Matrix 8th


November 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

*

□ Last Part □

“Saya.. sebenarnya adalah pemilik sah Organisasi Matrix” Yoona dan Donghae sontak menatap Hyunjil. Terlebih lagi Donghae. Dia sama sekali tidak mengetahui jika Ayahnya ikut andil dalam organisasi itu. bahkan pemiliknya.

“dan kini saya akan memberikan itu semua kepada anak saya Aiden Lee”

“Appa.. aku”

“Kau harus menerimanya” dengan terpaksa Donghae mengangguk. Ini benar-benar sebuah kejutan baginya.

“KAU ADALAH PEMILIK MATRIX SAAT INI !!”

□ This Part □

Malam itu, dibawah bulan yang bersinar terang Donghae terduduk disebuah ayunan kecil di halaman belakang rumahnya. Pikirannya menerawang jauh sejak malam ini dia resmi menjadi pemilik Matrix. Benar-benar diluar dugaannya jika sang Ayah terlibat dalam organisasi itu. tiba-tiba seulas senyum mengembang diwajahnya, malam ini juga dia resmi bertunangan dengan Kekasihnya. Gadis cantik itu.. Calista.

“ehm..” suara deheman itu membuatnya menoleh kebelakang. Terlihat sosok gadis cantik yang mengenakan piyama berwarna kuning bergambar rilakuma sedang tersenyum kearahnya. Donghae menggerakan tangannya menyuruh gadis itu untuk duduk disebelahnya. Sang gadis mengangguk dan segera mendudukan dirinya disebelah pria itu. Suasana mendadak hening. Hanya ada suara jangkrik dan gemericik air kolam.

“belum mengantuk ?” Donghae memecah keheningan sambil menatap gadis disebelahnya. Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap bulan yang juga Nampak cantik.

“belum, kau sendiri ?”

“bagaimana aku bisa tidur nyenyak jika Calon Istriku saja belum bisa tidur” jawab Donghae sekenanya. Yoona mendengus mengalihkan pandangannya menatap Donghae. Mata rusanya membulat ketika menyadari mata teduh itu kini sedang menatapnya. Untuk beberapa saat mereka saling terbuai dengan tatapan mereka masing-masing. Yoona tersenyum menatap Donghae begitu sebaliknya. Donghae menatap bentuk wajah Yoona yang Nampak sempurna. Mata bulat besar yang indah. Ukiran hidung yang sempurna dan bibirnya yang tipis. Semakin lama dia mendekatkan wajahnya dengan gadis itu. daaan…

CHU..

Mereka berdua berpangutan mesra dibawah bulan yang bersinar. Dimalam yang indah yang mengubah status keduanya. Hampir 5 menit mereka berpangutan akhirnya sang gadis menjauhkan diri dari pria itu. Dia menarik udara kedalam paru-parunya yang terasa sesak. Donghae tersenyum melihat Yoona yang kehabisan nafas seperti itu.

“Hahaha” Donghae tertawa. Yoona yang jengkel memalingkan wajahnya dari Donghae. Tapi Donghae segera menarik wajah gadis itu untuk menatapnya.

“Kau marah ?”

“tidak..” Donghae memegang tangan gadis itu erat-erat.

“untuk saat ini, jika kau merasa gundah padaku. Kumohon katakanlah. Jika kau memiliki masalah kumohon berbagilah denganku. Biar aku juga merasakannya” Mata gadis itu memerah. Ooh tidak ucapan pria itu kembali mengingatkan masalahnya. Masalah besar baginya. Bagaimana jika pria itu tau dia sedang mengandung ? Donghae menatap khawatir melihat raut wajah Yoona yang berubah. Matanya mulai memerah.

“Calista ?” Donghae sedikit menggerakan tubuh gadis itu yang masih melamun. Yoona segera tersadar dan menatap Donghae.

“lepaskan Aiden” Yoona menyingkirkan tangan Donghae dibahunya. Kemudian gadis itu tersenyum menatap Donghae.

“aku ba- uweek..uweek” Yoona menutup mulutnya. Mendadak dia menjadi mual seperti itu.

“kau kenapa ?” Yoona menggeleng dan berlari kedalam rumah. Dibelakangnya Donghae segera mengikuti memastikan keadaan kekasihnya.

*

“uweek..uweek” Yoona memuntahkan segala yang ada diperutnya. Donghae mengelus tengkuk Yoona. Berusaha membantu gadisnya yang kesusahan. Setelah selsesai Yoona segera membasuh mulutnya. Sebisa mungkin dia menghindari berbicara dengan Donghae karna dia tau pasti Donghae akan menanyai segala hal. Yoona melangkah cepat keluar kamar mandi menjauhi Donghae.

“Calista kau sakit ?” dari belakang dia bisa mendengar Donghae mengejarnya.

“Calista..”

“Calista Hey” Donghae menarik lengan Yoona hingga gadis itu menghentikan langkahnya. Dibalikannya tubuh gadis itu untuk berhadapan dengannya. Ditatapnya gadis itu. dia tersenyum miris ketika melihat wajah gadis itu pucat.

“kau sakit ?” Yoona menggeleng. Raut wajahnya semakin berubah. Matanya memerah dan semakin lama gadis itu terisak.

“hiks hiks”

“Calista..?” hening Yoona masih terisak. Donghae segera memeluk gadisnya yang mulai bergetar. Entah masalah apa yang dia sembunyikan. Dia sendiri pun tak tahu. Yoona melepaskan pelukan Donghae. Dengan wajah tertunduk dia mulai membuka suaranya.

“a..aku..ha..mil” seluruh tubuhnya bergetar. Donghae memundurkan langkahnya menjauh gadis itu. tadi dia bilang apa ?

“Siapa ?” tanya Donghae dengan suara pelan. Yoona masih terisak tubuhnya semakin bergetar. Donghae mengepalkan tangannya.

“Siapa ?!” kali ini suaranya naik satu oktaf. Yoona masih terdiam.

“CALISTA JAWAB AKU ?!!!!” bentak Donghae. Yoona mendongakkan wajahnya. Dia menatap mata Donghae yang memerah. Yoona menghela nafas dan memejamkan matanya.

“Kau.. ini anakmu” Donghae menggelengkan kepalanya pelan. Sedikit tidak percaya dengan ucapan Yoona.

“Kau bohong!” Yoona menatap sinis kearah Donghae. Kini dia pun mulai terbawa emosi.

“Kau fikir aku wanita murahan hah! Kejadian malam itu, ini karna kau mabuk. Tapi kau tidak perlu khawatir aku tidak akan meminta tanggung jawabmu. Ini anakku aku yang akan merawatnya. Pertunangan ini batal. Dan aku akan pergi sekarang?!” Yoona membalikkan tubuhnya melangkah menjauhi Donghae menuju kamarnya. Donghae masih mematung mendengar segelintir ucapan Yoona. Ya Tuhan.. apa ini mimpi ?

Kleek

Yoona membuka pintu kamarnya dengan membawa tas koper besarnya. Gadis itu-matanya masih sembab dan sedikit sesenggukan. Dia berjalan melewati Donghae yang masih terdiam.

*

“Max..” Yoona mengatur nafasnya ketika memanggil nama sahabatnya. Changmin sedikit terkejut ketika sahabatnya menelfon selarut ini.

“ada apa Cal?” Yoona menggeleng. Tidak.. dia tidak mungkin meminta bantuan Changmin lagi. Yoona menekan tombol merah untuk mematikan telfonnya. Kemudian dia mencabut baterai dan menonaktifkan handphonenya. Changmin mendengus ketika Yoona memutuskan sambungan telfonnya sepihak. Pria itu mencoba menghubunginya balik namun nihil.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif

Dengan kesal Changmin mencari nomor kontak lain. Pencariannya terhenti pada nomor seseorang.. Aiden. Dia menekan tombol calling..

“tuutt…tuut” suara sambungan terdengar. Senyum mengembang dibibirnya. Tapi..

