Matrix 7th


November 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

*

□ Last Part □

“aku sengaja memberimu kejutan. Lagi pula ada seorang malaikat cantik yang memberitahuku dimana alamatmu” Jaejoong menaikan sebelah alisnya.

“malaikat ?”

“yap. Dia sangat cantik hyung”

“eo kau menyukainya?” Luhan kembali mengangguk

“kurasa begitu. Dia adalah malaikat cantik yang harus kumiliki”

□ This Part □

Jaejoong tersenyum manis melihat tingkah Luhan yang malu-malu. Sesekali dia membayangkan seperti apa malaikat cantik yang dimaksud hoobae-nya itu.

“Hyung, berhenti tersenyum seperti itu. kau membuatku takut. Eerr” Jaejoong semakin melebarkan senyumnya mendengar ucapan Luhan.

“kau sangat lucu jika seperti ini” Luhan menggembungkan pipinya. Sedikit kesal karna Jaejoong selalu menggodanya.

“sudahlah.. lain kali kau harus memperkenalkan padaku malaikat cantik mu itu ya” Luhan mengangguk paham.

*

“kau benar tidak apa-apa ?” Changmin mengelus pelan puncak kepala Yoona. Gadis itu tersenyum sambil memegang tangan Changmin yang masih berada dikepalanya.

“aku tidak apa-apa Max, kau lihat, aku adalah Wonder Calista” Yoona tersenyum manis pada sahabatnya. Changmin tertawa dan lekas memeluk Yoona.

“tidak bisakah kau tetap berada disisiku ?” Yoona mengernyitkan dahinya. Aneh, Changmin tidak biasanya meminta suatu hal padanya. Tapi meskipun begitu Yoona menyanggupi permintaan sahabatnya.

“tentu saja, kau sahabat terbaikku Max” Changmin menghembuskan nafasnya pelan. Bukan, bukan ini jawaban yang dia inginkan.

Kapan kau akan melihatku Calista ?

*

Hyunjil tersenyum manis, sebentar lagi putra kesayangannya akan berulang tahun. Sudah saatnya dia memberikan kado terindah bagi putranya.

Tok~Tok

“masuk” terlihat pengawal pribadinya tengah berdiri dihadapannya.

“Tuan memanggil saya” Hyunjil mengangguk.

“pesankan tiket ke Seoul malam ini, aku ingin menemui putra kesayanganku” pengawal itu mengangguk dan segera meninggalkan ruangan Hyunjil.

“Kuharap kau bisa menerima hadiah terindah dariku Aiden”

*

“Jessica !” pria itu berlari menghampiri gadis yang berjalan didepannya. Jessica tersenyum tipis ketika melihat pria itu. Pria itu mengkerutkan dahinya tidak mengerti. Apa yang terjadi dengan gadis ini, tidak biasanya dia tersenyum seperti itu ?

“Hey, kau baik-baik saja ?” tanya pria itu sedikit khawatir. Jessica kembali mengangguk dan tersenyum tipis. Bagaimana dia bisa baik-baik saja, jika penyebab dia seperti ini adalah pria itu sendiri ?

“Emm Aiden, maaf aku ada kelas pagi ini” Jessica mempercepat langkahnya menjauhi Donghae-pria itu.

“Tunggu, hey Jessica” Teriak Donghae. Dia terus berlari mensejajarkan langkahnya dengan gadis itu. bagaimana mungkin dia yang seorang pria bisa kalah langkah dengan seorang gadis anggun seperti Jessica.

“Apa lagi, kau mau mempermainkanku lagi? Heh?” balas Jessica sinis. Donghae menghentikan langkahnya menatap tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh sahabatnya.

“Jessica maafkan aku. Sungguh ak-”

“bahkan kini kau memanggilku menggunakan nama lengkap, tidak ada panggilan Sica untukku lagikah?” Donghae semakin terpojok. Sulit, lidahnya mendadak menjadi kelu. Bagaimana ini ?

“kau mencintainya bukan”

“eh?”

“Calista, sahabatku kau mencintainya bukan. Mencintai sepupumu” dia menghembuskan nafasnya pelan-pelan. Tidak ada gunanya lagi menyembunyikan semuanya. Bahkan semuanya bisa membaca perasaan Donghae untuk Yoona.

“hhh~ baiklah aku memang mencintainya. Tapi ada satu hal yang perlu kau ralat. di- dia bukanlah sepupuku melainkan bodyguardku” mata Jessica membulat. Tuhan apa lagi ini, kenyataan apalagi yang harus dia terima ? mengapa dia bisa sebodoh itu bisa di tipu oleh mereka?!.

