat kembali ke sini” teriak Donghae. Yoona hanya menggelengkan kepalanya. Dia terus saja mengadahkan kepalanya agar hujan dapat jatuh tepat diwajah cantiknya. Tubuhnya terus saja berputar layaknya anak kecil yang sedang bermain hujan-hujanan. Donghae hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Yoona.
“Im Yoona kembalilah nanti kau sakit” teriak Donghae (lagi).
“tidak mau.. ini sangat menyenangkan” teriak Yoona sambil menghampiri Donghae dan memegang pergelangan tangan pria itu. Ditariknya Donghae meninggalkan tempat mereka berteduh. Kini Donghae sudah basah kuyup sama seperti Yoona. Yoona tanpa merasa berdosa terus saja menari-nari dibawah hujan.
“Yoong, sudah ayo nanti kau sakit” ucap Donghae. Tapi tetap saja dihiraukan oleh Yoona.
“tidak oppa kau-”
Greeb..
Donghae memeluk Yoona sangat erat, tidak ingin membiarkan gadis dihadapannya sakit karena kehujanan. Pelukan Donghae sangat erat, sehingga membuat Yoona sulit bernafas.
“tetaplah disisiku Yoong” bisik Donghae ditelinga Yoona. Membuat gadis itu merinding seketika. Jantung mereka berdetak sangat cepat. Keduanya sama-sama terbius oleh hujan yang turun dengan derasnya.
“aku mencintaimu” bisik Donghae lagi. Sebuah senyuman cantik muncul diwajah Yoona. Perasaan bahagia nyaman semua bercampur jadi satu.
“aku juga mencintaimu Donghae oppa”
**
Di hari hujan aku kembali menemukannya
-Calista quote’s-
L o n d o n, E n g l a n d
Udara dingin terasa begitu menusuk tulang rusuknya. Rintik-rintik hujan mulai turun perlahan ke permukaan bumi. Dieratkan hoodie yang sedari tadi dia kenakan. Mata coklatnya menatap sendu pada jalan yang ada dihadapannya. Tapi tahukah kalian, tatapan itu begitu kosong. Seolah dia hanya sebuah boneka yang tidak memiliki raga sama sekali. Kaki jenjangnya terus saja melangkah menyusuri jalanan Kota London, yang sering diberi julukan Kota-nya Sepak Bola. Beberapa kali uap terlihat menyembul dari bibir mungilnya. Sesekali dia memejamkan matanya, lalu membuka matanya kembali. Berharap sosok itu muncul dihadapannya ketika dia membuka matanya. Dengan senyum sinis dia menggelengkan kepalanya. Kembali dia melangkahkan kakinya. Tapi tidak butuh waktu lama langkahnya terhenti ketika melihat sosok malaikat kecil yang menangis seorang diri ditaman. Dengan lari kecil dia menghampiri sosok malaikat itu.
“hey, what happen with you?” dia berjongkok berusaha mensejajarkan tingginya dengan malaikat kecil itu. Malaikat kecil yang sedari tadi menelungkupkan kepalanya itu mulai mendongak mendengar seseorang menyapanya.
“I lost My Dady.. please help me!” tangan halusnya terulur untuk menggenggam tangan mungil dihadapannya. Dengan gerak cepat dia menggendong malaikat itu, berusaha member kehangatan agar malaikat kecil itu tidak merasakan kedinginan sama sekali.
“fine, I want to help you” ucapnya sambil melangkah membawa malaikat kecil itu ikut bersamanya.
“terima kasih, Kak” lirih, gadis kecil itu.
“what is your name?”
“I’m Aitha, and you?” gadis kecil itu menatap wanita yang kini masih setia menggendongnya memberikan kehangatan baginya.
“Calista”. Mereka kembali terdiam sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Sampai akhirnya langkah Calista terhenti didepan sebuah bangunan nan megah.
“kita sampai” ucap Calista pelan, senyuman yang dari tadi tidak terlihat kini mengembang ketika mendapati malaikat kecil yang berada dalam pelukannya tengah tertidur lelap sekali.