Nomor yang anda tuju sedang sibuk

Ooh Shiit!! Mengapa tidak ada yang bisa dihubungi saat ini. Apa yang terjadi sebenarnya ?

*

Donghae melangkah menyusuri lorong kampusnya. Banyak mahasiswa yang memandang aneh kearahnya. Bayangkan saja, dia berangkat kekampus dengan mata yang sembab, rambut yang acak-acakan dan pakaian yang jauh dari kata layak. Kejadian ini mengingatkan ketika saat itu dia sedang frustasi memikirkan Yoona yang pergi dari hidupnya. Masalah kali ini hampir sama hanya saja status mereka yang telah berubah. Dia mendudukan dirinya dibangku kantin. Hyuk Jae melangkah sumringah menunjukan gummy smile kepada para mahasiswa cantik. Pria itu..

Langkahnya terhenti ketika melihat sahabatnya sedang duduk dikantin.

“Hey..” dia memukul bahu Donghae. Membuat pria itu menoleh. Hyuk Jae bergidik ngeri melihat penampilan Donghae. Dia segera mendudukan dirinya disebrang pria itu.
“Apa yang terjadi ?” Donghae menghembuskan nafasnya.

“Dia hamil Hyuk!” Hyuk Jae sedikit terkejut dengan ucapan Donghae namun kemudian dia mengangguk mengerti.

“lalu ?” Donghae menundukkan kepalanya. Tangannya sedikit gemetaran memegang Handphonenya.

“aku tidak percaya jika itu anakku. Dan dia pergi!”

“APA?!” pekik Hyuk Jae. Kini seluruh pandangan mata pengunjung kantin mengarah kearah mereka. Hyuk Jae kemudian membungkukkan badannya meminta maaf. Begitupun Donghae yang tersenyum pada mereka.

“kau gila!. Aiden kau itu.. aissh aku heran kepintaranmu itu dari mana selama ini” gerutu Hyuk Jae frustasi.

“saat itu aku aku begitu Shok Hyuk” bela Donghae. Hyuk Jae menggeleng.

“but you make a mistake again! Sekarang dia pergi. Dan aku tidak tahu apa dia akan kembali atau tidak. Aish apa kau tidak mengerti yang namanya kesempatan ?” Hyuk Jae menjambak rambutnya karena kesal dengan sikap sahabatnya.

“Hyuk, jangan menakutiku”

“aku tidak menakutimu. Yang aku fikirkan hanya, mengapa kau bisa tidak mempercayai itu anakmu. Sedangkan dia hanya melakukannya denganmu” Donghae sedikit tertegun dengan ucapan sahabatnya.

“bagaimana kau bisa tau?”

Pletaakk

Jitakan Hyuk Jae mendarat mulus dikepala Donghae membuat pria itu meringis sakit.

“dia itu gadis baik-baik. Sudah terlihat dengan jelas. Kau saja yang bodoh!”

Bagaimana aku bisa tidak mempercayai calon istriku sendiri…

“sekarang aku harus bagaimana ?” Hyuk Jae menggeleng.

“kau yang berbuat kesalahan. Kau yang harus memperbaikinya Aiden”

*

Matrix telah resmi memiliki pemilik baru. Kini semua para karyawan, anggota dan yang lain yang berhubungan dengan Matrix tengah berkumpul merayakannya. Tapi acara itu belum sepenuhnya mulai. Ada hal yang membuat acara itu tertunda. Terlihat Changmin terus saja mondar-mandir sambil sesekali memainkan handphonenya.

“apa dia masih belum bisa dihubungi Max ?” Soo Young yang mulai terlihat resah kini mulai tidak bisa mengontrol perasaannya. Rasa khawatir pada Yoona yang membuatnya seperti ini. Padahal selama ini banyak yang mengetahui jika mereka sama sekali tidak akrab, tapi mengapa dia bisa sekhawatir itu ?

“Aiden datang..” ucap Taeyeon. Kikwang dan Changmin segera berjalan menghampiri Donghae yang masih tersenyum pada bawahannya.

“Hey..” Kikwang dan Changmin kompak menarik pria itu keruangan mereka. Lalu mendudukannya seolah dia adalah terdakwa.

“apa yang kalian lakukan!” bentak Donghae tidak terima.

“dimana Calista ?” Donghae terdiam. Jadi, gadis itu belum datang ? dia pikir dengan dia hadir ke sini dia bisa bertemu dengan Yoona.

“dia tidak disini ?” tanya Donghae pelan.

“Apa yang terjadi sebenarnya? Semalam dia menelfonku namun sambungan terputus dan saat aku menelfonya balik handphonenya tidak aktif”

“aku juga tidak bisa menghubunginya” sahut Kikwang.

“kami juga” sahut Taeyeon dan Soo. Donghae terdiam, kemudian menghembuskan nafasnya.

“aku dan di-”

Kleek

Belum sempat Donghae berbicara pintu ruangan itu terbuka. Sosok gadis cantik muncul dibaliknya. Dengan wajah datar dan dinginnya. Serta pakaian casual dan tas selempangnya. Mereka sempat terdiam sejenak.

“aku terlambat, maaf” Soo Young bangkit dan menghampiri gadis itu. daan greep. Dia memeluk gadis itu erat.

“kau tidak terlambat Cal, kemana saja kau. Kami mengkhawatirkanmu, terlebih Aiden” Gadis itu masih memasang wajah datar dan dinginnya. Yoona-melepaskan pelukan Soo. Dia lalu mengambil map didalam tasnya. Kemudian memberikan map itu pada Soo Young.

“aku hanya ingin menyerahkan ini” Donghae masih terdiam memandang Yoona tanpa suara sedikitpun. Sampai Taeyeon menyenggol bahunya menyadarkan lamunan pria itu.

“hey, jangan melamun” Donghae mengerjapkan matanya dan bangkit dari duduknya. Dia berjalan pelan kearah Yoona dan melebarkan tangannya untuk memeluk gadis itu. Yoona melangkah mundur menjauhi Donghae. Hal itu tentu saja membuat mereka sedikit terkejut. Soo Young segera membuka map yang diberikan Yoona. Matanya membulat ketika membaca baik-baik surat itu… Surat Pengunduran Diri.

“Calista, apa maksudnya ini ?” Donghae masih sedikit kecewa dengan sikap Yoona hanya terdiam. Changmin merebut map yang digenggam Soo Young.

“kau mengundurkan diri?” Yoona mengangguk, dan Donghae menatapnya tidak percaya. Sebegitu marahkah gadis itu ? batinnya. Hey, your stupid boy!

“Umma memintaku untuk kembali ke China. Dan dia bilang aku akan dijodohkan Max”

Jdeeer

Donghae merasakan matanya mulai berkunang-kunang. Dia segera memegang tembok disisinya.

“Apa maksudmu Cal? Lalu bagaimana pertunanganmu dengan Aiden semalam ?” Yoona menoleh kearah Donghae yang masih memegang erat tembok. Ada sedikit perasaan iba pada pria itu, namun dia tidak bisa melakukannya.

“Kami sudah berakhir, baiklah aku pergi. Sekali lagi terima kasih” Yoona membungkukkan badannya 90°. Matanya mulai menggenang air mata. Dia segera membalikkan langkahnya meninggalkan mereka yang masih terdiam terutama pria itu.. Donghae.

*

“aku tidak mau Ibu” Luhan merengek pada ibunya ditelfon. Dia merasa kesal pada ibunya yang meminta dia kembali ke negaranya

“ibu mohon Luhan.. besok malam kau akan bertemu dengan Calon istrimu”

“tidak ibu, aku tidak mau menikah dengan wanita pilihanmu. A..aku mencintai seseorang disini” rengek Luhan. Ibunya menghembuskan nafasnya pelan.

“baiklah.. jika kau sudah memiliki kekasih bawa dia kesini.. Bawa dia Ke China!!”