“aku memang gadis bodoh bukan, kalian membohongiku bahkan aku tidak menyadarinya sama sekali, aku bodoh.. bodoh!!” Jessica menjambak rambutnya sendiri. Perasaan kesal, kecewa dan marah semua bercampur menjadi satu. Donghae semakin iba kepadanya. Biar bagaimanapun, gadis dihadapannya sempat mengisi hatinya dulu. Sebelum semuanya terpenuhi oleh Yoona. Dengan sigap dia memeluk tubuh ramping Jessica membiarkan gadis itu meluapkan semua kepadanya. Biarkan dia menjadi sahabat yang baik bagi Jessica kali ini.

“aku memang bodoh Aiden.. bodoh karena tidak bisa mencintai siapapun selain kau” Jessica terus saja memukul dada bidang pria itu.

“maafkan aku. Maaf Jessica” Donghae membelai pelan rambut blonde gadis itu.

“a..aku mencintaimu Ai..Aiden” Donghae mengangguk.

“ya aku tahu”

*

Yoona berjalan pelan menyusuri pinggiran kota Seoul. Hari ini dia mengosongkan semua kegiatannya. Belakangan ini dia merasa tubuhnya melemah dan melemah. Entahlah dia sendiri pun tidak mengerti mengapa, bahkan dia yang biasanya sangat mencintai makanan kini mulai terlihat acuh. Curiga, ya dia mulai mencurigai sesuatu yang buruk terjadi padanya.

Kini langkahnya terhenti didepan Rumah Sakit Seoul. Dengan perlahan dia melangkah memasuki koridor. Ruangan demi ruangan dia lewati. Tapi tunggu, dia juga melewati ruangan kesehatan. Dan kakinya terus saja melangkah hingga terhenti disebuah ruangan dengan papan penunjuk bernama .. Pemeriksaan Kehamilan

*

“Bagaimana Dok?” Yoona terlihat gugup. Sedari tadi dia mempersiapkan semua jari tangannya untuk saling meremas. Dokter wanita muda itu tersenyum manis padanya. Senyuman yang manis itu bisa saja menenangkan siapapun. Tapi tidak baginya, senyuman itu terlihat menyeramkan baginya.

“Selamat Nona Im.. anda akan segera mempunyai seorang anak”

Jderr

Matanya mulai berkunang-kunang. Nafasnya semakin terasa sesak. Dokter itu bilang apa ?

“anda kini tengah mengandung Nona Im”

Tuhan, rasanya dia ingin segera berlari menuju ruangan THT untuk memeriksakan kondisi pendengarannya yang menurut dirinya mulai memburuk.

“Apa ?” hanya ucapan singkat yang mampu dia keluarkan. Dokter wanita itu semakin tersenyum.

“Kau mengandung Nona Im. Ya meskipun usia kandunganmu baru berjalan seminggu tapi aku harap kau mampu menjaga Kondisimu”

“ah, baiklah Dokter. Kalau begitu terima kasih” Yoona beranjak keluar dan membungkukkan badannya.

*

“kau ingat, lusa adalah hari ulang tahun putra tercinta Pak Presiden” Heechul memandang Jaejoong lekat-lekat.

“ya tentu, apa hyung punya rencana ?” Heechul mengangguk.

“tentu saja, kita akan ikut memeriahkan pestanya”

“aish, aku tidak menyangka hyung begitu cerdik” Heechul tersenyum nanar. Hey, tentu saja dia cerdik. Tidak ada yang pernah meragukan kemampuan otaknya. Catat itu!

“Apa Hoobaemu yang bernama Luhan itu sudah datang?”

Jaejoong mengangguk “ya sudah” Heechul mulai melebarkan senyumannya. Ini berita baik. Semuanya, semua rencananya berjalan sempurna secara perlahan. Tinggal menunggu waktunya dia akan melihat Matrix hancur.

*

Yoona melangkah melewati taman yang hening. Pandangan matanya begitu kosong. Bahkan sejak keluar dari ruangan itu wajahnya terlihat pucat. Dia sudah tidak mampu melangkahkan kakinya sehingga dia pun menyeretnya.

