November 2012 – © Mheliya_sonelf
Happy Reading
*
□ Last Part □
“Saya.. sebenarnya adalah pemilik sah Organisasi Matrix” Yoona dan Donghae sontak menatap Hyunjil. Terlebih lagi Donghae. Dia sama sekali tidak mengetahui jika Ayahnya ikut andil dalam organisasi itu. bahkan pemiliknya.
“dan kini saya akan memberikan itu semua kepada anak saya Aiden Lee”
“Appa.. aku”
“Kau harus menerimanya” dengan terpaksa Donghae mengangguk. Ini benar-benar sebuah kejutan baginya.
“KAU ADALAH PEMILIK MATRIX SAAT INI !!”
□ This Part □
Malam itu, dibawah bulan yang bersinar terang Donghae terduduk disebuah ayunan kecil di halaman belakang rumahnya. Pikirannya menerawang jauh sejak malam ini dia resmi menjadi pemilik Matrix. Benar-benar diluar dugaannya jika sang Ayah terlibat dalam organisasi itu. tiba-tiba seulas senyum mengembang diwajahnya, malam ini juga dia resmi bertunangan dengan Kekasihnya. Gadis cantik itu.. Calista.
“ehm..” suara deheman itu membuatnya menoleh kebelakang. Terlihat sosok gadis cantik yang mengenakan piyama berwarna kuning bergambar rilakuma sedang tersenyum kearahnya. Donghae menggerakan tangannya menyuruh gadis itu untuk duduk disebelahnya. Sang gadis mengangguk dan segera mendudukan dirinya disebelah pria itu. Suasana mendadak hening. Hanya ada suara jangkrik dan gemericik air kolam.
“belum mengantuk ?” Donghae memecah keheningan sambil menatap gadis disebelahnya. Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap bulan yang juga Nampak cantik.
“belum, kau sendiri ?”
“bagaimana aku bisa tidur nyenyak jika Calon Istriku saja belum bisa tidur” jawab Donghae sekenanya. Yoona mendengus mengalihkan pandangannya menatap Donghae. Mata rusanya membulat ketika menyadari mata teduh itu kini sedang menatapnya. Untuk beberapa saat mereka saling terbuai dengan tatapan mereka masing-masing. Yoona tersenyum menatap Donghae begitu sebaliknya. Donghae menatap bentuk wajah Yoona yang Nampak sempurna. Mata bulat besar yang indah. Ukiran hidung yang sempurna dan bibirnya yang tipis. Semakin lama dia mendekatkan wajahnya dengan gadis itu. daaan…
CHU..
Mereka berdua berpangutan mesra dibawah bulan yang bersinar. Dimalam yang indah yang mengubah status keduanya. Hampir 5 menit mereka berpangutan akhirnya sang gadis menjauhkan diri dari pria itu. Dia menarik udara kedalam paru-parunya yang terasa sesak. Donghae tersenyum melihat Yoona yang kehabisan nafas seperti itu.
“Hahaha” Donghae tertawa. Yoona yang jengkel memalingkan wajahnya dari Donghae. Tapi Donghae segera menarik wajah gadis itu untuk menatapnya.
“Kau marah ?”
“tidak..” Donghae memegang tangan gadis itu erat-erat.
“untuk saat ini, jika kau merasa gundah padaku. Kumohon katakanlah. Jika kau memiliki masalah kumohon berbagilah denganku. Biar aku juga merasakannya” Mata gadis itu memerah. Ooh tidak ucapan pria itu kembali mengingatkan masalahnya. Masalah besar baginya. Bagaimana jika pria itu tau dia sedang mengandung ? Donghae menatap khawatir melihat raut wajah Yoona yang berubah. Matanya mulai memerah.
“Calista ?” Donghae sedikit menggerakan tubuh gadis itu yang masih melamun. Yoona segera tersadar dan menatap Donghae.
“lepaskan Aiden” Yoona menyingkirkan tangan Donghae dibahunya. Kemudian gadis itu tersenyum menatap Donghae.
“aku ba- uweek..uweek” Yoona menutup mulutnya. Mendadak dia menjadi mual seperti itu.
“kau kenapa ?” Yoona menggeleng dan berlari kedalam rumah. Dibelakangnya Donghae segera mengikuti memastikan keadaan kekasihnya.
