Matrix 3rd


Sepetember 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

□ Last Part □

Orang itu tak sadarkan diri. Kemudian Yoona menarik pintu mobil dan membukanya. Dengan sigap dia melompat keluar dari mobil yang masih melaju cepat itu. tubuhnya terguling. Yoona bangkit dan mencoba melangkahkan kakinya menjauhi tempat itu. melirik keadaan sekitar, ternyata tempatnya lumayan sepi. Pandangannya kembali berkunang-kunang. Tapi dia tetap melangkahkan kakinya berharap ada yang membantunya. Belum kering darah yang mengalir dari pelipisnya, kini darah segar juga mengalir dilengannya. Dia mencoba menyebrang jalan, sampai akhirnya sebuah cahaya melaju kearahnya. Yoona yang merasa sudah lemah lalu memejamkan matanya, pasrah. Sampai cahaya itu mulai mendekat dan ..

Ckiiiittt Brakk ..

□ This Part □

Pertahanan Yoona runtuh, tubuhnya melemas lalu terjatuh tak sadarkan diri. Mobil itu tepat berhenti dengan jarak 1 cm dari tempat Yoona berpijak. Pemilik mobil itu keluar dari mobil dan melihat sosok Yoona yang tidak sadarkan diri.

“Astaga” dengan cepat pria itu segera menggendong tubuh kurus Yoona masuk kedalam mobilnya. Keringat dingin mulai bercucuran dipelipis pria itu, rasa cemas mulai menghantui perasaannya. Itu terbukti karena selama menyetir dia selalu menoleh memastikan keadaan gadis itu. mobilnya kini terparkir didepan sebuah gedung tua yang lumayan besar. Dengan sigap dia mengangkat tubuh Yoona untuk masuk kedalam gedung itu.

“Dookteerr tolong saya!!” teriak pria itu sambil membaringkan tubuh Yoona diranjang pasien. Dari kejauhan terlihat seorang dokter dengan diikuti beberapa pasien dibelakangnya berlari menuju kearahnya.

“Ayo Sus, cepat bawa pasien ini” Dokter itu lalu mendorong ranjang yang ditempati Yoona untuk masuk keruang UGD.

“maaf tuan, anda sebaiknya menunggu disini” ucap sang suster menahan pria itu. sang pria mengangguk paham lalu mundur kebelakang dan duduk dibangku tunggu.

*

Hampir 2 jam lebih pria itu menunggu. Matanya tak pernah lekat untuk menatapi ruangan yang sunyi dan masih tertutup rapat. Keringat dingin masih menetes dipelipisnya. Dengan kasar dia mengusapnya, lalu mengacak pelan rambutnya, frustasi.

“Arrrggh apa yang terjadi dengannya ?” gumam pria itu. sedetik kemudian dering I-phone membuyarkan semua rasa frustasinya. Tanpa melihat sang penelfon pria itu langsung mengangkatnya.

“Hallo”

“…”

“ah, iya aku lupa hyung maaf aku masih ada urusan”

“…”

“bukan- ini urusan pribadiku hyung”

“…”

“Hentikan ! berhenti ikut campur urusanku!”

Flip

dengan kasar dia membanting I-phone itu. kini dia hanya memandang nanar I-phone yang sudah tidak berbentuk lagi. Dia menghela nafasnya kasar, menatap arloji emas ditangannya. Sesekali dia menghentakan kakinya.

Lama sekali apa yang terjadi sebenarnya … ?

*

Suara jam berdetak itu terasa memekakkan telinga Donghae. Pria itu menatap gusar jam besar diruang tamunya. Ditangannya I-phone itu digenggamnya sangat erat, sesekali dia menatap lekat layar I-phone-nya berharap seseorang yang dia harapkan akan memberinya kabar.

Tunggu, dia harapkan. Aissh ..

Sesekali dia menggelengkan kepalanya. Apa yang dia pikirkan saat ini, entah mengapa perasaannya sangat tidak enak sekali. Kembali dia menoleh kearah jam besarnya. Dan mengumpat.

Kemana gadis aneh itu sebenarnya ?

Belum sempat dia menyelesaikan lamunannya, I-phonenya berdering. Tanpa babibu dia segera mengangkatnya.

“Ya! Gadis aneh, kemana kau ini sudah jam 12 malam ?” pekiknya. Nafasnya tersengal-sengal,  karena terlalu bersemangat memarahi penelfon itu.

“Aiden”

Deg !

Jantungnya kembali berdetak tidak normal. ini bukan suara seseorang yang dia harapkan, lalu siapa ? matanya segera menatap layar untuk mengetahui siapa yang menelfonnya. Nomor tidak dikenal, dia mengerutkan keningnya.

“Hallo” sapanya lagi. Terdengar jelas suara suara helaan nafas disebrang.

“Yoona, ah tidak maksudku Calista dia kecelakaan”

“Andrew ?” terka Donghae. Ya, hanya Siwon lah yang memanggil gadis aneh itu dengan nama Yoona, sebetulnya apa hubungan mereka ?

“cepat kau ke Seoul Hospital, dia kritis”

Tuut Tuut

Donghae mendengus sebal. Seorang yang dia harapkan untuk member kabar padanya, tapi malah sahabatnya yang member kabar bahwa orang yang dia harapkan kritis.

“ah stupid, dia kritis Donghae” umpatnya sendiri, lalu bangkit dan mengambil Hoodie dan kunci mobilnya.

*

Donghae terus saja berlari sehingga membuat gaduh koridor rumah sakit yang lumayan sepi. Tentu saja siapa yang masih mau berkeliaran dirumah sakit tengah malam. Tiba-tiba dia menghentikan kakinya, dan memukul kepalanya pelan. Merutuki apa yang sedang dia lakukan. Kemudian dia segera berbalik untuk kembali kemobilnya. Tapi dia kembali menoleh kearah yang berbeda dan melanjutkan larinya. Dia kembali menghentikan langkahnya, melihat seorang pria yang dia kenal, terduduk didepan ruang UGD. Penampilannya terlihat berantakan seperti seseorang yang frustasi. Dengan perlahan dia menghampiri pria itu.

“Andrew” panggilnya. Pria yang sedari tadi menyenderkan kepala sembari memejamkan matanya itu terkejut. Kemudian dia menoleh, ketika melihat sosok Donghae sedang berdiri tegap dihadapannya.

“Apa yang terjadi?” Donghae mendudukan dirinya disebelah pria itu.

“Dia kritis, aku tidak tahu lagi” suara pria itu terdengar begitu parau ditelinga Donghae. Dia menatap lekat kearah pria itu, dahinya lagi-lagi berkerut menatap heran pria itu.

Sejak kapan dia bisa terlihat frustasi seperti ini karena seorang wanita, kecuali …

“aku mau pulang dulu, keluarganya sudah kuhubungi”pria itu bangkit dan mulai meninggalkan Donghae yang masih terdiam.

“ah iya, jangan pernah katakan aku yang menolongnya”

“kenapa ?”

“suatu saat kau akan tahu”

*

Brakkk ..

Gadis itu membuka pintu rumahnya dengan sangat kasar. Suaranya terasa begitu memekakkan telinga. Lalu dia melangkah gaduh naik kelantai atas.

“berhenti membuat keributan dirumahku!” pekik seorang pria membuat dia menghentikan langkahnya.

“apa yang kau maksud adalah rumahku ?” tanya gadis itu datar.

Jleb..

Pria itu menelan salivanya perlahan, dia terdiam.

“mengapa terdiam, hah ?” tidak ada sahutan dari pria itu. gadis itu mulai gusar. Dia membalikan badannya lalu melangkah menghampiri pria itu.

“Kau !! bukankah sudah kuperingatkan, jangan pernah ganggu teman-temanku !” pekik gadis itu ketika tiba tepat dihadapan pria itu. pria yang terdiam, kini mulai menunjukkan seringaiannya.

“cih, jika kau tidak tahu alasannya jangan sok tahu !”

“Kauuu!!” gadis itu mulai emosi, dia mulai melayangkan tangannya untuk menampar pria dihadapannya. Namun tiba-tiba dia menghentikannya.

“jika kau masih mengganggu orang-orang disekitarku, kau akan mati ditanganku”

“kau berani mengancam calon suami-mu Jung Jessica ?”

“sampai kapanpun aku tidak akan menikah denganmu Kim Heechul”

*

Changmin terus saja berlari secepat mungkin menembus udara malam yang dingin. Bahkan dia sama sekali tidak memikirkan pakaian apa yang dia pakai saat ini. Dia terus berlari sampai akhirnya berhenti dia depan gedung rumah sakit. Sampai ada yang menghentikan langkahnya.

“Max” teriak beberapa orang dibelakangnya. Changmin menoleh kebelakang mendapati teman-temannya sedang berlari kearahnya. Dia memperhatikan semua pakaian yang dipakai teman-temannya. Rapi..

Kemudian dia memandang dirinya sendiri. Berbeda sekali dia hanya memakai piyama berwarna biru bergambar Doraemon dan sandal tidur Doraemon.

Aish bodohnya aku …

“pffttt” terdengar suara seperti menahan tertawa dari teman-temannya. Changmin mulai jengkel, dia hanya memberikan tatapan death-glarenya pada teman-temannya.

“kalian berhenti tertawa” ucapnya lalu kembali berlari menuju suatu tempat. Teman-temannya saling berpandangan heran, kemudian ikut berlari mengekor dibelakangnya.

*

“Aiden” teriakan seseorang membuat Donghae terkejut. Dia mendapati Changmin sedang menatap garang kearahnya. Dibelakangnya ada beberapa yang bisa dia bilang ‘antek-anteknya’.

Changmin melangkah cepat lalu berdiri didepan Donghae dan menarik kerah baju Donghae. Membuatnya agak sedikit ketakutan.

“He..hey a..apa yang ka..u la.ku.kan”

“Kau, bagaimana Calista bisa seperti ini ?” teriak Changmin. Donghae menutup matanya. Dia semakin bergetar. Tentu saja dia tidak pernah mengalami hal seperti ini, karena dia selalu saja dilindungi oleh bodyguard ayahnya.

“Max, lepaskan dia” teriak Taeyeon dan SooYoung bersamaan.

“kau tidak dengar apa yang mereka katakan, lepaskan aku. Aku tidak bisa bernafas”. Changmin segera melepaskan tangannya dari kerah baju Donghae. Dia mendudukan dirinya yang terasa begitu lemas, sambil menatap sayu ruang UGD yang masih tertutup rapat. Sementara Donghae, dia memegang lehernya yang terasa sakit dan kesulitan bernafas.

“hosh, hosh kau gila, bagaimana kalau aku mati tadi !” pekik Donghae yang tidak terima dengan perlakuan Changmin. Changmin menghiraukan pekikan Donghae, dia menundukkan kepala dan terdiam.

Tes !

Perlahan, satu persatu air mata jatuh dari sudut matanya. Pria yang dikenal dingin oleh bawahannya itu kini menangis. Menangis karena seorang Calista, yang bahkan tidak pernah terlihat akur dengannya.

“Max” SooYoung mensejajarkan dirinya dengan tubuh Changmin. Kemudian merengkuh pria itu kedalam pelukannya. Tubuh Changmin terasa bergetar dipelukan SooYoung. Kikwang dan Taeyeon hanya memandang iba kearah dua rekannya. Mereka juga tentu merasakan apa yang tejadi dengan Yoona. Tapi berbeda dengan Donghae, dia hanya menatap jijik sekelompok orang itu.

“cih, aku seperti menonton sinetron secara langsung” gumaman Donghae terdengar cukup kencang. Hal itu tentu saja membuat Kikwang yang berada disebelahnya menatap garang kearahnya. Donghae menelan salivanya perlahan dan memberikan senyum termanisnya untuk Kikwang agar pria itu tidak melakukan hal yang menyakitkan terhadapnya.

*

“KALIAN BENAR-BENAR TIDAK BISA KUANDALKAN !!” pekik seorang pria terhadap 4 orang dihadapannya. Pria itu menaik-turunkan paru-parunya seolah dia kehabisan nafasnya.

“Maafkan kami Bos, tadi ada Nona Jessica disana” pria itu terdiam lalu mendudukan dirinya di kursi kebesarannya.

“Jessica ?” 4 orang itu mengangguk ragu. Pria dihadapannya terlihat berfikir. Sedetik kemudian dia kembali menyeringai.

“Sekarang kau panggilkan Jessica” belum sempat anak buahnya melaksanakan perintahnya. Jessica sudah berdiri didepan pintu ruangan itu.

“tidak perlu” ucapnya ketus. Pria itu kemudian menyuruh ke-4 anak buahnya keluar ruangan meninggalkan dirinya dengan gadis cantik itu.

“Jessie”. Jessica bergidik ngeri. Tidak biasanya pria dihadapannya memanggil nama kesayangan yang biasa pria itu panggil khusus untuknya.

“Oppa, hentikan semuanya” Jessica memulai percakapan yang menurutnya sangat membosankan

Pria itu memandang gadis itu dengan tatapan sayu. Dia menarik nafas sejenak kemudian menggeleng. Jessica melemas. Dia tahu hal ini akan sangat sulit, membujuk pria dihadapannya memang hal yang sangat sulit.

“Oppa..”

“kau tahu, aku sudah berjanji pada Appa untuk membalaskan dendam kematiannya, Matrix harus hancur Jess”

“tapi, kau tidak boleh menyakiti teman-temanku oppa. Tidak Calista !”

“dia bagian dari Matrix, dia juga harus kulenyapkan. Aku akan melenyapkan semua sampai tidak tersisa”

“Apa yang kau katakan ? Calista hanya gadis biasa oppa, dia sahabatku” Pekik Jessica. Pria itu terlihat menahan amarahnya. Dia terus saja mengepalkan tangannya. Matanya terlihat memerah.

“Jauhi mereka, atau kau akan tau akibatnya”

“tidak akan!” Jessica pergi meninggalkan pria itu dan ..

Brakk..

Dia kembali membanting pintu dihadapannya. Tidak berapa lama setelah Jessica pergi, seorang pria masuk kedalam ruangan itu.

“ada apa ?”

“Jessica, dia melarangku untuk menyakiti sahabatnya”

“dia juga melakukan itu padaku”

“lalu kita harus bagaimana Heechul hyung ?” Heechul tersenyum sinis. Dia melangkahkan kakinya kesudut ruangan, menatap rumah yang berada disekitar rumahnya.

“abaikan dia, kita harus tetap membalaskan dendam kematian ayahku dan ayahmu”

“baiklah hyung, tapi kumohon jangan sampai Jessica tersakiti” Heechul tersenyum lalu duduk dikursi kebesaran pria itu.

“aku tidak mungkin menyakiti calon istri-ku, hanya saja aku harus melenyapkan pria yang bernama Aiden. Karena kurasa Jessica mencintai pria itu”

*

Dokter menatap orang-orang dihadapannya. Ada raut wajah heran terlihat dari mimiknya. Memandang aneh pakaian yang dikenakan orang-orang dihadapannya.

“err.. berhenti menatap kami seperti itu, bagaimana keadaan gadis aneh itu ?” Donghae mulai mencairkan suasana. Mereka semua mengangguk menandakan setuju dengan pertanyaan Donghae. Dokter terdiam, kemudian mulai bersuara.

“Luka pukulnya lumayan parah, tapi dia baik-baik saja. Bahkan sekarang sudah sadar” ucapan Dokter sontak membuat mereka tersenyum lega.

“bolehkah kami menemuinya ?” tanya Kikwang. Dokter mengangguk lalu mempersilahkan mereka masuk.

“Calistaaaa” teriak Kikwang lalu memeluk tubuh lemah Yoona yang sedang terduduk dikasur. Sementara yang lain hanya menatap aneh kearah pria itu.

“Lepaskan” datar. Itulah ekspresi yang kembali terlihat dari wajah cantiknya. Changmin hanya terdiam melihat kelakuan dua anak buahnya.

Setidaknya aku masih bisa melihatmu disekitarku Cal..

“Hey, gadis aneh kau baik-baik saja ?” Yoona mengernyit heran, bagaimana mungkin pria aneh itu ada dihadapannya. Dia berusaha kembali mengingat siapa, siapa orang yang menolongnya. Tapi dia yakin, orang itu bukan pria aneh dihadapannya. Dia menoleh mencari seseorang yang asing menurutnya.

“Siapa yang membawaku kesini ?” Donghae terdiam. Bibirnya terasa kelu. Seakan ada sebuah lem yang merekat kuat diujung bibirnya. Dia menundukan wajahnya melihat Yoona yang menatap tajam kearahnya.

“hey, memangnya siapa lagi yang menolong kau, tadi disini hanya ada dirinya saja” ucap Taeyeon menunjuk Donghae.

“Jawab !”

“eerr itu.. aku.. bukan.. emm .. aku .. emm” Donghae masih terlihat berfikir. Yoona masih saja memandang tajam kearahnya.

“emm.. bisakah kau berhenti menatapku seperti itu, gadis aneh”

“cepat katakan” Donghae menghela nafasnya pelan.

Maafkan aku Andrew ..

“Andrew” Jawab Donghae mantap. Yoona membulatkan matanya, sejenak dia memegang kepalanya yang terasa sakit.

Astaga mengapa harus dia ? …

Changmin dan teman-temannya hanya menatap heran kearah Yoona dan Donghae. Jujur saja mereka sama sekali tidak mengerti, apa yang terjadi dan apa yang tengah dibicarakan.

“memangnya siapa Andrew Cal ?” SooYoung menatap oenuh harap pada Yoona. Berharap gadis itu menjawab rasa penasarannya. Yoona terdiam, masih memegang kepalanya yang sakit. Kemudian menatap SooYoung yang sedari tadi menatapnya. Lalu …

Tes

Air mata perlahan mengalir dari sudut mata besarnya. SooYoung yang melihat itu langsung memeluk tubuh Yoona.

“Cal..” Changmin berusaha menenangkan Yoona

“Siwon.. dia Siwon Max” Changmin mengepalkan tangannya. Mendengar nama Siwon yang terlontar dari bibir mungil Yoona, entah mengapa membuatnya menjadi panas. Dia membalikkan badannya lalu melihat Donghae yang masih menatap mereka dengan wajah innocentnya. Sejenak dia menatap Donghae dengan tatapan tajam lalu pergi keluar ruangan itu.

“apa yang tejadi dengannya ?” gumam Donghae

*

Pria itu memakirkan sembarang mobil dihalaman rumahnya. Dia lalu masuk kerumah dan membanting pintu rumah itu dengan sangat keras.

“Bodoh !, mengapa mereka bertindak sejauh itu!” umpatnya. Dia mengacak rambutnya. Lalu duduk disofa dan menidurkan dirinya. Satu tangannya dia gunakan untuk menutup matanya. Dia berusaha memejamkan matanya. Menetralkan pikirannya yang kacau.

“mengapa Heechul hyung harus bertindak sejauh itu ?” dia terus saja mengguman. Kejadian yang baru saja dialaminya. Berawal saat dia hampir menabrak seorang gadis. Lalu dia mendapati bahwa gadis itu adalah gadis yang berharga baginya. Ditambah lagi, yang melakukan itu pada gadisnya maksudku mantan gadisnya adalah Hyungnya sendiri.

“maafkan aku.. maaf Yoona.. maaf”

Tes

Air mata mengalir perlahan. Lalu lama-lama semakin deras dan terisak. Dia menutup mulutnya menggunakan tangan yang satu lagi. Berusaha untuk tidak mengeluarkan suaranya. Tangisnya semakin terisak dan terisak. Dia mendudukan dirinya lalu menghapus kasar air matanya. Dia menggelengkan kepalanya, lalu mengepalkan tangannya. Kejadian yang telah terjadi benar- benar keterlaluan. Tidak akan terjadi lagi, dia harus melakukan sesuatu.

“aku akan melindungimu Yoona..”

*

Pagi itu terasa sama bagi Yoona. Dia sudah keluar dari rumah sakit 2 hari yang lalu. Kini dia hanya terduduk didepan jendela menatap keindahan gedung-gedung kota Seoul dari jendela kamarnya.

Klek

Pintu kamarnya terbuka. Muncul sosok pria dari balik pintu. Pria itu terdiam, melihat Yoona yang begitu serius menatap pemandangan dari jendela kamarnya. Perlahan pria itu masuk menghampiri Yoona dan berdeham pelan.

“ehm..” Yoona melirik sekilas kearah pria itu lalu kembali menatap pemandangan diluar. Pria itu kembali berdehem. Namun tetap saja diacuhkan oleh Yoona. Dia mulai jengkel lalu mendnegus pelan.

“apa maumu ?” tanya Yoona tanpa mengalihkan pandangannya.

“emm.. aku hanya mengantarkan sarapan untukmu” pria itu memberikan senampan bubur dan roti pada Yoona. Yoona menoleh dan melihatnya. Dia mengerutkan dahinya.

“aish aku tahu ini terdengar aneh, tapi maafkan aku..” Yoona masih terdiam. Dia sama sekali tidak menunjukan ekspresinya terhadap pria dihadapannya.

“maaf karena meninggalkanmu saat itu dan membuatmu terluka” lanjut pria itu yang merasa tidak mendapat respon dari Yoona.

“baiklah” Yoona kembali menatap pemandangan diluar jendela. Pria itu semakin jengkel. Dia membalikan tubuh Yoona kasar membuat gadis itu terkejut. Hal itu tentu saja membuat mereka saling bertatapan. Mata mereka saling memandang lekat, seolah itu adalah pemandangan yang sangat langka.

“jadi kau memaafkanku ?” Yoona masih memandang lekat mata teduh pria itu. sejenak dia terbuai dengan kenyamanan dari pandangan itu, lantas apa yang terjadi dengannya ?

“Cal ?” pria itu mengibas-ibaskan perlahan tangannya dihadapan wajah Yoona, membuat lamunan gadis itu dari kenyamanan buyar. Yoona hanya mengangguk lalu berusaha melepas tangan pria itu dari bahunya. Namun sial, cengkramannya begitu kencang.

“apa lagi ?” pria itu kembali menatap lekat mata besar nan indah dihadapannya.

“bisakah kau berhenti bersikap dingin ketika bersamaku ?”

“tidak” Yoona kembali memberontak untuk melepaskan cengkraman itu. pria itu sontak memeluk tubuh Yoona membuat gadis itu terkejut. Pelukannya terasa erat dan nyaman.

“aku tidak mengerti apa yang terjadi denganku saat ini.. tapi kumohon jangan membuatku khawatir lagi.. berjanjilah kau akan selalu baik-baik saja” Yoona memejamkan matanya. Dia menajamkan telinganya yang tepat berada didada bidang pria itu. dia mendengar suara detak jantung pria itu yang begitu kencang. Membuatnya merutuki dirinya sendiri karena merasakan hal yang sama.

“aku akan selalu melindungimu Cal….”

*

Jessica berlari menyusuri koridor kampus. Matanya menyusuri setiap tempat berharap seseorang yang dia cari berada disalah satu tempat itu. dia terus berlari tiba-tiba

Brukk

“aww” pekiknya ketika tubuhnya terpental karena menabrak seseorang. Seseorang yang ternyata adalah seorang pria itu segera mengulurkan tangannya untuk menolong Jessica.

“kau baik-baik saja Sica?” Jessica menoleh kearah penabrak ketika mendengar suaranya. Matanya yang sedari tadi memerah beruba menjadi berbinar.

“Aiden” dia langsung memeluk pria itu erat-erat. Entah apa yang terjadi dengan gadis itu. sehingga dia bisa lupa keadaan seperti sekarang.

“kau kemana saja 2 hari ini ?” Jessica membenamkan wajahnya didada bidang pria itu.

“aku ada urusan, kau merindukanku ?” Jessica mengangguk malu. Dia semakin membenamkan kepalanya membuat pria itu ternsenyum sangat manis. Sementara itu dari kejauhan terlihat Yoona yang sedang berjalan dengan setumpuk buku kearah mereka. Langkah gadis itu terhenti ketika melihat dua orang yang dia kenal. Sejenak langkahnya terhenti, entahlah dia merasa ada yang aneh dengan dirinya semenjak kejadian tadi pagi. Dia menggelengkan kepalanya perlahan lalu kembali melangkah tanpa menghiraukan dua orang itu. sebelum itu dia memasang Headset dan kembali berjalan melewati mereka. Donghae yang menyadari Yoona berjalan disampingnya melepaskan acar peluk-pelukan itu. Jessica juga terkejut yang melihat Yoona berjalan disampingnya. Wajah gadis itu memerah karena kepergok bermesraan didepan umum.

“Cal..” dia memanggil Yoona yang sudah berada kurang dari satu meter membelakangi mereka. Yoona terus saja berjalan. Dia segera memasang volume full lagunya. Donghae dan Jessica saling berpandangan heran. Terlebih lagi Donghae, dia semakin mengernyit heran.

Apa yang terjadi dengan gadis itu.. bukankah baru saja dia berjanji untuk bersikap biasa padaku ?

*

Yoona menghentikan langkahnya dikantin. Dia meletakan setumpukan buku yang membuat tangannya terasa ingin patah. Dia segera memasang kacamata minusnya lalu memulai membaca bukunya satu persatu. Suasana tenang membuat gadis itu semakin merasa kenyamanan. Namun lamunannya buyar seketika ketika sesuatu mengganggunya.

“Calista, Hey !” Yoona menoleh kesumber suara mendapati seorang pria yang menurutnya asing. Menyadari tatapan aneh Yoona, pria itu segera mengulurkan tangannya.