“Ibu…”

Flip

Ibunya mematikan sambungan telfon mereka. Luhan mendengus pelan. Bagaimana mungkin dia menyanggupi permintaan konyol ibunya. Membawa gadis yang dia cintai kekampung halamannya. Sedangkan jelas-jelas semalam dia menyaksikan sendiri jika gadis itu bertunangan didepan matanya.

“arrggh aku bisa gila!!”

*

HyunJil sedikit terkejut dengan laporan dari pembantunya mengenai pertengkaran hebat putranya dengan Yoona. Memang setelah acara ulang tahun itu selesai, dia memutuskan untuk kembali ke Spanyol secepatnya karena ada bayak pekerjaan menunggu. Dia segera menelfon putranya untuk memastikan kondisinya.

“Hallo Appa..” HyunJil tersenyum tipis mendengar suara bindeng putranya.

“Hey, kau baik-baik saja. Suara mu terdengar aneh” terdengar suara desahan nafas berat disebrang. HyunJil tau jika keadaan putranya tidak baik-baik saja saat ini.

“aku baik-baik saja Appa. Bagaimana denganmu. Aku kangen hehe”

“Appa juga kangen denganmu, Oh iya dimana Calista?. Appa mau bicara” mendadak semua hening. Tidak ada sahutan dari sebrang.

“Aiden..”

“eh iya, di..dia sudah tidur Appa. Mungkin lelah karena acara pesta di Matrix” HyunJil mengangguk. Dia mengerti.

“baiklah Appa masih ada urusan. Jaga dirimu baik-baik”

“tentu.. jaga diri Appa baik-baik juga. Aku menyayangimu”

*

Yoona menghirup udara Kota Kelahiran kakaknya itu. baru beberapa menit yang lalu pesawatnya lepas landas disini. Dengan gaya yang simple dan kaca mata hitam dimatanya, dia melangkah keluar dari Airport. Senyumnya mengembang ketika melihat sosok pria tersenyum kepadanya. Dengan lari kecil dia menghampiri pria itu dan memeluknya.

“Aku merindukanmu Yoona noona” Ya, karena Yoona dan pria itu asli berdarah korea makanya mereka berbicara menggunakan aksen korea. Yoona mengangguk dan tersenyum.

“A..aku juga merindukanmu Sehun-a..bagaimana kabarmu ?” Sehun- pria imut itu adalah sepupu Yoona. Mereka terlihat Akrab sejak kecil. Sehun melepaskan pelukannya dan memandang Yoona intens.

“Kau terlihat kurus noona. Apa kau tidak makan disana ?” Yoona tertawa melihat ekspresi polos adiknya. Dia lantas mengacak rambut pria itu.

“yak noona rambutku Aissh..”

“haha sudahlah.. ayo kita pulang. Aku rindu Umma” Sehun menarik tangan Yoona dan mengajaknya masuk mobil. Tapi langkah mereka terhenti ketika ada yang memanngil mereka.

“Sehun-ah!!” Yoona dan Sehun menoleh kesumber suara. Seorang pria dengan kaca mata hitam berdiri kurang dari satu meter dari tempat mereka.

“kau juga menjemput orang lain ?” bisik Yoona. Sehun menggeleng.

“aniyo noona. Aku hanya menjemputmu. Memang aku tour guide” pria itu melangkah semakin mendekat dengan. Setelah sampai didepan mereka pria itu membuka kaca matanya.

“Luhan/Calista” gumamn Yoona dan pria itu. Sehun menggarukkan kepalanya bingung.

“Luhan gege, kau sudah kembali rupanya..”

“kau mengenalnya ?” tanya Yoona pada Sehun. Sehun mengangguk.

“dia adalah Sunbae ku noona”

“noona ? dia kakakmu ?” tanya Luhan.

“dia sepupuku gege” Luhan melirik arlojinya.

“ah maaf aku harus pergi. Sampai ketemu lagi” Luhan membungkukkan badannya. Sejujurnya dia terburu-buru bukan karena ada urusan. Melainkan menetralkan jantungnya yang berdetak cepat ketika berdekatan dengan Yoona. Senyum mengembang diwajahnya.

Calista ada di China.. oh God!..

*

“kenapa dia ?” tanya Jessica pada Hyuk Jae yang melihat Donghae terus-terusan melamun. Hyuk Jae menoleh kearah Donghae. Sungguh memprihatinkan melihat kondisi sahabatnya seperti itu.

“bertengkar dengan Calista” Jessica sedikit terkejut. Bertengkar ? tapi bagaimana bisa ?

Jessica beranjak menghampiri Donghae yang masih melamun.

“Aiden..” Donghae mendongak mendapati Jessica yang tersenyum miris kepadanya.

“Hay Jessica.. ada apa ?” Jessica mendudukan dirinya sebrang bangku Donghae.

“Kau bertengkar dengan sahabatku ?” Donghae mengangguk. Jessica menarik nafasnya pelan. Untuk saat ini dia sedang berusaha untuk mengabaikan perasaannya pada Donghae.

“ceritakan padaku, jika kau menganggapku sahabat”

“eh?”

“aku sahabatmu kan ? ayo ceritakan ppali!” Donghae menghembuskan nafasnya.

“Aku bertengkar karna sebuah masalah dan dia pergi meninggalkanku. Sekarang dia kembali Ke China”

“China.. astaga lalu ?”

“dia bilang Ummanya akan menjodohkan dia dengan anak teman Ummanya” Jessica mengelus bahu Donghae pelan.

“Kau harus menyusulnya”

“be..benarkah ?”

“tentu saja. Kami akan membantumu” sahut Hyuk Jae.

*

“Aigoo Yoong!!” wanita paruh baya itu berlari memeluk putrinya. Putri kecilnya yang pergi meninggalkan rumahnya ketika dia masih berumur 15 tahun. Kini putri cantiknya sudah berusia 22 tahun, dan hampir 6 tahun pula dia tidak pernah bertemu dengannya.

“Umma” Yoona menangis.

“maafkan Umma.. maafkan Umma Yoong” Yoona menggeleng.

“ti..tidak Umma.. kau tidak salah.. aku yang menyebabkan Victoria Unnie meninggal..” Sehun hanya tersenyum tipis melihat pertemuan seorang ibu dengan anaknya itu.

“ssstt.. itu takdir sayang. Bukan salahmu atau siapapun” Yoona mengangguk dan melepaskan pelukan Ummanya.

“Kau tidak merindukan Appa ?” pria paruh baya dibelakang mereka memasang wajah sedih. Yoona tersenyum dan berlari kearah Ayahnya.

“tentu saja aku merindukanmu Appa”

“anak Appa, makin cantik rupanya”

“tentu saja karena dia anakku” celetuk ibunya. Mereka pun tertawa bersama dan saling mengungkapkan perasaan rindunya masing-masing.

*

Malam ini sungguh berbeda di kediaman Keluarga Xi. Terlihat beberapa pelayang mondar-mandir membawa beberapa hidangan. Terlihat seorang pria sedang memasang wajah kesal terhadap wanita paruh baya dihadapannya.

“Ibuu.. aku bilang aku tidak mau”

“Kau kesini tidak membawa kekasihmu jadi tidak ada alasan untuk menolak Xi Luhan” Luhan melangkahkan kakinya menjauhi Ibunya.

“Pokoknya Jam 7 kau harus sudah rapi sayang” teriak Ibunya. Luhan mencibir. Ooh ini benar-benar jalan hidup yang buruk baginya. Tidak bisa memiliki Yoona dan sekarang dijodohkan oleh anak teman Ibunya. Konyol..

“Bagaimana ini ?”

*

Yoona memandang pantulan dirinya dikaca. Matanya masih terlihat membengkak. Pikirannya menerawang pada kejadian malam itu. bagaimana bisa pria itu berfikir dia adalah wanita murahan.

“seharusnya aku tidak pernah mencintaimu Aiden” gumamnya. Belum sampai 24 jam dia di China namun dia sudah merindukan korea.