“a..aku ha..hamil” gumamnya. Kakinya semakin melemah untuk menopang tubuhnya sehingga sesegera mungkin dia mencari pegangan yang kuat untuk menahan tubuhnya. Sampai ada sebuah tangan kokoh merangkul pinggang kecilnya. Yoona menoleh mendapati sosok pria yang dia kenal sedang tersenyum manis kearahnya.

“Luhan”

Luhan- pria itu memegang pinggang gadis cantik disampingnya dengan begitu erat. Bahkan jika boleh dia tidak akan pernah mau melepaskannya.

“Kau sakit ?” Kini tangan kanan Yoona sudah berada dibahu pria itu. entah sejak kapan dia melakukannya. Bertumpu pada Luhan. Dengan jarak mereka yang sedekat itu, tidak jarang pejalan kaki yang melewati mereka berdecak iri.

“bisakah kau antarkan aku pulang ?” Luhan tersenyum dan cepat-cepat mengangguk. Ini kesempatan baginya. Dengan mengantarkan gadis itu pulang kerumahnya. Bukankah dia akan mengetahui dimana alamat gadis itu tinggal.

Kurasa Dewi Fortuna sedang memihakku..

*

“sudah baikan?” Donghae menatap gadis dihadapannya. Jessica mengangguk membenarkannya. Satu jam yang lalu dia sudah menumpahkan semua yang dia rasakan terhadap pria itu. kini dia merasa perasaannya lega seketika.

“Dimana dia, aku tidak melihatnya sejak tadi?” Jessica menoleh kesana kemari memperhatikan rumah Donghae yang begitu sepi. Kalian pasti bingung bukan, sejak kapan mereka bisa berada dirumah Donghae ? yap, karena Jessica yang terus-terusan menangis serta pandangan para mahasiswa terhadap Donghae yang seakan-akan pria yang buruk membuat seorang gadis menangis. Akhirnya dia memutuskan untuk mengajak Jessica pulang kerumahnya.

Donghae mengikuti kegiatan Jessica menoleh memperhatikan sekeliling rumahnya. Kemana gadis itu ? bukankah dia bilang tadi dia ingin istirahat.

“aku ti-”

Ting~Tong

Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya bel rumahnya berbunyi. Dengan kesal dia beranjak ke luar untuk membuka pintu.

“siapa y-”

Matanya membulat sempurna. Melihat siapa yang berdiri dibalik pintu. Dua orang lawan jenis itu sedang saling merangkul. Tangannya mulai terkepal, nafasnya memburu seketika.

“dari mana saja kau ?” Donghae mulai mengintrogasi gadis dihadapannya.

“dia sedang sakit, tidak bisakah kau menyuruhnya untuk masuk terlebih dahulu” Donghae mendengus.

“aku tidak berbicara padamu. Lagi pula siapa kau main seenaknya merangkul kekasih orang” Luhan tetap terlihat tenang. Meski sebenarnya dia benar-benar jengkel dengan Donghae.

“sudah lepaskan” Donghae menarik pelan tubuh Yoona agar mulai bertumpu padanya. Gadis itu memang sadar namun entah mengapa sejak kejadian tadi lidahnya mendadak kelu.

“baiklah, aku pulang dulu Deer. Get Well Soon” Luhan memutar tubuhnya, menjulurkan lidahnya untuk menggoda Donghae dan berjalan meninggalkan Donghae yang merutuk kearahnya.

“KAU ?!”

“sudahlah cepat bawa aku masuk. Aku lelah” akhirnya dia mampu mengeluarkan sepatah kata lagi. Meski kesal Donghae tetap memapah Yoona untuk membawa kekamarnya. Ketika melewati ruang tamu, langkah Yoona terhenti. Melihat sosok gadis yang dia kenal, sahabatnya.. Jessica Jung. Apa yang mereka lakukan dirumah yang sepi ini berduaan ? pikiran Yoona mulai melayang. Dia segera menggelengkan kepalanya. Melihat ekspresi Yoona, Donghae semakin khawatir.

Apa yang dipikirkan gadis ini ?

“hey, kau kenapa ?” Yoona terdiam dan mulai melanjutkan langkahnya. Meninggalkan Jessica yang tersenyum miris kearahnya.

*

Soo Young tertawa kencang melihat Changmin yang terus meratapi nasibnya melihat Yoona telah bersama dengan Donghae. Setidaknya dia masih bisa menyembunyikan perasaannya dengan menghibur Changmin yang secara tak langsung juga menghiburnya.

“berhenti mentertawakanku Choi Summer, aish!” melihat Changmin yang merutuk Soo Young semakin tidak kuasa menahan tawanya.