“Aku HyukJae.. sahabat Aiden” Yoona mengangguk tanpa berniat membalas uluran tangan HyukJae. Pria itu segera menarik tangannya kembali. dan memandang lekat gadis cantik dihadapannya. Tanpa disuruh pria itu segera mendudukan dirinya dibangku sebrang Yoona.

“Jadi bagaimana bisa, Aiden kenal dengan seorang malaikat cantik sepertimu ? kurasa dia bukan tipe pria yang mudah untuk bergaul dengan wanita selain Jessica” ucapnya panjang lebar. Yoona menatap HyukJae perlahan lalu kembali membaca bukunya.

“aku sepupunya” HyukJae mengernyit. Dia heran mengapa Donghae tidak pernah menceritakan padanya memiliki sepupu cantik bak seorang malaikat. Dia yang notabene-nya adalah sahabat Donghae sedari kecil saja tidak mengetahui bahwa sahabatnya mempunyai saudara sepupu.

“emm kau sudah memiliki kekasih ?”

Jleb

Yoona memandang tajam kearah HyukJae membuat pria itu perlahan menelan salivanya.

“bolehkah kami bergabung ?” suara yang terdnegar nyaring itu membuat Yoona menghentikan tatapan death-glarenya terhadap HyukJae. Terlihat Jessica yang memegang lengan Donghae erat berdiri dihadapan mereka. HyukJae mengangguk sementara Yoona kembali membaca bukunya tanpa berniat menjawab. Jessica duduk disebelahnya sementara Donghae duduk dihadapan sebrangnya. Pria itu menatap gusar ketika melihat HyukJae sahabatnya sedang bersama dengan gadis disebrangnya kini.

“Aiden.. mengapa kau tidak mengatakan bahwa Calista ini sepupumu ?” tanya HyukJae membuka suasana. Donghae sontak menoleh kearah HyukJae dan kearah Yoona bersamaan.

“emm.. itu dia baru saja kembali dari Italia jadi aku tidak sempat mengenalkannya padamu” HyukJae mengangguk mengerti.

“benarkah.. jadi kau sepupunya Aiden Cal, wah” mata Jessica berbinar menatap gadis yang sudah dianggap sahabatnya itu. sementara Yoona hanya mendengarkan percakapan mereka saja tanpa berniat bergabung.

“jadi apakah sepupu malaikatmu ini sudah memiliki kekasih ?”

Deg..

Donghae terdiam, entah apa yang membuat lidahnya terasa kelu saat ini. Dia sendiri bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya sendiri. HyukJae yang merasa Donghae terdiam merangkul sahabatnya itu.

“hehe tidak perlu tegang seperti itu sobat” HyukJae menunjukan Gummy smile khasnya. Donghae menghela nafas lega.

“tapi jika masih ada lowongan aku mau” celetuknya.

Pletakk

Donghae menjitak kepala HyukJae membuat pria itu meringis sakit. Donghae terus saja mencoba mencari jawaban dari perasaannya saat ini. Entah mengapa ada perasaan tidak rela ketika sahabatnya terang-terangan mengatakan bahwa dia menyukai Yoona. Tapi apa haknya melarang sahabatnya itu ? sedangkan hubungan dirinya sendiri hanya sebatas Bodyguard dan yang dijaganya saja. Entahlah dia sendiripun semakin bingung.

“oppa.. maukah kau menemaniku makan malam hari ini ?” Jessica bertanya padanya dengan nada manja. Donghae merasa gugup. Dia menatap Yoona sekilas, gadis itu masih sibuk dengan bukunya.

“tentu saja dia mau Sica” HyukJae kembali merangkul lengannya. Donghae hanya tersenyum tipis. Tiba tiba Yoona menutup buku yang dibacanya dengan keras membuat suara gadu disekitarnya. Dia segera mengambil semua tumpukan bukunya dan beranjak pergi.

“kau mau kemana Cal ? tanya Jessica. Yoona hanya melirik sedikit kearah gadis itu.

“aku ingin pulang, kepalaku sakit” ucapnya sambil menunjuk perban yang masih terpasang rapi dikepalanya. Dia segera berjalan menjauhi tempat itu. Donghae hanya menghela nafasnya melihat kelakuan Yoona.

*

Yoona terus saja mondar-mandir di ruang tamu rumah Tuan Lee. Dia sesekali memandang I-phone ditangannya. I-phone itu masih menunjukan sebuah pesan singkat yang membuat perasaannya tidak enak seketika. Dia kembali membaca pesan itu baik-baik.

From : 010-9298xxx

Sebaiknya kau jaga pria itu baik-baik.. aku akan menghancurkannya

Pesan itu memang tidak terlalu jelas bagi orang awam. Tapi tidak baginya, dia tahu siapa pria yang dimaksud pengirim sms itu. tapi pertanyaannya siapa yang mengirim itu ?

Yoona kembali menengok jam dinding.

Sudah tengah malam.. tapi mengapa dia belum kembali..

Ting Tong

Baru saja dia ingin membaringkan dirinya disofa, suara bell menghentikannya. Segera dia berlari untuk melihat siapa tamu yang datang. Mata besarnya membulat mendapati pria yang menjadi pikirannya saat ini berdiri didepan pintu dengan keadaan kacau. Rambut yang acak-acakan, pakaian yang tidak sepantasnya dan terlebih lagi bau soju. Sial, pria ini mabuk rupanya. Dengan sigap dirinya memapah tubuh pria itu untuk masuk. Ketika sampai dikamar dia membaringkan tubuh pria itu dan melepaskan sepatunya. Ketika semuanya selesai dia hendak pergi tapi sesuatu menahannya.

“Cal..” Yoona menoleh menatap pria yang masih setengah tak sadar itu. dia segera melepaskan tangan pria itu yang menggenggamnya erat. Namun bukannya terlepas pria itu malah menarik dirinya kedalam pelukannya. Yoona jatuh tepat diatas tubuh pria itu. dia berusaha memberontak namun tenaganya kalah kuat dari pria itu.

“Aiden apa yang kau pmmpphh” pria itu mencium kasar bibir mungil Yoona membuat dirinya semakin memberontak kuat. Yoona menampar pipi pria itu sehingga kegiatan mereka terhenti.

“Kau Gila !” pekiknya berusaha bangkit dari tempat itu. pria itu sekuat tenaga menahan Yoona agar tetap berada disisinya. Dia memegang tengkuk Yoona dan mengunci bibir Yoona kembali. ciuman it uterus berlanjut sampai kejadia yang tidak mereka inginkan terjadi … >Skiipp>

*

Matahari pagi mulai menyinari ruangan itu. seorang pria mulai terbangun, dia begitu terkejut mendapati ada seseorang disebelahnya. Matanya membulat sempurna ketika dia menyadari siapa orang itu.

“apa yang telah kulakukan ?” pria itu mengacak rambutnya pelan. Gadis disebelahnya mulai menggeliat dan membuka matanya. Mata gadis itu membulat ketika tahu dia bukan berada ditempatnya. Astaga..

Dia segera menoleh kesamping mendapati pria disebelahnya menatap tajam kearahnya.

“APA YANG KAU LAKUKAN ?!” pekik mereka bersamaan ..

T O B E C O N T I N U E D

L O H A L O H A L O

I’m back keke

Maaf  ya kalo part ini kurang memuaskan

Dan maaf kalo di post-nya lama

Maaf lagi kalau banyak typo atau kata yang membuat kalian bingung]

*aku minta maaf terus ya hehe

Yaudah segitu aja

Sampai ketemu di part selanjutnya

BYE BYE

YOONHAE JJANG !!

(chapter) My Antifans is My Wife 12 (End)


Author : Mheliya_sonelf

Genre : chapter

Main cast : Im yoona as Yoona SNSD , Lee Donghae as Donghae Suju , Choi Minho SHINee as Choi Minho

Other cast : All member Suju and SNSD

Rating : PG 15

Tittle    : My Antifans is My Wife

Note : akhirnya End juga .. haha makasih buat readers yang setia nunggu, baca dan comment ff aku.. ngga usah banyak ngomong langsung aja ya .. oh iya jangan lupa Pyro vote our beloved YoonHae.. YoonHae Jjang !!

HAPPY READING …

Summary :

Im Yoona adalah salah satu anggota Girl Band terkenal di Korea Girl Generation atau yang lebih dikenal dengan SNSD dan Lee Donghae adalah salah satu anggota Boy Band yang juga terkenal di Korea yaitu Super Junior. Keduanya saling membenci satu sama lain, bahkan Yoona sudah mengkategorikan dirinya menjadi AntiFans Lee Donghae. Namun semua berubah ketika mereka saling jatuh cinta dan hal itu membuat Yoona menghilang tanpa jejak, apakah yang terjadi pada Yoona dan bagaimana Donghae bisa bertemu Yoona kembali ? ikutin ceritanya ya… gumawo reader ^_^

***

Gadis itu mengerjapkan matanya ketika sinar asing menerobos kornea matanya. Menyadari dirinya berada ditempat yang asing, dia mengedarkan pandangannya. Matanya membulat mengetahui dirinya berada dirumah sakit, tapi bagaimana bisa ? dia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya, namun nihil dia sama sekali tidak mengingatnya. Dia terus memejamkan matanya berharap mengingat kejadia sebelumnya sampai akhirnya.

Klekk

Pintu ruangan itu terbuka. Muncul sosok gadis cantik yang serupa dengannya.

“Yuri eonnie” desisnya. Yuri tersenyum miris lalu menghampiri Yoona. Yoona menatap Yuri dengan wajah innocentnya. Tatapannya mencoba bertanya :mengapa-dia-bisa-ada-disini. Yuri yang mengetahui arti tatapan Yoona. Memegang erat jemari gadis itu, sedetik kemudian air mata jatuh dari pelupuk matanya. Yoona yang mengetahui Yuri menangis lalu memeluk eonnienya itu.

“eonnie apa yang terjadi, mengapa kau menangis ?” tanya Yoona. Yuri segera menatap wajah Yoona yang begitu polos. Dari tatapan matanya, dia melihat bahwa gadis itu telah lupa dengan apa yang telah terjadi.

“Yoong, kau tak mengingatnya ?” Yoona menggeleng pelan.

“dimana Donghae oppa ? mengapa aku ada disini ? bukankah kita baru saja kembali dari New York ?” Yuri melongo dengan segelintir pertanyaan dari Yoona. Kemudian tangannya menyentuh kening Yoona. Tapi tidak panas sama sekali. ‘Astaga aku lupa, Yoona akan bermasalah dengan ingatannya jika dia mengalami hal yang berat’ batinnya.

“Dong-”

“Yul, cepat bawa Yoona Dokter akan segera mencabut alat bantu untuk-nya” teriak Eunhyuk dengan mata yang sembab dan suara yang bergetar. Lagi-lagi Yoona menatap Yuri dengan wajah polosnya.

“eonnie.. apa yang terjadi ?”. air mata Yuri semakin deras. Dengan sigap dia memeluk Yoona lagi.

“Donghae oppa Yoong”

Deg !

Jantung Yoona mencelos mendengar ucapan Yuri. Dia segera menghempaskan pelukan eonnienya itu. matanya memerah menatap tajam kearah Yuri.

“Apa yang terjadi eonnie ?!” pekiknya. Yuri tidak mengabaikan pekikan Yoona. Dia segera menarik lengan Yoona mengikuti langkahnya

***

Langkah keduanya terhenti didepan sebuah ruangan yang terdengar ribut. Dapat dilihat dari luar semua orang didalam sedang menangis menatap sosok yang terbujur kaku diranjang. Dengan perlahan Yuri memegang knop pintu.

Cklek

Pintu itu terbuka, Yuri segera melangkahkan kakinya memasuki ruangan itu. belum sempat dia melangkah, tangan Yoona yang bergetar menahannya. Yuri menoleh kearah dongsaengnya itu. melihat Yoona yang masih bingung menatap ruangan itu. segera Yuri menarik kembali lengan Yoona agar mengikutinya. Langkah Yoona terhenti ketika menyadari semua orang yang menangis diruangan ini adalah orang yang dia kenal, Appa, Ummanya (Umma Donghae), member SNSD, member Super Junior. Mengetahui ada member Super Junior matanya menyusuri mencari sosok yang sedari tadi dia harapkan. Namun nihil, sosok itu sama sekali tidak ada disini. Kemudian dia mengalihkan pandangannya menatap sosok yang tengah ditangisi mereka. Perlahan dia melangkahkan kakinya lebih maju. Jantungnya berdegup kencang, matanya membulat ketika mengetahui siapa sosok yang terbaring kaku dihadapannya.

“Donghae oppa” gumamnya. Acara tangis-menangis masal itu terhenti ketika mendengar gumaman seseorang. Mereka menoleh dan terkejut mendapati sosok Yoona yang berdiri dengan tatapan tidak percaya, sedangkan Yuri hanya menunduk. Yoona terus melangkah lebih maju, dia tidak mempedulikan tatapan iba dari orang-orang disekitarnya. Langkahnya terhenti, dia menatap lekat pria yang masih terbaring kaku.

“Donghae oppa, mengapa kau tertidur hey” Yoona mengguncangkan bahu Donghae pelan. Berharap pria itu merasakan sentuhannya. Namun semua sia-sia, pria itu sama sekali tidak merespon sentuhan Donghae.

“Donghae oppa” panggil Yoona lagi. Sedetik kemudian air mata mengalir dari sudut matanya. Umma Donghae yang melihat tingkah Yoona tidak sanggup, dia tidak menyangka putranya pergi sangat berefek sekali pada menantunya. Bukankah mereka menikah tidak saling mencintai ?

Yoona merasa jengkel karena Donghae tetap terdiam. Perlahan dia mencondongkan tubuhnya mendekati wajah pria itu.

“Donghae oppa aku mencintaimu, jadi bangunlah” bisik Yoona ditelinga pria itu. sementara Umma dan Appa mereka hanya berpelukan karena tidak sanggup melihat tingkah Yoona.

“Yoong sudahlah, Donghae sudah pergi” ucap Leeteuk. Yoona menatap tajam kearah Leeteuk. Tiba-tiba seorang dokter masuk dan mencairkan suasana.

“baiklah sekarang kami akan mencabut peralatannya sekarang, lebih baik kalian keluar terlebih dahulu” ujar sang Dokter lalu menyuruh suster mencabut semua alat yang menempel ditubuh Donghae.

“apa yang kau lakukan Suster, hentikan itu bisa menyakiti suamiku” pekik Yoona. Suster itu tidak mempedulikan pekikan Yoona dan tetap mencabut peralatan ditubuh Donghae. Yoona tidak tinggal diam, dia mendorong suster itu menjauh dari tubuh suaminya. Kemudian dia memeluk tubuh Donghae yang kaku dan dingin.

“Donghae oppa, bangunlah suster itu akan menyakitimu” Yoona terus saja memeluk tubuh Donghae yang masih terbaring

“maaf Yoona-ssi, Donghae-ssi sudah pergi, jadi lebih baik kita tidak menahannya”.

“KAU FIKIR KAU SIAPA ? SUAMIKU HANYA TERTIDUR DIA AKAN SEGERA BANGUN” teriak Yoona. Dia terus memeluk sambil mengguncangkan tubuh Donghae. Minho menatap Yoona dengan tatapan miris. Kemudian dia beranjak untuk menghampiri Yoona.

“noona cukup, kau malah akan menyakitinya” Yoona menatap Minho dengan mata yang sembab, kemudian dia memeluk Minho. Dia menumpahkan air matanya di dada bidang Minho.

“Donghae oppa hanya tertidur Minho, dia pasti akan bangun, dia tidak mungkin meninggalkanku sendirian”. Minho mengangguk pelan, dia mengelus punggung Yoona berharap gadis itu akan tenang.

“Dok, kumohon coba sekali lagi, biarkan Yoona menyaksikan sendiri bahwa suaminya memang sudah pergi” ucap Leeteuk. Dokter itu terdiam, lalu kemudian mengangguk. Dia menyuruh suster untuk mengambil alat pacu jantung. Minho membawa Yoona menjauh dari situ. Membiarkan dokter itu memasang kembali alat pacu jantung di tubuh Donghae.

“bersiap satu, dua, tiga” dokter menempelkan alat pacu jantung ditubuh Donghae namun tetap saja tidak ada reaksi dari Donghae. Hal itu sampai berlangsung empat kali sampai akhirnya, Dokter menggeleng tanda dia menyerah. Donghae telah pergi.. pergi selamanya.

“TIDAAAKKKK.. DONGHAEE OPPA JANGAN TINGGALKAN AKUUUU..”

***

S E O U L, S O U T H K O R E A

9 B U L A N K E M U D I A N

Wanita itu duduk ditaman, tempat biasanya dia mengeluarkan dan meluapkan semua emosinya. Rambutnya digerai, membiarkan angin nakal menerbangkannya. Sesekali matanya terpejam agar dia dapat lebih merasakan hembusan angin. Cuaca dingin begitu terasa menusuk tulangnya. Namun dia tidak mempedulikannya. Sesekali dia menggosokan kedua tangannya berharap dengan itu dia mendapatkan kehangatan. Tapi tiba-tiba seseorang meletakan sebuah mantel dipundaknya. Dia menoleh kearah seseorang yang memberikan mantel padanya. Senyum manis tersungging dibibirnya, mendapati sosok itu.

“kau menunggu lama ?” Wanita itu menggeleng pelan, kemudian menyuruh orang itu duduk disebelahnya.

“maafkan aku, tadi hyung menyuruh kami beres-beres Dorm dulu” ucap pria itu. wanita itu hanya memandang lekat pria disampingnya. Kemudian dia tersenyum lagi. Membuat pria itu sedikit jengkel.

“Ya ! Im Yoona, senyumanmu itu sungguh membuatku jengkel” gerutu pria itu. Yoona, wanita itu tetap tersenyum lalu menggenggam erat jemari pria sampingnya.

“aku hanya bersyukur masih bisa mendengar suaramu oppa” pria itu tertegun dengan ucapan wanita disampingnya. Mata teduhnya terus memandang lekat wanita itu.

“kau tahu, aku juga beruntung masih bisa melihat senyumanmu itu Yoongie”. Yoona menitikkan air matanya. Dengan sigap pria itu memeluk wanita dihadapannya.

“kau harus berjanji jangan pernah tinggalkan aku lagi Donghae oppa”. Donghae, mengangguk lalu memeluk lebih erat istrinya itu. kemudian Donghae melepaskan pelukannya dan menatap wajah Yoona. Kemudian tatapannya beralih pada perut Yoona yang mulai membesar. Dia berjongkok menghadap perut Yoona, lalu dielusnya perlahan.

“hai Junior Appa, kapan kau lahir Appa tidak sabar menggendongmu” ucap Donghae pada perut Yoona.

“sebentar lagi Appa, kau pasti akan menyesal jika aku lahir aku akan lebih tampan darimu” jawab Yoona dengan suara yang dibuat-buat seperti anak kecil. Donghae memanyunkan bibirnya, lalu mengusap lagi perut Yoona.

“biarkan meskipun kau lebih tampan dariku, nyatanya Umma-mu akan tetap mencintaiku” ucap Donghae percaya diri. Yoona hanya memanyunkan bibirnya. Selalu saja begini, dia tidak pernah menang jika beradu argument dengan Donghae. Donghae terkekeh melihat tingkah istrinya. Kemudian dia mengacak pelan puncak kepala istrinya.

***

Hampir 2 jam Donghae dan Yoona menghabiskan waktu ditaman. Cuaca semakin dingin. Butir-butir putih seperti kapas mulai turun dari langit. Donghae dan Yoona tersenyum bahagia, mereka teramat bahagia karena bisa merasakan salju pertama bersama-sama. Yoona menggosok telapak tangannya. Udara semakin dingin, Donghae menoleh kearah Yoona yang terlihat bergetar, sedetik kemudian dia merangkul pinggang Yoona yang mulai melebar.

“kau kedinginan ?” Yoona mengangguk polos. Donghae tersenyum lalu bangkit dan mengajak Yoona untuk kembali kerumah.

***

Salju turun dengan tebalnya membuat hampir semua fasilitas di kota Seoul lumpuh. Semua orang memilih melakukan aktifitas didalam rumah, karena cuaca yang begitu dingin. Begitu juga dengan pasangan suami-istri muda itu. terlihat sekali sang suami begitu memperhatikan keadaan istrinya yang tengah mengandung 9 bulan. Mereka saat ini tengah menonton televisi bersama, menonton acar kesukaan mereka. Tidak lama terdengar suara bel rumah berbunyi. Dengan sigap sang suami, membukakan pintu untuk tamu yang datang.

“Selamat Siaaanggg!!” Koor orang-orang yang berdiri didepan pintu rumahnya. Pria itu hanya melamun melihat tamu yang datang.

“Siapa yang datang oppa?” teriak istrinya dari ruang tamu. Sementara tamu-nya sudah memandang jengkel kearah pria itu.

“aish, hyung sampai kapan kami akan berdiri disini ?” gerutu salah seorang dari tamu itu. pria itu mencibir lalu dengan terpaksa menyuruh mereka masuk.

“menganggu saja !” gumam pria itu lalu segera menutup pintu rumahnya.

“Wah Unnie, Seohyun” pekik sang istri ketika melihat tamu yang datang. Mereka semua memeluk wanita yang tengah berbadan dua itu. sementara suaminya hanya menekuk wajahnya tidak suka dengan kedatangan tamunya.

“Yoong, kau tidak menyambut kami” seru beberapa pria dibelakang kumpulan gadis –gadis itu. Yoona tersenyum sangat manis.

“aku senang kalian datang, aku merindukan kalian” ucap Yoona bersemangat. Kemudian dia menyuruh semua tamunya duduk diruang tamu. Rumah Yoona sangat besar, itu memang hadiah pernikahan yang pernah diberikan oleh Appa dan Ummanya. Mereka tertawa bersama menikmati turun salju dengan kehangatan didalam rumah Donghae dan Yoona.

“Yoong, kapan kau akan melahirkan ?” tanya Taeyeon. Yoona tersenyum dan mengelus lembut perutnya yang semakin membesar.

“kata dokter tinggal tunggu waktunya saja unnie, benarkan Donghae oppa?” Yoona bertanya pada pria disampingnya yang sedari tadi memasang wajah cemberut.

“Ya! Lee Donghae ada apa dengan wajahmu itu ?” tanya Eunhyuk. Donghae mencibir hyung terdekatnya itu.

“kalian pikir saja sendiri” gerutunya.

“oppa kau tidak suka dengan kehadiran kami ?” tanya Jessica. Donghae mendengus kemudian bangkit dari duduknya.

“oppa kau mau kema-”

“aku mau tidur Yoong, aku ngantuk!” potong Donghae kemudian berjalan menuju kamar. Sementara yang lain hanya terkekeh melihat tingkah Donghae yang masih kekanakan padahal dia sebentar lagi akan menjadi seorang Appa.

***

Mereka semua tertawa bersama menikmati waktu kebersamaan yang memang jarang terjadi karena kesibukan masing-masing. Sementara itu, dikamar pria itu terus saja berdoa semoga semua tamu yang menganggu mood-nya cepat pergi. Dia terus saja melamun memandang butiran salju yang turun dari jendela kamarnya.

Klekk

Pintu kamar itu terbuka, sosok wanita terlihat berjalan kearahnya, lalu mengelus pundak pria itu.

“Hwae oppa, kau kenapa ?” Wanita itu menggelayut manja dilengan suaminya. Pria itu menoleh sekilas kearah istrinya, lalu kembali memandang salju.

“kau marah karena mereka menganggu kita ?” tidak ada jawaban, hanya ada dengusan nafas kesal. Raut wajah kesal mulai terlihat diwajah wanita itu karena merasa diabaikan suaminya. Akhirnya dia bangkit lalu berjalan meninggalkan suaminya.

“kau menyebalkan!” gerutu wanita itu kemudian menutup pintu kamar dengan sangat kencang.

Brakkk

Pria itu memandang pintu kamar yang menjadi korban pelampiasan rasa kesal istrinya itu. kemudian dia beranjak untuk keluar kamar. Dia menuruni tangga dengan suara yang teramat gaduh. Dilihatnya beberapa Hyung dan Namdongsaengnya sedang bermain PlayStation diruang tamunya. Lalu beberapa gadis yang menyibukan diri didapur. Perlahan matanya menyusuri sosok istrinya diantara beberapa gadis itu. namun nihil, istrinya sama sekali tidak terlihat.

“Yul, dimana Yoona ?”

“oh dia ada dikamar mandi oppa”

“dia sen-”

“Makanan Siap” teriak Hyo Yeon memotong ucapan Donghae. Bagaikan anak kecil yang tidak pernah dikasih makan para member Super Junior itu berlari menyerbu meja makan. Mereka kemudian duduk dibangku yang sudah di tata, disebrangnya beberapa member SNSD juga sudah duduk ditempatnya. Sementara Donghae hanya menatap jijik para member Super Junior yang makan dengan sangat lahapnya.

“oppa mengapa kau melamun, ayo makan” Taeyeon mendorong Donghae untuk duduk dibangkunya. Hampir 5 menit mereka menghabiskan makanannya. Donghae mulai gusar karena sosok Yoona sama sekali belum kembali dari kamar mandi.

Apa yang dia lakukan selama itu dikamar mandi ?

Perasaan tidak enak mulai menghantuinya. Kemudian dia bangkit dari duduknya menuju kamar mandi. Sesampainya dikamar mandi, dia mengetuknya perlahan.

“Yoongie, kau belum selesai” hening tidak ada jawaban. Donghae kembali mengetuk pintunya.

“Yoongie bukalah Hey kau-”

Kleek

Knop pintu yang Donghae pegang terbuka dengan mudahnya.