“Yoong, cepatlah sayang!!” teriak Ummanya dari luar. Yoona menarik nafasnya pelan. Dia harus segera membuka lembaran baru dan melupakan Donghae. Dia mengangguk..

“semangat Yoona!!” Yoona keluar kamar. Di luar Umma, Appa dan Sehun memandang takjub kearahnya.

“Astaga kau cantik sekali sayang” ucap Umma dan Appanya. Yoona tersenyum manis.

“iya kau cantik noona” sahut Sehun. Yoona mengacak rambut Sehun.

“Yakk noona selalu saja mengacaknya. Aku kan sudah berdandan cukup lama untuk ini” gerutu Sehun. Yoona tertawa.

“sudah, ayo kita berangkat”

*

“Selamat datang Tuan dan Nyonya Im” seorang pelayan membukakan pintu untuk keluarga Im. Sehun melebarkan matanya menyusuri setiap tempat rumah mewah itu. terlihat sepasang suami istri berjalan kearah mereka.

“ah selamat datang keluarga Im”

“terima kasih Tuan Xi” kata Ayah Yoona.

“Astaga.. apakah ini putrid kalian? (melihat orang tua Yoona) dia cantik sekali” kata istri Tuan Xi. Yoona tersenyum manis dan membungkukkan badannya.

“selamat malam.. Saya  Im Yoona senang bertemu kalian” Keluarga Xi tersenyum melihat tingkah sopan Yoona. Mereka mempersilahkan keluarga Im untuk makan bersama. Sementara suara gaduh terdengar ketika seorang pria muda menuruni tangga. Lalu dia berjalan kearah keluarga yang sedang berkumpul dimeja makan.

“maaf aku terlambat” Yoona menundukan kepalanya. Dia tau pasti pria yang baru datang adalah Calon Suami yang dikatakan Ummanya.

“Sehun/Luhan”

Deg

Jantungnya berdegup kencang ketika menyadari bahwa Sehun menyebut nama Luhan. Yoona mendongakkan kepalanya melihat Luhan dengan mata rusanya.

“Calista/Luhan” kedua orang tua mereka saling memandang dan tersenyum manis.

“kalian saling mengenal ?” Yoona dan Luhan mengangguk.

“di Korea kami berteman” sahut mereka bersama.

“baiklah karena kalian sudah saling mengenal, acara pertunangan kalian akan diadakan satu minggu dari sekarang” Ucap Tuan Xi.

“benar semua urusan sudah kami siapkan” Ucap Umma Yoona.

“ta..tapi apa tidak terlalu cepat Umma” Yoona menatap Ummanya.

“tidak sayang. Bukankah kalian sudah saling mengenal, itu malah poin plusnya” ucap Umma Yoona membelai rambut anaknya. Luhan tersenyum menatap Yoona. Melihat itu Yoona membalas senyuman Luhan.

*

“aku tidak menyangka kau adalah gadis itu” ucap Luhan. Kini mereka tengah bercengkrama dihalaman belakang rumah Yoona. Luhan yang mengantar Yoona pulang. Karena orang tua Yoona mendadak ada urusan. Jadi Luhan harus menemani Calon Istrinya itu sampai orang tuanya kembali.

“ya, aku juga tidak menyangka” Yoona menatap bulan purnama. Kejadian ini persis ketika selesai dia dan Donghae melaksanakan pertunangan. Duduk bersama dibawah sinar bulan.

“Bolehkah aku bertanya ?” Yoona mengangguk masih menatap bulan.

“bukankah kau dan Aiden sudah.. emm maksudku kau”

“aku dan dia sudah berakhir. Kami tidak bisa bersama Lu” Luhan menatap kearah gadis itu. gadis yang masih tetap memandang bulan. Suasana mendadak hening.

“Luhan..” Yoona menoleh menatap Luhan.

“ya..”

“Kau boleh membatalkan ini semua jika kau keberatan. Maksudku.. kau tau aku pernah bertunangan bukan. Dan-”

“tidak.. aku tidak akan melakukan hal sebodoh itu Cal, boleh aku mengatakan sesuatu?” Yoona mengangguk.

“sejujurnya a..aku men..menyukaimu ah, tidak.. me..mencintaimu maksu..dku” Yoona membulatkan matanya.

“bagaimana bisa ?”

“entahlah perasaan itu datang begitu saja. Aku akan menjagamu selalu Cal”

“ta..tapi aku ..perasaanku..”

“kau masih mencintainya..?” Yoona menghembuskan nafasnya.

“bohong kalau aku bilang tidak mencintainya”

“aku akan mengubah perasaanmu suatu saat nanti”

*

Pria itu menarik kopernya dan berjalan di airport. Dibelakangnya terlihat seorang gadis cantik dan seorang pria tampan.

“Aiden.. kita akan tinggal dimana ?” tanya pria itu – Hyuk Jae. Donghae menghentikan langkahnya. Dan berbalik menghadap sahabatnya.

“di hotel terdekat dengan rumahnya. Menurut Max, dia tinggal di sekitar anoument park”

“baiklah ayo kita kehotel, aku lelah” Jessica menyahut. Donghae tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju taxi yang sudah dipesan.

“Aku akan membawamu kesisiku kembali Calista”

*

Yoona tersenyum ketika melihat beberapa anak-anak sedang bermain ditaman. Dengan sigap dia berjalan menghampiri taman itu. pandangannya terhenti ketika melihat sosok pria yang dikeliling anak-anak itu. Yoona tidak dapat melihat jelas wajahnya karna pria itu membelakanginya. Tiba-tiba seorang anak perempuan menarik tangan Yoona untuk bergabung dengan mereka.

“Tante, ayo” anak itu terus menarik Yoona menghampiri segerombolan anak-anak dan sosok pria itu.

“Om, tantenya sudah datang” ucap anak itu. Yoona menautkan alisnya bingung. Sosok pria itu mulai membalikan tubuhnya daaann ..

“Aiden..”

TBC

LOHALOHALO

Aku kembali bawa ff gagal.

Aneh niatnya mau bikin tentang kekerasan atau pertengkaran

Eh malah fokus ke percintaan.

Yesungdahlah selamat membaca..

BYE BYE !!

YOONHAE JJANG!!

Matrix 3rd


Sepetember 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

□ Last Part □

Orang itu tak sadarkan diri. Kemudian Yoona menarik pintu mobil dan membukanya. Dengan sigap dia melompat keluar dari mobil yang masih melaju cepat itu. tubuhnya terguling. Yoona bangkit dan mencoba melangkahkan kakinya menjauhi tempat itu. melirik keadaan sekitar, ternyata tempatnya lumayan sepi. Pandangannya kembali berkunang-kunang. Tapi dia tetap melangkahkan kakinya berharap ada yang membantunya. Belum kering darah yang mengalir dari pelipisnya, kini darah segar juga mengalir dilengannya. Dia mencoba menyebrang jalan, sampai akhirnya sebuah cahaya melaju kearahnya. Yoona yang merasa sudah lemah lalu memejamkan matanya, pasrah. Sampai cahaya itu mulai mendekat dan ..

Ckiiiittt Brakk ..

□ This Part □

Pertahanan Yoona runtuh, tubuhnya melemas lalu terjatuh tak sadarkan diri. Mobil itu tepat berhenti dengan jarak 1 cm dari tempat Yoona berpijak. Pemilik mobil itu keluar dari mobil dan melihat sosok Yoona yang tidak sadarkan diri.

“Astaga” dengan cepat pria itu segera menggendong tubuh kurus Yoona masuk kedalam mobilnya. Keringat dingin mulai bercucuran dipelipis pria itu, rasa cemas mulai menghantui perasaannya. Itu terbukti karena selama menyetir dia selalu menoleh memastikan keadaan gadis itu. mobilnya kini terparkir didepan sebuah gedung tua yang lumayan besar. Dengan sigap dia mengangkat tubuh Yoona untuk masuk kedalam gedung itu.