*
“uweek..uweek” Yoona memuntahkan segala yang ada diperutnya. Donghae mengelus tengkuk Yoona. Berusaha membantu gadisnya yang kesusahan. Setelah selsesai Yoona segera membasuh mulutnya. Sebisa mungkin dia menghindari berbicara dengan Donghae karna dia tau pasti Donghae akan menanyai segala hal. Yoona melangkah cepat keluar kamar mandi menjauhi Donghae.
“Calista kau sakit ?” dari belakang dia bisa mendengar Donghae mengejarnya.
“Calista..”
“Calista Hey” Donghae menarik lengan Yoona hingga gadis itu menghentikan langkahnya. Dibalikannya tubuh gadis itu untuk berhadapan dengannya. Ditatapnya gadis itu. dia tersenyum miris ketika melihat wajah gadis itu pucat.
“kau sakit ?” Yoona menggeleng. Raut wajahnya semakin berubah. Matanya memerah dan semakin lama gadis itu terisak.
“hiks hiks”
“Calista..?” hening Yoona masih terisak. Donghae segera memeluk gadisnya yang mulai bergetar. Entah masalah apa yang dia sembunyikan. Dia sendiri pun tak tahu. Yoona melepaskan pelukan Donghae. Dengan wajah tertunduk dia mulai membuka suaranya.
“a..aku..ha..mil” seluruh tubuhnya bergetar. Donghae memundurkan langkahnya menjauh gadis itu. tadi dia bilang apa ?
“Siapa ?” tanya Donghae dengan suara pelan. Yoona masih terisak tubuhnya semakin bergetar. Donghae mengepalkan tangannya.
“Siapa ?!” kali ini suaranya naik satu oktaf. Yoona masih terdiam.
“CALISTA JAWAB AKU ?!!!!” bentak Donghae. Yoona mendongakkan wajahnya. Dia menatap mata Donghae yang memerah. Yoona menghela nafas dan memejamkan matanya.
“Kau.. ini anakmu” Donghae menggelengkan kepalanya pelan. Sedikit tidak percaya dengan ucapan Yoona.
“Kau bohong!” Yoona menatap sinis kearah Donghae. Kini dia pun mulai terbawa emosi.
“Kau fikir aku wanita murahan hah! Kejadian malam itu, ini karna kau mabuk. Tapi kau tidak perlu khawatir aku tidak akan meminta tanggung jawabmu. Ini anakku aku yang akan merawatnya. Pertunangan ini batal. Dan aku akan pergi sekarang?!” Yoona membalikkan tubuhnya melangkah menjauhi Donghae menuju kamarnya. Donghae masih mematung mendengar segelintir ucapan Yoona. Ya Tuhan.. apa ini mimpi ?
Kleek
Yoona membuka pintu kamarnya dengan membawa tas koper besarnya. Gadis itu-matanya masih sembab dan sedikit sesenggukan. Dia berjalan melewati Donghae yang masih terdiam.
*
“Max..” Yoona mengatur nafasnya ketika memanggil nama sahabatnya. Changmin sedikit terkejut ketika sahabatnya menelfon selarut ini.
“ada apa Cal?” Yoona menggeleng. Tidak.. dia tidak mungkin meminta bantuan Changmin lagi. Yoona menekan tombol merah untuk mematikan telfonnya. Kemudian dia mencabut baterai dan menonaktifkan handphonenya. Changmin mendengus ketika Yoona memutuskan sambungan telfonnya sepihak. Pria itu mencoba menghubunginya balik namun nihil.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif
Dengan kesal Changmin mencari nomor kontak lain. Pencariannya terhenti pada nomor seseorang.. Aiden. Dia menekan tombol calling..
“tuutt…tuut” suara sambungan terdengar. Senyum mengembang dibibirnya. Tapi..
Nomor yang anda tuju sedang sibuk
Ooh Shiit!! Mengapa tidak ada yang bisa dihubungi saat ini. Apa yang terjadi sebenarnya ?
*
Donghae melangkah menyusuri lorong kampusnya. Banyak mahasiswa yang memandang aneh kearahnya. Bayangkan saja, dia berangkat kekampus dengan mata yang sembab, rambut yang acak-acakan dan pakaian yang jauh dari kata layak. Kejadian ini mengingatkan ketika saat itu dia sedang frustasi memikirkan Yoona yang pergi dari hidupnya. Masalah kali ini hampir sama hanya saja status mereka yang telah berubah. Dia mendudukan dirinya dibangku kantin. Hyuk Jae melangkah sumringah menunjukan gummy smile kepada para mahasiswa cantik. Pria itu..