“Kau.. benar-benar lucu Max hahaha” Changmin semakin gusar melihat Soo Young tertawa. Kini dia mulai melangkah mendekati Soo Young yang berdiri disebrangnya. Langkahnya semakin dekat dan dekat. Soo Young mendadak gugup. Keringat dingin mulai mengucur.

“M..Max Ap..apa yang kau la..kukan?” Changmin menyeringai semakin mempersempit jaraknya dengan Soo Young. Gadis itu terus mundur kebelakang sampai tubuhnya membentur tembok.

“jadi, masih ingin mentertawakanku ?” Soo Young cepat-cepat menggeleng.

“ti..tidak Max. maafkan aku” terlambat. Changmin menahan tawa melihat Soo Young yang memejamkan matanya takut karna kini dirinya sudah berjarak hanya 1cm. deruan nafas mereka saling bersautan. Ketika mulai lebih mendekat tiba-tiba..

Pletakk

Jitakan mendarat mulus dikepala Soo Young. Gadis itu lantas membuka matanya dan meringis.

“Kau ..!”

“haha.. kau lihat Soo, ekspresimu tadi sungguh, errr” Changmin terus saja tertawa. Soo Young mendengus kesal. Dia melipat tangannya didada dan beranjak menjauh dari Changmin. Tapi kegiatannya terhenti ketika tangan Changmin menariknya. Changmin menarik tubuh Soo sehingga kembali berada di hadapannya. Lalu ..

CHU..

Kedua bibir mereka saling berpangutan mesra. Hingga beberapa menit.

“hhh~” desah mereka berdua. Melepaskan pangutan dan mencari udara segar. Kedua pipi mereka memerah. Terlebih lagi gadis itu, jantungnya berdegup kencang tak karuan.

Max baru saja menciumku ? kyaaa…

*

Yoona menatap langit-langit kamarnya kosong. Pikirannya kembali melayang kekejadian beberapa jam yang lalu. Kejadian dirumah sakit-bertemu dengan Luhan-pertengkaran kecil Donghae dan Luhan-lalu melihat sahabatnya berada dirumah kekasihnya berduaan. Sesekali nafas berat dia hembuskan. Mengapa ? semua terasa berat baginya. Belum lagi jika dia, pria itu tahu bahwa kini dia sedang mengandung. Hasil kejadian yang tidak terduga malam itu.. Yoona mengandung.

“hiks.. hiks” Yoona tak kuasa menahan tangisnya. Segera mungkin dia menggunakan kedua tangannya untuk menutupi mulutnya. Dia tidak ingin ada yang mendengar tangisannya. Biarlah semua dia yang merasakan.

“Calista” Yoona menghentikan tangisnya. Dari sini dia mendengar suara itu. suara yang secara tak langsung juga membuatnya menangis seperti ini.

“ya” sahutnya pelan. Dia tahu pasti pria itu tidak akan mendengarnya.

“kau baik-baik saja ?”  gadis itu tersenyum tipis. Rupanya pria itu masih bisa mendengarnya. Yoona mengangguk menyatakan dia baik-baik saja meski tahu jika pria itu tidak akan mengetahuinya.

“aku baik, jangan ganggu aku Aiden. Kumohon” terdengar suara helaan nafas diluar. Yoona menundukan kepalanya. Moodnya terasa lenyap seketika.

maafkan aku Aiden, aku butuh waktu sendiri..

*

Donghae membuka pintu kamar itu perlahan. Sudah hampir seharian gadis itu terus mengurung diri dikamarnya. Senyum mengembang dibibirnya ketika melihat gadis itu kini terlelap dengan senyuman dan wajah damainya. Perlahan tangannya terulur membelai gadis yang sudah mengisi hatinya. Gadis yang sudah beberapa hari ini menjadi kekasihnya. Dahinya mengkerut ketika mendapati mata gadis itu membengkak.

“apa yang kau sembunyikan dariku Cal?” bisiknya tepat ditelinga gadis itu. hal itu tentu saja membuat sang gadis menggeliat.

“Aiden..” gadis itu mengigau. Donghae tersenyum bangga. Bahkan dalam lelapnya pun gadis itu masih bisa menyebut namanya.

“hhh~” Donghae mulai merasa kan kantuknya. Akhirnya dia memilih untuk berbaring disebelah gadis itu. sebelumnya dia membalikan tubuh gadis itu sehingga menghadapnya. Kemudian dia memeluk erat gadis itu. berusaha membagi semua perasaan yang dia rasakan terhadap gadis itu.