“Dookteerr tolong saya!!” teriak pria itu sambil membaringkan tubuh Yoona diranjang pasien. Dari kejauhan terlihat seorang dokter dengan diikuti beberapa pasien dibelakangnya berlari menuju kearahnya.

“Ayo Sus, cepat bawa pasien ini” Dokter itu lalu mendorong ranjang yang ditempati Yoona untuk masuk keruang UGD.

“maaf tuan, anda sebaiknya menunggu disini” ucap sang suster menahan pria itu. sang pria mengangguk paham lalu mundur kebelakang dan duduk dibangku tunggu.

*

Hampir 2 jam lebih pria itu menunggu. Matanya tak pernah lekat untuk menatapi ruangan yang sunyi dan masih tertutup rapat. Keringat dingin masih menetes dipelipisnya. Dengan kasar dia mengusapnya, lalu mengacak pelan rambutnya, frustasi.

“Arrrggh apa yang terjadi dengannya ?” gumam pria itu. sedetik kemudian dering I-phone membuyarkan semua rasa frustasinya. Tanpa melihat sang penelfon pria itu langsung mengangkatnya.

“Hallo”

“…”

“ah, iya aku lupa hyung maaf aku masih ada urusan”

“…”

“bukan- ini urusan pribadiku hyung”

“…”

“Hentikan ! berhenti ikut campur urusanku!”

Flip

dengan kasar dia membanting I-phone itu. kini dia hanya memandang nanar I-phone yang sudah tidak berbentuk lagi. Dia menghela nafasnya kasar, menatap arloji emas ditangannya. Sesekali dia menghentakan kakinya.

Lama sekali apa yang terjadi sebenarnya … ?

*

Suara jam berdetak itu terasa memekakkan telinga Donghae. Pria itu menatap gusar jam besar diruang tamunya. Ditangannya I-phone itu digenggamnya sangat erat, sesekali dia menatap lekat layar I-phone-nya berharap seseorang yang dia harapkan akan memberinya kabar.

Tunggu, dia harapkan. Aissh ..

Sesekali dia menggelengkan kepalanya. Apa yang dia pikirkan saat ini, entah mengapa perasaannya sangat tidak enak sekali. Kembali dia menoleh kearah jam besarnya. Dan mengumpat.

Kemana gadis aneh itu sebenarnya ?

Belum sempat dia menyelesaikan lamunannya, I-phonenya berdering. Tanpa babibu dia segera mengangkatnya.

“Ya! Gadis aneh, kemana kau ini sudah jam 12 malam ?” pekiknya. Nafasnya tersengal-sengal,  karena terlalu bersemangat memarahi penelfon itu.

“Aiden”

Deg !

Jantungnya kembali berdetak tidak normal. ini bukan suara seseorang yang dia harapkan, lalu siapa ? matanya segera menatap layar untuk mengetahui siapa yang menelfonnya. Nomor tidak dikenal, dia mengerutkan keningnya.

“Hallo” sapanya lagi. Terdengar jelas suara suara helaan nafas disebrang.

“Yoona, ah tidak maksudku Calista dia kecelakaan”

“Andrew ?” terka Donghae. Ya, hanya Siwon lah yang memanggil gadis aneh itu dengan nama Yoona, sebetulnya apa hubungan mereka ?

“cepat kau ke Seoul Hospital, dia kritis”

Tuut Tuut

Donghae mendengus sebal. Seorang yang dia harapkan untuk member kabar padanya, tapi malah sahabatnya yang member kabar bahwa orang yang dia harapkan kritis.

“ah stupid, dia kritis Donghae” umpatnya sendiri, lalu bangkit dan mengambil Hoodie dan kunci mobilnya.

*

Donghae terus saja berlari sehingga membuat gaduh koridor rumah sakit yang lumayan sepi. Tentu saja siapa yang masih mau berkeliaran dirumah sakit tengah malam. Tiba-tiba dia menghentikan kakinya, dan memukul kepalanya pelan. Merutuki apa yang sedang dia lakukan. Kemudian dia segera berbalik untuk kembali kemobilnya. Tapi dia kembali menoleh kearah yang berbeda dan melanjutkan larinya. Dia kembali menghentikan langkahnya, melihat seorang pria yang dia kenal, terduduk didepan ruang UGD. Penampilannya terlihat berantakan seperti seseorang yang frustasi. Dengan perlahan dia menghampiri pria itu.

“Andrew” panggilnya. Pria yang sedari tadi menyenderkan kepala sembari memejamkan matanya itu terkejut. Kemudian dia menoleh, ketika melihat sosok Donghae sedang berdiri tegap dihadapannya.

“Apa yang terjadi?” Donghae mendudukan dirinya disebelah pria itu.

“Dia kritis, aku tidak tahu lagi” suara pria itu terdengar begitu parau ditelinga Donghae. Dia menatap lekat kearah pria itu, dahinya lagi-lagi berkerut menatap heran pria itu.

Sejak kapan dia bisa terlihat frustasi seperti ini karena seorang wanita, kecuali …

“aku mau pulang dulu, keluarganya sudah kuhubungi”pria itu bangkit dan mulai meninggalkan Donghae yang masih terdiam.

“ah iya, jangan pernah katakan aku yang menolongnya”

“kenapa ?”

“suatu saat kau akan tahu”

*

Brakkk ..

Gadis itu membuka pintu rumahnya dengan sangat kasar. Suaranya terasa begitu memekakkan telinga. Lalu dia melangkah gaduh naik kelantai atas.

“berhenti membuat keributan dirumahku!” pekik seorang pria membuat dia menghentikan langkahnya.

“apa yang kau maksud adalah rumahku ?” tanya gadis itu datar.

Jleb..

Pria itu menelan salivanya perlahan, dia terdiam.

“mengapa terdiam, hah ?” tidak ada sahutan dari pria itu. gadis itu mulai gusar. Dia membalikan badannya lalu melangkah menghampiri pria itu.

“Kau !! bukankah sudah kuperingatkan, jangan pernah ganggu teman-temanku !” pekik gadis itu ketika tiba tepat dihadapan pria itu. pria yang terdiam, kini mulai menunjukkan seringaiannya.

“cih, jika kau tidak tahu alasannya jangan sok tahu !”

“Kauuu!!” gadis itu mulai emosi, dia mulai melayangkan tangannya untuk menampar pria dihadapannya. Namun tiba-tiba dia menghentikannya.

“jika kau masih mengganggu orang-orang disekitarku, kau akan mati ditanganku”

“kau berani mengancam calon suami-mu Jung Jessica ?”

“sampai kapanpun aku tidak akan menikah denganmu Kim Heechul”

*

Changmin terus saja berlari secepat mungkin menembus udara malam yang dingin. Bahkan dia sama sekali tidak memikirkan pakaian apa yang dia pakai saat ini. Dia terus berlari sampai akhirnya berhenti dia depan gedung rumah sakit. Sampai ada yang menghentikan langkahnya.

“Max” teriak beberapa orang dibelakangnya. Changmin menoleh kebelakang mendapati teman-temannya sedang berlari kearahnya. Dia memperhatikan semua pakaian yang dipakai teman-temannya. Rapi..

Kemudian dia memandang dirinya sendiri. Berbeda sekali dia hanya memakai piyama berwarna biru bergambar Doraemon dan sandal tidur Doraemon.

Aish bodohnya aku …

“pffttt” terdengar suara seperti menahan tertawa dari teman-temannya. Changmin mulai jengkel, dia hanya memberikan tatapan death-glarenya pada teman-temannya.

“kalian berhenti tertawa” ucapnya lalu kembali berlari menuju suatu tempat. Teman-temannya saling berpandangan heran, kemudian ikut berlari mengekor dibelakangnya.

*

“Aiden” teriakan seseorang membuat Donghae terkejut. Dia mendapati Changmin sedang menatap garang kearahnya. Dibelakangnya ada beberapa yang bisa dia bilang ‘antek-anteknya’.