*
Pria itu semakin gusar, ketika mendapati bahwa semua anak buahnya tidak mampu menemukan yang dia cari. Nafasnya naik-turun menahan emosinya. Ditengoknya kearah jendela, Hujan deras sekali semakin membuat rasa khawatirnya membuncah. “where are you, Aitha?” desisnya. Kemudian dia menjatuhkan tubuhnya diatas sofa. Matanya terpejam, dan terus saja bergumam yang tidak jelas. Hanya satu kalimat yang mampu ku tangkap, “maafkan aku Calista”.
*
S e o u l, S o u t h K o r e a □
Senyum mengembang terus terpancar dari bibir mungil Yoona, dengan langkah yang cepat dia pun tiba di Dorm-nya.
“aku pulang” pekiknya. Tampak seorang yang lebih tua darinya, menghampirinya. Matanya melotot ketika mendapati Yoona dalam keadaan basah kuyup.
“omona..! Yoong kau kehujanan?” gadis itu segera berlari kebelakang mengambil sebuah handuk lalu menghampiri Yoona lagi. Dengan gerakan cepat, kini kepala Yoona sudah terbalut handuk yang diberikan oleh gadis tadi. Senyum Yoona tidak pernah pudar, malah dia semakin melebarkan senyumnya ketika melihat raut wajah panik gadis dihadapannya.
“heh, mengapa kau tersenyum seperti itu apa kau gila?” Yoona menggeleng sambil menggenggam tangan gadis itu.
“aku bahagia Hyo unnie” desisnya lalu meninggalkan gadis yang bernama Hyoyeon itu dengan segala pertanyaan dibenaknya.
*
“Ya! Lee Donghae apa yang terjadi kau sudah tidak waras hah?!” teriak seorang pria ketika mendapati Donghae sedang melamun dikamar sambil tersenyum tidak jelas. Sementara si-empunya sama sekali tidak menghiraukan kehadiran orang itu.
“Doonghaeeeeee” teriak orang itu tepat dihadapan telinga Donghae, seklaigus membuyarkan lamunan Donghae. Tatapan tajam Donghae kini menatap orang itu. Nafas Donghae menderu menahan amarahnya.
1 detik
5 detik
10 detik
“Ya, aku sangat bahagia Eunhyuk hyung!” pekik Donghae yang tentu saja mengagetkan Eunhyuk. Eunhyuk yang geram segera melempar bantal kearah Donghae. Pletak.. pendaratan mulus bagi sang bantal tepat diwajah tampan Donghae. Kemudian Donghae menatap Eunhyuk dengan tatapan polosnya.
“mengapa kau melemparku?” tanya Donghae bingung. Eunhyuk menghela nafas kasar, lalu dia ikut mendudukan dirinya disebelah Donghae.
“apa yang membuatmu bahagia?” tanya Eunhyuk mengalihkan pertanyaan Donghae. Raut wajah berseri campur bahagia kini terpancar diwajah Donghae.
“aku dan Yoona resmi berpacaran” ucap Donghae sambil memeluk hyung kesayangannya itu, berusaha membagi kebahagiaan yang tengah dia rasakan. Mereka berdua terlarut dalam kebahagiaan yang Donghae rasakan. Sehingga sama sekali tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang menatap tajam kearah mereka.
“aku akan menghancurkan kau hyung!” desisnya
*
L o n d o n, E n g l a n d
Matanya mengerjap berusaha beradaptasi dengan sinar yang menerobos kornea matanya. Tubuh mungilnya, mulai menggeliat. Dengan perlahan dia bangkit dari tempatnya. Mata teduhnya membulat ketika mendapati dirinya bukan berada dikamarnya melainkan disebuah kamar yang megah tapi asing baginya.
“Dad” teriaknya. Namun hanya kesunyian jawabanya. Perlahan rasa ketakutan menyerangnya.