Jadi dari tadi pintu dia dia kunci, aish ..

Perlahan dia masuk menyusuri setiap sudut kamar mandi. Kosong, tidak ada sosok Yoona sama sekali. Ketika dia ingin kembali, dia melihat darah segar disekitar Bathup, dia mengikuti dari mana asal darah itu dan ..

“IM YOONA !” jantungnya berdegup tidak beraturan ketika melihat istrinya terbaring tak sadarkan diri dengan darah dipahanya. Apa yang terjadi dengan wanita itu ?

***

Teriakan Donghae begitu menggema sampai keruang tamu. Mereka yang sedang asik dengan kesibukannya masing-masing lalu menghentikan aktifitasnya. Sedetik kemudian mereka berhambur menuju kekamar mandi. Mereka terlihat shok mendapati Donghae yang sedang menggendong Yoona yang tidak sadarkan diri.

“Apa yang terjadi” tanya Leeteuk

“Hyung, cepat siapakan mobil” Leeteuk mengangguk kemudian berlari keluar rumah.

Donghae mengendarai mobil dengan kecepatan jauh dari kata normal. dia tidak mengindahkan tatapan mata Leeteuk, Yesung dan Taeyeon yang menatap tajam kearahnya.

“Ya! Kau mau mengantarkan Yoona kerumah sakit, atau kita semua ikut masuk kerumah sakit” pekik Yesung, dia bersama Taeyeon dan Leeteuk memangku tubuh Yoona.

***

Donghae terus saja mondar-mandir didepan ruangan ICU. Terlihat beberapa member SNSD yang berpelukan dan menangis khawatir dengan keadaan Yoona.

“Hae, kau duduklah aku capek melihatmu seperti gosokan”

“aish, Hyung aku kan kha-”

Klekk

Seorang dokter keluar dari ruangan ICU. Donghae yang melihat itu segera menghampiri Dokter.

“bagaimana keadaan istri saya Dok ?”

“Nona Im, mengalami pendarahan fatal, kalian harus memilih Janin atau Ibunya yang akan diselamatkan”

Deg !

Ucapan Dokter itu begitu menohok Donghae, membuat pria itu terdiam beribu bahasa. Tangisan member SNSD semakin pecah, sementara member Super Junior terus memberikan kekuatan untuk Donghae. Donghae mengacak rambutnya. Terdengar dari kejauhan sebuah langkah cepat menghampiri mereka.

“maaf aku terlambat, bagaimana keadaannya?” Minho terlihat kelelahan, mungkin karena berlari.

“baiklah, jawabannya secepatnya kami tunggu, untuk sekarang kalian boleh menemuinya, tapi jangan bergerombol cukup satu-satu” ucap Dokter itu lalu meninggalkan mereka. Donghae melangkah membuka pintu ruangan itu.

“Siwon Hyung, apa yang terjadi ?” tanya Minho yang tidak mengerti.

“Yoona mengalami pendarahan fatal, Donghae harus memilih Janin atau Yoona yang diselamatkan”. Minho pun ikut terdiam, dia sangat merasa iba dengan nasib Donghae.

***

Donghae tersenyum tipis melihat Yoona yang sudah sadarkan diri.

“oppa” Donghae memeluk tubuh Yoona sangat erat. Kemudian dia melepasnya dan menatap Yoona secara intens.

“apa kau begitu menyayangi anak kita ?” Yoona menatap Donghae dengan wajah innocent-nya kemudian mengangguk polos. Hal itu tentu saja membuat miris hati Donghae. Apa yang harus dia lakukan, memilih menyelamatkan anaknya yang sudah lama dia dan Yoona inginkan atau menyelamatkan Yoona tetapi dia akan kehilangan anaknya. Pilihan yang berujung pada kehilangan yang mendalam bagi Donghae.

“aku bangga karna sebentar lagi akan menjadi ibu.. bla bla bla bla” Yoona berbicara panjang lebar, begitu bersemangat. Ketika dia menoleh kearah Donghae, pria itu hanya terdiam dengan pandangan yang kosong.

“oppa” Yoona mengibas-ibaskan tangannya dihadapan wajah Donghae yang melamun.

“eh ? kenapa Yoong” Donghae terlihat salah tingkah. Yoona hanya mencibir sikap suaminya itu. jadi dari tadi dia berbicara panjang lebar Donghae sama sekali tidak mendengarkannya ? aish menyebalkan !

“tidak jadi” Yoona mempoutkan bibirnya lalu menekuk kedua tangannya didada. Dia membuang tatapannya dari arah Donghae. Donghae tersenyum lalu mengacak rambut Yoona. Kemudian dia mencubit pipi istrinya.

“Aww.. sakit aish kau ini benar-benar, sudah megacak rambutku sekarang mencubit pipiku Be-” Donghae memotong ucapan Yoona. Dia menangkup kedua pipi Yoona, membuat wanita itu mau tidak mau harus menatapnya. Mereka berpandangan cukup lama, membiarkan segala rasa cinta mereka tersalurkan hanya dengan tatapan mata.

“o..oppa a..apa yang kau la..kukan” Yoona merasa gugup, tatapan Donghae begitu intens. Donghae memajukan wajahnya agar lebih dekat dengan Yoona. Nafas Donghae begitu terasa menyapu permukaan wajah Yoona, membuat wanita itu bergidik, merinding. Yoona hanya memejamkan matanya. Dia terlalu gugup. Donghae tersenyum jahil, kemudian menyentil dahi Yoona.

Pletakk..

“aww. Hyaaa sakit oppa” Yoona mengelus dahi-nya yang menjadi korban sentilan Donghae.

“memangnya kau fikir apa yang akan kulakukan, dasar yadong” Donghae kembali menoyor dahi Yoona. Membuat wanita itu geram, Yoona hanya menggigit bibir bawahnya, dia sungguh malu dengan apa yang dia pikirkan. Donghae yang melihat Yoona seperti itu, kemudian memajukan wajahnya kembali, dan melumat bibir mungil istrinya. Awalnya Yoona yang tidak mau membalas, akhirnya luluh juga. Ciuman mereka kurang lebih berlangsung selama 5 menit. Sampai akhirnya Yoona mendorong tubuh Donghae karena kehabisan nafas. Donghae tersenyum lalu mengacak rambut istrinya.

“sudah, kau istirahat dulu Yoong, aku mau menemui Dokter”. Donghae menyelimuti tubuh Yoona, lalu mengecup kening istrinya. Yoona tersenyum tipis, sesungguhnya dia tahu dengan apa yang sedari tadi membuat Donghae terlihat berbeda.

“oppa” panggil Yoona sebelum Donghae benar-benar akan menutup pintu ruangan ICU. Donghae menghentikan langkahnya. Tanpa berniat membalikan badannya.

“aku mencintaimu oppa, kumohon selamatkan anak kita. Bukankah kau ingin menjadi seorang Appa, aku sangat senang jika aku bisa mewujudkan keinginan suamiku” Donghae merasa ruang lingkup pernafasannya semakin sesak mendengar penuturan istrinya.

“tapi semua kembali pada keputusanmu aku percaya apapun yang kau putuskan itu pasti memang yang terbaik”. Air mata yang sedari tadi Donghae tahan akhirnya jatuh juga. Dia memegang dadanya yang semakin terasa sesak.

“percayalah, suatu saat nanti tuhan pasti akan memberikan kebahagiaan untuk kau, aku dan anak kita. Jadi apapun yang kau putuskan, sebelum itu pikirkan baik-baik” Donghae menyerah, dia membalikan tubuhnya lalu berjalan setengah berlari menuju istrinya. Kemudian dia merengkuh tubuh hangat istrinya. Yoona mengelus pelan punggung Donghae yang bergetar, dia tahu Donghae pasti sedang menangis. Kemudian Donghae melepaskan pelukannya.

“aku mencintaimu Yoong, sangat sangat mencintaimu” bisik Donghae kemudian berjalan meninggalkan istrinya.

***

Gadis itu mendengus kesal. Hampir dua hari dia disekap oleh member SNSD, kini dia harus dilepaskan dijalanan seorang diri. Dia merutuki nasibnya. Terkadang gadis itu menunduk, ketika melihat tatapan jijik dari orang-orang yang berjalan disekitarnya. Bagaimana tidak, bajunya yang penuh dengan noda tanah, rambutnya yang acak-acakan, terlebih lagi dia tidak memakai alas kaki.

“Son Eun Soo” seseorang meneriakkan namanya membuat dia menghentikan langkahnya. Bagaimana mungkin masih ada yang mengenalnya padahal dia sudah berpenampilan yang sangat-sangat kacau. Kemudian dia membalikan tubuhnya kearah sumber suara. Matanya membulat ketika melihat sosok pria yang dia kenal, senyum tipis mengembang diwajahnya.

“Geun Suk oppa” Jang Geun Suk menahan tawa, ketika dia benar-benar memperhatikan penampilan kacau Eun Soo dari bawah sampai atas. Eun Soo yang melihat itu hanya mencibir.

“haha jangan memasang wajah seperti itu, meskipun kau terlihat kacau, namun tetap cantik”

Blush..

Kedua pipinya memerah seketika, bagaimana mungkin dalam keadaan seperti ini, pria dihadapannya masih sempat menggodanya.

“ah, sudahlah aku mau pulang” Eun Soo melangkah berbalik meninggalkan Geun Suk. Membuat pria itu segera menahannya.

“hey, tunggu kau mau kuantar” Eun Soo menghentikan langkahnya. Kakinya memang mulai terasa pegal, namun apakah dia harus menerima tawaran pria dihadapannya. Apa dia masih berani, setelah menolak pernyataan cinta pria itu dihadapan kru drama yang dibintanginya wkatu itu.

“ayo” Geun Suk yang tidak mendengar jawaban Eun Soo segera menarik lengan gadis itu untuk masuk kedalam mobilnya. Suasana dimobil itu terasa begitu hening. Geun Suk sibuk dengan menyetir, sedang gadis dihadapannya sibuk dengan fikirannya. Di benaknya berkecamuk segala bayang-bayang yang terjadi selama dia disekap oleh Yuri dan Soo Young.

*FlashBack*

“Hey lepaskan aku, sakit” pekiknya ketika kedua pria berbadan tegap itu semakin menyeret tubuhnya untuk masuk kedalam gudang yang tidak terurus. Kemudian orang itu menghempaskan tubuhnya sehingga dirinya membentur tumpukan kardus yang berada disana.

“awww.. kalian ini Hey, jangan tinggalkan aku” dia berlari kearah pintu yang sudah tertutup, menggedor pintu itu berharap ada yang mendengarnya. Tangannya mulai terasa sakit, dia menyerah, memilih menunggu sampai kedua orang itu datang lagi.

“Son Eun Soo” terdengar suara dari sebuah alat pengeras yang diletakkan disudut atas ruangan, dibawah alat pengeras itu ada sebuah kamera pengintai, tidak hanya disitu, bahkan ada disetiap sudut.

“apa yang kau inginkan dariku” teriaknya.

“hahaha kami fikir kami menginginkan apa darimu. Hey tidak kah kau sadar, kau itu tidak ada apa-apanya dibanding kami” sahut seorang wanita.

“bukankah sudah kukatakan, kami akan melepasmu jika kau bersedia berhenti menganggu pernikahan Yoona-kami” seorang wanita dengan suara yang agak cempreng ikut menyahut.

“cih, kalian fikir dengan seperti ini aku akan berhenti mengganggu mereka, dengarkan aku Donghae oppa adalah milikku. Selamanya milikku, dan dia hanya bahagia jika bersamaku”

“benarkah ? baiklah jika kau tidak mau juga, kami akan melakukan yang lebih”

“apa maksudmu Yuri-ssi ?”

“kau lihat, layar proyektor disebelah sana”. Eun Soo menoleh mendapati sebuah layar proyektor, yang menunjukan sebuah video ketika dulu dirinnya yang membawa Donghae kesebuah kamar hotel. Kemudian dia melepaskan baju Donghae. Dan membaringkan tubuh Donghae yang benar-benar tidak sadar. Lalu dia juga melepaskan bajunya dan tidur disebelah Donghae seolah-olah dia dan Donghae sudah melakukan sesuatu.

“darimana kalian dapatkan ini ?”

“kau fikir kami sebodoh itu, koneksi kami lebih banyak darimu” ucap Soo Young. Eun Soo menghela nafasnya.

“bagaimana jika aku tetap tidak mau meninggalkan Donghae oppa”

“mudah, kami akan menyebarkan video ini, lalu kau akan hancur secara perlahan”

“baiklah, aku menyerah kumohon jangan sebarkan video itu, aku tidak mau karir yang kubangun sejak awal hancur, dan aku tidak mau jika Donghae oppa membenciku”

“bagus, sekarang kau tanda tangani kertas yag ada diatas meja itu” sahut Soo Young. Eun Soo melangkah menuju meja yang tersedia sebuah kertas pernyataan. Perlahan dia mulai menorehkan tinta diatas kertas itu.

“sudah”

“baiklah, terima kasih atas kerjasamanya Son Eun Soo”

*Flashback END*

Geun Suk memandang heran kearah gadis disampingnya.

“Son Eun Soo, Hey” dia mengibas-ibaskan tangannya di wajah gadis itu.

“eh ? kenapa ?”

“kau tidak mau turun, sudah sampai”. Eun Soo mengedarkan pandangannya. Dia tersenyum malu ketika mobil Geun Suk sudah terparkir dihalaman rumahnya. Eun Soo membuka pintu mobil Geun Suk, lalu keluar dari mobil pria itu.

“terima kasih oppa”

“ini tidak gratis Eun Soo-ssi” Eun Soo mengernyit.

“nanti malam aku jemput jam 7, tidak ada alasan menolaknya” Geun Suk segera masuk mobilnya, lalu melaju dengan cepatnya. Membuat gadis itu hanya tersenyum tipis.

“mungkin aku memang tidak ditakdirkan bersama dengan Donghae oppa”

***

“bisakah kau menyelamatkan keduanya ?” Donghae memandang sayu wajah Dokter dihadapannya. Sementara dikedua sisinya, ada Umma dan Appanya.

“akan banyak efek sampingnya jika kami memaksa menyelamatkan keduanya” Donghae tertunduk lemah. Sementara Umma dan Appa-nya menggenggam erat kedua tangannya.

“apa efek sampingnya Dok, putriku sangat menginginkan anak itu” pria paruh baya disebelah Donghae ikut bersuara

“anaknya bisa lahir tidak normal atau istri anda juga bisa koma”

Deg !

Apa yang harus dia lakukan saat ini, keduanya sama-sama berharga bagi hidupnya.

“jadi apa keputusannya ?”

“aku memilih ….”

***

Mobil merah itu kini telah terparkir dihadapan rumah gadis itu. sang pria terlihat menunggu didepan gerbang dengan sebuket bunga mawar merah yang berada digenggamannya. Terlihat pintu rumah sudah terbuka, sesosok gadis cantik muncul. Pria itu tersenyum manis menghampiri gadis itu.

“akhirnya kau mau ikut ajakan ku” ucap pria itu.

“bukankah tidak ada alasan bagiku untuk menolaknya” mereka tertawa mendengar ucapan gadis itu.

“ini untukmu” gadis itu tersenyum manis lalu meraih bungan yang diberikan untuknya.

“terima kasih Geun Suk oppa”

“ayo” Geun Suk memberikan lengannya untuk digandeng oleh gadis itu. dengan senang hati gadis itu menyambutnya.

A S H O K A , R E S T A U R A N T

Gadis itu hanya menatap tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Restaurant yang dulu menjadi tempat, pria disampingnya ini menyatakan cinta padanya, kini disulap menjadi sebuah restaurant yang sangat mewah. Pria itu kemudian menggandeng tangannya. Mereka duduk di tempat yang sudah disediakan. Ada banyak makanan yang tersedia dan juga beberapa lilin yang mengelilinginya.

“kau suka” gadis itu mengangguk perlahan, entah mengapa lidahnya tersa kelu untuk mengucapkan sepatah kata. Makan malam itu tersa hening. Hanya suara alunan biola dan piano yang terdengar. Entah mengapa restaurant itu sepi dari pengunjung, apa pria itu yang melakukannya entahlah. Hampir satu jam mereka menghabiskan makanannya. Kemudian pria itu bangkit dan berjongkok dihadapan gadis itu.

“oppa apa yang kau lakukan ?” pria itu tidak menghiraukan perkataan gadis dihadapannya. Dia ssegera mengambil sesuatu didalam daku jasnya. Terlihat sebuah kotak berwarna merah sudah berada digenggamannya.

“Son Eun Soo aku tahu jika aku melakukan ini jawabannya memang selalu sama, tapi izinkan aku mengisi hatimu, menemanimu ketika kau sendirian, memberikan bahuku ketika kau menangis, dan menggenggam tanganmu ketika kau ketakutan, jadi maukah kau menjadi kekasihku, yang akan berlanjut menjadi istriku, menjadi ibu dari anak-anakku”. Eun Soo teridiam, tangannya menutup mulutnya yang tak percaya dengan yang dilakukan pria itu. sedetik kemudian air mata haru menitik dari matannya.

“hey, aku sudah buat ini seromantis mungkin tapi kau malah menangis” gerutu Geun Suk. Dia tidak habis fikir dengan gadis itu, mengapa disaat dia sudah mencoba romantis tapi gadis itu malah menangis.

“aku hanya terharu Geun Suk oppa” Eun Soo menjawab. Geun Suk mencibir.

“bagaimana jawabannmu, tidakkah kau kasihan melihatku seperti ini berjongkok itu membuat kakiku pegal” gerutu Geun Suk lagi. Sementara pelayan restaurant disana hanya menggeleng melihat prosesi yang dilakukan Geun Suk dan Eun Soo yang menurut mereka ‘sangat aneh’.

“aish aku tidak mau” ucap Eun Soo. Geun Suk menarik nafas kasar. Kemudian dia menarik tangan Eun Soo, lalu memakaikan cincin yang sedari tadi dia pegang.

“hey, apa yang kau- aish”

“tidak ada alasan untuk menolaknya gadis cantik, ini anggap sebagai bayaran karena aku tadi menolongmu”

“mana ada pria sepertimu, meminta seorang gadis menjadi kekasihmu dengan paksaan”

“tentu hanya aku yang bisa melakukan seperti itu, jika aku tidak gerak cepat kau pasti menolaknya” Eun Soo tertawa mendengar ucapan Geun Suk. Kemudian dia memeluk erat pria itu.

“terima kasih oppa, kuharap kau mau membantuku melupakan Donghae oppa dan hidup bersamamu”

“tentu, aku akan selamanya berada disisimu Saranghae Eun Soo”

“nado saranghae oppa”

***

Suasana diruang operasi itu terasa begitu mencekam, mereka semua yang berada disitu terus saja menundukan kepala, terus berdoa semoga semua berjalan lancar. Begitupun dengan pria itu, tak henti-hentinya dia mengangkat tangannya, meminta pada tuhan semoga semuanya bisa berjalan lancar. Sudah dua jam lebih operasi itu berjalan, namun belum ada tanda-tanda operasi itu selesai. Terlihat raut wajah mereka semua khawatir. Sampai akhirnya ..

Kleekk ..

Pintu ruang operasi terbuka, seorang dokter keluar dari ruangan. Mereka yang melihat itu segera menghampiri Dokter. Begitu juga dengan pria itu.

“bagaimana operasinya Dok ?” pria paruh baya itu memulai pertanyaan. Dokter itu terdiam, raut wajahnya sulit terbaca, kemudian perlahan membuka suara.

“operasinya berjalan-”

“owwee owwee” suara tangisan bayi itu memotong ucapan dokter. Hal itu tentu saja membuat semakin bingung orang-orang yang berada disana.

“kalian sudah dengar, operasinya berjalan lancar bayi dan ibunya selamat sungguh ini sebuah keajaiban” ucap sang Dokter. Sontak semua orang yang berada disana emngelus dada lega. Terlebih pria itu dia tersenyum sangat lebar.

“wah selamat Donghae oppa, kau jadi seorang Appa” Koor member SNSD. Semuanya tersenyum bahagia.

“Selamat Hae aku tidak menyangka, adik kecilku kini sudah menjadi seorang Appa” ucap sang Leader.

“hey Hyung, dia juga adik kecil kami” koor Yesung, Shindong, Sungmin, Eunhyuk dan Siwon. Donghae hanya tersenyum lalu memeluk erat hyungnya.

“Hyung kalian melupakan kami” tanya Ryeowook dan Kyuhyun. Mereka menggeleng kemudian berpelukan erat.

“hyung selamat, aku ikut bahagia” ucap seseorang pada Donghae. Lantas Donghae menoleh mendapati Minho tersenyum sangat manis.

“terima kasih Minho, kau memang adikku yang paling tampan” bisik Donghae lalu memeluk Minho. Kemudian dia beralih menatap Umma dan Appa-nya.

“Umma, Appa” mereka bertiga berpelukan

“Umma sangat bahagia, akhirya Umma bisa menimang cucu dari anak Umma yang tampan ini”

“Appa juga bahagia, terima kasih Donghae kau sudah memberikan kebahagiaan bagi Yoona dan Appa”

“aku juga bahagia Appa, soal surat perceraian itu”

“sudahlah lupakan, kita semua harus bahagia memulai dari awal” ucap Appa Donghae.

“gumawo Appa” mereka melepaskan pelukannya.kemudian beralih pada Dokter itu.

“lalu bagaimana keadaan istriku Dook, aku boleh menemuinya”

“dia masih tidak sadarkan diri, ketika proses bersalin dia mengalami pendarahan yang cukup banyak. Tapi mungkin sebentar lagi akan sadar. Kau boleh masuk”

***

Donghae tersenyum memandang istrinya yang masih tidak sadarkan diri. Kemudian dia memilih duduk disebelah istrinya, menggenggam erat jemari istrinya.

“Yoong” bisik Donghae sambil merapikan poni Yoona yang menutupi matanya. Yoona menggeliat perlahan kemudian membuka matanya.

“Donghae oppa” Yoona mencoba bangun namun Donghae menahannya.

“oppa.. mata Yoona memerah, Donghae mememeluknya erat.

“terima kasih Yoong kau masih disini bersamaku”

“maafkan aku oppa aku-” Donghae melepaskan pelukannya lalu mencium singkat bibir mungil Yoona.

“ssstt.. kau tidak usah minta maaf. Harusnya kita bisa menjadi keluarga yang bahagia”

“Tn. Lee ini anak  anda” seorang suster masuk dan membawa seorang anak yang tampan, dan memberikannya ke Donghae.

“terima kasih sus”. Donghae kemudian menatap Yoona yang masih bingung.

“kau lihat dia bahkan lebih mirip denganku Yoong” ucap Donghae. Yoona terdiam memahami semuanya. Sedetik kemudian air mata mengalir dari sudut matanya.

“benarkah ini ?” Donghae mengangguk lalu memberikan anaknya pada Yoona. Yoona menggendong anak itu dan tersenyum manis, benar sekali anaknya mirip sekali dengan Donghae, hanya keningnya saja yang mirip dengannya.

“selamat Yoong” koor member SNSD yang masuk keruangan itu. bersama dengan member Super Junior dan Umma Appa mereka.

“selamat sayang” Umma dan Appa memeluk Yoona erat.

“akhirnya adik kami yang paling cantik sekarang sudah menjadi seorang Umma” Yoona tersenyum manis.

“terima kasih semua”

“selamat noona” Minho memeluk Yoona erat. Dia tidak melihat tatapan Donghae yang kesal padanya.
“aish Minho cukup memeluknya” gerutu Donghae. Semua hanya tertawa melihat tingkah kekanakan Donghae.

“Yoong siapa namanya?” tanya Yuri. Yoona dan Donghae bertatapan kemudian tersenyum.

“Lee Aiden”

***

S E O U L, S O U T H K O R E A

1 TAHUN KEMUDIAN

 

Anak lelaki itu terus berlari menggiring bola, dibelakangnya terlihat pria yang lebih tua darinya mengejarnya. Kemudian anak itu melesatkan tendangannya dan ..

“Gooolllll” teriak anak kecil itu kegirangan.

“aish Appa kalah lagi” gerutu pria itu, kemudian menggendong putranya yang masih berumur 1 tahun lebih. Meskipun masih kecil tapi anaknya sudah mampu berlari walau tidak seperti biasa.

“Aiden, Oppa makanan sudah siap” teria seorang wanita dari dalam rumah. Pria itu membawa anaknya masuk kedalam rumah.

“Umma” teriak anak itu. wanita itu segera menggendong putranya.

“a..tu.. me..nang.. U..mma” ucap anak itu masih terbata-bata. Wanita itu tersneyum lalu mencium kedua pipi anaknya.

“hebat, hanya kau yang bisa mengalahkan Appa-mu itu” ucap wanita itu membuat pria disebelahnya mempoutkan bibirnya.

“oppa, kau ini sudah tua masih saja bersikap seperti itu”

“Yoong kau tidak adil, semenjak anak itu lahir kau mulai tidak menyayangiku” gerutu pria itu.

“aku memang tidak menyayangimu, tapi aku mencintaimu Donghae oppa” Donghae memluk wanita itu erat. Mereka tidak melihat ekspresi bingung anaknya. Lama mereka berpelukan sampai sang anak menarik kemeja yang digunakan Donghae.

“Um..ma a..tu la..pa..l” Yoona dan Donghae melepaskan pelukannya dan beralih menatap malaikat kecilnya.

“ayo jagoan Appa kita makan” Donghae menggendong Aiden dan membawanya keruang makan. Yoona yang melihat itu hanya tersenyum manis.