Langkahnya terhenti ketika melihat sahabatnya sedang duduk dikantin.
“Hey..” dia memukul bahu Donghae. Membuat pria itu menoleh. Hyuk Jae bergidik ngeri melihat penampilan Donghae. Dia segera mendudukan dirinya disebrang pria itu.
“Apa yang terjadi ?” Donghae menghembuskan nafasnya.
“Dia hamil Hyuk!” Hyuk Jae sedikit terkejut dengan ucapan Donghae namun kemudian dia mengangguk mengerti.
“lalu ?” Donghae menundukkan kepalanya. Tangannya sedikit gemetaran memegang Handphonenya.
“aku tidak percaya jika itu anakku. Dan dia pergi!”
“APA?!” pekik Hyuk Jae. Kini seluruh pandangan mata pengunjung kantin mengarah kearah mereka. Hyuk Jae kemudian membungkukkan badannya meminta maaf. Begitupun Donghae yang tersenyum pada mereka.
“kau gila!. Aiden kau itu.. aissh aku heran kepintaranmu itu dari mana selama ini” gerutu Hyuk Jae frustasi.
“saat itu aku aku begitu Shok Hyuk” bela Donghae. Hyuk Jae menggeleng.
“but you make a mistake again! Sekarang dia pergi. Dan aku tidak tahu apa dia akan kembali atau tidak. Aish apa kau tidak mengerti yang namanya kesempatan ?” Hyuk Jae menjambak rambutnya karena kesal dengan sikap sahabatnya.
“Hyuk, jangan menakutiku”
“aku tidak menakutimu. Yang aku fikirkan hanya, mengapa kau bisa tidak mempercayai itu anakmu. Sedangkan dia hanya melakukannya denganmu” Donghae sedikit tertegun dengan ucapan sahabatnya.
“bagaimana kau bisa tau?”
Pletaakk
Jitakan Hyuk Jae mendarat mulus dikepala Donghae membuat pria itu meringis sakit.
“dia itu gadis baik-baik. Sudah terlihat dengan jelas. Kau saja yang bodoh!”
Bagaimana aku bisa tidak mempercayai calon istriku sendiri…
“sekarang aku harus bagaimana ?” Hyuk Jae menggeleng.
“kau yang berbuat kesalahan. Kau yang harus memperbaikinya Aiden”
*
Matrix telah resmi memiliki pemilik baru. Kini semua para karyawan, anggota dan yang lain yang berhubungan dengan Matrix tengah berkumpul merayakannya. Tapi acara itu belum sepenuhnya mulai. Ada hal yang membuat acara itu tertunda. Terlihat Changmin terus saja mondar-mandir sambil sesekali memainkan handphonenya.
“apa dia masih belum bisa dihubungi Max ?” Soo Young yang mulai terlihat resah kini mulai tidak bisa mengontrol perasaannya. Rasa khawatir pada Yoona yang membuatnya seperti ini. Padahal selama ini banyak yang mengetahui jika mereka sama sekali tidak akrab, tapi mengapa dia bisa sekhawatir itu ?
“Aiden datang..” ucap Taeyeon. Kikwang dan Changmin segera berjalan menghampiri Donghae yang masih tersenyum pada bawahannya.
“Hey..” Kikwang dan Changmin kompak menarik pria itu keruangan mereka. Lalu mendudukannya seolah dia adalah terdakwa.
“apa yang kalian lakukan!” bentak Donghae tidak terima.
“dimana Calista ?” Donghae terdiam. Jadi, gadis itu belum datang ? dia pikir dengan dia hadir ke sini dia bisa bertemu dengan Yoona.
“dia tidak disini ?” tanya Donghae pelan.
“Apa yang terjadi sebenarnya? Semalam dia menelfonku namun sambungan terputus dan saat aku menelfonya balik handphonenya tidak aktif”
“aku juga tidak bisa menghubunginya” sahut Kikwang.
“kami juga” sahut Taeyeon dan Soo. Donghae terdiam, kemudian menghembuskan nafasnya.