“Dady, where are you?” teriaknya lagi dengan suara bergetar. Air mata kini membasahi wajah mungilnya. Kini mulai terisak sampai tangisnya terhenti ketika, ceklek.. pintu kamarnya terbuka. Dari balik pintu muncul sosok gadis yang lebih tua darinya dengan senyum mengembang diwajahnya.
“kau sudah bangun?” tanya Calista. Malaikat mungil itu, Aitha mengangguk. Calista memberikan makanan dan minuman yang dari tadi dia bawa. Dengan gemetar Aitha mulai memakan semua yang diberikan kepadanya. Calista sesekali terkekeh melihat tingkah malaikat kecil dihadapannya. Aitha menatap lekat Calista. Membuat gadis cantik itu tidak menyadari bahwa malaikat kecil dihadapannya memiliki mata teduh yang sama sekali tidak asing baginya. Perlahan matanya memanas, dengan segera dia berjalan keluar kamar itu. Ditutupnya pintu kamar lalu menyenderkan tubuhnya yang mulai rapuh di depan pintu itu.
“dia mirip sekali denganmu Aiden” gumamnya. Air mata yang sedari tadi ditahannya akhirnya lolos begitu saja.
*
Pria itu terus saja membiarkan I-phonenya berdering tanpa ada niatan sedikitpun untuk mengangkatnya. Matanya masih saja terpejam walaupun dia sama sekali tidak terlelap. Pikirannya melambung kemana-mana. Jantungnya berdetak cepat. Karna tidak tahan dengan suara I-phonenya akhirnya dia mengangkatnya.
“hallo”
“hallo, maaf jika aku mengganggumu, aku hanya ingin memberitahu malaikat kecilmu aman bersama ku” mata pria itu membulat sempurna. Perasaan khawatir pun kini tengah mengembun menjadi perasaan lega.
“kau dimana, bisa kita bertemu” ucapnya tanpa basa-basi.
“baiklah Café Minz jam 7” sambungan itu terputus.
*
Hujan yang turun deras tidak menyurutkan sama sekali semangat pria itu. Dipacunya Dark Mercedes miliknya menembus Kota London yang terus diguyur hujan. Tujuannya hanya satu, yakni bertemu dengan malaikat kecilnya. Tidak membutuhkan waktu lama kini dia tiba di depan Café Minz, bukan Café yang besar tapi cukup terawat. Dengan langkah cepat dia memasuki café itu. Matanya menyusuri setiap pengunjung yang berada di café itu sampai akhirnya sebuah lengkingan memanggilnya.
“Dady”. Dengan cepat dia menoleh kesumber suara, memastikan bahwa yang dia dengan benar-benar mendengar lengkingan khas malaikatnya itu. Senyum pun mengembang dibibirnya. Dengan langkah yang cepat dia pun menghampiri malaikat kecil itu lalu memeluknya erat sekali.
“kau membuat Dady khawatir, Aitha” gumamnya masih mendekap hangat putrinya. Sementara gadis yang tadi bersama dengan malaikatnya itu tersenyum haru.
“I’m sorry Dad”
“tidak apa, asal kau baik-baik saja itu sudah cukup untuk Dady” pria itu mengacak rambut malaikat kecilnya.
“ah iya, kenalkan dia kakak yang menolongku Dad” ucap Aitha sambil melepaskan pelukannya dan memperkenalkan gadis yang dari tadi bersamanya.
“Cal-” ucapan gadis itu terhenti ketika menyadari sosok pria dihadapannya. Pria yang begitu dikenalnya. Deg jantungnya berpacu cepat. Dengan sigap dia mulai berdiri dan melangkahkan kaki meninggalkan tempat itu. Tempat yang mulai membuatnya merasa sesak.
Dia terus saja berlari menerobos hujan dan orang-orang yang berjalan disekitarnya. Bajunya mulai basah kuyup. Tapi dia tidak mempedulikannya, yang pasti saat ini dia hanya ingin menyendiri.
“mengapa kau harus muncul lagi Aiden ?” teriaknya. Disela-sela deruh suara hujan.