“terima kasih tuhan, kau memang memberiku banyak sekali cobaan, tapi setelah itu kau memberikan ku kado yang begitu berharga terima kasih” gumam Yoona.

“Um..ma a..yo.. ma..ta..n” teriak Aiden. Yoona yang tersadar lalu berlari keruang makan.

“Iya sayang”

 

 

E P I L O G

“TIDAAAKKKK.. DONGHAEE OPPA JANGAN TINGGALKAN AKUUUU..”

Yoona merasa lututnya melemas seketika, tubuhnya limbung. Bersimpuh dilantai. Dia merasa dunianya seakan berhenti dan mati untuknya. Yoona terus menangis, begitupun dengan orang-orang yang berada diruangan itu. mereka tidak menyangka Donghae harus pergi secepat itu. mereka semua masih terlarut dalam tangisan sampai akhirnya..

Tuut Tuut

Kardiograf itu kembali menunjukan sebuah alur Zig-Zag. Hal itu tentu saja membuat tangisan mereka terhenti. Merea menatap alat kardiograf yang kembali memunculkan tanda-tanda kehidupan. Kemudian tatapan mata mereka beralih pada Donghae yang masih terbaring. Tapi tunggu, tangannya bergerak dan mata itu, mata itu perlahan terbuka. Yoona bangkit lalu menghampiri Donghae dan menggenggam erat jemari pria itu.

“Donghae oppa”

“Yoo..ong” ucapnya terbata. Yoona sontak memeluk tubuh rentan Donghae. Dia sungguh bersyukur bahwa tuhan benar-benar sungguh baik padanya.

“baiklah kami akan memeriksanya dulu”. Yoona mundur selangkah membiarkan Donghae diperiksa oleh Dokter.

“bagaimana keadaannya Dok”

“benar-benar sebuah keajaiban, kondisinya membaik seketika, kalian harus berterima kasih tuhan masih memberinya kesempatan”. Yooan tersenyum manis lalu menghampiri Donghae yang menatapnya dengan mata teduhnya.

“maafkan aku Yoong”

“sttt kau tidak perlu minta maaf oppa” Yoona dan Donghae kembali berpelukan tidak peduli tatapan orang yang berada diruangan itu.

“Selamat datang kembali Donghae/Oppa” Koor member Super Junior dan Member SNSD. Donghae hanya mengangguk lalu beralih menatap seorang wanita dan pria paruh baya.

“jangan pernah tinggalkan Umma lagi sayang” ucap Umma Donghae.

“ne, jangan pernah tinggalkan kami lagi Hae”. Yoona menggenggam erat jemari Donghae.

“kau harus tetap disisiku oppa, bukankah kita akan merawat anak ini bersama”

“aku janji tidak akan pernah meninggalkanmu dan anak kita Yoong Saranghae”

“nado saranghae oppa”

T H E E N D

 Huuuuuuuaaaaaaahhhh

Akhirnya selesai juga FF gaje ini..

Gimana reader ? panjangkan ? Panjang dong ..

Sebelumnya aku mau bilang makasih banget buat reader yang selalu setia nunggu FF ini

Makasih buat yang udah comment

Dan maaf kalo masih banyak Typo ^-^

Dan makasih buat YoonHae yang udah jadi inspirasiku

Y O O N H A E J J A N G ! !

YoonHae Jjang !!

Matrix 2nd


August 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

*

□ Last part □

“gadis itu bukankah yang tadi bersamamu” ucap Sungmin. Teman-teman mereka pun semakin menatap lekat kearah seseorang yang sedang dipeluk Jessica.

“cantik sekali” puji hyukjae. Sementara Siwon berusaha semakin meneliti pandangannya. Matanya melotot ketika melihat gadis dihadapannya.

“Yoona” gumam Siwon pelan membuat Donghae dan yang lain menoleh kearahnya.

“kau mengenalnya?” tanya Donghae.

□ This part □

Yoona melepaskan pelukannya, ketika mendengar seseorang menyebut namanya. Nama yang tidak pernah diketahui siapapun kecuali ..

Mata gadis itu meneliti setiap tempat. Akhirnya pergerakan mata itu terhenti ketika melihat sosok Siwon yang berdiri mematung bersama Donghae dan kawan-kawannya. Siwon memang bergumam pelan, namun tetap saja dengan jarak yang kurang dari 1 meter Yoona mampu mendengar gumaman Siwon.

“Siwon” ucap Yoona pelan. Jessica mengikuti arah pandangan Yoona. Matanya melebar ketika melihat sosok Donghae dan kawan-kawannya.

“Cal, kau mengenal Andrew ?” tanya Jessica. Yoona hanya mematung, tidak ada jawaban sedikitpun yang keluar dari bibir mungilnya. Sosok Donghae dan kawan-kawannya berjalan menghampiri keberadaan Yoona dan Jessica.

“hay Sica !” sapa HyukJae seraya memperlihatkan senyum gusinya. Jessica hanya tersenyum tipis. Matanya tak lepas dari Yoona dan Siwon yang saling berpandangan. Donghae pun sama halnya dengan Jessica. Dia masih bingung, mengapa Siwon bisa mengenal Calista, gadis aneh itu. suasana canggung itu berlangsung beberapa menit sampai akhirnya suara I-phone Yoona mengakhiri segalanya. Wajahnya datar ketika melihat siapa yang menghubunginya.

“Halo” sapa suara disebrang.

“ada apa ?” ucap Yoona. Pria disebrang hanya menghembuskan nafasnya pelan. Setidaknya dia tahu jika Yoona tidak ingin berbasa-basi.

“bisakah kau membalas sapaanku Cal”

“sudahlah ada apa Max ?”

“pulang nanti kau harus segera menemuiku, ada yang ingin kubicarakan”

“baiklah”. Flip

Yoona memutuskan sambungan telfonnya. Dia sama sekali tidak mempedulikan Changmin yang mengumpat kepadanya.

“aku duluan Jessie” ucap Yoona langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Jessica dan Donghae serta kawan-kawannya. Jessica dan Donghae hanya memandang heran kearahnya. Tapi tidak dengan Siwon. Dia terus saja menatap Yoona yang makin lama hilang dipenglihatannya.

“dasar aneh” gumam Donghae. Jessica yang mendengar itu langsung menatap tajam kearah pria itu.

“err.. Andrew, kau bisa jelaskan dimana kau mengenal gadis itu ?” tanya Donghae yang mengalihkan pandangan Jessica padanya.

“maaf” Siwon pun ikut melangkah meninggalkan Donghae kawan-kawannya, serta Jessica.

*

Yoona mendengus kesal, mood-nya berubah drastis ketika dia bertemu dengan pria itu. matanya dipejamkan, membiarkan angin menerpa wajahnya dan menerbangkan setiap helai rambutnya.

“kau disini rupanya” suara berat itu mengejutkannya. Yoona membuka matanya mendapati sosok Donghae berdiri tidak jauh dari tempatnya.

“ada apa ?” tanyanya datar. Donghae tidak menjawab pertanyaannya tapi memilih mendudukan diri disamping Yoona.

“mengapa tadi kau tidak masuk kelas ?” tanya Donghae lagi. Sebenarnya dia malas untuk menyapa gadis dihadapannya. Tapi rasa penasarannya sudah mengalahkan rasa malasnya.

“aku malas”

“astaga, apa benar kau seorang wanita ? pantas saja Appa menyuruhmu untuk menjagaku, kau tidak cocok sama sekali menjadi seorang wanita” ejek Donghae. Yoona memandang tajam kearah Donghae.

“untuk apa kau disini ? bukankah kau menyuruhku untuk berpura-pura tidak mengenalmu ?”

Glek ..

Ucapan Yoona membuat Donghae mati kutu, dia merutuki kebodohannya sendiri. Ah dia membuat dirinya dimata Yoona benar-benar pria yang aneh.

“ah.. itu aku hanya mengkhawatirkanmu” Donghae menutup mulutnya. Kata-kata bodoh semakin terlontar dari mulutnya. Yoona mengernyit heran, ‘dasar aneh’ batinnya.

“baiklah aku pulang” ucap Yoona seraya bangkit dan berlalu meninggalkan Donghae. Donghae yang menyadari hal itu ikut bangkit dan mengejar Yoona.

“Calista” teriak Donghae. Yoona yang baru beberapa langkah meninggalkan Donghae segera memghentikan langkahnya.

“ada apa ?” tanyanya tanpa berniat membalikkan tubuhnya menghadap Donghae. Donghae mendengus sebal, rasanya dia harus mulai memahami sifat Yoona yang tidak ingin berbasa-basi.

“bagaimana bisa kau mengenal Andrew ?”. Yoona mengernyit, jadi Andrew adalah nama Siwon yang sekarang.

“kenapa ?” Donghae terdiam, untuk apa dia bertanya begitu. Yoona yang tahu tidak ada respon dari Donghae akhirnya pergi meninggalkan Donghae.

“aish stupid !” Donghae memukul kepalanya sendiri. Bodoh itulah yang dia pikirkan. Mengapa dia bisa bertingkah sebodoh itu dihadapan gadis aneh seperti Yoona.

*

Gadis itu terus saja mengadukkan minuman yang berada ditangannya, pikirannya melambung mengingat kejadian tadi siang dikampusnya. Siwon, mengapa pria itu harus muncul lagi dihadapannya. Disaat dia sudah bisa perlahan melupakan pria itu, mengapa sekarang justru pria itu berada disekitarnya. Terlebih menjadi sahabat Donghae.

*Flashback*

Yoona tersenyum senang ketika mendapat kabar bahwa Siwon kekasihnya telah kembali dari Amerika. Kini Yoona sudah berada di sebuah taman, tempat yang mempertemukan dirinya dengan Siwon. Dan tempat yang memisahkan dirinya dan Siwon, karena Siwon memilih melanjutkan study diluar negeri.

“maaf aku terlambat, oppa” ucapnya ketika mendapati Siwon yang sedang duduk dibangku taman. Siwon tersenyum manis ketika melihat Yoona yang berpenampilan begitu cantik menurutnya.

“tidak aku baru saja tiba Yoongie” bohong Siwon. Yoona menggeleng heran, mengapa bisa ada pria sebaik Siwon.

“baiklah sekarang kita mau kemana oppa ?” Yoona ikut mendudukan dirinya disebelah Siwon.

Siwon menoleh, senyum yang tadi mengembang perlahan sirna. Yoona yang menyadari ada perubahan pada kekasihnya hanya menatap heran.

“ada apa oppa ?”

“maaf, kurasa lebih baik hubungan kita sampai disini saja”. Ucapan Siwon terdengar bergetar. Yoona merasa hatinya tertohok mendengar ucapan Siwon.

“a..apa yang kau katakan oppa ?” suara Yoona bergetar, seiring dengan dadanya yang terasa sesak. Ruang lingkup pernafasannya seolah menipis, seperti ada batu yang menyumbat paru-parunya.

“maafkan aku Yoongie, aku lelah, maaf” ucap Siwon lalu melangkah meninggalkan Yoona yang masih saja terdiam. Sedetik kemudian air mata jatuh dipelupuk matanya. Pandannya buram karena terhalang oleh air mata yang mengalir semakin derasnya. Yoona merutuki dirinya sendiri. Hari yang dia fikir adalah hari yang paling indah, nyatanya adalah hari yang membuat dirinya merasakan sakit yang teramat sakit.

“apa salahku ?” gumamnya

*Flashback End*

Air mata kembali membasahi wajah cantiknya. Dia tidak menyadari sesosok pria tengah berjalan pelang menghampirinya.

“maaf aku.. astaga Cal, kau menangis ?” pekik Changmin ketika mendapati wajah Yoona yang basah. Yoona terkejut dengan kehadiran Changmin. Dia langsung menghapus kasar air matanya.

“tidak”. Changmin mengernyit heran, dia langsung duduk disebelahYoona.

“apa yang terjadi Cal, ?”. yoona terdiam, Changmin menghela nafasnya. Dia memilih tidak melanjutkan pertanyaannya.

“jadi ada apa ?” tanya Yoona ketika Changmin terdiam.

“Wild telah kembali” ucap Changmin pelan. Kemudian pria itu memberikan selembar kertas artikel padanya.

“penyerangan di kantor Departemen Pemerintah” gumam Yoona ketika membaca judul artikel itu. Yoona menoleh pada Changmin, dia meminta penjelasan yang lebih rinci mengenai ini.

“itu jadi trending topic saat ini, Kikwang dan Taeyeon sudah kusuruh untuk menyelidiki lebih lanjut. Presiden juga sudah memberitahuku agar kau menjaga Aiden, karena dia akan berada lama di Spanyol”. Yoona mengangguk mengerti.

“aku tahu, aku akan menjaganya”

“tidak hanya itu..” Yoona mengernyit.

“kau harus tinggal bersamanya” lanjut Changmin

“apa ?! kau fikir dia masih anak bayi sehingga aku harus tinggal dirumahnya” pekik Yoona.

“itu perintah dari Presiden Cal”. Yoona menghembuskan nafasnya. Merutuki nasibnya yang begitu sial. Arrghh, batinnya.

*

Pria itu tersenyum kecut ketika membaca trending topic hari ini. Matanya memandang nanar kearah laptonya.

“lihat saja aku akan membalasmu Max” gumamnya. Tiba-tiba

Klek,

Pintu ruangannya terbuka. Sosok pria jangkung terlihat dari balik pintu.

“ada apa ?” tanya pria itu. sementara pria yang baru saja tiba mendudukan dirinya disebrang pria itu. wajahnya sangat datar seperti tidak memiliki semangat.

“aku bertemu dengannya lagi hyung” ucap pria itu. sementara yang dipanggul ‘hyung’ itu mengernyit bingung.

“dia ? maksudmu gadis itu ?”. pria jangkung itu mengangguk. Lalu menyenderkan dirinya di sofa. Sementara pria yag didepannya hanya memandang datar terhadapnya. Suasana mulai hening. Mereka masing-masing tenggelam dalam pikirannya.

“kau harus bisa mendekatinya lagi” ucap pria itu memecah keheningan. Sementara pria jangkung itu terkejut mendengar ucapan hyungnya.

“apa yang kau katakan hyung, aku sudah menyakitinya” pekik pria jangkung itu.

“lalu, kau menyesal telah menyakitinya. Kau ingat kita harus menghancurkan Matrix, dan sebelum itu kita harus menghancurkan anak buahnya. Semua aku serahkan padamu”. Pria jangkung itu menghela nafasnya pelan. Selalu saja seperti ini, karena dendam hyungnya dia harus menyakiti gadis yang teramat dicintainya.

“maafkan aku Yoona” gumam pria jangkung itu.

*

Donghae menatap nanar kearah gadis dihadapannya. Baru saja dia bisa bernafas lega karena hanya bertemu gadis itu dikampus. Tapi kini dia harus menerima kenyataan bahwa gadis itu akan tinggal bersamanya dirumah yang mewah ini. Jika bukan karena ayahnya sudah bisa dipastikan dia akan langsung menendang gadis aneh itu dari kehidupannya. Sementara gadis itu hanya menatap datar kearah dirinya. Membuat dia merasa semakin muak dengan kehadiran gadis itu.

“kau keberatan aku disini ?” tanya gadis itu. Donghae terdiam. Entahlah dia masih merasa cukup kesal dengan keputusan sepihak ayahnya. Gadis itu yang tidak mendapat respon dari Donghae segera membalikan tubuhnya mulai melangkah meninggalkan Donghae.

“bailah aku pulang” ucapnya datar. Menarik kopernya berjalan menuju pintu keluar. Sebelum akhirnya langkah gadis itu terhenti karena sebuah tangan menghentikannya.

“kau mau kemana, ini sudah malam aku tidak keberatan kau tinggal disini” bohong Donghae. Gadis iru mengernyit. Apa yang terjadi dengan pria ini, tidak biasanya dia bersikap seperti itu padanya. Yoona tidak menjawab ucapan Donghae, dia pun segera melangkahkan kakinya menuju sofa lalu mendudukan dirinya, di sofa yang terasa empuk menurutnya. Donghae berdecak kesal, baru kali ini dia menemukan gadis yang menyebalkan menurutnya. Bahkan lebih menyebalkan dari sifatnya. Akhirnya Donghae memilih kembali kekamarnya tanpa menghiraukan Yoona yang masih duduk dengan bersandar disofanya.

*

S e o u l, 01.00 K S T

Hampir 2 jam Donghae terus saja mengurung diri dikamarnya. Rasanya pria itu sangat malas bertemu dengan Yoona. Sejenak dia menoleh kearah jam dinding dikamarnya.

‘ah sudah pukul 1, aku sangat haus’gumamnya. Akhirnya dia beranjak dari tempat tidurnya. Dan melangkahkan kakinya keluar kamar. Bunyi gaduh saat pria itu menuruni tangga begitu terdengar nyaring. Tapi tetap saja tidak sama sekali mengganggu gadis cantik yang telah memasuki alam mimpinya itu. ya itu, Yoona. Donghae mengernyitkan dahinya ketika melihat Yoona yang tertidur pulas disofa. Perlahan dia menghampiri sosok gadis yang menurutnya sangat menyebalkan. Kemudian ditatapnya gadis itu secara intens. Gadis itu, tertidur dengan wajah yang sangat damai. Sesekali gadis itu menggeliat, menemukan posisi tidur yang nyaman. Entah apa yang terjadi pada pria itu-Donghae. Perlahan dia mengulurkan tangannya menyentuh kening indah gadis itu. ditatapnya gadis itu makin intens. Sedetik kemudian kedua ujung bibirnya membuat sebuah simpul yang amat indah. Senyuman itu begitu terlihat kagum melihat sosok gadis dihadapannya.

“kau seperti memiliki 2 kepribadian yang berbeda, Cal” gumamnya lalu kembali melangkahkan kakinya menuju dapur

*

Semua orang diruangan itu terdiam, mereka memilih mendengarkan semua arahan dari sang ketua. Max Changmin, ketua dari organisasi Matrix itu menatap nanar kearah foto gadis yang sedari tadi dia pegang. Matanya memerah, sedetik kemudian air mata jatuh dari sudut matanya.

“kau baik-baik saja Max ?” tanya Soo Young. Entah mengapa melihat pria tampan itu menangis membuat gadis itu merasakan apa yang dirasakan pria itu. Changmin menoleh dan tersenyum tipis pada Soo Young, untuk meyakinkan gadis itu bahwa dia baik-baik saja.

‘setidaknya aku tidak akan membiarkannya jatuh kedalam pelukan pria itu lagi’ batin Changmin kemudian mendongakan wajahnya dan menghembuskan nafasnya pelan. Suasana hening itu tidak bertahan lama, sampai akhirnya pintu ruangan itu terbuka. Muncul sosok gadis cantik dengan membawa aura yang begitu kelam.

“aku terlambat, maaf” ucap gadis itu lalu duduk ditempat yang disediakan untuknya. Sementara sang gadis tidak menyadari tatapan tajam dari Changmin yang seakan ingin menerkamnya.

“hey Cal, tidak biasanya kau terlambat” Kikwang. Pria yang disebelah Yoona berbasa-basi mencoba mencairkan suasana. Yoona menoleh menatap datar kearah pria itu.

“jika bukan karna pria itu aku tidak akan terlambat”

“tapi ke-” baru saja Kikwang ingin melanjutkan ucapannya. Yoona terlebih dahulu memberikan tatapan : berhenti-berbicara-bodoh. Kikwang memilih membekap mulutnya dan membiarkan suasana kembali hening.

“Max, kau baik-baik saja” Yoona mengalihkan pandangannya menatap Changmin yang sedari tadi terdiam. Gadis itu merasa heran, tidak biasanya Changmin seperti itu, bukankah pria itu sangat cerewet sekali terhadapnya. Semua diruangan itu menatap Yoona dengan intens. Mereka tahu dibalik sikap Yoona yang terkesan dingin, tapi dia sungguh perhatian terhadap orang disekitarnya.

“aku baik-baik saja Cal” Changmin tersenyum sangat manis. Pria itu tidak menyadari bahwa sedari tadi, salah satu gadis yang berada diruangan itu terus saja mengumpat kepadanya. ‘bahkan kau selalu memberikan senyum terbaikmu untuknya’. Batin gadis itu.

*

Gadis itu mengeratkan hoodie yang dia pakai. Rapat yang berlangsung hampir satu jam membuat dirinya penat sekali. Dia terus saja melangkahkan kakinya menyusuri pusat kota Seoul. Sesekali menghirup udara alami dari kota itu. cuaca begitu cerah. Langkahnya terhenti mendapati seorang anak kecil menangis sendirian ditaman.

“hey, anak manis kau kenapa ?” senyum terbaik coba dia berikan pada gadis kecil dihadapannya.

“aku mau ice cream itu tapi aku tidak punya uang” tunjuk gadis kecil itu pada tukang ice cream disebrang jalan. Yoona mengikuti arah tangan gadis kecil itu menunjuk dan tersenyum simpul.

“kau disini dengan siapa ?”

“ahjussi-ku unnie, dia sedang ada rapat”

“baiklah ayo ikut unnie” Yoona menarik tangan mungil itu untuk mengikuti langkahnya.

“jadi siapa nama-” tanya Yoona ketika mereka kembali tiba ditaman. Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya terdengar suara teriakan.

“Ji Eun-ah” teriakan itu terdengar begitu nyaring membuat Yoona dan gadis kecil dihadapannya menoleh kesumber suara. Mata Yoona membulat ketika mengetahui siapa pemilik suara itu.

“Siwon/Yoona” ucap Yoona dan pria itu secara bersamaan. Siwon, pria itu melangkahkan kaki menghampiri 2 orang wanita yang sedang berbicara ditaman. Seketika suasana menjadi hening, sampai akhirnya tangan imut Ji Eun menarik jas kebesaran Siwon.

“ahjussi mengapa kau lama sekali ?” Siwon dan Yoona menoleh menatap Ji Eun seketika.

“maafkan ahjussi, Ji eun-ah”

“tidak apa ahjussi, untung saja ada unnie cantik ini jadi aku tidak sendirian”. Siwon beralih menatap Yoona. Tak lama kemudian senyum manis terpancar dari wajah pria itu.

“terima kasih Yoona”. Yoona mengangguk, tatapannya berubah menjadi datar. Lalu dia segera melangkah pergi meninggalkan Siwon dan Ji Eun yang terkejut.

“Unnie” teriakan Ji Eun masih terdengar ditelinganya namun dia bersikuat mengabaikannya dan tetap melangkah menjauh dari tempat itu. sementara Siwon menatap sendu Yoona dari belakang.

*

Pria itu terus saja menggumam tidak jelas. Sesekali dia mengumpat pelan merutuki kesialan menimpa dirinya.

“arggh.. gadis itu benar-benar menyebalkan!” pekiknya. Dia sama sekali tidak menyadari teman-temannya menatap aneh kearahnya.

“Hey, kurasa Aiden kita benar-benar sudah gila” celetuk HyukJae. Donghae yang mendengar ucapan temannya itu langsung memberikan tatapan ingin membunuhnya. HyukJae yang menyadari tatapan Donghae hanya tersenyum menampilkan deretan gusinya. Tidak lama Donghae menatap HyukJae seperti itu, sampai akhirnya seorang gadis datang menghampirinya.

“Aiden !” pekik gadis itu. donghae mendongak menatap wajah yang baru saja memanggil namanya. Sedetik kemudian senyum manis tersungging dibibirnya. Gadis yang memanggil Donghae juga sedang tersenyum sangat manis saat ini.

“Sica, Ada apa ?” . Jessica segera duduk disebelah Donghae. Jantungnya berdegup kencang ketika dia menghirup wangi Eternity, Parfum yang digunakan Donghae. Itu sebabnya gadis itu sangat menyukai jika dirinya berada disisi Donghae.

“aku hanya sedikit merindukanmu, iya sedikit” ucap gadis itu seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Donghae terkikik melihat gadis cantik dihadapannya. Mata teduhnya terus saja memandang lekat kearah gadis itu.

“kau mau makan siang bersamaku ?” Jessica membulatkan matanya. Inilah sisi lain dari seorang Donghae. Banyak yang mengira jika pria itu adalah pria yang sangat menyebalkan, seperti pandangan Yoona. Tapi tidak bagi Jessica, Donghae adalah laki-laki terbaik yang pernah dia temui.

“benarkah, Ah kau memang sahabat terbaikku Aiden” ujar gadis itu seraya mempelihatkan senyum manisnya. Kemudian Donghae dan Jessica berjalan bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih. Tidak mempedulikan Hyukjae dan Sungmin yang terus berteriak memanggil nama-nya.

“aish.. dia cepat sekali berubah mood-nya” rutuk Sungmin.

*

Soo Young melangkahkan kakinya memasuki Apartementnya. Rapat tadi pagi membuat mood-nya benar-benar menurun drastis. Masih teringat dipikirannya. Bagaimana Changmin yang tersenyum begitu manis pada Calista. Setidaknya pria itu bersikap adil pada dirinya juga.

“hah, kau memang menyebalkan Max” gumamnya. Lalu menjatuhkan dirinya di kasur berukuran King Size itu. matanya terpejam membiarkan fikiran dan mood-nya kembali baik. Baru saja beberapa menit menutup matanya. Dering I-phone menganggunya. Dia mengumpat pelan. Dilihatnya nama pria itu tertera dilayar pemanggil. Dengan satu kali helaan nafas dia mengangkat telfon itu.

“Halo”

“…”

“aku baik-baik saja Max, sungguh”

“…”

“ti..tidak jangan kau tidak perlu ke Apartement-ku, itu sangat merepotkan”

“….”