*

“mengapa mereka tinggal bersama ?”

“apa sebenarnya hubungan mereka ?”

“apa Calista memang sudah menikah ?”

Tidak.. tidak.. berbagai pertanyaan mulai berkecamuk dibenak Luhan. Pria itu yang masih syok dengan kejadian tadi siang. Ketika mengetahui gadis itu tinggal bersama seorang pria.

“sedang apa kau disini ?” Luhan menoleh mendapati Jaejoong kini berdiri dihadapannya. Dia lekas menggeleng dan tersenyum. Senyum manis seperti biasa.

“hanya mencari udara segar hyung, kau sendiri ?”

“eo, kau mau membohongiku? Aku tau kau sedang ada masalah Luhan-a” Luhan sedikit terkejut bagaimana mungkin Jaejoong lebih mengetahui apa yang dia rasakan.

“hyung.. dia.. mereka tinggal serumah” Jaejoong mengerutkan keningnya tidak mengerti maksud ucapan Luhan.

“maksudmu ?”

“malaikat cantik itu. tadi aku mengantarkannya pulang dan aku melihatnya tinggal bersama pria yang menjemputnya kemarin, apa yang harus kulakukan hyung” rengek Luhan seperti anak kecil.

“aigoo kau ini. Haha tenanglah masih ada aku yang bersiap membantumu Lu” Luhan berbinar senang. Dia lantas memeluk Jaejoong.

“terima kasih hyung”

*

Matahari mulai keluar dari persembunyiannya. Sinarnya kini telah memasuki kamar itu. dan tentu saja membuat penghuni kamar terbangun. Yoona menggeliat pelan ketika merasakan sinar matahari mengenai matanya. Dia berusaha menggerakan badannya tapi sulit sekali. Tunggu, mengapa bisa ?. dia begitu terkejut ketika menyadari bahwa dia bukan bersandar di kasur yang empuk melainkan didada bidang seorang pria. Dia sedikit mendongak dan melihat pria itu. pria yang kini menjadi kekasihnya masih terpejam sangat tampan sekali. Senyum mengembang dibibirnya. Entah kekuatan apa yang membuatnya menjadi semangat menyambut hari dan melupakan semua kejadian kemarin meski rasanya sulit. Yoona terus saja memandangi wajah Donghae sambil sesekali membelainya dan tersenyum.

“Aku tampankan” Donghae tersenyum nakal dengan mata terpejam menggoda Yoona. Gadis itu mendengus dan segera menjauhkan dirinya dari Donghae. Cepat-cepat Donghae memeluk erat kekasihnya itu agar tidak pergi darinya.

“Aiden lepaskan, hey !” Yoona menggeliat dan terus terusan memukul pria itu. Donghae terkekeh melihat Yoona salah tingkah.

CHU

Donghae mengecup singkat bibir mungil kekasihnya. Lalu beranjak meninggalkan gadisnya. Yoona masih melamun dengan apa yang telah terjadi. Sedetik kemudian dia akhirnya sadar..

“Kyaaaa Aiden !!” pekiknya. Donghae yang telah berada diluar kamar tertawa penuh kemenangan.

*

S E O U L, O C T O B E R 14th 2012

Hyunjil melebarkan senyumnya ketika dirinya kini telah berada dipekarangan rumahnya yang megah. Kepulangannya ke Korea kali ini memang tidak terduga karena dia pikir dia akan lama menetap di Spanyol.

“Selamat datang Tuan” Hyunjil membungkukan badannya membalas ucapan pelayan dirumahnya. Matanya masih memandang takjub, sungguh dia baru menyadari betapa besar rumah miliknya. Dibukanya pintu rumah oleh pelayannya.

“Siapa yang datang bi- Omo !!” Yoona menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang ada dihadapannya. Hyunjil semakin tersenyum manis menyadari gadis itu masih berada disamping putranya. Dengan langkah semangat dia berjalan menghampiri gadis itu dan..

Grep

Hyunjil memeluk gadis itu erat. Seperti seorang Ayah yang memeluk putrinya dengan kasih sayang. Yoona merasakan tubuhnya kaku. Sedikit bingung dengan apa yang terjadi.

“Appa” terdengar suara pelan dari sisi kanan mereka. Terlihat Donghae yang sedikit bingung melihat pemandangan Ayahnya memeluk kekasihnya. Hyunjil melepas pelukannya dan beralih menatap putranya.