*
S e o u l, S o u t h K o r e a □
Yoona terus saja menundukan kepalanya. Mendengar semua jeritan yang memekkakan telinganya sungguh membuatnya tidak tahan. Dihadapannya Jessica sedang melampiaskan semua amarah kepada dirinya. Sesekali dia memejamkan matanya saat pekikan suara Jessica semakin membuat gendang telinganya bergetar.
“sampai kapanpun aku tidak akan membiarkan Donghae oppa bersama dengan mu Im Yoona!!” teriak Jessica. Nafasnya naik-turun dan matanya memerah menandakan jika dia benar-benar marah sekaligus kecewa.
“maafkan aku unnie” lirih Yoona. Dia benar-benar tidak habis fikir jika Jessica sangat marah saat mengetahui dia telah berparacan dengan Donghae. Yoona tahu betul apa alasanya Jessica begitu marah dengan Yoona, tentu saja karna Jessica masih sangat mencintai Donghae. Namun salahkah jika dia juga ingin hidup bahagia dengan Donghae ?
“kau harus dengarkan perkataanku baik-baik, aku Jessica Jung tidak akan membiarkanmu dan Donghae oppa hidup bahagia, kau dengar itu!” Jessica pun berlalu dihadapan Yoona. Semua perkataan Jessica masih terngiang jelas ditelinganya. Jantungnya berdebar tak karuan. Dengan sigap dia menekan beberapa tombol di I-phonenya.
“aku ingin bertemu denganmu Donghae oppa”
Flip
Yoona mematung sebentar. Dia menatap kosong tempat dimana tadi Jessica duduk
“apa yang harus kulakukan?”
*
L o n d o n, E n g l a n d
“hey, are you okay?” gadis itu memandang aneh kearah sahabatnya yang terus saja terdiam. Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan sahabatnya itu. tapi yang pasti dia merasa ada sesuatu yang tidak beres.
“Calista..”
“eum.. ah ya ada apa?”
“kau dari tadi melamun. Apa yang terjadi?”
“aku bertemu dengannya.. aku bertemu dengan Aiden.. Sora” Kim Sora.. dia adalah gadis yang menjadi sabahat Calista. Sora berasal dari Korea selatan.
“apa yang terjadi.. dimana kau bertemu dengannya?” Calista mendongakkan kepalanya menatap kumparan awan berwarna biru cerah. Namun tidak secerah hatinya saat ini. dihembuskan nafasnya dalam-dalam kemudian dikeluarkan perlahan. Lalu dia memejamkan matanya.
“dia sudah memiliki seorang malaikat kecil. Aiden sudah menikah…” Sora mengelus bahu sahabatnya. Dia sedikit prihatin dengan kejadian yang menimpa sahabatnya itu.
“apa kau yakin dia telah menikah?” bisa saja itu hanya keponakannya. Calista menggeleng. Dibukanya mata bulat itu. kemudian beralih memandang sahabatnya. Mata gadis itu mulai memerah.
“gadis kecil itu memanggilnya ayah. Bahkan wajah mereka sangat mirip” ucap Calista parau. Kini dia mulai sesenggukan.
“andai saja saat itu aku bisa menyelamatkan bayi itu. andai saja bayi itu tidak meninggal mungkin kami akan bahagia” Sora menarik tubuh ramping Calista kedalam pelukannya. Dia sedikit terkejut dengan ucapan yang terlontar dari mulut sahabatnya. Pikirannya sedikit menerawang pada kejadian 4 tahun yang lalu.
“Apakah itu anak…”
*
“katakan padaku sayang. Bagaimana bisa kau bertemu dengan kakak itu?” Aiden menatap putri kecilnya sambil tersenyum. Aitha.. gadis manis itu menaruh jari telunjuknya dikening indahnya. Dia melakukan gaya seperti orang yang berfikir. Hal itu tentu saja membuat Aiden sedikit terkejut karna gaya itu mengingatkan pada masa lalunya.
“saat aku berada ditaman. Dia menghampiriku dad. Dia mengajakku menginap dirumahnya yang besar.
“apa kau mengenalnya?” Aiden menatap lekat gadis kecil yang baru saja berusia 4 tahun dihadapannya. Dia tersenyum dan menggenggam erat jemari mungil gadis itu.