Changmin melangkah cepat lalu berdiri didepan Donghae dan menarik kerah baju Donghae. Membuatnya agak sedikit ketakutan.

“He..hey a..apa yang ka..u la.ku.kan”

“Kau, bagaimana Calista bisa seperti ini ?” teriak Changmin. Donghae menutup matanya. Dia semakin bergetar. Tentu saja dia tidak pernah mengalami hal seperti ini, karena dia selalu saja dilindungi oleh bodyguard ayahnya.

“Max, lepaskan dia” teriak Taeyeon dan SooYoung bersamaan.

“kau tidak dengar apa yang mereka katakan, lepaskan aku. Aku tidak bisa bernafas”. Changmin segera melepaskan tangannya dari kerah baju Donghae. Dia mendudukan dirinya yang terasa begitu lemas, sambil menatap sayu ruang UGD yang masih tertutup rapat. Sementara Donghae, dia memegang lehernya yang terasa sakit dan kesulitan bernafas.

“hosh, hosh kau gila, bagaimana kalau aku mati tadi !” pekik Donghae yang tidak terima dengan perlakuan Changmin. Changmin menghiraukan pekikan Donghae, dia menundukkan kepala dan terdiam.

Tes !

Perlahan, satu persatu air mata jatuh dari sudut matanya. Pria yang dikenal dingin oleh bawahannya itu kini menangis. Menangis karena seorang Calista, yang bahkan tidak pernah terlihat akur dengannya.

“Max” SooYoung mensejajarkan dirinya dengan tubuh Changmin. Kemudian merengkuh pria itu kedalam pelukannya. Tubuh Changmin terasa bergetar dipelukan SooYoung. Kikwang dan Taeyeon hanya memandang iba kearah dua rekannya. Mereka juga tentu merasakan apa yang tejadi dengan Yoona. Tapi berbeda dengan Donghae, dia hanya menatap jijik sekelompok orang itu.

“cih, aku seperti menonton sinetron secara langsung” gumaman Donghae terdengar cukup kencang. Hal itu tentu saja membuat Kikwang yang berada disebelahnya menatap garang kearahnya. Donghae menelan salivanya perlahan dan memberikan senyum termanisnya untuk Kikwang agar pria itu tidak melakukan hal yang menyakitkan terhadapnya.

*

“KALIAN BENAR-BENAR TIDAK BISA KUANDALKAN !!” pekik seorang pria terhadap 4 orang dihadapannya. Pria itu menaik-turunkan paru-parunya seolah dia kehabisan nafasnya.

“Maafkan kami Bos, tadi ada Nona Jessica disana” pria itu terdiam lalu mendudukan dirinya di kursi kebesarannya.

“Jessica ?” 4 orang itu mengangguk ragu. Pria dihadapannya terlihat berfikir. Sedetik kemudian dia kembali menyeringai.

“Sekarang kau panggilkan Jessica” belum sempat anak buahnya melaksanakan perintahnya. Jessica sudah berdiri didepan pintu ruangan itu.

“tidak perlu” ucapnya ketus. Pria itu kemudian menyuruh ke-4 anak buahnya keluar ruangan meninggalkan dirinya dengan gadis cantik itu.

“Jessie”. Jessica bergidik ngeri. Tidak biasanya pria dihadapannya memanggil nama kesayangan yang biasa pria itu panggil khusus untuknya.

“Oppa, hentikan semuanya” Jessica memulai percakapan yang menurutnya sangat membosankan

Pria itu memandang gadis itu dengan tatapan sayu. Dia menarik nafas sejenak kemudian menggeleng. Jessica melemas. Dia tahu hal ini akan sangat sulit, membujuk pria dihadapannya memang hal yang sangat sulit.

“Oppa..”

“kau tahu, aku sudah berjanji pada Appa untuk membalaskan dendam kematiannya, Matrix harus hancur Jess”

“tapi, kau tidak boleh menyakiti teman-temanku oppa. Tidak Calista !”

“dia bagian dari Matrix, dia juga harus kulenyapkan. Aku akan melenyapkan semua sampai tidak tersisa”

“Apa yang kau katakan ? Calista hanya gadis biasa oppa, dia sahabatku” Pekik Jessica. Pria itu terlihat menahan amarahnya. Dia terus saja mengepalkan tangannya. Matanya terlihat memerah.

“Jauhi mereka, atau kau akan tau akibatnya”

“tidak akan!” Jessica pergi meninggalkan pria itu dan ..

Brakk..

Dia kembali membanting pintu dihadapannya. Tidak berapa lama setelah Jessica pergi, seorang pria masuk kedalam ruangan itu.

“ada apa ?”

“Jessica, dia melarangku untuk menyakiti sahabatnya”

“dia juga melakukan itu padaku”

“lalu kita harus bagaimana Heechul hyung ?” Heechul tersenyum sinis. Dia melangkahkan kakinya kesudut ruangan, menatap rumah yang berada disekitar rumahnya.

“abaikan dia, kita harus tetap membalaskan dendam kematian ayahku dan ayahmu”

“baiklah hyung, tapi kumohon jangan sampai Jessica tersakiti” Heechul tersenyum lalu duduk dikursi kebesaran pria itu.

“aku tidak mungkin menyakiti calon istri-ku, hanya saja aku harus melenyapkan pria yang bernama Aiden. Karena kurasa Jessica mencintai pria itu”

*

Dokter menatap orang-orang dihadapannya. Ada raut wajah heran terlihat dari mimiknya. Memandang aneh pakaian yang dikenakan orang-orang dihadapannya.

“err.. berhenti menatap kami seperti itu, bagaimana keadaan gadis aneh itu ?” Donghae mulai mencairkan suasana. Mereka semua mengangguk menandakan setuju dengan pertanyaan Donghae. Dokter terdiam, kemudian mulai bersuara.

“Luka pukulnya lumayan parah, tapi dia baik-baik saja. Bahkan sekarang sudah sadar” ucapan Dokter sontak membuat mereka tersenyum lega.

“bolehkah kami menemuinya ?” tanya Kikwang. Dokter mengangguk lalu mempersilahkan mereka masuk.

“Calistaaaa” teriak Kikwang lalu memeluk tubuh lemah Yoona yang sedang terduduk dikasur. Sementara yang lain hanya menatap aneh kearah pria itu.

“Lepaskan” datar. Itulah ekspresi yang kembali terlihat dari wajah cantiknya. Changmin hanya terdiam melihat kelakuan dua anak buahnya.

Setidaknya aku masih bisa melihatmu disekitarku Cal..

“Hey, gadis aneh kau baik-baik saja ?” Yoona mengernyit heran, bagaimana mungkin pria aneh itu ada dihadapannya. Dia berusaha kembali mengingat siapa, siapa orang yang menolongnya. Tapi dia yakin, orang itu bukan pria aneh dihadapannya. Dia menoleh mencari seseorang yang asing menurutnya.

“Siapa yang membawaku kesini ?” Donghae terdiam. Bibirnya terasa kelu. Seakan ada sebuah lem yang merekat kuat diujung bibirnya. Dia menundukan wajahnya melihat Yoona yang menatap tajam kearahnya.

“hey, memangnya siapa lagi yang menolong kau, tadi disini hanya ada dirinya saja” ucap Taeyeon menunjuk Donghae.

“Jawab !”

“eerr itu.. aku.. bukan.. emm .. aku .. emm” Donghae masih terlihat berfikir. Yoona masih saja memandang tajam kearahnya.

“emm.. bisakah kau berhenti menatapku seperti itu, gadis aneh”

“cepat katakan” Donghae menghela nafasnya pelan.

Maafkan aku Andrew ..

“Andrew” Jawab Donghae mantap. Yoona membulatkan matanya, sejenak dia memegang kepalanya yang terasa sakit.

Astaga mengapa harus dia ? …

Changmin dan teman-temannya hanya menatap heran kearah Yoona dan Donghae. Jujur saja mereka sama sekali tidak mengerti, apa yang terjadi dan apa yang tengah dibicarakan.