“Apa?! Ah baiklah aku akan segera kesana”

“…”

Sambungan itu terputus, sejenak dia memegang dadanya yang masih terasa sesak. Ada apa dengan pria itu, disaat dirinya sudah melambung dengan perhatiaannya tiba-tiba saja pria itu menghempaskannya begitu saja. ‘mengapa kau selalu memperhatikannya Max’ batinnya. Lalu beranjak keluar dari Apartementnya.

*

Yoona memandang sayu tenangnya arus air Sungai Han. Selalu saja seperti ini, dirinya selalu lemah jika sudah bertemu dengan pria itu. dia terus saja memukul dada-nya bermaksud untuk menghilangkan sesak yang begitu menyiksanya. Tiba-tiba kegiatan itu terhenti ketika melihat dua orang yang dia kenal berjalan bersama layaknya pasangan kekasih. Matanya terus saja mengikuti kemana langkah itu pergi. Sampai akhirnya mata gadis itu membulat ketika melihat sebuah mobil mewah berhenti memperlambat dua orang itu, sekaligus menghalangi pemandangannya. Dengan langkah sigap dia menghampiri ketempat itu. sementara tangannya siaga memegang pistol yang diletakkan di saku belakangnya. Dia mengumpat pelan ketika melihat beberapa orang berbadan besar keluar dari mobil dan menyeret salah satu dari dua orang itu, pandangannya dia tajamkan ketika mengetahui orang-orang itu menyeret seorang pria.

“Aiden !” pekiknya. Dia langsung berlari sekuat tenaga menghentikan orang-orang itu yang mencoba membawa pria itu masuk kedalam mobilnya. Yoona mendorong tubuh salah seorang pria besar itu. hal itu tentu saja membuat pria itu terjungkat kebelakang. Tangan Yoona menarik lengan Donghae agar terlepas dari cengkraman pria besar itu. dan Berhasil, Donghae segera berlari menarik tangan Jessica yang sedikit bergetar ketakutan. Berlari menjauh meninggalkan Yoona yang sedang sibuk melawan orang yang menurut dirinya sudah kalah besar dibanding mereka. Selain itu melihat dari jumlah, tentu saja dia kalah. Karena dirinya hanya seorang diri, seorang wanita yang menghadapi empat orang pria berbadan besar. Yoona merasakan kepalanya terasa begitu sakit. Tentu saja sebuah pemukul bola baseball mendarat mulus di tempurung otaknya. Pandangannya mulai buram, tapi dia tetap masih bisa melihat Donghae yang berlari sekuat mungkin membawa Jessica agar dirinya dan gadis itu aman, walau samar-samar. Donghae menoleh kebelakang, jantungnya berpacu kencang ketika melihat Yoona tergeletak tidak berdaya dengan darah yang mengalir dari pelipisnya. Baru saja dia melangkahkan kakinya, Jessica menahannya. Terlebih lagi Yoona melarang Donghae untuk menolongnya.

“Aiden, cepat pergi. Aku baik-baik saja” teriak Yoona yang melihat Donghae hendak berbalik menghampirinya. Dengan terpaksa Donghae meneruskan pelariannya, dia menarik tangan Jessica hingga menemukan tempat yang aman untuk dirinya dan gadis itu. setelah dirasa sudah berlari cukup jauh, Donghae menghentikan langkahnya lalu berbelok dan berhenti disebuah lorong. Disenderkannya tubuhnya dan disampingnya Jessica, yang masih sedikit takut. Keduanya terengah-engah. Sedetik kemudian Donghae memeluk Jessica yang mulai bergetar. Dia segera memberikan kenyamanan yang dia bisa agar gadis itu tidak takut lagi.

“Ai..Aiden.. ba..bagaimana dengan Cal..ista” ucap Jessica dengan terbata. Masih dalam pelukan pria itu. Donghae mengelus rambut pirang Jessica lalu menggelengkan kepalanya.

“aku tidak tahu”

*

Kikwang memandang dua orang dihadapannya dengan nafas tersengal, tidak hanya pria itu. Nampak sang ketua juga melakukan hal yang sama. Terbukti dari hal yang sedari dia lakukan, mengepalkan tangannya. Sementara yang lainnya hanya memandang miris kearah dua orang pria itu.

“Aku benar-benar tidak menyangka kalian tega meninggalkannya sendirian” ucap Soo Young menatap dua orang yang masih tertunduk takut. Kemudian Donghae, salah satu diantara mereka memberanikan diri mengangkat kepalanya.

“dia yang menyuruh kami pergi”

“kau itu pria atau wanita, harusnya kau yang melindunginya” pekik Kikwang. Donghae mendengus sebal. Dia menatap Kikwang dengan tatapan yang teramat tajam. Mereka berdua saling bertatapan sengit seolah ada dua molekul yang timbul berlawanan dari aura mereka.

“bukankah memang dia melindungiku, jadi aku tidak akan ikut campur dengan apa yang terjadi dengan gadis itu” Donghae menarik tangan Jessica lalu beranjak meninggalkan keempat orang itu.

“kita harus menemukan dia dimana ?” Taeyeon menatap sayu meja dihadapannya. Sementara Changmin dan Kikwang menatap nanar Donghae dan Jessica yang berjalan menjauh.

“aku yakin, Calista pasti baik-baik saja”

*

Yoona perlahan membuka matanya. Kepalanya masih terasa pening. Diliriknya sekitar, kini dia berada didalam mobil empat orang pria misterius tadi. Dengan perlahan dia bangkit walau tubuhnya terasa remuk. Tangannya meraba-raba sekitar. Senyum sinis mengembang disudut bibirnya ketika tangannya terasa memegang sebuah pemukul baseball yang digunakan orang tadi untuk memukulnya. Dengan langkah sigap, dia bangkit dan.. memukul dua orang pria yang duduk dihadapannya. Sementara pria yang mengendarai mobilnya terkejut dengan kehadiran Yoona.

“cepat hentikan mobilnya” pekik seorang pria yang duduk disebelahnya. Dia menoleh kebelakang mendapati kedua temannya yang sudah tidak sadarkan diri. Belum sempat mobil itu terhenti tiba-tiba ..

Bugh.. Bugh..

Pemukul baseball itu sudah mendarat mulus kearah pria yang mengendarai mobil, hal itu tentu saja membuat mobil berjalan tidak normal. sementara pria yang berada disamping si supir, dengan sigap mengeluarkan sebuah pisau. Mobil itu terus melaju tanpa ada yang mengemudikannya. Yoona bersiap memukul pria yang masih berada disamping kemudi. Tangannya dia layangkan agar pemukul baseball itu mengenai orang itu. namun tidak, nyatanya pria itu lebih sigap dari Yoona.

Sreeett..

Ujung pisau itu terkena lengan Yoona, otomatis membuat darah segar kembali mengalir dari tubuh Yoona. Namun hal itu tentu saja tidak membuat Yoona lengah. Dengan sekali gerakan Yoona melayangkan kembali pemukul baseball dan..

Bugh.. Bugh ..

Orang itu tak sadarkan diri. Kemudian Yoona menarik pintu mobil dan membukanya. Dengan sigap dia melompat keluar dari mobil yang masih melaju cepat itu. tubuhnya terguling. Yoona bangkit dan mencoba melangkahkan kakinya menjauhi tempat itu. melirik keadaan sekitar, ternyata tempatnya lumayan sepi. Pandangannya kembali berkunang-kunang. Tapi dia tetap melangkahkan kakinya berharap ada yang membantunya. Belum kering darah yang mengalir dari pelipisnya, kini darah segar juga mengalir dilengannya. Dia mencoba menyebrang jalan, sampai akhirnya sebuah cahaya melaju kearahnya. Yoona yang merasa sudah lemah lalu memejamkan matanya, pasrah. Sampai cahaya itu mulai mendekat dan ..

Ckiiiittt Brakk ..

TBC

LOHALOHALO ..

Aku kembali .. Matrix part 2

Gimana ? gimana ?

Oh iya sebelum itu aku mau ngucapin

Minal Aidzin walfaidzin

Mohon maaf lahir dan batin

Selamat hari Lebaran 1433 H

Sampai ketemu di Matrix part 3

Bye bye

YoonHae Vote.. YoonHae Vote

YoonHae Jjang.. Hidup Pyro !!

Because a Selca !!


Cast :

Im Yoona

Lee Donghae

Other member Suju & SNSD

Genre : Drabble/oneshoot, comedy, romance ..

August 2012 – © Mheliya

Happy Reading !!

*

Pranggg ..

Dentuman nyaring suara sendok dan piring itu begitu menggema diseluruh ruangan makan itu. Mereka yang berada disana Nampak shock dengan kejadian barusan.

“Hae-ya apa yang kau lakukan !” tegur salah seorang yang berada disana. Sementara pria yang ditegur hanya memasang wajah datarnya. Wajahnya terlihat sangat kacau, bahkan makanan yang disediakan untuknya tidak disentuhnya sama sekali.

“aku ngantuk” ucapnya datar lalu bangkit meninggalkan mereka yang masih terbengong dengan apa yang terjadi pada temannya itu.

“apa yang terjadi dengannya hyung ?” tanya Sungmin pada sang leader, Leeteuk. Leeteuk hanya mengindikan bahunya, tanda dia tidak tahu.

*

Berkali-kali dia merubah posisi tidurnya, mencoba memejamkan matanya. Namun nihil, nyatanya dia sama sekali tidak bisa tertidur. Dihembuskan nafasnya kasar. Akhirnya dia bangkit lalu mengambil laptop yang diletakan dimeja sebelahnya. Dengan perlahan tangannya mulai mengetikan tulisan dikolom pencarian. Nafasnya semakin tercekat ketika dia melihat trending topic di web-nya. Sebuah artikel yang menjadi pemberitaan panas membuatnya semakin tercekat.

“KyuNa Selca” gumamnya. Di kliknya judul artikel tersebut. Matanya bergerak menyusuri setiap tulisan yang berada didalam artikel tersebut. Terlihat ada beberapa yang mengomentari artikel tersebut.

“omo ! mereka terlihat serasi, meskipun ada Soo Young, tetap saja mereka terlihat lebih mesra” komentar salah satu fans. Apa-apaan mereka, tidak tahukah Yoona hanya milikku, batinya. Jarinya terus saja menggerakan scrollpadnya. Matanya terhenti pada sebuah komentar yang menurutnya begitu menyakitkan.

“huuahh.. akhirnya KyuNa memiliki Selca mereka sangat serasi. Kyuhyun oppa cintai Unnie kami, hidup musketters !! KyuNa Jjang!!”. Musketters ? apa itu nama Shiiper milik Kyuhyun dan Yoona ? batinnya kembali bergejolak.

“kurasa mereka lebih terlihat sebagai sepasang sahabat, karna Yoona unnie hanya milik Donghae oppa” senyumnya mengembang seketika. Ternyata masih ada fans yang mendukungnya.

“tidak Donghae oppa tidak cocok dengan Yoona, Yoona hanya milik Kyuhyun” senyum yang mengembang kini menghilang begitu saja. Dadanya terasa sesak. Kemudian dia segera membaringkan tubuhnya. Matanya memandang langit-langit kamarnya. Sedetik kemudian bening air mata mengalir disudut matanya.

Klek,

Pintu kamarnya terbuka, muncul seorang pria dari balik pintu. Kemudian perlahan pria itu menghampirinya.

“kau kenapa Hae-ya?” tanya pria itu sambil mendudukan dirinya disisi tempat Donghae berbaring. Donghae menoleh dan menatap datar pria itu.

“memangnya aku kenapa Hyuk ?” tanyanya balik. Eunhyuk mendengus kesal. Tidak biasanya Donghae bersikap seperti ini padanya. Ini bukan Donghae yang dia kenal, apa yang terjadi dengan Donghae yang dia kenal ?

“cish, kau ada masalah dengan Yoona ?” tebak Eunhyuk. Donghae segera bangkit lalu ikut mendudukan dirinya disebelah Eunhyuk. Matanya terpejam beberapa detik. Kemudian dia menghembuskan nafasnya pelan.

“kau fikir begitu ?” tanya Donghae. Eunhyuk menghembuskan nafasnya pelan.

“itu terlihat jelas diwajahmu Hae, sampai kapanpun kau mencoba menyembunyikannya dariku itu tidak akan bisa, jadi apa yang terjadi?”. Donghae mendongakan wajahnya, mencoba menahan air mata yang mencoba keluar.

“entahlah” jawab Donghae singkat. Kemudian dia membaringkan tubuhnya lagi. Dia memaksa matanya untuk terpejam. Eunhyuk yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya kemudian mengelus pelan lengan sahabatnya itu.

*

Gadis itu mendengus kesal, matanya terus memandang foto yang terpampang di gedung SME.

“ah bodoh, kapan aku berfoto sedekat ini?” gumamnya seorang diri. Kemudian dia melangkahkan kakinya menyusuri koridor. Sampai langkahnya terhenti didepan pintu ruang dance, begitulah yang terlihat. Perlahan tangannya memegang knop pintu dan membukanya. Matanya menangkap sosok pria yang dia rindukan selama beberapa hari ini. Senyum merekah dibibirnya. Dengan langkah riang dia menghampiri pria itu.

“Hwae oppa” panggilnya. Meskipun diruangan itu suara dentuman musik begitu nyaring, tapi tetap saja suaranya masih bisa terdengar. Donghae menoleh sejenak kearah sosok yang memanggilnya. Kemudian dia kembali menari mengikuti alunan musik. Gadis itu mengernyit heran. Tidak biasanya pria itu mengabaikannya. Apa yang terjadi ?

“Hwae oppa” panggilnya lagi. Namun hening tidak ada jawaban dari pria itu.

“Hwa-”

“Ya! Weird” ucapan gadis itu terpotong oleh panggilan seseorang dari arah pintu. Sosok pria berkulit pucat itu muncul dari balik pintu dengan senyuman evilnya.

“GameKyu oppa” gumam gadis itu. Donghae yang mendengar gadis itu menyebut nama Kyuhyun segera menoleh kearah pintu. Mata teduhnya membulat melihat sosok Kyuhyun dengan tenangnya berdiri memanggil gadis yang sedang bersamanya. Gadis itu kemudian melangkahkan kakinya menghampiri sosok Kyuhyun.

“ada apa oppa ?” Kyuhyun tersenyum lalu mengacak rambut gadis itu. Sementara tak jauh dibelakang mereka terlihat Donghae sedang mengepalkan tangannya. Nafasnya memburu kemudian buru-buru dia melangkahkan kakinya menghampiri Kyuhyun dan gadis itu.

“Hwae oppa kau mau kemana ?” tanya gadis itu. Donghae menoleh menatap gadis itu sejenak. Kemudian melanjutkan langkahnya meninggalkan gadis itu dan Kyuhyun. Gadis itu hanya menghembuskan nafasnya pelan melihat tingkah kekasihnya. Kyuhyun pun ikut memandang miris punggung Donghae yang mulai menjauh.

*

Donghae mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang jauh dari kata normal. dia terus saja melajukan mobilnya tanpa tahu kemana tujuannya. Kemudian dengan cepat dia menginjak rem dan menghentikan mobilnya di Sungai Han. Dia melangkahkan kakinya keluar dari mobil dan memilih duduk ditepi sungai Han. Mata teduhnya terus menatap air sungai yang begitu tenang, seolah dengan begitu dia juga dapat merasakan ketenangan.

“kau merenung ?” suara lembut membuatnya tersadar dari ketermenungannya. Dia menoleh menatap sosok yang baru saja menyapanya. Senyum mengembang dibibirnya.

“Seung Ah noona”. Seung Ah, atau Yoon Seung Ah lawan main Donghae di drama terbarunya. Semenjak memulai syuting mereka memang menjadi akrab. Bahkan ada yang mengatakan bahwa mereka memang terlibat cinta lokasi.

“apa yang terjadi ?” tanya Seung Ah sambil mendudukan dirinya disebelah Donghae. Donghae menoleh menatap gadis imut dihadapannya. Bagaimana mungkin Seung Ah lebih peka terhadap perasaannya ketimbang kekasihnya. Donghae menggeleng pelan kemudian kembali menatap sungai Han yang tenang. Seung Ah tahu, Donghae belum ingin menceritakan apa yang terjadi. Dia pun memilih diam dan melakukan aktifitas yang sama dengan Donghae yaitu menatap Sungai Han yang tenang. Suasana hening itu berlangsung selama beberapa menit sampai akhirnya Donghae yang memecah keheningan.

“bagaimana noona tahu aku ada disini ?” rasa penasaran muncul dibenak Donghae. Seung Ah tersenyum begitu manis pada Donghae membuat pria itu sejenak merasakan detak jantung yang berdetak tidak normal.

“entahlah, aku hanya merasa bosan dan pergi kesini lalu aku melihat kau yang merenung” jawab gadis itu. Donghae menganggukan kepalanya. Sampai akhirnya I-phone Donghae berdering, dia menatap layar I-phone sejenak lalu tersenyum kecut, membiarkan terus berdering tanpa berniat untuk mengangkatnya.

“mengapa kau tidak mengangkatnya ?”

“aku malas” Seung Ah mengangguk mengerti. Donghae bangkit lalu mengulurkan tangannya pada Seung Ah. Seung Ah menatap ragu pada uluran tangan Donghae. Kemudian Donghae tersenyum manis untuk meyakinkan Seung Ah.

“ayo pulang noona” Donghae menggenggam erat tangan Seung Ah. Ada perasaan aneh saat dia memegang tangan noona-nya itu. Perasaan yang sama ketika dia memegang tangan Yoona- kekasihnya. ‘mengapa aku merasakan hal aneh ?’ batin Donghae.

*

Yoona terus saja menatap layar I-phone-nya sedari tadi dia menunggu kabar dari kekasihnya yang meninggalkannya begitu saja tanpa berucap apapun padanya. Jessica yang menyadari ada yang aneh dengan Yoona hanya menatap heran kearah gadis itu.

“kau kenapa Yoongie ?”. Yoona menoleh kearah Jessica kemudian menggeleng pelan dengan senyum yang dipaksakan.

“aku baik-baik saja unnie”. Jessica tersenyum kecut lalu menggenggam tangan Yoona.

“kau bohong ! ada masalah apa dengan Donghae oppa”. Yoona menyerah kemudian menghembuskan nafasnya secara perlahan.

“aku tidak tahu unnie, aku merasa dia sedang menjauhiku saat ini” mata gadis itu memerah. Jessica menatap iba pada dongsaengnya kemudian merengkuh gadis itu perlahan.

“ayo kita temui Donghae oppa dan menyelesaikan masalah ini”. Jessica melepaskan pelukannya dan menarik lengan Yoona untuk mengikutinya.

*

Nafas gadis itu tercekat. Air mata yang sedari ditahannya turun seketika membasahi pipinya. Langkahnya terhenti tidak jauh dari tempat seorang pria yang sedang dirangkul oleh seorang gadis yang dia kenal.

“Hwae oppa” gumam gadis itu kemudian membalikan tubuhnya melangkah menjauhi tempat itu.

*

“Hae!” pekik Leeteuk ketika membuka pintu dormnya melihat Lee Donghae dongsaengnya sedang dalam keadaan tidak sadar. Kemudian dia memapah tubuh Donghae dan membawanya kekamar. Sementara Eunhyuk hanya menatap kaget melihat Donghae yang berlalu dari penglihatannya. Dia mengalihkan pandangannya pada gadis yang berdiri didepan pintu.

“Seung Ah-ssi “ panggil Eunhyuk. Seung Ah menoleh kearah Eunhyuk.

“maafkan aku, tadi dia mengajak ku pulang tapi ternyata dia malah membawaku ke bar” jelas Seung Ah yang mengerti maksud panggilan Eunhyuk. Eunhyuk mengangguk.

“baiklah aku pulang”

“hati-hati”

*

Yoona membanting pintu kamarnya. Jessica yang melihat itu hanya terdiam, dia memilih membiarkan Yoona meluapkan emosinya. Membiarkan Yoona menenangkan dirinya.

“apa yang terjadi dengannya ?” tanya Taeyeon. Jessica hanya mengelus punggung gadis imut itu lalu pergi kekamarnya.

*

Eunhyuk memandang nanar pria yang sedang berbaring tak sadarkan diri. Kemudian dia melangkahkan kakinya menghampiri pria itu.

“apa yang terjadi denganmu Hae-ya?” gumamnya lalu memilih untuk keluar dari kamar itu.

*

sinar matahari mulai menerangi setiap sudut kamar itu. terlihat seorang pria yang merasa terganggu dengan sinar itu. matanya mengerjap menyadari bahwa dia sedang tertidur dikamarnya.

“apa Seung Ah noona yang membawaku kesini ?” batinnya, kemudian dia melangkahkan kakinya keluar kamar. Dipegangnya kepala yang terasa begitu pening. Dilangkahkan kakinya menuju dapur, meneguk segelas air putih untuk menghilangkan rasa kering ditenggorokannya.

“kau sudah bangun” sapa seorang padanya. Eunhyuk menatap Donghae dengan tatapan dingin. Kemudian disebelah Eunhyuk, terlihat Kyuhyun yang sedang asik bermain I-phonenya. Donghae mengernyit. ‘tumben sekali anak itu malah bermain dengan I-phonenya’ batinnya.

“siapa yang mengantarku pulang semalam ?” tanya Donghae pada Eunhyuk. Eunhyuk mendengus kesal.

“kau lupa ?”. Donghae yang semakin tidak mengerti dengan Eunhyuk hanya menganggap santai pertanyaan Eunhyuk. Dia memilih kembali kekamar, ketika melewati Kyuhyun dia menatap tajam kearah pria tersebut.

*

Yoona terbangun ketika menyadari sinar matahari mulai menerobos masuk kamarnya. Perlahan dia menatap setiap sisi sudut kamarnya. Rambutnya terlihat kusut, matanya sembab. Yoona memegangi dadanya yang terasa sesak. Melihat kejadian yang berlangsung nyata didepan matanya.

“Hwae oppa” desisnya. Air mata itu kembali turun. Yoona merutuki begitu lemahnya dirinya, entah sudah berapa kubik air mata yang dia keluarkan sejak tadi malam.

Klek ..

Pintu kamarnya terbuka menampakan sosok gadis cantik dibalik pintu. Yoona tersenyum mendapati Jessica yang tersenyum kearahnya.

“kau sudah bangun ?” Yoona mengangguk. Jessica kemudian memberika secangkir teh kepadanya.

“kau membuat ini untukku ?” tanya Yoona

“kau perlu merelaxkan dirimu Yoongie”. Yoona hanya mengangguk lemah lalu meminum teh pemberian Jessica.

“terima kasih unnie” gumamnya.

*

Kini Donghae sudah bersiap untuk berlatih dance dengan member suju lainnya. Ketika dia sampai di koridor. Ekor matanya menangkap sosok gadis cantik yang dia rindukan. Senyum mengembang dari bibirnya. Dengan langkah gembira dia menghampiri gadis itu. berusaha meminta maaf atas sikapnya kemarin.

“Deer” panggilnya. Yoona menoleh kearah seseorang yang memanggilnya. Matanya membulat melihat sosok pria yang membuatnya menangis sedang melangkah menuju tempat dia berpijak saat ini. Dengan langkah sigap Yoona melangkahkan kakinya meninggalkan Donghae yang terheran melihat Yoona menjauhinya.

“ada apa dengan gadis itu ?” batinnya.

*

“weird ada apa denganmu ?” tanya Kyuhyun yang menyadari Yoona yang termenung sejak tadi.

“eh? Aku baik-baik saja oppa” Yoona tersenyum, namun senyum yang beda dari biasanya. Kyuhyun hanya mengangguk mengerti. Suasana kembali hening. Sampai akhirnya sebuah langkah cepat menghampiri mereka berdua.

“bisakah kita bicara berdua” ucap seseorang pada Yoona. Yoona yang mengetahui siapa orang itu hanya bersikap dingin.

“bicaralah” ucapnya datar. Donghae mengernyitkan dahinya. Sejenak dia menatap Kyuhyun yang berada disamping Yoona.

“tapi aku ingin bicara empat mata denganmu Deer”

“untuk apa, biarkan Kyuhyun oppa disini”. Donghae mengepalkan tangannya. Amarah yang sedari tadi dia tahan kini sudah berada diujung tanduk.

“Apa yang terjadi denganmu ?” bentak Donghae. Yoona terkejut, Donghae membentaknya. Padahal selama mereka berpacaran Donghae tidak pernah membentaknya sekalipun.

“seharusnya aku yang bertanya padamu” pekik Yoona tidak mau kalah. Donghae mengehmbuskan nafasnya kasar. Dia memandang nanar Kyuhyun dan Yoona.

“aku lelah, kurasa lebih baik kita cukup sampai disini. Terima kasih ata semuanya Donghae-ssi” ucap Yoona. Donghae tercekat. Perasaan sesak menyerbu hatinya.

“apa yang kau-”

“bukankah sudah kubilang, aku lelah, ayo Kyu oppa kita pergi” ucap Yoona lalu melangkah meninggalkan Donghae yang masih tidak percaya dengan ucapan Yoona.

*

Seminggu setelah keputusan Yoona untuk mengakhiri hubungannya dnegan Donghae. Mereka sama sekali tidak berinteraksi. Bahkan ketika mereka bertemu, hanya bersikap seperti seorang yang tidak saling mengenal. Kini Donghae sedang melatih take vocal bersama Kyuhyun. Moodnya berubah drastis ketika menyadari bahwa jadwalnya saat ini bersama dengan pria yang menjadi akar masalahnya dengan Yoona.