“Aiden..” dia juga memeluk putranya hangat.

“a..aku merindukanmu Appa” bisik Donghae.

“kau itu, baru beberapa hari Appa tinggal sudah merajuk seperti wanita. Aish” Yoona tertawa pelan mendengar ucapan Hyunjil. Memang benar, bahkan sepenuhnya benar jika saat ini Donghae terlihat seperti anak perempuan yang baru saja menemukan Ayahnya yang telah hilang belasan tahun.

“Appaaa..”

“hahaha” tawa Hyunjil dan Yoona pecah seketika melihat ekspresi Donghae. Dengan bibir yang dimajukan mulut yang digembungkan serta kedua tangan yang dilipat didada.. lucu.

“Appa, aku ingin mengatakan sesuatu” mendadak suasana hening. Hyunjil menatap heran kearah putranya yang mulai berjalan menghampiri Yoona. Menggandeng tangan gadis itu dan membawanya tepat dihadapan dirinya.

“Di..dia kekasihku” ucap Donghae pelan semakin mengeratkan genggaman tangannya. Hyunjil tersenyum lalu mengangguk.

“aku tahu..” Donghae dan Yoona membelalakan matanya mendengar ucapan Hyunjil.

Sudah tahu, tapi sejak kapan ?

“Aku harap kalian terus bersama selamanya, baiklah aku lelah ingin istirahat” Donghae dan Yoona mengangguk.

“istirahatlah Appa, aku mencintaimu”

*

Jessica tersenyum tipis memandangi etalase took dipinggir jalan. Sebuah sweater yang sangat diinginkan oleh seseorang masih terpajang disana. Matanya menerawang pada kejadian beberapa waktu yang lalu.

*flashback*

Donghae dan Jessica berjalan menyusuri pinggiran kota Seoul. Sesekali mereka saling tersenyum menatap satu sama lain. Tiba-tiba langkah Jessica terhenti dan memandang sesuatu. Donghae mengikuti arah pandangan Jessica dan tersenyum.

“kau mau es krim?” Jessica berbinar senang. Lalu mengangguk cepat. Donghae menarik tangan kecil itu membawanya kesebuah kedai es krim.

“coklat dan mint”pesannya. Mereka kemudian duduk di taman yang tidak jauh dari sana. Pesanan pun datang. Jessica dengan cepat memakan es krimnya hingga belepotan. Donghae menggerakan tangannya dan membiarkan jari-jarinya menyentuh wajah cantik Jessica. Mengelap sisa es krim diwajah gadis itu.

“kau seperti anak kecil saja” Jessica mendengus lalu membuang pandangannya dari Donghae. Melihat itu Donghae segera membujuk Jessica untuk memaafkannya.

“Sica maaf,”

“tidak..”

“ayolah maaf”

“tidak mau”

“Sica kumo-” ucapannya terhenti ketika pandangannya terhenti pada sebuah took disebrang jalan. Jessica yang menyadari ucapan Donghae terhenti segera mengikuti arah pandangan Donghae.

“apa yang kau lihat?”

“itu” Donghae menunjuk ke toko sebrang jalan. Dia kembali menarik tangan Jessica untuk mengikutinya. Langkah mereka terhenti ketika sampai didepan toko. Dietalase toko terlihat sebuah sweater berwarna biru tua dengan loreng army terpajang. Donghae memegangi kaca tersebut.

“kau mau” Donghae mengangguk.

“tapi ini terlalu mahal. Aku takut jika Appa tau aku menggunakan uang sebanyak itu dia pasti akan menyetop uang jajanku” ucapnya tertunduk. Jessica mengelus lengan Donghae.

“suatu saat kau akan memilikinya”

“benarkah ?” mata Donghae berbinar. Layaknya anak kecil yang dijanjika dibelikan mainan oleh ibunya. Jessica mengangguk.

“tentu saja.. aku janji”

*flashback end*

Jessica mulai memasuki toko itu. seorang pelayan wanita menghampirinya.

“ada yang bisa kami bantu ?” Jessica mengangguk.

“tolong bungkuskan sweater itu. aku akan membelinya”

*

Pria paruh baya itu menatap intens dua orang pria dan wanita dihadapannya.

“Kau akan memberitahukan kepadanya ?” tanya seorang pria yang lebih tinggi. Pria paruh baya itu mengangguk.