“memangnya siapa Andrew Cal ?” SooYoung menatap oenuh harap pada Yoona. Berharap gadis itu menjawab rasa penasarannya. Yoona terdiam, masih memegang kepalanya yang sakit. Kemudian menatap SooYoung yang sedari tadi menatapnya. Lalu …

Tes

Air mata perlahan mengalir dari sudut mata besarnya. SooYoung yang melihat itu langsung memeluk tubuh Yoona.

“Cal..” Changmin berusaha menenangkan Yoona

“Siwon.. dia Siwon Max” Changmin mengepalkan tangannya. Mendengar nama Siwon yang terlontar dari bibir mungil Yoona, entah mengapa membuatnya menjadi panas. Dia membalikkan badannya lalu melihat Donghae yang masih menatap mereka dengan wajah innocentnya. Sejenak dia menatap Donghae dengan tatapan tajam lalu pergi keluar ruangan itu.

“apa yang tejadi dengannya ?” gumam Donghae

*

Pria itu memakirkan sembarang mobil dihalaman rumahnya. Dia lalu masuk kerumah dan membanting pintu rumah itu dengan sangat keras.

“Bodoh !, mengapa mereka bertindak sejauh itu!” umpatnya. Dia mengacak rambutnya. Lalu duduk disofa dan menidurkan dirinya. Satu tangannya dia gunakan untuk menutup matanya. Dia berusaha memejamkan matanya. Menetralkan pikirannya yang kacau.

“mengapa Heechul hyung harus bertindak sejauh itu ?” dia terus saja mengguman. Kejadian yang baru saja dialaminya. Berawal saat dia hampir menabrak seorang gadis. Lalu dia mendapati bahwa gadis itu adalah gadis yang berharga baginya. Ditambah lagi, yang melakukan itu pada gadisnya maksudku mantan gadisnya adalah Hyungnya sendiri.

“maafkan aku.. maaf Yoona.. maaf”

Tes

Air mata mengalir perlahan. Lalu lama-lama semakin deras dan terisak. Dia menutup mulutnya menggunakan tangan yang satu lagi. Berusaha untuk tidak mengeluarkan suaranya. Tangisnya semakin terisak dan terisak. Dia mendudukan dirinya lalu menghapus kasar air matanya. Dia menggelengkan kepalanya, lalu mengepalkan tangannya. Kejadian yang telah terjadi benar- benar keterlaluan. Tidak akan terjadi lagi, dia harus melakukan sesuatu.

“aku akan melindungimu Yoona..”

*

Pagi itu terasa sama bagi Yoona. Dia sudah keluar dari rumah sakit 2 hari yang lalu. Kini dia hanya terduduk didepan jendela menatap keindahan gedung-gedung kota Seoul dari jendela kamarnya.

Klek

Pintu kamarnya terbuka. Muncul sosok pria dari balik pintu. Pria itu terdiam, melihat Yoona yang begitu serius menatap pemandangan dari jendela kamarnya. Perlahan pria itu masuk menghampiri Yoona dan berdeham pelan.

“ehm..” Yoona melirik sekilas kearah pria itu lalu kembali menatap pemandangan diluar. Pria itu kembali berdehem. Namun tetap saja diacuhkan oleh Yoona. Dia mulai jengkel lalu mendnegus pelan.

“apa maumu ?” tanya Yoona tanpa mengalihkan pandangannya.

“emm.. aku hanya mengantarkan sarapan untukmu” pria itu memberikan senampan bubur dan roti pada Yoona. Yoona menoleh dan melihatnya. Dia mengerutkan dahinya.

“aish aku tahu ini terdengar aneh, tapi maafkan aku..” Yoona masih terdiam. Dia sama sekali tidak menunjukan ekspresinya terhadap pria dihadapannya.

“maaf karena meninggalkanmu saat itu dan membuatmu terluka” lanjut pria itu yang merasa tidak mendapat respon dari Yoona.

“baiklah” Yoona kembali menatap pemandangan diluar jendela. Pria itu semakin jengkel. Dia membalikan tubuh Yoona kasar membuat gadis itu terkejut. Hal itu tentu saja membuat mereka saling bertatapan. Mata mereka saling memandang lekat, seolah itu adalah pemandangan yang sangat langka.

“jadi kau memaafkanku ?” Yoona masih memandang lekat mata teduh pria itu. sejenak dia terbuai dengan kenyamanan dari pandangan itu, lantas apa yang terjadi dengannya ?

“Cal ?” pria itu mengibas-ibaskan perlahan tangannya dihadapan wajah Yoona, membuat lamunan gadis itu dari kenyamanan buyar. Yoona hanya mengangguk lalu berusaha melepas tangan pria itu dari bahunya. Namun sial, cengkramannya begitu kencang.

“apa lagi ?” pria itu kembali menatap lekat mata besar nan indah dihadapannya.

“bisakah kau berhenti bersikap dingin ketika bersamaku ?”

“tidak” Yoona kembali memberontak untuk melepaskan cengkraman itu. pria itu sontak memeluk tubuh Yoona membuat gadis itu terkejut. Pelukannya terasa erat dan nyaman.

“aku tidak mengerti apa yang terjadi denganku saat ini.. tapi kumohon jangan membuatku khawatir lagi.. berjanjilah kau akan selalu baik-baik saja” Yoona memejamkan matanya. Dia menajamkan telinganya yang tepat berada didada bidang pria itu. dia mendengar suara detak jantung pria itu yang begitu kencang. Membuatnya merutuki dirinya sendiri karena merasakan hal yang sama.

“aku akan selalu melindungimu Cal….”

*

Jessica berlari menyusuri koridor kampus. Matanya menyusuri setiap tempat berharap seseorang yang dia cari berada disalah satu tempat itu. dia terus berlari tiba-tiba

Brukk

“aww” pekiknya ketika tubuhnya terpental karena menabrak seseorang. Seseorang yang ternyata adalah seorang pria itu segera mengulurkan tangannya untuk menolong Jessica.

“kau baik-baik saja Sica?” Jessica menoleh kearah penabrak ketika mendengar suaranya. Matanya yang sedari tadi memerah beruba menjadi berbinar.

“Aiden” dia langsung memeluk pria itu erat-erat. Entah apa yang terjadi dengan gadis itu. sehingga dia bisa lupa keadaan seperti sekarang.

“kau kemana saja 2 hari ini ?” Jessica membenamkan wajahnya didada bidang pria itu.

“aku ada urusan, kau merindukanku ?” Jessica mengangguk malu. Dia semakin membenamkan kepalanya membuat pria itu ternsenyum sangat manis. Sementara itu dari kejauhan terlihat Yoona yang sedang berjalan dengan setumpuk buku kearah mereka. Langkah gadis itu terhenti ketika melihat dua orang yang dia kenal. Sejenak langkahnya terhenti, entahlah dia merasa ada yang aneh dengan dirinya semenjak kejadian tadi pagi. Dia menggelengkan kepalanya perlahan lalu kembali melangkah tanpa menghiraukan dua orang itu. sebelum itu dia memasang Headset dan kembali berjalan melewati mereka. Donghae yang menyadari Yoona berjalan disampingnya melepaskan acar peluk-pelukan itu. Jessica juga terkejut yang melihat Yoona berjalan disampingnya. Wajah gadis itu memerah karena kepergok bermesraan didepan umum.

“Cal..” dia memanggil Yoona yang sudah berada kurang dari satu meter membelakangi mereka. Yoona terus saja berjalan. Dia segera memasang volume full lagunya. Donghae dan Jessica saling berpandangan heran. Terlebih lagi Donghae, dia semakin mengernyit heran.

Apa yang terjadi dengan gadis itu.. bukankah baru saja dia berjanji untuk bersikap biasa padaku ?

*

Yoona menghentikan langkahnya dikantin. Dia meletakan setumpukan buku yang membuat tangannya terasa ingin patah. Dia segera memasang kacamata minusnya lalu memulai membaca bukunya satu persatu. Suasana tenang membuat gadis itu semakin merasa kenyamanan. Namun lamunannya buyar seketika ketika sesuatu mengganggunya.