“tidak sayang. Ya sudah lebih baik kau istirahat” Aiden mengecup singkat kening indah gadis itu
“I love you dad”
“yes.. I love you too my princess”
*
S e o u l, S o u t h K o r e a □
Gadis itu terlihat berdiri disebuah pintu kamar. Wajahnya terus saja menunjukkan ekspresi keraguan. Dengan sedikit gemetar dia mengetuk pintu kamar itu.
Tok~Tok
Ckleekk
Pintu itu terbuka kini menunjukkan sosok pria dibaliknya. Pria itu menatap aneh kearah gadis itu. dia mengerutkan dahinya.
“Yoong..” gadis yang sedari tadi menundukkan kepalanya. Kini mendongakkan kepala menatap seorang pria dihadapannya. Matanya yang sedari tadi memerah dan sembab kini meneteskan air mata lagi.
“Oppa..” dia menghamburkan dirinya kepelukkan pria itu. membiarkan dirinya menangis dipelukkan pria itu.
“apa yang terjadi sayang? Kau kenapa?” pria itu mengelus pelan rambut kekasihnya. Gadis itu tidak menjawab melainkan mengeratkan pelukannya. Setelah mulai berhenti menangis. Dia melepaskan pelukannya dan menatap kearah pria itu. ditatapnya kedua manic mata teduh itu. dia menghembuskan nafasnya pelan.
“Oppa.. maafkan aku. kita akhiri saja ini” ucap gadis itu dengan suara parau. Kemudian dia berjalan pergi meninggalkan pria yang masih mematung itu.
“Yoong..” pria itu tersadar dan segera mengejar kekasihnya. Yoona terus saja berlari menjauh meninggalkan Donghae dibelakangnya. Air mata masih membasahi pipinya. Dia merasa bersalah. Bersalah karna memilih mengakhiri semuanya tanpa sebab.
“Yoong..” Donghae berhasil memegang pergelangan tangan gadis itu. dibaliknya tubuh gadis itu dengan lembut.
“apa yang terjadi.. mengapa kau berbicara seperti tadi?”
“hentikan oppa.. ini menyakiti semua orang” Donghae mengernyitkan dahinya. Apa maksud gadis itu sebenarnya,
“Yoong.. apa maksudmu?”
“semuanya. Mereka membenci hubungan kita. Tidak ada yang bahagia”
“mereka? Siapa maksudmu?” Donghae semakin mengecangkan genggamannya. Yoona meringis kesakitan. Ketika menatap mata Donghae. Dia melihat ada segurat kemarahan disana. Yoona lebih memilih menundukkan kepalanya.
“sudahlah oppa. Aku lelah.. lebih baik kita sampai disini” Yoona menghempaskan tangan Donghae. Dia kembali berlari menjauhi kekasihnya. Atau bisa dibilang kini mantan kekasihnya. Sementara Donghae hanya terdiam menatap punggung Yoona yang semakin menjauh.
*
“Kau kenapa Hae?” Eunhyuk menghampiri sahabatnya yang sedari tadi melamun. Bukan seperti waktu itu yang sambil tersenyum. Kini raut wajahnya terlihat murung.
“sudah berakhir..” jawab Donghae pelan. Dia membaringkan tubuhnya membelakangi Eunhyuk yang masih sedikit bingung. Diguncangkan tubuh sahabatnya itu.
“apa yang berakhir? Siapa yang berakhir?” hening. Hanya terdengar suara helaan nafas Donghae. Eunhyuk menghembuskan nafasnya dan beranjak meninggalkan Donghae yang pura-pura tertidur.
*
“apa yang terjadi pada Donghae hyung?” tanya Kyuhyun sambil emmainkan PSPnya. Eunhyuk tersenyum miris sambil memainkan handphonenya.
“entahlah. Kurasa dia ada masalah dengan Yoona. Kuharap dia baik-baik saja” Kyuhyun mengernyitkan dahinya. Diletakkannya PSP kesayangannya itu dimeja. Kini dia menatap Eunhyuk yang sibuk dengan handphonenya.