“aku dan di-”
Kleek
Belum sempat Donghae berbicara pintu ruangan itu terbuka. Sosok gadis cantik muncul dibaliknya. Dengan wajah datar dan dinginnya. Serta pakaian casual dan tas selempangnya. Mereka sempat terdiam sejenak.
“aku terlambat, maaf” Soo Young bangkit dan menghampiri gadis itu. daan greep. Dia memeluk gadis itu erat.
“kau tidak terlambat Cal, kemana saja kau. Kami mengkhawatirkanmu, terlebih Aiden” Gadis itu masih memasang wajah datar dan dinginnya. Yoona-melepaskan pelukan Soo. Dia lalu mengambil map didalam tasnya. Kemudian memberikan map itu pada Soo Young.
“aku hanya ingin menyerahkan ini” Donghae masih terdiam memandang Yoona tanpa suara sedikitpun. Sampai Taeyeon menyenggol bahunya menyadarkan lamunan pria itu.
“hey, jangan melamun” Donghae mengerjapkan matanya dan bangkit dari duduknya. Dia berjalan pelan kearah Yoona dan melebarkan tangannya untuk memeluk gadis itu. Yoona melangkah mundur menjauhi Donghae. Hal itu tentu saja membuat mereka sedikit terkejut. Soo Young segera membuka map yang diberikan Yoona. Matanya membulat ketika membaca baik-baik surat itu… Surat Pengunduran Diri.
“Calista, apa maksudnya ini ?” Donghae masih sedikit kecewa dengan sikap Yoona hanya terdiam. Changmin merebut map yang digenggam Soo Young.
“kau mengundurkan diri?” Yoona mengangguk, dan Donghae menatapnya tidak percaya. Sebegitu marahkah gadis itu ? batinnya. Hey, your stupid boy!
“Umma memintaku untuk kembali ke China. Dan dia bilang aku akan dijodohkan Max”
Jdeeer
Donghae merasakan matanya mulai berkunang-kunang. Dia segera memegang tembok disisinya.
“Apa maksudmu Cal? Lalu bagaimana pertunanganmu dengan Aiden semalam ?” Yoona menoleh kearah Donghae yang masih memegang erat tembok. Ada sedikit perasaan iba pada pria itu, namun dia tidak bisa melakukannya.
“Kami sudah berakhir, baiklah aku pergi. Sekali lagi terima kasih” Yoona membungkukkan badannya 90°. Matanya mulai menggenang air mata. Dia segera membalikkan langkahnya meninggalkan mereka yang masih terdiam terutama pria itu.. Donghae.
*
“aku tidak mau Ibu” Luhan merengek pada ibunya ditelfon. Dia merasa kesal pada ibunya yang meminta dia kembali ke negaranya
“ibu mohon Luhan.. besok malam kau akan bertemu dengan Calon istrimu”
“tidak ibu, aku tidak mau menikah dengan wanita pilihanmu. A..aku mencintai seseorang disini” rengek Luhan. Ibunya menghembuskan nafasnya pelan.
“baiklah.. jika kau sudah memiliki kekasih bawa dia kesini.. Bawa dia Ke China!!”
“Ibu…”
Flip
Ibunya mematikan sambungan telfon mereka. Luhan mendengus pelan. Bagaimana mungkin dia menyanggupi permintaan konyol ibunya. Membawa gadis yang dia cintai kekampung halamannya. Sedangkan jelas-jelas semalam dia menyaksikan sendiri jika gadis itu bertunangan didepan matanya.
“arrggh aku bisa gila!!”
*
HyunJil sedikit terkejut dengan laporan dari pembantunya mengenai pertengkaran hebat putranya dengan Yoona. Memang setelah acara ulang tahun itu selesai, dia memutuskan untuk kembali ke Spanyol secepatnya karena ada bayak pekerjaan menunggu. Dia segera menelfon putranya untuk memastikan kondisinya.
“Hallo Appa..” HyunJil tersenyum tipis mendengar suara bindeng putranya.
“Hey, kau baik-baik saja. Suara mu terdengar aneh” terdengar suara desahan nafas berat disebrang. HyunJil tau jika keadaan putranya tidak baik-baik saja saat ini.
“aku baik-baik saja Appa. Bagaimana denganmu. Aku kangen hehe”
“Appa juga kangen denganmu, Oh iya dimana Calista?. Appa mau bicara” mendadak semua hening. Tidak ada sahutan dari sebrang.
“Aiden..”