“kau baik-baik saja hyung ?” tanya Kyuhyun, karna sedari tadi Donghae selalu salah ketika memulai take vocal.

“hmm”. Kyuhyun yang semakin aneh dengan tingkah Donghae.

“hyung sebenarnya apa yang tejadi dengan-”

“berhenti berbicara Kyu, kau membuat telingaku rusak karna suaramu” potong Donghae

“cukup hyung, apa yang terjadi. Katakan jika kau ada masalah denganku!” pekik Kyuhyun. Sedari tadi dia mencoba menahan amarahnya tapi sia-sia dengan ucapan Donghae.

“cih, masih berpura-pura tidak tahu. Kau sudah menghancurkan hubungan ku dengan Yoona!”. Kyuhyun membulatkan matanya terkejut dengan ucapan Donghae.

“apa maksudmu Hyung ? aku dan Yoona hanya berteman. Meski aku menyukainya tapi aku tahu dia hanya mencintaimu”. Donghae terkejut dengan ucapan dongsaengnya itu.

“kau tahu hyung, seminggu yang lalu dia melihatmu yang mabuk sedang dirangkul dengan Seung Ah-ssi” lanjutnya.

“benarkah ? astaga apa dia yang cerita padamu ?”. Kyuhyun menggeleng pelan.

“Jessica yang mengatakannya. Yoona tidak mungkin menceritakan ini padaku. Dia tipe orang yang selalu menyimpan beban masalahnya sendiri sama seperti mu”. Donghae tertegun, mengapa dia tidak mengetahui hal dasar mengenai Yoona. Mengapa harus Kyuhyun yang lebih peka terhadap kekasihnya, tidak maksudku mantan kekasihnya.

“sudah terlambat Kyu, kami sudah berakhir”. Donghae menyesal, karena rasa cemburunya terhadap kedekatan Kyuhyun dan Yoona, membuatnya harus kehilangan gadis cantik itu.

“belum terlambat hyung, kau masih bisa memperbaikinya”. Kyuhyun tersenyum evil, Donghae segera memeluk dongsaengnya itu.

“terima kasih”

*

Member SNSD terlihat bergerombol melangkahkan kakinya melewati koridor. Senyum sumringah terlihat diwajah mereka. Tapi tidak dengan Yoona, wajahnya Nampak murung. Berkali-kali dia menghembuskan nafasnya. Wajahnya pun terlihat pucat.

“Yoongie, kau baik-baik saja?” tanya Taeyeon. Yoona hanya tersenyum tipis pada unnienya.

“aku sudah menyuruhnya beristirahat tadi, wajahnya terlihat pucat. Bahkan makanan yang kuberikan tidak disentuhnya dari kemarin” bisik Yuri pada Taeyeon. Mereka hanya menatap iba pada Yoona. Terlihat dari kejauhan beberapa member Suju juga melangkahkan kakinya menuju tempat yang sama dengan mereka. Karena hari ini Lee Soo Man menyuruh para artisnya menghadiri rapat menyangkut SMTown World Concert.

*

Suasana Nampak hening, semua member Suju dan SNSD masih sibuk mendengarkan ucapan Lee Soo Man, beberapa ada yang asik bermain PSP. Begitupun dengan gadir itu, Yoona. Saat tiba diruangan tidak sama sekali suaranya terdengar. Hanya sesekali tersenyum pada orang yang menanyakan keadaannya. Tapi tidak ada yang tahu bahwa senyuman itu berbeda. Hanya Donghae yang menyadari itu, namun dia memilih diam. Kini Yoona menelungkupkan kepalanya diatas meja. Dia terlihat tidak peduli sama sekali dengan tatapan heran dan iba para sahabatnya. Akhirnya setelah hampir satu jam rapat itu berlangsung, Lee Soo Man pun mengakhirinya. Terlihat raut sumringah diwajah mereka. Berbeda dengan Yoona, dia masih saja menelungkupkan kepalanya diatas meja.

“Yoongie, ayo kita pulang” ajak Jessica. Hening, tidak ada jawaban dari Yoona. Mereka berfikir mungkin Yoona tertidur karena lelah. Soo Young bangkit dari tempatnya menghampiri Yoona. Disentuhnya dahi Yoona.

“astaga panas sekali” pekiknya. Semua member Suju dan SNSD langsung mengalihkan tatapan mereka menatap Soo Young dan Yoona yang menelungkupkan wajahnya diatas meja.

“Yoongie” panggil Taeyeon. Masih hening, Yoona tidak menjawab sama sekali ucapan mereka.

“weird” panggil Kyuhyun. Donghae menatap sekilas kearah Kyuhyun. Dalam hatinya dia masih tidak terima Kyuhyun memanggil Yoona dengan sebutan ‘weird’ namun dia tidak bida melarang Kyuhyun karena dia bukan siapa-siap Yoona lagi.

“Yoongie” Soo young menyentuh perlahan bahu Yoona. Namun, tubuh Yoona limbung dan terjatuh dipelukan Soo.

“Im Yoona!!” koor semua member Suju dan SNSD.

*

Bau rumah sakit begitu menyengat dihidungnya. Dengan perlahan dia membuka matanya. Dia terkejut menyadari bahwa dia bukan tertidur dikamarnya.

“Yoongie” panggil Jessica. Yoona menoleh kearah Jessica dengan tatapan herannya.

“apa yang terjadi unnie, mengapa aku bisa disini ?”

“kau pingsan tadi” ucap Donghae yang menjawab pertanyaan Yoona.

“Hwae oppa” desisnya. Jessica memilih keluar meninggalkan Yoona dan Donghae. Donghae menatap Yoona dengan kelembutannya.

“maafkan aku Deer” ucap Donghae. Yoona menggeleng lemah.

“kau tidak perlu minta maaf oppa, semua sudah-”

“sstt.. aku masih sangat mencintaimu, maafkan aku karena sikapku waktu itu. kumohon kembalilah padaku Yoongie”. Yoona masih terdiam. Kemudian Donghae menggenggam tangan Yoona erat.

“maafkan aku, karena rasa cemburuku pada kedekatanmu dan Kyuhyun membuatku jadi bersikap bodoh seperti ini”

“cemburu ? apa maksudmu ?

“karena Selca mu dengan Kyuhyun, Deer aku merasa kau begitu serasi dengannya, bahkan fansmu mendukungmu dengan Kyuhyun, mereka sampai memberi julukan Musketters pada fans yang mendukung kalian”. Yoona tersenyum

“aku dan Kyuhyun oppa hanya berteman, Hwae oppa, selamanya aku hanya akan melihatmu karena hanya kau yang berada dipelupuk mataku”

“benarkah ?”. Yoona mengangguk. Donghae memeluk Yoona erat.

“maafkan aku”

“untuk apalagi oppa?”

“kejadian saat aku mabuk dengan Seung Ah noona, sungguh aku tidak sengaja Deer”. Yoona mengeratkan pelukan Donghae membenamkan kepalanya didada bidang Donghae.

“aku tahu oppa, aku tahu kau masih sangat mencintaiku” ucap yoona percaya diri.

“cih, percaya diri sekali” gerutu Donghae.

“tidak percaya ? baiklah disini aku mendengar jantungmu berdetak begitu cepat oppa”. Donghae hanya tersenyum malu.

“aku memang sangat mencintaimu Deer”

“aku juga sangat mencintaimu oppa”

CHU

Donghae mengecup singkat bibir Yoona membuat gadis itu terkejut.

“baiklah sekarang kita juga harus membuat selca bersama Yoong”

“eh”

“aish aku juga ingin membuat Pyrotechnic bahagia” ucap Donghae.

“pyrotechnic ? apa itu oppa”

“nama fans yang mendukung hubungan kau dengan ku”

“benarkah, ? wah ayo kita lakukan”

Han, dul , set ..

Mereka pun melakukan selca bersama dengan beberapa gaya. Donghae dan Yoona terlihat sangat berbahagia sekali.

“Saranghae Deer”

“nado saranghae Hwae oppa”

END

Huaah apa-apaan ini, maaf ya kalo gaje.

Jujur aku ngga tau ini drabble atau oneshoot

Tetep tunggu karyaku selanjutnya yah aha

Vote YoonHae !! YoonHae Jjang !!

Matrix 1st


August 2012 – © Mheliya_sonelf

Happy Reading

*

Matrix bukanlah sebuah organisasi yang cukup tersohor di Kota Seoul ini. Bukan juga berasal dari anggota terpandang. Tapi setiap orang yang memakai jasa mereka pasti akan mendapatkan layanan terbaik. Sebuah organisasi yang berdiri akibat adanya keinginan untuk hidup damai. Gedung besar itu sangat terlihat dari sudut kota manapun, selain karena letaknya yang berada dipusat Kota Seoul, tinggi gedung itu juga berbeda dengan gedung-gedung disekitarnya. Didepannya tampak sebuah papan nama yang lumayan besar bertuliskan ‘MATRIX’. Tapi tidak ada yang tahu maksud dari Matrix itu sebenarnya.

Tampak seorang gadis muda berparas cantik berjalan tergesa-gesa. Tak jarang dia pun menabrak orang yang berlalu-lalang disekitarnya. Langkahnya terhenti disebuah ruangan besar. Kreeet pintu itu berderit ketika dia mendorongnya agar terbuka. Jangan heran, meski Gedung ini tampak indah dari luar, tapi semua desain, barang-barang bahkan arsitekturnya mempergunakan hal-hal yang bisa dibilang sederhana.

“maaf aku terlambat” ucap gadis itu pada orang-orang yang telah berada diruangan itu sejak tadi.

“kau bercanda.. kau terlambat 15 menit Summer Choi” ucap pria yang baru saja berdiri dihadapanya. Summer Choi atau Choi SooYoung itu hanya tersenyum malu sambil sesekali menundukan kepalanya.

“sudahlah Max .. biarkan dia duduk” ucap seorang gadis dengan nada dingin. Max atau yang biasa dipanggil Changmin itu pun menghela nafasnya, lalu dia membiarkan SooYoung duduk ditempatnya.

“thanks Calista” bisik Soo tepat saat melewati gadis itu. Sementara yang dipanggil ‘Calista’ itu hanya tersenyum tipis.

*

“jadi ada apa Max?” tanya Yoona tanpa basa-basi. Sementara Changmin hanya menghembuskan nafasnya, kesal terhadap tingkah anak buahnya yang satu ini.

“kau selalu saja berbicara tanpa basa-basi Cal,” gerutu Changmin. Sementara yang lainnya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah rekan dan bos mereka yang jarang akur.

“aku tidak ingin membuang waktu cepatlah!” pinta Yoona yang semakin gusar dengan Changmin.

“baiklah.. baca ini!” perintahnya sambil melempar beberapa surat kabar diatas meja.

“Seorang Jaksa dibunuh oleh Geng Mafia pemberontak” ucap SooYoung.

“ya, kalian benar, semenjak Presiden dan anggotanya berhasil menangkap ketua Teroris ‘Wild’, Kim HaeJi bersama dengan beberapa anggotanya, semua system kestabilan mulai tidak aman” terang Changmin.

“lalu, kita mendapat tugas baru?” tanya pria yang berada dalam ruangan itu selain Changmin.

“bukan kita, Kikwang-ssi tapi hanya dia” tunjuk Changmin pada Yoona. Sementara Yoona hanya memasang wajah datar tanpa tertarik sama sekalipun dengan ucapan Changmin.

“memangnya dia mendapat tugas apa?” tanya Taeyeon.

“menjaga anak seorang Presiden” jawab Changmin singkat. Sementara yang lain memasang wajah terkejut-kecuali Yoona yang tetap memasang wajah datarnya.

“Hey!, kau benar-benar aneh Yoongie mendapat tugas seperti ini hanya memasang wajah yang datar” gerutu Taeyeon yang melihat Yoona tetap terdiam dengan mimik datarnya.

“jangan pernah memanggilku dengan nama seperti itu, atau kau mati ditanganku!” ancam Yoona. Taeyeon hanya tersenyum kecut, selalu saja Yoona bersikap dingin padanya. Bukan maksudku pada orang-orang disekitarnya. Dia seolah-olah bisa hidup tanpa memerlukan bantuan orang lain. Taeyeon menghela nafasnya.

“kapan aku mulai menjaga anak itu?” ucap Yoona tanpa basa-basi (lagi). Kikwang yang duduk disebelah Yoona terkejut mendengar ucapan rekannya, bagaimana mungkin seorang Yoona yang begitu dingin mau menjaga seorang anak Presiden memang dia baby Sitter ?.

“kau yakin?” tanya Kikwang ragu. Yoona mengangguk mantap matanya terus saja memandang lekat kearah surat kabar yang masih dalam genggamannya.

“kau bisa memulainya besok” ucap Changmin. Yoona kembali mengangguk kemudian berdiri dan melangkah keluar ruangan itu. Mereka hanya menatap punggung Yoona, menyaksikan kepergian Yoona tanpa berbicara sepatah katapun.

“sampai kapan dia akan bersikap dingin seperti itu?” gumam Taeyeon. SooYoung yang berada disebelahnya hanya mengusap punggung gadis mungil itu.

“kau tenang saja Taeyeon, bukankah itulah keunikan Yoona, dia bersikap dingin tapi tetap perhatian dengan kita” ucap SooYoung. Taeyeon pun mengangguk membenarkan ucapan SooYoung.

“tapi kuharap dia bisa berubah” kali ini Changmin yang bicara. Mereka bertiga pun menatap kearah ketua mereka.

“bahkan sifat dinginnya melebihimu Max” ejek Kikwang.

“terserah kau”

*

Rumah besar atau yang biasa disebut Istana Negara itu tampak sepi meski sesekali beberapa penjaga berlalu-lalang di sekitarnya. Sementara itu didalamnya, Seorang pria paruh baya itu sedang terduduk diruang santainya dengan membaca Koran sambil sesekali meminum kopi yang ada dihadapannya.

“jangan terlalu banyak minum kopi, Appa” ucap seorang pria yang umurnya lebih muda dari pria paruh baya itu dan duduk disebrangnya.

“kau tenang saja Aiden, Appa akan mengurangi minum kopi” ucap pria paruh baya terhadap pria yang dipanggil ‘Aiden’ itu. Lee Donghae atau yang biasa dipanggil Aiden hanya menghela nafas. Selalu seperti ini pria paruh baya dihadapannya selalu menganggap enteng ucapannya.

“permisi Tuan Hyunjil, Matrix telah menyepakati perjanjian kita” ucap seorang pelayan tiba-tiba. Hyunjil mengangguk lalu lekas member aba-aba kepada pelayannya untuk pergi. Kemudian dia mengambil kembali kopi yang ada dihadapannya dan meminumnya. Matanya melirik kearah putranya yang asik bermain dengan PSP-nya. Sejenak dia tersenyum melihat tingkah putra satu-satunya. Donghae yang sedang asik bermain itu terus saja menampakan ekspresi wajah yang berbeda setiap saat. Menyadari suasana telah hening, dia pun menoleh kearah Appa-nya. Wajahnya terkejut melihat ternyata Appa-nya sedari tadi menatapnya.

“err.. Appa mengapa menatapku seperti itu?” tanya Donghae yang sedikit gugup dengan tatapan Appa-nya. Bukan karena tatapannya yang tajam tapi karena matanya yang bulat sempurna itu yang membuat dia grogi.

“tidak, hanya saja kau terlihat seperti Umma-mu Aiden” ucap Hyunjil. Donghae mengangguk kembali memainkan PSP-nya.

“emm.. Aiden” panggil Hyunjil. Donghae menoleh kearah Appa-nya dan menatapnya tanpa berniat menjawab panggilan darinya.

“Appa sudah menyewa seseorang untuk menjagamu” ucapnya singkat. Donghae terkejut, Menyewa untuk menjaganya? Memang dia masih balita ?

“tapi untuk apa? Aku sudah dewasa Appa”. Hyunjil menarik nafas lalu beranjak dari tempatnya dan duduk disebelah putranya.

“kau tahu ? sekarang kondisi Korea sudah benar-benar tidak aman, Appa hanya ingin ada yang menjagamu ketika Appa tidak berada disampingmu, bukankah kau tahu hanya kau yang Appa punya saat ini?” jawab Hyunjil panjang lebar sambil sesekali mengusap lembut kepala Donghae.

“aku bisa menjaga diriku Appa, lagipula umurku sudah 24 tahun. Tidak lucu kan kalau aku masih dijaga oleh seseorang apa kata teman-”.

“Appa hanya ingin yang terbaik untukmu Aiden. Appa akan berusaha untuk menjadi seorang Appa sekaligus Umma yang baik untukmu. Jadi kuharap kau mau menurutiku” potong Hyunjil cepat. Donghae menghela nafasnya. Dia tidak mungkin membantah pria paruh baya dihadapannya. Dia tahu ini keputusan yang sudah dipikirkan matang-matang oleh Appa-nya.

“baiklah, lalu kapan orang itu akan menjagaku?” tanya Donghae. Hyunjil tersenyum lalu memegang erat tangan putranya.

“mulai besok, kau tidak perlu khawatir. Aku sudah mengenalnya dengan baik”. Donghae pun membalas genggaman Appa-nya.

“baiklah”

*

“Calista” panggil Kikwang ketika melihat Yoona berjalan sekitar satu meter dihadapannya. Yoona pun menoleh sejenak, lalu kembali berjalan seperti biasa.

“hosh hosh kau ini. Aku memanggilmu dari tadi Cal” ucap Kikwang dengan nafas terengah-engah karena berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Yoona.

“ada apa?” tanya Yoona seperti biasanya. Kikwang pun hanya tersenyum tipis. Ini hal yang biasa, setidaknya dia masih membalas ucapannya.

“kau sudah mau pergi kerumah Presiden?”. Yoona mengangguk lalu mempercepat langkahnya meninggalkan Kikwang yang terus saja memandang sayu kearahnya.

“sampai kapan kau seperti ini Cal?” gumamnya seorang diri lalu masuk keruangannya.

@ Istana Negara

“kapan dia akan datang Appa?” tanya Donghae. Hyunjil tersenyum melihat putranya. Makanan yang disediakan pun sudah habis.

“tunggu 15 menit lagi, Aiden”. Ting Tong …. Belum sempat mulutnya mengatup suara bel berbunyi.

“ah kurasa itu dia” ucap Hyunjil. Pelayan pun segera membukakan pintu. Hyunjil yang penasaran pun segera berjalan kearah pintu diikuti Donghae dibelakangnya.

“permisi” ucap Yoona sambil membungkukan badanya. Hyunjil semakin tersenyum lebar melihat sikap Yoona yang begitu sopan.

“maafkan saya Pak Presiden, tadi ada insiden kecil” ucap Yoona. Hyunjil mengangguk lalu menarik tangan Yoona untuk segera masuk. Sementara Donghae hanya memasang tampang bingung ‘apa dia yang akan menjagaku’ pikirnya. Dia pun ikut masuk kedalam.

“Aiden, dia adalah Calista yang akan menjagamu” ucap Hyunjil seraya memperkenalkan Yoona pada Donghae.

“are you kidding ? dia seorang wanita Appa?” ucap Donghae masih tak percaya.

“tidak Appa serius, ah iya Calista kenalkan dia adalah Aiden putraku” ucap Hyunjil pada Yoona. Yoona pun hanya tersenyum tipis seperti biasa.

“tugasmu hanya menjaganya dari orang yang berusaha mencelakainya, dan mulai sekarang kau juga harus mengikuti semua aktifitas putraku. Dan juga berkuliah di Universitas yang sama dengannya”

“Apa/What?!” pekik Yoona dan Donghae bersamaan. Hyunjil terkekeh melihat tingkah kedua anak muda dihadapannya itu.

“baiklah aku harus menghadiri rapat dulu” ucap hyunjil. ‘kau harus bersikap baik padanya’ bisiknya ditelinga Donghae. Sementara Donghae hanya merengut kesal.

*

Donghae sedari tadi merutuki nasibnya. Soal Appanya yang tiba-tiba menyewa seorang bodyguard untuk menjaganya, ditambah yang menjaganya adalah seorang wanita yang notabene-nya adalah seseorang yang harusnya dijaga bukan menjaga. Lalu dengan gampangnya Appa-nya menyuruh gadis itu kuliah disatu Universitas yang sama dengannya. Sungguh sial nasib-nya..

“kau ingat, berpura-pura tidak mengenalku!” ucap Donghae ketika dia dan Yoona sampai dilorong kampus. Yoona hanya mendengus kesal. Hari pertama dia menjalankan tugas harus menemui seseorang yang cukup tidak maksudku sangat menyebalkan baginya.

“aku tahu, sudah berapa kali kau berbicara seperti itu Aiden!” ucap Yoona dengan nada datar. Donghae pun hanya menggeleng melihat tingkah gadis dihadapannya. Tanpa banyak bicara Yoona pun berlalu meninggalkan Donghae yang masih heran dengan sikapnya.

“dasar aneh” gumam Yoona dan Donghae bersamaan.

*

“Aiden” teriak seorang pria yang berumuran sama dengan Donghae. Orang itu pun menghampiri Donghae diikuti dengan beberapa teman lain dibelakangnya.

“Lee Hyukjae berhenti berteriak disini” pekik Donghae. Sementara Hyukjae hanya memberikan tatapan kematian padanya.

“berhenti memanggilku seperti itu Aiden” gerutu Hyukjae. Beberapa teman dibelakangnya terkekeh melihat Hyukjae yang cepat marah jika ia dipanggil dengan nama koreanya.

“kulihat kau tadi datang bersama dengan seorang gadis cantik, siapa dia?” tanya temannya yang memiliki wajah yang imut yang tidak pantas untuk ukuran satu tahun diatas Donghae. ‘sial’ rutuk Donghae. Rupanya tadi ada yang melihat dia bersama Yoona.

“benarkah kau bersama dengan seorang gadis? Apa dia cantik?” tanya Hyukjae. Pletaakk.. jitakan dari teman lainnya yang memiliki wajah tampan seperti yang lainnya.

“Ya!! Andrew Choi mengapa kau memukulku” gerutu Hyukjae tidak terima. Andrew Choi atau Siwon itu hanya tersenyum menampakan lesung pipinya yang membuat gadis-gadis pun terpesona.

“sudahlah Vincent kau tidak perlu tahu, dia hanya gadis yang kutolong karena tertabrak denganku” bohong Donghae. Sungmin mengangguk.

*

“stupid..” gumam Yoona pada dirinya sendiri. Dia merutuki kebodohannya tidak bertanya pada Donghae bahwa kelasnya dimana. Well, kini dia harus mengelilingi kampus untuk mencari tahu dimana kelasnya. Disaat dia sedang mengedarkan pandangannya mencari kelas tiba-tiba Brukk..

“aww” jerit seorang wanita yang terjatuh karena bertabrakan dengan Yoona. Yoona pun segera berdiri dan mengulurkan tangannya kearah gadis itu. Dengan sigap gadis itu menyambut uluran tangan Yoona.

“are you okay?” tanya Yoona. Gadis dihadapannya sedang merapikan rambutnya terlihat berantakan.

“yes, I’m ok.. Calista..’” jerit gadis itu. Yoona hanya mematung mendengar jeritan gadis dihadapannya. Otaknya berjalan lambat untuk mengetahui siapa orang dihadapannya.

“Jessica” gumam Yoona. Jessica gadis itu segera memeluk Yoona erat. Yoona pun membalas pelukannya. Disaat yang sama langkah Donghae terhenti ketika melihat Yoona gadis aneh itu berpelukan dengan Jessica. ‘apa mereka saling kenal?’ batinnya. Teman-temannya yang melihat Dongahe terhenti segera mengikuti arah pandangan Donghae. Mereka menatap heran kearah Donghae karena menatap Jessica yang berpelukan dengan gadis asing.

“apa kau cemburu dengan gadis itu?” tanya Hyukjae. Donghae hanya menatap tajam kearah sahabatnya.

“gadis itu bukankah yang tadi bersamamu” ucap Sungmin. Teman-teman mereka pun semakin menatap lekat kearah seseorang yang sedang dipeluk Jessica.

“cantik sekali” puji hyukjae. Sementara Siwon berusaha semakin meneliti pandangannya. Matanya melotot ketika melihat gadis dihadapannya.

“Yoona” gumam Siwon pelan membuat Donghae dan yang lain menoleh kearahnya.

“kau mengenalnya?” tanya Donghae.

TBC

Hay hay aku udah update part 1nya, sengaja aku buat pendek aku pengen liat antusias dari reader aja .. sampai ketemu part selanjutnya .. YoonHae Jjang.. vote YoonHae !!

(chapter) My Antifans is My Wife 11


Author : Mheliya_sonelf

Genre : chapter

Main cast : Im yoona as Yoona SNSD , Lee Donghae as Donghae Suju , Choi Minho SHINee as Choi Minho

Other cast : All member Suju and SNSD

Rating : PG 15

Tittle    : My Antifans is My Wife

Note : wah ngga kerasa udah part 11, berarti selanjutnya adalah part akhir.. maaf ya aku updatenya lama.. oh iya jangan lupa Pyro vote our beloved YoonHae.. YoonHae Jjang !!