“tentu saja, ini saatnya dia menggantikan posisiku”

“tapi, apakah dia bisa. Maksudku apa dia sudah siap jika kau berikan ini padanya” wanita yang lebih tinggi itu juga ikut menanggapi.

“ya aku tau. Tapi aku sudah pikirkan semuanya matang-matang. Dia akan ikut bergabung dengan kalian setelah aku memberitahunya” mereka berempat pun mengangguk.

“aku tau Pak. Semua keputusan ada pada anda karena anda adalah pemilik Organisasi Matrix”

*

Yoona memandang kalender dengan wajah sendu. Berbagai pikiran memenuhi otaknya. Besok adalah hari ulang tahun kekasihnya tapi dia baru mengetahuinya hari ini. Merasa seperti kekasih yang bodoh tidak memikirkan semuanya.

“kejutan apa yang harus kuberikan ?” gumamnya

Drrtt Drrrtt

Handphonenya bergetar. Sebuah kontak tanpa nama terpampang disana. Dengan ragu Yoona mengangkatnya.

“ada apa ?”

“…”

“aku tau itu kau Max”

“…”

“yayaya baiklah” Flip !

Yoona memutus sambungan telfonnya. Rasanya kebiasaannya yang satu ini memang sulit dihilangkan. Yoona beranjak kekamar mandi dan mengganti pakaiannya. Kini dia sudah menggunakan pakaian casual. Kaos putih dengan celana pendek dan hoodie abu-abunya. Yoona melangkah keluar rumah. Langkahnya terhenti ketika melihat seseorang yang dia kenal berada didepan rumahnya.

“kau disini ?” seseorang yang lebih tepatnya pria itu mengangguk.

“aku ingin pergi denganmu, kau mau kemana ?” tanya pria itu yang melihat Yoona kini telah rapi. Yoona tersenyum tipis.

“maafkan aku Luhan, tapi aku ada janji hari ini. Maaf” Yoona membungkukan badannya meninggalkan Luhan yang masih terpaku.

*

“bisakah kalian membantuku ?” Yoona memohon pada keempat orang didepannya. Ini aneh, sejak kapan dia menjadi orang yang suka meminta bantuan. Kemana Yoona yang dulu.

“Calista, apa kau benar-benar mencintainya ?” tanya Kikwang tidak percaya. Sosok Donghae mampu mengubah perangai Yoona yang dingin. Yooan tersenyum manis.

“bohong, kalau aku mengatakan tidak”

“apa aku tidak memiliki kesempatan ?”

Deg

Yoona sedikit mencelos. Kali ini bukan suara Kikwang melainkan sahabatnya Changmin. Yoona tersenyum hambar.

“kau bercanda Max” Changmin menatap Yoona dengan dingin. Sedetik kemudian dia tersenyum manis. Dan memeluk Yoona.

Jika dia tidak bisa kumiliki.. ijinkan aku selalu berada didekatnya..

“aku bercanda Cal. Tentu aku akan membantumu.

“Huuaa Thanks Max” Yoona mengecup pipi Changmin singkat. Tidak peduli dengan tatapan seseorang yang menatap pedih kearah mereka.

Selalu saja melupakanku ..

*

S E O U L, O C T O B E R 15th 2012

“Appa” teriak Donghae. Dia sedikit bingung ketika memasuki rumahnya keadaan begitu sepi dan terlebih lagi gelap. Donghae terus melangkah masuk kedalam dengan bekal sebuah cahaya handphone.
“Calista” hening. Tidak ada sahutan. Donghae mendengus kesal. Ketika dia berusaha mencari stop kontak tiba-tiba…

“Kejutan…..” Lampu menyala dan menampakan orang-orang yang tersenyum kepadanya.

“Appa” Donghae menutup mulutnya kaget. Dia tidak percaya Appanya memberikan kejutan. Dia menatap orang-orang yang berada diruangan itu. Appanya, Hyuk Jae, Sungmin, Max, Kikwang, Soo Young, Taeyeon, Jessica, Relasi Appanya, dan Luhan.. Hey Luhan. Mengapa dia bisa ada disini. Matanya masih mencari sosok yang dia ingin temukan. Tapi dimana gadis itu.. Calista.

“Happy Birthday Aiden” ucap seseorang dari belakang. Donghae menoleh mendapati sosok Yoona yang berdiri menggunakan dres hijau dan rambut tergerai sangat cantik. Gadis itu melangkah menghampiri Donghae yang masih mematung menatapnya.