“eh iya, di..dia sudah tidur Appa. Mungkin lelah karena acara pesta di Matrix” HyunJil mengangguk. Dia mengerti.
“baiklah Appa masih ada urusan. Jaga dirimu baik-baik”
“tentu.. jaga diri Appa baik-baik juga. Aku menyayangimu”
*
Yoona menghirup udara Kota Kelahiran kakaknya itu. baru beberapa menit yang lalu pesawatnya lepas landas disini. Dengan gaya yang simple dan kaca mata hitam dimatanya, dia melangkah keluar dari Airport. Senyumnya mengembang ketika melihat sosok pria tersenyum kepadanya. Dengan lari kecil dia menghampiri pria itu dan memeluknya.
“Aku merindukanmu Yoona noona” Ya, karena Yoona dan pria itu asli berdarah korea makanya mereka berbicara menggunakan aksen korea. Yoona mengangguk dan tersenyum.
“A..aku juga merindukanmu Sehun-a..bagaimana kabarmu ?” Sehun- pria imut itu adalah sepupu Yoona. Mereka terlihat Akrab sejak kecil. Sehun melepaskan pelukannya dan memandang Yoona intens.
“Kau terlihat kurus noona. Apa kau tidak makan disana ?” Yoona tertawa melihat ekspresi polos adiknya. Dia lantas mengacak rambut pria itu.
“yak noona rambutku Aissh..”
“haha sudahlah.. ayo kita pulang. Aku rindu Umma” Sehun menarik tangan Yoona dan mengajaknya masuk mobil. Tapi langkah mereka terhenti ketika ada yang memanngil mereka.
“Sehun-ah!!” Yoona dan Sehun menoleh kesumber suara. Seorang pria dengan kaca mata hitam berdiri kurang dari satu meter dari tempat mereka.
“kau juga menjemput orang lain ?” bisik Yoona. Sehun menggeleng.
“aniyo noona. Aku hanya menjemputmu. Memang aku tour guide” pria itu melangkah semakin mendekat dengan. Setelah sampai didepan mereka pria itu membuka kaca matanya.
“Luhan/Calista” gumamn Yoona dan pria itu. Sehun menggarukkan kepalanya bingung.
“Luhan gege, kau sudah kembali rupanya..”
“kau mengenalnya ?” tanya Yoona pada Sehun. Sehun mengangguk.
“dia adalah Sunbae ku noona”
“noona ? dia kakakmu ?” tanya Luhan.
“dia sepupuku gege” Luhan melirik arlojinya.
“ah maaf aku harus pergi. Sampai ketemu lagi” Luhan membungkukkan badannya. Sejujurnya dia terburu-buru bukan karena ada urusan. Melainkan menetralkan jantungnya yang berdetak cepat ketika berdekatan dengan Yoona. Senyum mengembang diwajahnya.
Calista ada di China.. oh God!..
*
“kenapa dia ?” tanya Jessica pada Hyuk Jae yang melihat Donghae terus-terusan melamun. Hyuk Jae menoleh kearah Donghae. Sungguh memprihatinkan melihat kondisi sahabatnya seperti itu.
“bertengkar dengan Calista” Jessica sedikit terkejut. Bertengkar ? tapi bagaimana bisa ?
Jessica beranjak menghampiri Donghae yang masih melamun.
“Aiden..” Donghae mendongak mendapati Jessica yang tersenyum miris kepadanya.
“Hay Jessica.. ada apa ?” Jessica mendudukan dirinya sebrang bangku Donghae.
“Kau bertengkar dengan sahabatku ?” Donghae mengangguk. Jessica menarik nafasnya pelan. Untuk saat ini dia sedang berusaha untuk mengabaikan perasaannya pada Donghae.
“ceritakan padaku, jika kau menganggapku sahabat”
“eh?”
“aku sahabatmu kan ? ayo ceritakan ppali!” Donghae menghembuskan nafasnya.
“Aku bertengkar karna sebuah masalah dan dia pergi meninggalkanku. Sekarang dia kembali Ke China”
“China.. astaga lalu ?”
“dia bilang Ummanya akan menjodohkan dia dengan anak teman Ummanya” Jessica mengelus bahu Donghae pelan.
“Kau harus menyusulnya”
“be..benarkah ?”
“tentu saja. Kami akan membantumu” sahut Hyuk Jae.