HAPPY READING …

Summary :

Im Yoona adalah salah satu anggota Girl Band terkenal di Korea Girl Generation atau yang lebih dikenal dengan SNSD dan Lee Donghae adalah salah satu anggota Boy Band yang juga terkenal di Korea yaitu Super Junior. Keduanya saling membenci satu sama lain, bahkan Yoona sudah mengkategorikan dirinya menjadi AntiFans Lee Donghae. Namun semua berubah ketika mereka saling jatuh cinta dan hal itu membuat Yoona menghilang tanpa jejak, apakah yang terjadi pada Yoona dan bagaimana Donghae bisa bertemu Yoona kembali ? ikutin ceritanya ya… gumawo reader ^_^

***

Gadis itu terus saja berlari menyusuri jalan. Seolah tenaganya tak akan habis dia pun semakin mengencangkan larinya. Wajahnya terlihat pucat, pikirannya kacau bahkan dia bersikap acuh pada orang yang ditabraknya. Dia terus berlari sampai langkahnya terhenti pada sebuah taman yang sepi. Dengan langkah gontai dia pun duduk disalah satu bangku taman.

“mengapa aku bisa sebodoh itu” gumamnya pada diri sendiri. Tangannya masih menggenggam I-Phone yang sedari tadi dia bawa. Tangisnya pecah ketika melihat objek yang membuat perasaannya sesak.

“harusnya aku sadar kau masih mencintainya!” dia terus merutuki dirinya sambil sesekali sesenggukan karena terlalu banyak menangis. Tiba-tiba tangisnya terhenti. Ada sebuah tangan yang mengulurkan sebuah sapu tangan untuknya.

“berhenti menangis” ucap orang itu. Yoona pun mengangkat wajahnya. Matanya membulat ketika menyadari siapa orang itu.

“Minho ” ucap Yoona nyaris seperti bisikan. Minho pun tersenyum lalu duduk disebelah Yoona. Sejenak suasana hening seketika, baik Yoona maupun Minho sama-sama terlarut dengan pikiran mereka masing-masing.

“emm.. aku” ucap Yoona memecah keheningan.

“aku tahu, noona sudah ingat semuanya kan?” potong Minho. Yoona mengangguk tak berani menatap Minho dia terus saja menunduk.

“maafkan aku noona.. aku sudah membuatmu menjadi seorang Ji Hyun, aku memang egois” ucap Minho, tangannya dia gunakan untuk menutup wajahnya. Minho menangis didepan Yoona, hal ini tentu saja membuat Yoona terenyuh.

“aku mencintaimu noona, tidak bisakah kau melihatku, hanya sekali ini tengok aku. Donghae hyung tidak mencintaimu. Harusnya kau memilih orang yang mencintaimu. Dan tidak bisakah kau tetap menjadi Ji Hyun-ku tetap berada disisiku noona, semua tidak percaya padaku. Bahkan Siwon hyung menganggapku orang jahat. Hanya noona harapanku. Hanya noona yang mampu membuat ku tenang ku mohon tetap menjadi Ji Hyunku” ucap Minho panjang lebar. Yoona semakin terenyuh. Air matanya menerobos keluar. Bibirnya terasa kelu untuk mengucapkan sesuatu. Minho yang melihat Yoona menangis pun segera memeluk tubuh ramping Yoona. Membiarkan gadis yang dia cintai mengeluarkan perasaannya. Membiarkan gadis itu menangisi orang lain bukan dirinya.

“jangan menangis noona” ucap Minho sambil sesekali mengusap rambut halus Yoona.

“aku sangat mencintainya tapi..” ucap Yoona sesenggukan. Minho semakin mengeratkan pelukannya.

“lupakan dia noona, hidup bahagia bersamaku” ucap Minho.

***

“dimana Yoona ?” teriak Donghae, suaranya begitu menggema di Dorm SNSD. Perbuatan Donghae tentu saja membuat semua member SNSD menatap tajam kearahnya. Donghae yang menyadari hal itu segera membungkam mulutnya. Dia tahu, dia mengerti, pasti mereka semua marah padanya, marah karna perbuatannya. Sedetik kemudian, Jessica bangkit dari tempatnya menghampiri pria itu lalu.. Plakk tangan mungilnya mendarat mulus dipipi Donghae. Ini adalah kali kedua dia menampar Donghae, dan kalian pasti tahu penyebabnya.

“aku benar-benar kecewa padamu Donghae oppa” lirihnya. Mata coklat itu memanas, bening air mata mengalir dari sudut matanya membuat Donghae semakin terdiam. Yuri kemudian ikut bangkit dan menenangkan Jessica yang semakin menangis. Perasaanya begitu kacau, mengingat kejadian buruk menimpa dongsaeng kesayangannya.

“maaf, aku tahu ini memang tidak cukup. Aku mengecewakan kalian, menyakiti Yoona-ku. Aku akan menerima jika kalian membenciku tapi ku mohon beritahu aku dimana dia?”. Donghae menangis, dadanya sesak, dia terus saja merutuki kebodohannya. Kebodohan yang akan membuat dirinya kehilangan Yoona lagi.

“aku akan membantumu oppa, bukankah aku pernah berjanji. Tapi semua keputusan ada ditangan Yoona, dialah yang menjadi algojo saat ini. Aku akan berusaha menenangkannya. Tapi sampai saat ini dia belum memberi kabar pada kami” ucap Taeyeon panjang lebar. Donghae begitu tertegun, dia tidak menyangka Taeyeon masih ingin membantunya. Setelah apa yang telah dia lakukan menyakiti dongsaengnya.

“apa yang kau katakan Taeng, cih aku sungguh tidak sudi membantunya” pekik Soo yang tidak terima ucapan Taeyeon.

“diam kau Soo!, jangan karena disini yang terlihat Donghae oppa yang bersalah kau mau mengintimidasinya. Ini masalahnya dengan Yoona kita tidak boleh ikut campur” Sunny mengelus pelan bahu Soo yang bergetar. Sedetik kemudian Soo menutup mukanya dengan kedua tangannya. Soo, gadis itu menangis. Dia sungguh merasakan penderitaan Yoona.

“aku hanya tidak mengerti, mengapa ? mengapa gadis itu yang harus menderita sebegitu sulit seperti ini, aku hanya merasa tidak berguna sebagai eonnie- yang tidak bisa melindunginya” ucap Soo sesenggukan. Donghae terenyuh, tidak hanya Donghae, semua member Suju dan SNSD yang baru tiba pun merasa terenyuh dengan ucapan Soo.

“sudahlah eonnie.. aku yakin pasti Yoona eonnie sangat kuat, yang pasti kita harus membantunya, menguatkannya” Seohyun memeluk Soo yang masih saja menangis.

“aku berjanji, aku akan menyelesaikan ini semua” ucap Donghae.

***

Berkali-kali pria paruh baya itu menghela nafasnya. Menatap foto yang berada dalam genggamannya. Sedetik kemudian senyum sinis tersungging dibibirnya.

“kurasa kita harus membuat Netizens beranggapan bahwa Donghae dan Eun Soo memang menjalin hubungan” ucapnya menatap ke semua orang yang berada dalam ruangan itu.

“apa kau gila hyung ? Donghae sudah menikah dengan Yoona, apa kau ingin membuat hubungan mereka semakin berantakan?” pekik Leeteuk yang tidak terima keputusan Lee Soo Man.

“lalu, apa kau ingin Super Junior perlahan-lahan hancur, ini yang kau mau ? karir yang kalian telah mulai dari awal, hancur hanya karna selembar foto menjijikan ini!” bentaknya. Mata Lee Soo Man memerah. Donghae yang merasa sebagai objek penyebab pertengkaran itu semakin merasa bersalah.

“aku.. akan menjelaskan semuanya, bahwa itu hanya kecelakaan ku mohon jangan paksa aku untuk mengakui jika aku berpacaran dengan Eun Soo, aku tidak ingin semakin menyakiti Yoona” ucap Donghae. Mata teduhnya menatap mata Lee Soo Man yang memerah karena menahan emosinya. Kemudian senyum tipis tersungging dibibirnya.

“baiklah kita adakan konferensi pers lusa”

***

Gadis itu menatap kosong keluar jendela kamarnya. Bening air mata terus saja mengalir menganak sungai dipipinya. Minho yang mendapati bahwa gadis itu sedang melamun perlahan menghampirinya.

“kau baik-baik saja noona?” hening, tidak ada jawaban, hanya suara gemuruh angin yang memekakan telinganya. Minho tau apa yang terjadi, dia memilih diam sampai Yoona mau berbicara padanya.

1 jam

2 jam

Dering I-phone Yoona memecah keheningan. Yoona menatap sendu kelayar I-phonenya, terlihat jelas nama Appa-nya terpampang. Kemudian dia memilih untuk meletakan I-phone itu kembali. Tidak ada niatan sedikit pun untuk mengangkat panggilan itu. Entah sudah berapa puluh miscall dan sms di I-phonenya itu. ‘maafkan aku Appa’ batinya.

***

“kau sungguh keterlaluan Hae-ya” wanita paruh baya itu terus saja meluapkan emosinya, kepada pria tampan dihadapannya. Matanya memandang nanar pria itu. Dalam hati dia sungguh tidak menyangka, anak kebanggaannya. Anak lelaki yang selalu dia banggakan berbuat hal yang begitu menjijikan sekali. Sementara pria paruh baya disamping wanita itu hanya menunduk. Dia tidak mampu meluapkan amarahnya sama sekali, seperti yang dilakukan wanita disampingnya. Pikirannya melayang, memikirkan gadis cantik yang begitu dia rindukan. Gadis cantik yang telah menghilang bagai ditelan bumi.

“maafkan aku Umma, aku sungguh minta maaf” suara parau Donghae memecah keheningan. Perlahan dia bangkit dari tempatnya lalu bersujud dihadapan wanita dan pria paruh baya itu. Lee hyungwan, wanita paruh baya itu bangkit lalu memeluk putranya sangat erat. Dia tahu selama ini putranya menanggung beban yang teramat berat sendirian.

“maafkan Umma, Hae-ya seharusnya Umma tahu jika kalian tidak saling mencintai. Seharusnya Umma dan Ahjjusi tidak memaksamu menikah dengan Yoona. Pasti hal ini tidak akan pernah terjadi” ucapnya. Donghae menggeleng pelan. Ummanya selalu saja meminta maaf padanya, meminta maaf tanpa berbuat kesalahan padanya. Kemudian Donghae melepas pelukan Ummanya lalu menatap sendu wajah Ummanya.

“harusnya aku yang meminta maaf Umma, aku telah mengecewakanmu” ucap Donghae (lagi). Kini matanya beralih pada pria paruh baya yang tengah menatapnya.

“Appa juga minta maaf padamu Hae-ya, seharusnya Appa tidak memaksa Yoona menikah denganmu, aku sungguh tidak menyangka akan jadi seperti ini, aku benar-benar Appa yang kejam. Tapi aku janji setelah Yoona kembali. aku akan membiarkan kalian berpisah” ucap pria paruh baya itu. Donghae terkejut, ucapan yang terlontar dari ayah mertuanya begitu menohoknya. Rasa sesak pun menyergap.

“a..apa yang Appa ka..takan aku tidak-”

“kau tidak perlu berbohong lagi, aku tau kau melakukan ini karna mencintai gadis itu kan. Setelah kalian bercerai aku akan membawa Yoona kembali ke Paris”. Donghae terdiam, bibirnya terasa kelu. Dia ingin mengelak, tapi jika dia melakukannya dia akan semakin menyakiti Yoona. Hanya kebahagiaan gadis itu yang dia inginkan. Dan dia sadar betul jika gadis itu bersamanya, akan ada banyak air mata yang keluar. ‘baiklah jika ini yang terbaik aku akan menceraikanmu Yoongie’ batinya.

***

Suasana riuh para Netizens kini menggema diruangan besar itu, tidak sedikit kamera yang sudah mulai stand by merekam hal yang akan terjadi. Sementara didepan mereka duduk beberapa orang laki-laki. Lee Soo Man, dia yang membuka percakapan itu. Berusaha untuk mengklarifikasikan apa yang terjadi.

“baiklah jika ada yang kalian ingin tanyakan menyangkut masalah ini kami persilahkan” ucapnya. salah satu wartawan berdiri dan mulai bertanya.

“jadi apa hubungan Donghae-ssi dan Son Eun Soo-ssi ? mengapa foto itu bisa tersebar ?”. Donghae tersenyum tipis, tangannya bergetar memegang mic itu. Perlahan dia menarik nafas panjangnya.

“aku dan Eun Soo hanya berhubungan sebatas partner kerja, dan mengapa foto itu tersebar kurasa hanya ulah segelintir orang yang ingin melihatku hancur” jawab Donghae. Kemudian wartawan lainnya mulai bertanya.

“benarkah ? tapi aku merasa jika kau memang mencintai Eun Soo-ssi kalian pasangan serasi”. Deg ! jantung Donghae berdetak cepat. Perasaan takut mulai menjalar dihatinya. Dia takut, bukan takut karena jawabannya salah, bukan. Dia takut jika diluar sana Yoona melihat konferensi pers ini. Mendengar wartawan itu mengatakan bahwa dirinya dan Eun Soo adalah pasangan yang serasi.

“apa yang kau katakan, sudah kubilang aku dan dia hanya berteman karena pekerjaan. Hubungan kami tidak lebih” pekiknya. Leeteuk yang sedari tadi terdiam segera mengelus pelan bahu Donghae agar dia tenang.

“mengapa kau terlihat marah, itu pasti terbukti kalau kalian memiliki hubungan!” pekik wartawan itu tidak mau kalah. ‘jangan seperti ini Hae-ah kau harus tenang, jangan semakin mengundang masalah’ bisik Leeteuk. Donghae mengangguk perlahan.

“maafkan aku, aku terlalu terbawa emosi. Saat ini aku tengah menjalin hubungan dengan seorang gadis. Dia gadis yang aku  cintai, mana mungkin aku berpacaran dengan Eun Soo” ucap Donghae mantap. Leeteuk membulatkan matanya. Dia sungguh tidak mengerti apa yang dipikirkan Donghae.

“benarkah siapa?, apa itu Yoona-ssi?” tanya wartawan lainnya. Donghae terkejut ketika nama Yoona disebut. Kemudian dia tersenyum tipis. Lee Soo Man segera bangkit untuk mengakhiri konferensi pers ini.

“baiklah sekian dari penjelasan Donghae tadi. Sekali lagi akan kuluruskan bahwa foto itu tersebar hanya ulah segelintir orang yang ingin menghancurkan Donghae, dan hubungan Donghae dan Eun Soo hanya sebatas teman karena Donghae sendiri tengah menjalin hubungan dengan gadis lain terima kasih untuk waktunya”

***

Gadis itu tersenyum tipis memandang pria tampan dihadapannya. Sementara pria dihadapannya tahu bahwa tatapan mata gadis itu begitu kosong. Kemudian dia menyesapi secangkir the dihadapannya.

“lusa kita akan berangkat ke Italia noona” ucapnya pada gadis dihadapannya. Tatapan mata gadis itu semakin sayu mendengar ucapan pria itu. Minho, dia tahu Yoona masih berat meninggalkan Seoul. Tempat kelahirannya, sekaligus tempat dimana cintanya kini berada. Tapi dia tidak patah semangat, keinginannya memiliki gadis itu seutuhnya membuatnya semakin kuat untuk membawa gadis itu pergi jauh meninggalkan semua kehidupannya.

“bisakah kau membiarkan ku sendiri terlebih dahulu Minho-ya”

“tapi noona beberapa hari ini kau selalu menyendiri, tidak bosan kah?”. Yoona menggeleng. Matanya kembali menatap kearah jendela. Kini hujan turun begitu derasnya. Seolah langit tengah menumpahkan kesedihannya, sama seperti yang dia rasakan. Minho mendesah kesal, tapi meskipun begitu dia tetap memilih untuk membiarkan Yoona sendirian. Kini kamar itu kembali hening. Yoona meneteskan air matanya lagi, seolah air matanya tidak akan pernah habis. Perlahan tangisan Yoona semakin terisak.

“aku merindukan mu Donghae oppa” lirihnya. Dia terus saja merutuki kelemahannya yang tidak bisa sekalipun membenci Donghae seperti saat dulu dia selalu bermusuhan dengan Donghae. Dia sadar rasa bencinya pada Donghae kini telah memudar dan menjadikan rasa cinta yang teramat dalam untuk pria itu.

“sampai kapan aku seperti ini?” bisiknya sendiri. Yoona begitu terlarut dengan pikirannya sampai dia tidak menyadari sepasang mata memandang sendu kearahnya. Perasaan sesak menyergap pemilik mata tersebut. Sedetik kemudian tangannya sudah beralih pada I-phone digenggamannya.

“halo” sebuah suar disebrang terdengar.

“hallo, Eun Soo-ssi”

“ne, ada apa ?”

“bisakah kita bertemu?”

“baiklah pukul 3 KST oke”

“oke” flip, Minho mengakhiri sambungannya. Kemudian dia memejamkan matanya, menghembuskan nafasnya kasar. Kemudian matanya kembali terbuka. Memerah itulah yang terlihat. Dia mengangguk seolah membuatnya semakin mantap.

***

“jadi apa yang membuatmu ingin menemuiku?” tanya Eun Soo tanpa basa-basi. Minho menghembuskan nafasnya lagi. Dia menatap kearah luar jendela, untung saja dia memilih tempat yang bisa langsung menatap pemandangan dari luar.

“aku akan mengakhiri semua ini” ucap Minho. Eun Soo terkejut dengan yang dikatakan Minho.

“apa maksudmu?” tanya gadis itu. Meskipun dia tahu maksud Minho sebenarnya, hanya saja dia masih tidak mengerti mengapa pria itu memilih ini smeua.

“aku benar-benar tidak sanggup melihatnya menangis, aku merasa akulah orang yang paling kejam membiarkan orang yang kucintai menangis”

“cih, kau benar-benar lemah. Baru melihatnya menangis saja sudah lemah, bukankah kau bilang ingin memilikinya, lalu mengapa kau sekarang menyerah begitu saja!” pekik Eun Soo. Kesabarannya mulai habis mendengar penjelasan Minho. Sungguh dia benar-benar tidak terima dengan keputusan Minho. Karena dia sedikit lagi sudah bisa menggapai Donghae, tapi Minho malah akan membuatnya menjauh dari Donghae lagi.

“aku memang lemah ! aku tahu tapi, aku masih punya hati nurani. Apa kau yakin setelah Donghae hyung bersamamu dia akan bahagia? Kau salah dia tidak akan pernah bahagia, karena kebahagiaannya adalah Yoona noona”

“persetan dengan bahagia. Aku pasti bisa memberikan hal yang lebih ketimbang hal yang diberikan Yoona”

“baiklah jika itu maumu, akulah orang pertama yang akan menghancurkanmu, jika kau berani menghancurkan kebahagiaan mereka”

“apa yang kau katakan! Aku menghancurkan! Siapa yang kau bilang menghancurkan Minho-ssi! Bukankah itu yang kau lakukan!” mereka terus saja berteriak tanpa menghiraukan pandangan seluruh pengunjung yang menatap kearah mereka.

“aku akan membuat mereka kembali bersatu, dan kupastikan kau akan menyesal telah menentangku” pekik Minho lalu meninggalkan Eun Soo yang masih saja menahan amarahnya.

“arrrgghh bodoh!” pekiknya lalu ikut meninggalkan tempat itu.

***

Donghae membeku, ditangannya menggenggam map yang tadi diberikan ayah mertuanya. Matanya memandang kosong. Terlihat Eunhyuk, Shindong, Kyuhyun, Sungmin sedang tertawa menonton acara komedi ditelevisi, tapi berbeda dengannya. Dia hanya terdiam, seolah raganya telah lepas entah kemana. Eunhyuk menoleh menyadari bahwa tidak ada suara Donghae sama sekali. Nafasnya tercekat ketika melihat Donghae dengan pandangan kosongnya. Matanya kemudian beralih pada map yang dipegang Donghae.

“apa itu?” tanyanya sambil mengambil map itu dari tangan Donghae yang tengah lengah.

“SURAT PERCERAIAN” pekiknya. Membuat Shindong, Kyuhyun dan Sungmin tidak ketinggalan Donghae terkejut.

“apa yang kau lakukan, cepat kembalikan!” ucap Donghae seraya merebut map itu.

“jelaskan padaku apa yang terjadi Donghae ?” Eunhyuk menatap tajam kearah dongsaengnya itu. Donghae terdiam, sedetik kemudian matanya mulai memerah.

“aku akan bercerai” ucapnya lirih. Sementara yang lain menatap Donghae dengan iba.

“mengapa bisa hyung, apa Yoona yang memberikan ini?” tanya Kyuhyun. Donghae menggeleng. Dia mendongakan kepala berusaha menahan air mata yang akan terjatuh.

“Ayah mertuaku yang memberikannya”

“Apa?!”

***

Jessica mengernyitkan dahinya ketika melihat Yuri dan Soo Young telah berpakaian begitu rapih.

“kalian mau kemana ?” tanyanya. Yuri tersenyum lalu menggenggam tanga Jessica.

“aku akan membeli makan dengan Soo Young, kau mau menitip” jawab Yuri. Jessica semakin bingung. Sikap aneh Yuri, jika mereka hanya ingin membeli makanan mengapa gadis itu harus menggenggam tangannya.

“ah tidak, kalau begitu hati-hati”

“baiklah kami pergi”

***

“benarkah ini rumahnya?” tanya Soo yang tampak ragu. Terlihat Yuri terus saja membolak-balikan kertas digenggamannya.

“Anhevia no.4 setauku ini memang rumahnya, hanya rumah ini yang bernomor 4 dijalan Anchevia” jawab Yuri. Soo mengangguk lalu menekan bel pintu itu. Hampir 5 menit pintu itu baru terbuka. Munculah seorang gadis dari balik pintu itu.

“ada apa ?” tanya gadis itu dengan nada dingin. Yuri dan Soo mendengus, sungguh tidak sopan.

“aish tidak bisakah kau menyuruh kami masuk terlebih dahulu?” tanya Soo. Eun Soo gadis itu kembali mendengus. Dia menyurh kedua tamunya masuk.

“jadi apa tujuan kalian kesini?”

“aku hanya ingin kau berhenti menganggu rumah tangga Donghae dan Yoona” ucap Yuri. Eun Soo tersenyum sinis.

“apa?! Menganggu, bukankah memang Yoona yang tidak bisa menjadi istri yang baik bagi Donghae oppa sehingga dia lebih memilihku” ucap Eun Soo.

“berhenti! Cukup kesabaranku sudah habis menghadapimu, kau jika masih berani menyentuh seujung saja kebahagiaan mereka aku tidak akan segan membunuhmu” ancam Soo.

“kau fikir aku takut heh!, cih wanita sepertimu hanya bisa berucap tanpa bisa berbuat”

“baiklah Eun Soo, kau sudah membuat kami marah, cepat kalian masuk” perintah Yuri menyuruh beberapa orang masuk. Beberapa orang berpakaian tegap menerobos masuk lalu menggenggam kedua lengan Eun Soo.

“Ya!! Apa yang kau laukan hei!” pekik Eun Soo sambil berusaha untuk meronta.

“sudah ku bilang, jika kau membantah aku akan membunuhmu, tidak maksudku mereka yang akan membunuhmu?!”

“oh, jadi kalian main kekerasan. Baik aku tidak akan takut”

“sekarang bawa dia ke gudang yang sudah kuberitahu” perintah Yuri. Kemudian beberapa orang itu membawa Eun Soo pergi.

“Yul, apa kau yakin” tanya Soo agak ragu.

“tentu, aku melakukan ini demi Yoona”

***

Donghae menatap layar I-phonenya. Dia menatap foto dirinya dan Yoona yang mengenakan gaun pernikahan. Terlihat sekali senyuman yang dipaksa. Tapi itu dulu, kini dia begitu mencintai istrinya. Pikirannya kembali melambung, baru beberapa menit lalu Minho menelfonnya mengatakan jika Yoona ada bersamanya.

*Flashback*

“halo”

“hyung, ini aku Minho”. Donghae mematung, Minho ? bagaimana bisa ?

“aku hanya ingin memberitahu padamu, Yoona noona bersamaku”. Oh, jadi dia menelfon Donghae ingin pamer bahwa Yoona kini mempercayainya.

“hyung, besok aku dan noona akan ke Italia, jika kau masih ingin dia bersamamu, datanglah cegahlah kepergian kami” ucap Minho lagi. Membiarkan Donghae jadi pendengar setianya.

“apa yang kau katakan?” hanya pertanyaan bodoh yang mampu Donghae lontarkan.

“aku menunggumu hyung, jangan sampai kau menyesal, jika tidak aku akan benar-benar merebutnya” ucap Minho (lagi) lalu mengakhiri sambungannya.

*Flashback End*

Apa Minho sudah menyerah mendapatkan Yoona? Apa yang terjadi sebenarnya ? mengapa Minho berubah pikiran disaat kedua orang tuanya dan Yoona menyuruh mereka berpisah ? semua pertanyaan bergelayut dibenak Donghae. Dia masih tidak bisa berfikir dengan jelas. Sejenak kemudian senyum manis tersungging dibibirnya.

“masih belum terlambat aku bersamamu Yoong” gumamnya

***

@ incheon airport

Terlihat seorang gadis menatap sendu arloji biru kesayangannya. Dia masih ingat betul arloji itu adalah pemberian suami yang begitu dia cintai. Haruskah dia meninggalkan semuanya demi kebahagian yang telah dijanjikan seseorang padanya. Meninggalkan kebahagian natural yang telah melukainya.

“kita akan berangkat satu jam lagi noona” ucap Minho yang melihat Yoona terus saja merenung. Sejenak perasaan bersalah kembali menghantuinya.

“maafkan aku noona, akan kupastikan kau akan bahagia sebentar lagi” batinnya.