“Aku tau aku cantik. Berhenti menatapku!” Yoona menatap tajam kearah Donghae membuat pria itu bergidik ngeri. “kau memang cantik, Cal selalu” Donghae merangkul pinggang Yoona. Untung saja dia masih memakai Tuxedonya dengan kemeja hijaunya. Begitu serasi dengan Yoona. Tunggu.. serasi ??

Tiba-tiba Hyunjil berjalan keatas panggung dan mengucapkan beberapa patah kata sebagai sambutan. Dia mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah hadir.

*

“bukankah itu Luhan ?” tunjuk Jaejoong kepada seseorang yang berada dipesta itu. Heechul mengikuti arah jari Jaejoong. Dia sedikit terkejut melihat hoobae Jaejoong disana.

“sedang apa dia disana?” Jaejoong menggeleng. Tapi kemudian.

“Aha.. malaikat cantik. Aku tau dia Calista” Heechul mengerutkan dahinya bingung dengan ucapan Jaejoong.

“malaikat apa ? Calista ? mengapa kau menyebut namanya dihadapanku?”

“Hyung. Luhan mengatakan bahwa dia sudah jatuh cinta pada malaikat cantik dan malaikat itu Calista” heechul mengangguk paham. Kemudian wajahnya menyeringai.

“aku tau yang harus kulakukan”

*

“Appa mana hadiahku ?” teriak Donghae ketika Hyunjil masih berada diatas panggung. Yoona sontak mencubit pinggang Donghae.

“hyaa kau memalukan !!” Hyunjil tersenyum kemudian memanggil Donghae dan Yoona untuk naik keatas panggung.

“Pak..” Yoona yang merasa bukan anggota keluarga sedikit canggung. Hyunjil menarik pinggang Yoona untuk mendekat dengannya.

“dia.. gadis cantik disebelah saya adalah Kekasih putra saya yang tampan”

Deg

Semua orang sedikit terkejut dengan ucapan Donghae begitu pula dengan gadis cantik rambut blonde itu. Jessica menatap miris Donghae dan Yoona yang tersenyum bahagia.

“aku tau semua ini akan terjadi..”

“dan mala mini dia akan berganti status menjadi Calon menantuku”

Prokk~Prookk

Suara riuh tepuk tangan mendominasi ruangan. Donghae dan yoona saling bertatapan tak percaya.

“malam ini kalian akan bertunangan..” Yoona dan Donghae menelan ludahnya. Bertunangan ? secepat itu. seorang pelayan memberikan sekotak cincin pada Hyunjil. Lalu pria paruh baya itu memberikannya pada Donghae dan Yoona. Donghae mengambil kotak cincin itu dan membukanya. Kemudian dia mencoba memasangkan dijari manis Yoona yang sedikit bergetar. Donghae tersenyum.

“kau gugup ?” Yoona mengangguk. Donghae segera memakaikan cincin itu dijari Yoona. Kini Yoona pun memasangkan cincin dijari manis Donghae. Acara ulang tahun sekaligus pertunangan dadakan itu terlihat lancar.

“masih ada satu lagi hadiah untukmu” ucap Hyunjil. Donghae menatap Appanya bahagia. Tiba-tiba Changmin naik keatas panggung dan memberikan sebuah map pada Hyunjil. Kemudian pria itu berdiri disebelah Yoona dan memberikan senyum terbaiknnya.

“selamat” Kalah. Changmin mengaku kalah secara terhormat untuk mendapatkan hati Yoona. Kini dia hanya mampu berdoa untuk kebahagiaan gadis itu.

“terima kasih”

“Saya.. sebenarnya adalah pemilik sah Organisasi Matrix” Yoona dan Donghae sontak menatap Hyunjil. Terlebih lagi Donghae. Dia sama sekali tidak mengetahui jika Ayahnya ikut andil dalam organisasi itu. bahkan pemiliknya.

“dan kini saya akan memberikan itu semua kepada anak saya Aiden Lee”

“Appa.. aku”

“Kau harus menerimanya” dengan terpaksa Donghae mengangguk. Ini benar-benar sebuah kejutan baginya.

“KAU ADALAH PEMILIK MATRIX SAAT INI !!”

TBC

LOHALOHALO

Hay aku kembali..

Lama kah ? hehe oke aku minta maaf untuk itu.

Kali ini aku bawa part baru..

Dan maaf untuk typo.

Sampai ketemu di part berikutnya..

BYE BYE

YOONHAE JJANG !!