*
“Aigoo Yoong!!” wanita paruh baya itu berlari memeluk putrinya. Putri kecilnya yang pergi meninggalkan rumahnya ketika dia masih berumur 15 tahun. Kini putri cantiknya sudah berusia 22 tahun, dan hampir 6 tahun pula dia tidak pernah bertemu dengannya.
“Umma” Yoona menangis.
“maafkan Umma.. maafkan Umma Yoong” Yoona menggeleng.
“ti..tidak Umma.. kau tidak salah.. aku yang menyebabkan Victoria Unnie meninggal..” Sehun hanya tersenyum tipis melihat pertemuan seorang ibu dengan anaknya itu.
“ssstt.. itu takdir sayang. Bukan salahmu atau siapapun” Yoona mengangguk dan melepaskan pelukan Ummanya.
“Kau tidak merindukan Appa ?” pria paruh baya dibelakang mereka memasang wajah sedih. Yoona tersenyum dan berlari kearah Ayahnya.
“tentu saja aku merindukanmu Appa”
“anak Appa, makin cantik rupanya”
“tentu saja karena dia anakku” celetuk ibunya. Mereka pun tertawa bersama dan saling mengungkapkan perasaan rindunya masing-masing.
*
Malam ini sungguh berbeda di kediaman Keluarga Xi. Terlihat beberapa pelayang mondar-mandir membawa beberapa hidangan. Terlihat seorang pria sedang memasang wajah kesal terhadap wanita paruh baya dihadapannya.
“Ibuu.. aku bilang aku tidak mau”
“Kau kesini tidak membawa kekasihmu jadi tidak ada alasan untuk menolak Xi Luhan” Luhan melangkahkan kakinya menjauhi Ibunya.
“Pokoknya Jam 7 kau harus sudah rapi sayang” teriak Ibunya. Luhan mencibir. Ooh ini benar-benar jalan hidup yang buruk baginya. Tidak bisa memiliki Yoona dan sekarang dijodohkan oleh anak teman Ibunya. Konyol..
“Bagaimana ini ?”
*
Yoona memandang pantulan dirinya dikaca. Matanya masih terlihat membengkak. Pikirannya menerawang pada kejadian malam itu. bagaimana bisa pria itu berfikir dia adalah wanita murahan.
“seharusnya aku tidak pernah mencintaimu Aiden” gumamnya. Belum sampai 24 jam dia di China namun dia sudah merindukan korea.
“Yoong, cepatlah sayang!!” teriak Ummanya dari luar. Yoona menarik nafasnya pelan. Dia harus segera membuka lembaran baru dan melupakan Donghae. Dia mengangguk..
“semangat Yoona!!” Yoona keluar kamar. Di luar Umma, Appa dan Sehun memandang takjub kearahnya.
“Astaga kau cantik sekali sayang” ucap Umma dan Appanya. Yoona tersenyum manis.
“iya kau cantik noona” sahut Sehun. Yoona mengacak rambut Sehun.
“Yakk noona selalu saja mengacaknya. Aku kan sudah berdandan cukup lama untuk ini” gerutu Sehun. Yoona tertawa.
“sudah, ayo kita berangkat”
*
“Selamat datang Tuan dan Nyonya Im” seorang pelayan membukakan pintu untuk keluarga Im. Sehun melebarkan matanya menyusuri setiap tempat rumah mewah itu. terlihat sepasang suami istri berjalan kearah mereka.
“ah selamat datang keluarga Im”
“terima kasih Tuan Xi” kata Ayah Yoona.
“Astaga.. apakah ini putrid kalian? (melihat orang tua Yoona) dia cantik sekali” kata istri Tuan Xi. Yoona tersenyum manis dan membungkukkan badannya.
“selamat malam.. Saya Im Yoona senang bertemu kalian” Keluarga Xi tersenyum melihat tingkah sopan Yoona. Mereka mempersilahkan keluarga Im untuk makan bersama. Sementara suara gaduh terdengar ketika seorang pria muda menuruni tangga. Lalu dia berjalan kearah keluarga yang sedang berkumpul dimeja makan.
“maaf aku terlambat” Yoona menundukan kepalanya. Dia tau pasti pria yang baru datang adalah Calon Suami yang dikatakan Ummanya.