“Calista, Hey !” Yoona menoleh kesumber suara mendapati seorang pria yang menurutnya asing. Menyadari tatapan aneh Yoona, pria itu segera mengulurkan tangannya.

“Aku HyukJae.. sahabat Aiden” Yoona mengangguk tanpa berniat membalas uluran tangan HyukJae. Pria itu segera menarik tangannya kembali. dan memandang lekat gadis cantik dihadapannya. Tanpa disuruh pria itu segera mendudukan dirinya dibangku sebrang Yoona.

“Jadi bagaimana bisa, Aiden kenal dengan seorang malaikat cantik sepertimu ? kurasa dia bukan tipe pria yang mudah untuk bergaul dengan wanita selain Jessica” ucapnya panjang lebar. Yoona menatap HyukJae perlahan lalu kembali membaca bukunya.

“aku sepupunya” HyukJae mengernyit. Dia heran mengapa Donghae tidak pernah menceritakan padanya memiliki sepupu cantik bak seorang malaikat. Dia yang notabene-nya adalah sahabat Donghae sedari kecil saja tidak mengetahui bahwa sahabatnya mempunyai saudara sepupu.

“emm kau sudah memiliki kekasih ?”

Jleb

Yoona memandang tajam kearah HyukJae membuat pria itu perlahan menelan salivanya.

“bolehkah kami bergabung ?” suara yang terdnegar nyaring itu membuat Yoona menghentikan tatapan death-glarenya terhadap HyukJae. Terlihat Jessica yang memegang lengan Donghae erat berdiri dihadapan mereka. HyukJae mengangguk sementara Yoona kembali membaca bukunya tanpa berniat menjawab. Jessica duduk disebelahnya sementara Donghae duduk dihadapan sebrangnya. Pria itu menatap gusar ketika melihat HyukJae sahabatnya sedang bersama dengan gadis disebrangnya kini.

“Aiden.. mengapa kau tidak mengatakan bahwa Calista ini sepupumu ?” tanya HyukJae membuka suasana. Donghae sontak menoleh kearah HyukJae dan kearah Yoona bersamaan.

“emm.. itu dia baru saja kembali dari Italia jadi aku tidak sempat mengenalkannya padamu” HyukJae mengangguk mengerti.

“benarkah.. jadi kau sepupunya Aiden Cal, wah” mata Jessica berbinar menatap gadis yang sudah dianggap sahabatnya itu. sementara Yoona hanya mendengarkan percakapan mereka saja tanpa berniat bergabung.

“jadi apakah sepupu malaikatmu ini sudah memiliki kekasih ?”

Deg..

Donghae terdiam, entah apa yang membuat lidahnya terasa kelu saat ini. Dia sendiri bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya sendiri. HyukJae yang merasa Donghae terdiam merangkul sahabatnya itu.

“hehe tidak perlu tegang seperti itu sobat” HyukJae menunjukan Gummy smile khasnya. Donghae menghela nafas lega.

“tapi jika masih ada lowongan aku mau” celetuknya.

Pletakk

Donghae menjitak kepala HyukJae membuat pria itu meringis sakit. Donghae terus saja mencoba mencari jawaban dari perasaannya saat ini. Entah mengapa ada perasaan tidak rela ketika sahabatnya terang-terangan mengatakan bahwa dia menyukai Yoona. Tapi apa haknya melarang sahabatnya itu ? sedangkan hubungan dirinya sendiri hanya sebatas Bodyguard dan yang dijaganya saja. Entahlah dia sendiripun semakin bingung.

“oppa.. maukah kau menemaniku makan malam hari ini ?” Jessica bertanya padanya dengan nada manja. Donghae merasa gugup. Dia menatap Yoona sekilas, gadis itu masih sibuk dengan bukunya.

“tentu saja dia mau Sica” HyukJae kembali merangkul lengannya. Donghae hanya tersenyum tipis. Tiba tiba Yoona menutup buku yang dibacanya dengan keras membuat suara gadu disekitarnya. Dia segera mengambil semua tumpukan bukunya dan beranjak pergi.

“kau mau kemana Cal ? tanya Jessica. Yoona hanya melirik sedikit kearah gadis itu.

“aku ingin pulang, kepalaku sakit” ucapnya sambil menunjuk perban yang masih terpasang rapi dikepalanya. Dia segera berjalan menjauhi tempat itu. Donghae hanya menghela nafasnya melihat kelakuan Yoona.

*

Yoona terus saja mondar-mandir di ruang tamu rumah Tuan Lee. Dia sesekali memandang I-phone ditangannya. I-phone itu masih menunjukan sebuah pesan singkat yang membuat perasaannya tidak enak seketika. Dia kembali membaca pesan itu baik-baik.

From : 010-9298xxx

Sebaiknya kau jaga pria itu baik-baik.. aku akan menghancurkannya

Pesan itu memang tidak terlalu jelas bagi orang awam. Tapi tidak baginya, dia tahu siapa pria yang dimaksud pengirim sms itu. tapi pertanyaannya siapa yang mengirim itu ?

Yoona kembali menengok jam dinding.

Sudah tengah malam.. tapi mengapa dia belum kembali..

Ting Tong

Baru saja dia ingin membaringkan dirinya disofa, suara bell menghentikannya. Segera dia berlari untuk melihat siapa tamu yang datang. Mata besarnya membulat mendapati pria yang menjadi pikirannya saat ini berdiri didepan pintu dengan keadaan kacau. Rambut yang acak-acakan, pakaian yang tidak sepantasnya dan terlebih lagi bau soju. Sial, pria ini mabuk rupanya. Dengan sigap dirinya memapah tubuh pria itu untuk masuk. Ketika sampai dikamar dia membaringkan tubuh pria itu dan melepaskan sepatunya. Ketika semuanya selesai dia hendak pergi tapi sesuatu menahannya.

“Cal..” Yoona menoleh menatap pria yang masih setengah tak sadar itu. dia segera melepaskan tangan pria itu yang menggenggamnya erat. Namun bukannya terlepas pria itu malah menarik dirinya kedalam pelukannya. Yoona jatuh tepat diatas tubuh pria itu. dia berusaha memberontak namun tenaganya kalah kuat dari pria itu.

“Aiden apa yang kau pmmpphh” pria itu mencium kasar bibir mungil Yoona membuat dirinya semakin memberontak kuat. Yoona menampar pipi pria itu sehingga kegiatan mereka terhenti.

“Kau Gila !” pekiknya berusaha bangkit dari tempat itu. pria itu sekuat tenaga menahan Yoona agar tetap berada disisinya. Dia memegang tengkuk Yoona dan mengunci bibir Yoona kembali. ciuman it uterus berlanjut sampai kejadia yang tidak mereka inginkan terjadi … >Skiipp>

*

Matahari pagi mulai menyinari ruangan itu. seorang pria mulai terbangun, dia begitu terkejut mendapati ada seseorang disebelahnya. Matanya membulat sempurna ketika dia menyadari siapa orang itu.

“apa yang telah kulakukan ?” pria itu mengacak rambutnya pelan. Gadis disebelahnya mulai menggeliat dan membuka matanya. Mata gadis itu membulat ketika tahu dia bukan berada ditempatnya. Astaga..

Dia segera menoleh kesamping mendapati pria disebelahnya menatap tajam kearahnya.

“APA YANG KAU LAKUKAN ?!” pekik mereka bersamaan ..

T O B E C O N T I N U E D

L O H A L O H A L O

I’m back keke

Maaf  ya kalo part ini kurang memuaskan

Dan maaf kalo di post-nya lama

Maaf lagi kalau banyak typo atau kata yang membuat kalian bingung]

*aku minta maaf terus ya hehe

Yaudah segitu aja

Sampai ketemu di part selanjutnya

BYE BYE

YOONHAE JJANG !!