“hyung bicara yang jelas” Kyuhyun menarik lengan Eunhyun membuat pria itu menatap kesal kearahnya. Bukan Kyuhyun namanya jika dia takut dengan tatapan Eunhyuk. Dia malah berbalik menatap tajam kearah Eunhyuk.
“jelaskan cepat!!”
“aish dasar evil.. iya aku tidak tahu. Hanya saja felling ku mereka sedang bermasalah. Karna Donghae mengatakan semuanya telah berakhir..” Eunhyuk kembali memainkan handphonenya. Sementara Kyuhyun kembali memainkan PSPnya. Tidak ada yang menyadari sebuah senyum manis terukir dibibirnya.
“aku tidak perlu susah payah..”
*
L o n d o n, E n g l a n d
“Kak Calista” Calista menghentikan langkahnya ketika mendengar seseorang memanggilnya. Dibaliknya tubuh itu. matanya berbinar ketika melihat sesosok malaikat kecil berdiri tak jauh dari sana.
“Aitha.. sedang apa kau disini?” Calista berjongkok mensejajarkan dirinya dengan gadis kecil itu. dia menatap kesana-kemari mencari seseorang yang bersama gadis kecil itu. sedikit perasaan was-was muncul dibenaknya. Hal yang paling ditakutinya.. bertemu pria itu.
“Oh God! Kau disini sayang?” suara lembut itu membuat Calista dan Aitha menoleh kearahnya. Seorang gadis cantik berperawakan imut berjalan menghampiri mereka. Kemudian dia menggendong gadis kecil itu, membuat Calista pun ikut berdiri.
“Mom.. aku hanya berjalan-jalan” ucap Aitha dengan aegyo andalannya. Calista memegang dadanya yang mulai sesak. Mom? Jadi dia ibunya Aitha.. istri Aiden..
“astaga aku sampai lupa ada kau. Siapa namamu?” gadis itu tersenyum pada Calista sambil mengulurkan tangannya.
“Calista..”
“I’m Marrie.. nice to meet you” Calista mengangguk dan tersenyum
“nice to me-”
“Kalian disini rupanya” suara berat itu membuat mereka bertiga menoleh. Sosok pria berdiri tegap disana. Pria itu tersenyum dan berjalan menghampiri gadis yang sedang menggendong anak kecil. Dia tidak menyadari bahwa ada orang lain disana.
“Dady..” gadis kecil itu beralih kegendongan pria itu. pria itu tersenyum dan mengelus rambut halus malaikat kecilnya.
“jangan pernah pergi sendirian. Dady tidak ingin kau menghilang lagi sayang” bisiknya. Gadis itu mengangguk dan tersenyum. Calista yang menyadari kehadirannya mengganggu keluarga itu segera melangkah pelan meninggalkan mereka. Aitha yang melihat tubuh Calista yang mulai menjauh segera turun dari gendongan ayahnya dan berlari menuju Calista. Aiden mengerutkan dahinya melihat putri kecilnya mengejar seseorang. Apa dia kenal dengan gadis itu? batinnya.
“Kakak..” Aitha memeluk kedua kaki jenjang Calista. Hal itu tentu saja menghentikan langkah Calista.
“kenapa sayang..?” Calista kembali berjongkok. Aitha menghambur kepelukan Calista.
“aku ingin main bersama kakak hari ini..”
“astaga Aitha.. mengapa kau memeluk kakak ini begitu erat” Aiden menarik pelan lengan putrinya menjauhi tubuh Calista. Aitha menggenggam erat jemari ayahnya.
“dad.. aku ingin bermain dengan kak Calista dirumah hari ini.. boleh ya?” Aiden sedikit terkejut dengan ucapan putrinya. Ditatapnya gadis yang ada dihadapannya. Gadis itu terus saja menundukan kepalanya.
“Calista..” gadis itu mengangkat perlahan kepalanya. Kemudian dia tersenyum pada pria dihadapannya.