“Sehun/Luhan”
Deg
Jantungnya berdegup kencang ketika menyadari bahwa Sehun menyebut nama Luhan. Yoona mendongakkan kepalanya melihat Luhan dengan mata rusanya.
“Calista/Luhan” kedua orang tua mereka saling memandang dan tersenyum manis.
“kalian saling mengenal ?” Yoona dan Luhan mengangguk.
“di Korea kami berteman” sahut mereka bersama.
“baiklah karena kalian sudah saling mengenal, acara pertunangan kalian akan diadakan satu minggu dari sekarang” Ucap Tuan Xi.
“benar semua urusan sudah kami siapkan” Ucap Umma Yoona.
“ta..tapi apa tidak terlalu cepat Umma” Yoona menatap Ummanya.
“tidak sayang. Bukankah kalian sudah saling mengenal, itu malah poin plusnya” ucap Umma Yoona membelai rambut anaknya. Luhan tersenyum menatap Yoona. Melihat itu Yoona membalas senyuman Luhan.
*
“aku tidak menyangka kau adalah gadis itu” ucap Luhan. Kini mereka tengah bercengkrama dihalaman belakang rumah Yoona. Luhan yang mengantar Yoona pulang. Karena orang tua Yoona mendadak ada urusan. Jadi Luhan harus menemani Calon Istrinya itu sampai orang tuanya kembali.
“ya, aku juga tidak menyangka” Yoona menatap bulan purnama. Kejadian ini persis ketika selesai dia dan Donghae melaksanakan pertunangan. Duduk bersama dibawah sinar bulan.
“Bolehkah aku bertanya ?” Yoona mengangguk masih menatap bulan.
“bukankah kau dan Aiden sudah.. emm maksudku kau”
“aku dan dia sudah berakhir. Kami tidak bisa bersama Lu” Luhan menatap kearah gadis itu. gadis yang masih tetap memandang bulan. Suasana mendadak hening.
“Luhan..” Yoona menoleh menatap Luhan.
“ya..”
“Kau boleh membatalkan ini semua jika kau keberatan. Maksudku.. kau tau aku pernah bertunangan bukan. Dan-”
“tidak.. aku tidak akan melakukan hal sebodoh itu Cal, boleh aku mengatakan sesuatu?” Yoona mengangguk.
“sejujurnya a..aku men..menyukaimu ah, tidak.. me..mencintaimu maksu..dku” Yoona membulatkan matanya.
“bagaimana bisa ?”
“entahlah perasaan itu datang begitu saja. Aku akan menjagamu selalu Cal”
“ta..tapi aku ..perasaanku..”
“kau masih mencintainya..?” Yoona menghembuskan nafasnya.
“bohong kalau aku bilang tidak mencintainya”
“aku akan mengubah perasaanmu suatu saat nanti”
*
Pria itu menarik kopernya dan berjalan di airport. Dibelakangnya terlihat seorang gadis cantik dan seorang pria tampan.
“Aiden.. kita akan tinggal dimana ?” tanya pria itu – Hyuk Jae. Donghae menghentikan langkahnya. Dan berbalik menghadap sahabatnya.
“di hotel terdekat dengan rumahnya. Menurut Max, dia tinggal di sekitar anoument park”
“baiklah ayo kita kehotel, aku lelah” Jessica menyahut. Donghae tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju taxi yang sudah dipesan.
“Aku akan membawamu kesisiku kembali Calista”
*
Yoona tersenyum ketika melihat beberapa anak-anak sedang bermain ditaman. Dengan sigap dia berjalan menghampiri taman itu. pandangannya terhenti ketika melihat sosok pria yang dikeliling anak-anak itu. Yoona tidak dapat melihat jelas wajahnya karna pria itu membelakanginya. Tiba-tiba seorang anak perempuan menarik tangan Yoona untuk bergabung dengan mereka.
“Tante, ayo” anak itu terus menarik Yoona menghampiri segerombolan anak-anak dan sosok pria itu.
“Om, tantenya sudah datang” ucap anak itu. Yoona menautkan alisnya bingung. Sosok pria itu mulai membalikan tubuhnya daaann ..
“Aiden..”
TBC
LOHALOHALO
Aku kembali bawa ff gagal.
Aneh niatnya mau bikin tentang kekerasan atau pertengkaran
Eh malah fokus ke percintaan.
Yesungdahlah selamat membaca..
BYE BYE !!
YOONHAE JJANG!!