“hai Aiden.. apa kabar?” Aiden mengerutkan dahinya. Ini tidak seperti yang dia fikirkan. Dia berfikir gadis dihadapannya akan menangis dan berlari meninggalkannya seperti kemarin.
“ah.. aku baik. Bagaimana denganmu?” Calista mengangguk dan menggenggam erat jemari Aitha.
“bagaimana dad, bolehkah?” Aiden mengangguk. Aitha memeluk Calista begitu erat. Kemudian mereka berjalan bersama meninggalkan Aiden dan gadis disebelahnya.
“jadi.. dia Calista itu?” Aiden menoleh dan mengangguk.
“ya.. dia Calista.. Calista yang dulu..”
*
S e o u l, S o u t h K o r e a □
“Yoona-ah”
Yoona menoleh kearah pria yang memanggilnya. Senyum tipis terpancar diwajah gadis itu.
“Kyuhyun Oppa.. kenapa kau disini?” Kyuhyun tersenyum dan duduk disebelah gadis itu. dia menatap intens kearah gadis itu. kemudian tangannya terulur untuk menggenggam erat gadis itu.
“aku akan menjagamu..” Yoona menoleh kearah Kyuhyun. Dia menatap genggaman tangan Kyuhyun. Yoona mengalihkan pandangannya menatap orang-orang yang berlalu-lalang. Pandangannya terhenti ketika melihat Donghae dan Jessica sedang makan dikedai es krim bersama. Sontak dia memegangi dadanya yang terasa sakit.
“Weird!!”
“ah, ya Oppa..” Yoona mengalihkan pandangan menyesakkan itu dengan menatap Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum dan memeluk erat gadis itu.
“menangislah.. menangislah agar kau tenang” Kyuhyun mengelus bahu gadis itu yang mulai terisak.
“Oppa…”
“kau boleh terus menangis. Asalkan hanya aku tempatmu bersandar Yoona-ah”
*
Donghae tersenyum miris melihat pemandangan disebrangnya. Melihat gadis yang kemarin menjadi kekasihnya kini berada dipelukan adik kesayangannya. Tangannya mengepal kuat. Matanya mulai memerah.
“Donghae oppa..” Jessica sedikit khawatir melihat tatapan Donghae. Dia mengikuti arah pandangan mata Donghae. Senyum licik terpancar disana.
“oh bukankah itu Yoona.. mengapa dia disini. dan astaga itu Kyuhyun Oppa” Jessica menutup mulut dengan kedua tangannya. Menunjukkan ekspresi keterkejutannya.
“ayo kita pulang!!” Donghae menarik lengan Jessica untuk berjalan bersamanya. Tapi Jessica menghentikan langkahnya membuat Donghae bingung.
“ada apa?” Jessica perlahan menghampiri Donghae. Kemudian dia mulai berjinjit dan mendekati wajah Donghae.
Chu…
“aku mencintaimu Oppa.. perasaan itu masih ada disini” dia menarik tangan Donghae dan meletakkannya tepat didadanya. Donghae terdiam merasakan detak jantung Jessica. Jessica kemudian melepaskan genggaman tangannya dan berjalan meninggalkan Donghae. Donghae menatap punggung gadis itu. dan memegang bibirnya. Senyum tipis terpancar diwajahnya. Tidak jauh dari sana, Yoona mematung melihat sekelebat kejadian menyakitkan didepan matanya. Air matanya jatuh. Namun dia menghapusnya dengan kasar.
“Donghae Oppa..” Yoona berlari meninggalkan Kyuhyun.
*
L o n d o n, E n g l a n d
Calista terus berlarian mengejar gadis kecil itu. peluh membanjiri wajahnya.
“Kakak payah..” ejek gadis kecil itu. Calista mendengus. Dia mulai mengejar anak itu kembali.
“kalau aku mendapatkanmu.. awas saja kau anak kecil” Aitha memeletkan lidahnya. Dia terus berlari.
“sudah.. kalian istirahatlah” suara Aiden menghentikan permainannya. Aitha menghentikan larinya dan menghambur kepelukan gadis disebelah Aiden. Sementara Calista duduk dibangku seberang keluarga kecil itu.
“kau lelah sayang?”
“tentu saja Mom.. tapi aku senang bisa bermain dengan Kak Calista” senyum tipis terpancar diwajah Calista. Dia sedikit tidak rela mendengar Aitha memanggil Marrie dengan sebutan ibu. Kemudian Marrie menggendong Aitha untuk mengajaknya makan. Meninggalkan Aiden dan Calista yang diselimuti keheningan.
“kau tidak berubah..” Aiden membuka percakapan. Calista tersenyum tipis dan mengangguk.
“kau juga..”
“emm.. bagaimana kabar Umma dan Appa, serta adikmu?”
“baik.. mereka baik-baik saja” Aiden menghembuskan nafasnya. Entah dia bingung topic apa yang harus dia bicarakan dengan Calista.
“Aitha..” Aiden menatap Calista begitu intens.
“Aitha.. dia sangat mirip denganmu” ucap Calista pelan. Aiden sedikit terkejut dan tersenyum manis.
“dia memang mirip denganku. Tapi lebih dominan mirip ibunya..” Calista mengangguk mengerti. Dia sungguh ingin menghentikan pembicaraan yang akan membuatnya sakit hati.
“kau tidak ingin bertanya siapa ibunya?”
Deg..
Calista menatap bingung kearah Aiden. Kemudian dia menggeleng dan mengambil tas selempangnya.
“tidak.. aku tau siapa ibunya” dia berjalan keluar rumah Aiden.
*
Calista terduduk dipojokan kamarnya. Dia menutup telinganya mendengar suara petir yang begitu besar. Matanya terpejam.. saat ini yang terlintas difikirannya adalah kejadian 4 tahun lalu.
“aku takut…” gumamnya. Dia kembali memeluk tubuhnya dengan kedua tangannya. Matanya memandang bingkai foto disebrangnya. Sebuah figura yang didalamnya terdapat dua remaja yang sedang berfoto sambil menunjukkan kemesraannya.
“Aiden..”
*
S e o u l, S o u t h K o r e a □
“kau lihat.. rencana kita berhasil!” gadis itu tersenyum sinis menatap pria dihadapannya. Pria itu juga tersenyum sinis.
“sekarang kau bebas bersama Donghae hyung. Dan aku akan merebut kembali Yoona-ku”
“tentu saja. Donghae milikku. Tidak seorangpun kubiarkan bersamanya. Termasuk Yoona” Pria itu menatap tajam kearah gadis dihadapannya.
“tapi jangan pernah kau menyentuh Yoona. Karna kau akan berurusan denganku!!”
“tentu saja”
*
Yoona memandang dinding kamarnya. Perasaannya masih kacau dan sedikit kecewa. Dia tidak percaya jika Donghae dan Jessica terang-terangan pergi berdua. Terlebih meerka berciuman.
“apa kau masih mencintainya Oppa?”
Drrrt drrtt
Yoona menoleh kearah handphonenya yang berdering. Senyum manis terpancar diwajahnya.
“Hallo..”
“Hallo Unnie.. bagaimana kabarmu” pekik Yoona.
“Aigoo adikku ini. mengapa suaramu semakin nyaring saja?” Yoona mempoutkan bibirnya.
“Unniee..”
“hahaha baiklah.. aku baik-baik saja. Kapan kau ke London? Aku merindukanmu Im Yoona”
“syukurlah.. aku akan ke London.. emm minggu depan Unnie.. aku juga merindukanmu Calista Unnie”
“benarkah? Aku tidak sabar menunggumu disini. tidurlah, aku tau disana sudah larut. Aku menyayangimu”
“tentu saja aku juga menyayangimu Calista Unnie..”
T o B e C o n t i n u e d . . .
Lohalohaloha
Aku bawa ff twoshot baru..
Maaf kalo ceritanya rada gaje..
Sampai ketemu di FFku yang lain..
BYE BYE
YOONHAE JJANG !!