***

Donghae memakai hoodie kesayangannya. Matanya terus saja menatap arloji, bagaimana dia bisa lupa bahwa Yoona akan pergi satu jam lagi. Dengan langkah cepat dia berlari menuju mobilnya. Diperjalanan dia terus saja berdoa semoga Yoona belum pergi, semoga dia belum terlambat. Kecepatan mobilnya semakin bertambah. Untung saja jalanan tidak terlalu padat. Dengan begitu dia masih bisa menghentikan kepergian Yoona. I-phonenya bergetar, nama Minho terpampang dilayar. Perasaannya semakin tidak enak, dengan sigap dia mengangkatnya.

“hyung, kau dimana ?”

“aku dijalan Minho-ah, tunggulah”

“cepat hyung pesawat kami akan berangkat 45 menit lagi” Sial!, Donghae mengumpat pelan dan menambah kecepatan mobilnya.

“baiklah kau tunggu aku, ku mohon jangan biarkan Yoonaku pergi”. Donghae tidak menyadari dari arah yang berlawanan sebuah truk besar mengendarai mobil dengan kecepatan diatas normal. Dia masih saja asik berbicara dengan Minho, tiba-tiba Brakkkk.. mobil Donghae terpelanting jauh akibat hantaman truk besar itu. Mobil Donghae berguling-guling, sementara truk itu menabrak pohon. Semua orang yang berada ditempat sekitar segera menolong Donghae yang terjepit didalam mobil. Seluruh tubuhnya berlumuran darah.

“Yoong” gumamnya sebelum akhirnya tidak sadarkan diri.

***

Minho merasakan sesak ketika dia sedang berbicara dengan Donghae, dia mendengar suara hantaman begitu keras. Dia terus saja memanggil Donghae tapi tidak ada sahutan dari seberang.

Sebelum akhirnya ada suara yang menjawab sahutan itu.

“hyung” pekiknya.

“maaf, apa kau teman dari pemilik I-phone ini ?”

“iya siapa kau?

“pemilik I-phone ini mengalami kecelakaan dan sekarang sedang dibawa kerumah sakit” Deg! Astaga apalagi ini, mengapa semua harus berjalan tidak lancer, umpatnya. Dengan segera dia menghampiri Yoona yang masih termenung.

“noona” pekikya. Yoona menoleh tersenyum tipis, dia segera beranjak membawa koper untuk menghampiri Minho.

“sudah saatnya berangkatkah?”. Minho menggeleng, keringatnya bercucuran, nafasnya terengah-engah.

“ada apa ?” tanya Yoona yang semakin khawatir dengan Minho.

“Donghae hyung, kecelakaan”

“apa?!”

***

Lorong rumah sakit itu begitu ribut, tapi gadis itu tidak peduli. Dia terus saja berlari sementara peria dibelakangnya dengan susah payah mengejarnya. Langkah gadis itu terhenti ketika melihat beberapa orang berkumpul didepan sebuah ruangan. Dia melihat seorang wanita dan pria paruh baya.

“Appa” panggilnya membuat pria paruh baya itu menoleh.

“Yoong” Yoona memeluk Appanya sangat erat. Tubuhnya bergetar, dia merasa ketakutan.

“tenanglah sayang Donghae pasti baik-baik saja”. Yoona melepaskan pelukannya beralih pada wanita paruh baya disebelah ayahnya.

“Umma”. Yoona menghambur dipelukan wanita itu.

“maafkan aku, aku yang membuatnya seperti ini” ucap Yoona parau.

“tidak sayang, ini bukan karenamu, tapi ini adalah takdir. Berhenti menyalahkan dirimu. Donghae sangat tidak suka kau menyalahkan dirimu”

“tidak, ini salahku. Seandainya saja aku mendengarkan penjelasannya pasti dia tidak akan terbaring disana” Yoona semakin terisak. Sementara semua member SNSD dan Super Junior memandang miris kearahnya.

***

Hampir satu jam Dokter belum keluar dari ruangan itu. Yoona yang masih terisak dipelukan Ummanya itu, tidak peduli dengan semua eonnie yang menatap khawatir kearahnya. Akhirnya pintu kamar itu terbuka. Sesosok dokter berdiri dengan raut wajah yang sulit terbaca.

“bagaimana keadaan anak saya?” tanya Umma Donghae. Dokter itu terdiam.

“dok suami saya baik-baik saja kan dok” Yoona semakin kalut karena dokter itu terdiam. Dia menarik kerah baju dokter dan mengguncangnya.

“Yoong hentikan” Yuri memeluk Yoona berusaha menenangkannya.

“kami sudah melakukan yang terbaik, tapi tuhan berkehendak lain. Dia menginginkan Donghae-ssi berada disisinya”. Lutut Yoona melemas dia terjatuh begitu saja dari pelukan Yuri.

“kau bohong dok” pekiknya.

“tidak Dok, anak saya pasti masih hidup” pekik Umma Donghae. Semua yang berada di sana terpukul dengan apa yang dikatakan Dokter. Begitupun Yoona. Dengan sigap dia bangkit lalu menerobos masuk keruangan Donghae. Dilihatnya pria tampan yang telah menjadi suaminya terbujur kaku dengan senyum yang sangat manis diwajah pucatnya. Dia masih terlihat tampan.

“Donghae oppa, berhenti main-main” ucap Yoona parau, air mata menggelinang dipelupuk matanya. Dia terus mengguncangkan tubuh pria itu.

“bangun bodoh ! kau membuatku semakin membencimu oppa”. Tidak ada sahutan, hanya keheningan Yoona yang menangislah yang terdengar. Yoona semakin terisak ketika menyadari Donghae tidak merespon sedikitpun panggilannya.

“bangun bodoh ! kau bodoh bangun! Apa kau mau meninggalkan aku dan anakmu hah!” teriak Yoona yang terus mengguncangkan tubuh kaku Donghae.

“oppa” panggil Yoona semakin lemah akhirnya terjatuh tepat dipelukan Yuri yang sigap memeluk Yoona

TBC

Maaf, maaf jika lama.. aku Cuma pengen kasih tau part 12 adalah episode terakhir. Sampai ketemu di part selanjutnya .. jangan lupa vote YoonHae !! YoonHae Jjang !!

Matrix + Prolog


“pembunuhan lagi!”

“tidak… ini tidak akan terjadi lagi”

++++

“tugas baru untukmu!”

“menjaga anak seorang Presiden”

++++

“kau ..!! mengapa bisa sikapmu seperti anak kecil”

“aku membencimu!!!”

++++

“Baiklah jika itu maumu aku keluar dari sini!”

@@@@

Main Cast :

Im Yoona

Seorang gadis yang merupakan anggota Tim Matrix

Wajahnya cantik namun sangat desegani rekannya

Tidak pernah jatuh cinta dan sangat membenci orang lemah

Bersahabat dengan Jessica Jung

Lee Donghae

Putra dari seorang presiden

Kehidupannya sangat terancam semenjak ayahnya menangkap komplotan teroris

Wajahnya tampan dan sikapnya seperti anak kecil

Mencintai Jessica Jung

 

Choi Soo Young

Rekan satu Tim Yoona

Sangat ceria dan ramah

Mencintai sahabatnya Max Changmin

Max Changmin

Ketua dari Tim Matrix

Sikapnya angkuh dan dingin

Lee Kikwang

Anggota Tim Matrix yang paling baik

Dia juga sangat melindungi Yoona

 Membenci Lee donghae

Kim Taeyeon

Anggota dari Tim Matrix

Sifatnya yang mudah jatuh cinta membuat ya dan Yoona tidak akrab

Mencintai Lee Kikwang

Other Cast :

Lee Hyunjil as Donghae’s father or presiden

Jessica Jung as sahabat Yoona

Im Seoulong as kakak Yoona

And find it by your self

I’m Back .. hehehe aku bawa fanfic baru nih, tapi masih prolog, kalo emang banyak peminatnya ya dilanjutkan tapi jika kurang peminatnya aku ngga akan terusin ..

(chapter) My Antifans is My Wife 10


Author : Mheliya_sonelf

Genre : chapter

Main cast : Im yoona as Yoona SNSD , Lee Donghae as Donghae Suju , Choi Minho SHINee as Choi Minho

Other cast : All member Suju and SNSD

Rating : NC-17

Tittle    : My Antifans is My Wife

Note : annyeong…. Ini ff YoonHae ku yang pertama, mian kalo masih banyak typo dan agak sedikit gaje, maklum masih permulaan,dan sebelumnya aku juga mau bilang makasih buat adikku yang setia membantu ku dalam pembuatan ff ini. please don’t copy and bash, ff ini murni pikiran ku, gak perlu lama-lama lagi langsung aja ya

HAPPY READING …

Summary :

Im Yoona adalah salah satu anggota Girl Band terkenal di Korea Girl Generation atau yang lebih dikenal dengan SNSD dan Lee Donghae adalah salah satu anggota Boy Band yang juga terkenal di Korea yaitu Super Junior. Keduanya saling membenci satu sama lain, bahkan Yoona sudah mengkategorikan dirinya menjadi AntiFans Lee Donghae. Namun semua berubah ketika mereka saling jatuh cinta dan hal itu membuat Yoona menghilang tanpa jejak, apakah yang terjadi pada Yoona dan bagaimana Donghae bisa bertemu Yoona kembali ? ikutin ceritanya ya… gumawo reader ^_^

Ps: part ini agak menjurus ke yadong tapi ngga terlalu ko, soalnya aku ngga begitu suka sama hal seperti itu .

***

Yoona POV

Selepas Konser tadi, aku terus saja mengurung diri dikamar, bahkan ketika Soo eonnie mengajakku untuk makan aku tidak bernafsu sama sekali. Entahlah, aku juga tak mengerti apa yang terjadi hanya saja aku merasa begitu mual, dan berkeringat dingin. Mungkin, aku tidak enak badan.

“Yoong, kau yakin tidak lapar?” tanya Fanny eonnie ketika masuk kamarku.

“aku tidak lapar eonnie..” jawabku. Fanny eonnie menghampiri ketempat ku berbaring, tangannya menyentuh keningku.

“tidak panas,..” gumamnya.

“aku tidak sakit eonnie.. aku hanya ..uwee”. aku merasa mual lagi, segera ku bangkit dari tidurku lalu beranjak ke kamar mandi.

“uwe..uwe”. lihatlah semua makanan yang ku makan tadi pagi kini telah keluar semua.

“Yoong, kau baik-baik saja?”tanya Fanny eonnie sambil mengusap tengkuk leherku.

“aku.. uwe.. uwe.. entahlah.. eonnie uwe” ucapku. Setelah itu Fanny eonnie segera membimbingku untuk berbaring dikasur.

“kau pucat sekali Yoong” ucap Fanny eonnie, raut wajahnya terlihat khawatir denganku.

“aku hanya sedikit pusing eonnie, mungkin aku kelelahan” ucapku menenangkan Fanny eonnie.

“akan ku panggil dokter ne?” ucap Fanny eonnie lalu beranjak keluar kamarku.

Yoona POV END

***

Dokter itu terlihat keluar dari kamar Yoona, raut wajahnya tidak tergambar sama sekali membuat semua member SNSD menatap bingung kearahnya.

“jadi, apa yang terjadi pada Yoona kami?” tanya Taeyeon pada sang Dokter.

“semua baik-baik saja” ucap Dokter itu.

“benar dia baik-baik saja Dok, aku tak yakin?” tanya Tifanny mencoba meyakinkan. Sang Dokter mengangguk.

“kalian hanya perlu memperhatikan kondisi kesehatannya, karna itu akan berpengaruh pada janin yang ada dikandungannya” terang sang Dokter membuat semua member terkejut.

“MWO ?! JANIN” Koor member SNSD. Sang Dokter hanya tersenyum melihat tingkah mereka yang terkejut.

“ya, dia sedang mengandung, dan baru berjalan selama 2 minggu, jadi masih sangat rentan” ucap sang Dokter.

“terima kasih Dok, dan kumohon rahasiakan ini dari public, aku tidak mau ..”ucap Taeyeon

“kau tenang saja Taeyeon-ssi aku bukan tipe orang yang suka membongkar rahasia seseorang” potong sang Dokter mantap. Semua member SNSD pun mengangguk.

“baiklah aku permisi dulu” ucap Sang Dokter.

“Thank You Dok” koor member SNSD, dan Taeyeon pun mengantar Dokter itu keluar.

“aku sungguh tidak percaya dia benar-benar hamil” ucap Soo, ketika Dokter itu pergi.

“kau ini harusnya bahagia Soo” celetuk HyoYeon. Sementara Soo hanya menunjukan cengirannya.

“aku sangat bahagia mendengar Yoona eonnie hamil” ucap Seohyun.

“tapi, mengapa Yoona bisa hamil setahuku dia dan Donghae oppa kan tidak pernah..” ucap Jessica polos.

Pletak.. jitakan dari Sunny pun mendarat mulus dikepala Jessica.

“memangnya jika mereka ingin melakukan itu harus lapor padamu dulu hah?” gerutu Sunny.

“hehehe..”tawa Jessica.

“kalian sudah memberitahu Donghae oppa?” tanya Taeyeon ketika kembali kekamar. Mereka semua pun mengangguk.

“baiklah aku mau membeli makanan dulu” ucap Soo yang diikuti lirikan tajam member lainnya.

“err.. jangan menatapku seperti aku mangsa yang lezat” ucap Soo.

“kau ini makan terus, dasar shikshin” celetuk Yuri yang diikuti tertawa oleh member lainnya.

“ish” gerutu Soo.

 

Donghae POV

Aku begitu terkejut ketika Yuri menelfonku bahwa Yoona sakit, ah padahal selepas konser tadi dia baik-baik saja. Aku sungguh takut jika dia seperti waktu itu. Kini aku sedang melajukan mobilku menuju Hotel tempat kami menginap, karena ketika Yuri menelfon aku dan member lainnya sedang berpesta karena berhasil menampilkan yang terbaik.

“Ya!! Hae pelan-pelan kau.. ish aku masih mau hidup” gerutu Eunhyuk yang duduk disebelahku. Kulirik kebelakang, disana Shindong hyung dan Sungmin hyung berpegangan sangat erat pada sisi pintu, wajah mereka begitu pucat, haha aku tidak peduli yang pasti sekarang aku harus cepat sampai hotel.

“Donghae, kau mau mati ditanganku hah?!” ucap Shindong hyung ketika kami sudah keluar dimobil. Aku hanya tersenyum menunjukkan wajah luguku.

“mian hyung, sekarang aku tidak memikirkan nyawa kita sama sekali. Yoona lah yang kupikirkan” ucapku mereka menatap tajam kearahku. Aku tidak peduli, aku segera berlari menuju lift. Ketika kami sampai didepan pintu kamar member SNSD aku segera menerobos masuk, biarlah mereka marah.

“annyeong” sapaku yang melihat semua member kecuali Yoona sedang duduk di ruang tamu.

“Kyyaaa Donghae oppa kau sungguh tidak punya sopan santun” teriak Sunny. Mereka menatap tajam kearahku, lagi-lagi semua menatapku seperti itu, tidak tahukah wajahku ini seperti malaikat tidak usah ditatap seperti itu.

“aku buru-buru maafkan aku” ucapku sambil melirik kamar Yoona.

“bagaimana jika kau datang kami sedang memakai pakaian yang tidak pantas, kau ini” gerutu Jessica, aku hanya nyengir ngga jelas.

“kurasa itu memang rezeki kami” celetuk Eunhyuk. Aku pun tertawa sementara HyoYeon menatap tajam kearahnya.

“eerr Yeonnie berhenti menatap seperti itu chagiya” ucap Eunhyuk sungguh menjijikan.

“baiklah kalian boleh bermesraan, aku mau menemuinya” ucapku lalu meninggalkan mereka semua.

Aku mulai memasuki kamarnya, kulihat dia tertidur wajahnya pucat. Ah Yoongie sampai kapan kau mau membuat jantungku berdetak cepat karna mengkhawatirkanmu. Ku pandangi wajahnya, layaknya malaikat yang tertangkap oleh penglihatanku. Sampai saat ini aku masih begitu takut dengan ucapan dokter kemarin, aku takut jika akhirnya dia benar-benar lupa dan meninggalkanku. Ngomong-ngomong dokter mengapa aku tidak bertanya apa yang terjadi padanya, ah nanti sajalah. Kembali kubelai wajahnya. Dia menggeliat.

“eung” lenguhnya begitu lembut.

“bangun sayang” bisikku ditelinganya. Dia mulai membuka matanya, dia terkejut ketika melihatku disampingnya. Matanya mengerjap sungguh cantik.

“oppa sedang apa kau disini?” tanyanya sambil mengusap matanya. Aku mengacak rambutnya.

“aku mengkhawatirkanmu, aish berhenti membuat jantungku berdetak cepat Im Yoona” gerutuku. Dia hanya menggelembungkan pipinya membuat ku gemas ingin menciumnya dan ..

CHU kukecup pipinya itu.

“oppa.. kau” aku memeluknya, suhu tubuhnya terasa hangat, satu lagi aku bahkan tidak menyadari kalau istriku ini begitu kurus. Dia menggeliat mencoba melepaskan pelukanku.

“hanya 5 menit Yoongie, biarkan seperti ini” bisikku. Dia pun mengangguk. Klekkk.. pintu kamar terbuka kulihat disana Jessica terkejut melihatku dan Yoona berpelukan.

“aish berhenti melakukan adegan lovey dovey dihadapanku, cepatlah keluar ada yang kami ingin bicarakan” ucap Jessica kembali menutup pintu kamar.

“ayo kita keluar oppa” ucapnya masih dalam pelukanku.

“tapi ini belum 5 menit Yoongie, aish mereka mengangguku” gerutuku sambil melepaskan pelukannya.

“kau ini seperti anak kecil” ucapnya sambil mengacak rambutku.

“Yoongie kau membuatnya berantakan” ucapku, belum sempat ku membalas dia sudah berlari keluar kamar. Aku pun mengejarnya.

Donghae POV END

***

“berhenti berlarian seperti itu Yoong” ucap Taeyeon ketika Yoona dan Donghae mulai duduk disofa bersama member SNSD dan member SUJU yang baru saja tiba.

“memangnya kenapa eonnie?” tanya Yoona sedikit bingung. Donghae pun begitu menatap mereka dengan wajah innocentnya.

“mulai sekarang kau harus jaga kondisimu Yoong, kami tidak ingin janin yang ada dalam kandunganmu kenapa-napa” ucap Yuri.

“Mwo?! Janin, apa maksudmu Yul?” tanya Donghae.

“Hae.. selamat kau akan menjadi seorang Appa” ucap Leeteuk sambil memeluk Dongsaeng kesayangannya itu.

“eonnie aku tidak mengerti apa maksud kalian?” tanya Yoona.

“kau hamil Yoong, janin mu baru berjalan 2 minggu jadi masih rentan dan kau harus berhati-hati” jawab Fanny sambil memeluk Yoona sangat erat.

“tapi bagaimana bisa, kami hanya melakukannya satu kali, padahal aku baru saja akan memintanya lagi, mengapa anak itu sudah tiba duluan” gerutu Donghae dengan polosnya. Plettak!! Jitakan Eunhyuk mendarat mulus dikepala Donghae.

“Ya! Kau ini, bukannya bahagia akan menjadi seorang Appa, aish” ucap Eunhyuk yang tidak habis fikir dengan dongsaengnya itu.

“kau ini Hae aku saja iri, baiklah Taeng setelah pulang ke Seoul nanti kita harus menikah dan segera punya anak” ucap Leeteuk sambil merangkul Taeyeon, membuat gadis itu menunduk malu.

“aish ahjussi sudah tua tak tau malu” gerutu Kyuhyun.

“Ya! Dasar Evil”.

“eonnie.. aku masih tidak menyangka padahal kami melakukannya diluar kesadaran” ucap Yoona dengan wajah innocennya membuat semua member menggeleng heran mengapa Donghae dan Yoona bisa begitu polosnya.

“kalian harusnya bersyukur” ucap Sunny. Yoona dan Donghae pun mengangguk.

“tapi, bagaimana jika anak ini lahir, apa aku harus mengurus dua orang anak kecil sekaligus” ucap Yoona lagi.

“maksudmu?” tanya Sungmin

“iya, aku akan mengurus anakku dan aku juga harus mengurus suamiku yang seperti anak kecil, hidupku sungguh berat” ucapan itu lolos begitu saja dari bibir Yoona. Donghae menoleh seketika kearah Yoona sementara yang lainnya menahan tawa mendengar penuturan Yoona yang menurut mereka terlalu jujur.

“maksudmu aku seperti anak kecil Yoong?” tanya Donghae, Yoona pun mengangguk dia sama sekali mengabaikan Donghae yang menatap tajam kearahnya.

“akan kubuat perhitungan kau Yoong” batin Donghae sambil tersenyum evil.

***

Minho POV

Aku telah berdiri didepan pintu kamar SNSD, aku berniat mengajak yeojachinguku jalan-jalan.

Tok Tok, kuketuk pintu itu, dan Kleek kulihat Taeyeon noona yang membukakan pintu.

“annyeong” sapaku. Taeyeon noona sedikit terkejut melihatku, namun tidak kupedulikan.

“oh annyeong Minho kau mencari Yoona ani maksudku Ji Hyun?” tanyanya. DEG perasaanku benar-benar tidak enak memang selama di New York ini aku sama sekali tidak bertemu dengan Ji Hyun-ku otomatis aku pasti ketinggalan banyak hal. Tapi mengapa Taeyeon noona menyebut nama Yoona noona, apa Ji Hyun-ku sudah kembali menjadi Yoona noona tidak.. ini tidak boleh terjadi.

“iya noona, apa Ji Hyun ada?” tanyaku. Taeyeon noona mengangguk lalu masuk kedalam. Setelah beberapa menit keluarlah seorang gadis cantik memakai simple dres berwarna biru dengan rambut yang digerai indah, dia Ji Hyun-ku.

“annyeong oppa” ucapnya begitu lembut. Aku segera memeluknya untuk menghilangkan rasa rinduku yang tidak bertemu dengannya beberapa hari. Bisa kurasakan dia menggeliat mencoba melepaskan pelukanku, namun itu membuatku semakin mengeratkan pelukannya.

“oppa kau membuatku tidak bisa bernafas” ucapnya, yang membuatku langsung melepaskan pelukannya.

“mianhae chagi” ucapku. Kulihat dia tersenyum memegang tanganku erat.

“tidak apa oppa, aku hanya sulit bernafas tadi, rupanya kau begitu merindukanku ya?” godanya. Aku mengangguk lalu mencium keningnya. Matanya membulat sempurna, dia sungguh sangat cantik.

“ayo kita habiskan waktu sebelum besok kita kembali ke Seoul” ucapku lalu menariknya.

Minho POV END

***

Donghae POV

Mataku memanas, nafasku memburu ketika melihat seseorang memeluk Yoona-ku, ya aku tahu dia Minho mengapa aku bisa lupa jika dia masih menjadi ancaman utama hubunganku dengan Yoona. Kulihat dia memeluk erat Yoona ku, lalu mencium keningnya. Ya! Kening itu hanya milikku, aku tidak peduli bagaimana dulu aku menganggap Minho sebagai adik kesayanganku tapi kini, aku membencinya. Tuhan aku takut dia merebut Yoona-ku. Sampai saat ini tanganku mengepal kuat, kulihat dia menarik tangan kecil Yoona-ku. Segera ku ikuti kemana mereka.

“untuk apa dia kesini?” gumamku ketika melihatnya membawa Yoona ketepian danau, di tempat itu tersedia sebuah meja lingkaran yang diatasnya tersaji lilin yang indah dan berbagai makanan lezat, serta dua buah bangku. Dia mempersilahkan Yoona duduk lalu datanglah seorang pelayan datang dan memainkan sebuah biola dengan alunan yang begitu merdu. Setelah mereka makan Minho segera bangkit dan berlutut dihadapan Yoona-ku, dia mencium punggung tangan Yoona lalu memakaikan cincin dijari manis Yoona, untuk apa itu? Pikirku. Setelah selesai mereka kembali memasuki mobil mungkin untuk pulang karena hari sudah mulai sore.

Donghae POV END

 

Yoona POV

Setelah Minho oppa mengantarku pulang, aku mulai masuk kekamar ku. Mengapa disini sepi, kemana mereka batinku ketika melihat di ruangan ini tidak ada siapapun kecuali aku. Segera ku rebahkan diriku dikasur, nyaman. Setelah hari ini Minho oppa melakukan sesuatu yang membuatku terkejut.

“kau sudah pulang Yoong” ucap seseorang. Membuatku terkejut, bukankah disini hanya ada aku? lalu siapa itu ?. segera kutolehkan kepalaku kearah sumber suara, betapa terkejutnya aku ketika melihatnya –suamiku- menatap tajam kearahku, tangannya mengepal kuat.

“op..oppa kau sedang apa disini?” tanyaku dengan suara bergetar. Langkahnya perlahan mulai menghampiriku, sontak membuatku mundur. Namun sial tubuhku terpentok tembok.

“kau habis dari mana Yoongie?” tanyanya masih dengan tatapan tajam kearahku.

“a..aku” ucapku terbata, keringat dingin mengucur seketika diwajahku. Sekarang aku dan Donghae oppa hanya berjarak 3cm, dan bisa kurasakan hembusan nafasnya menerpa wajahku membuat bulu kudukku merinding seketika.

“kau sedang membohongiku hah?” selidiknya.

“mianhae oppa” ucapku sambil menundukan wajahku. Bisa kurasakan tangannya menyentuh daguku membuat aku dan Donghae oppa bertatapan, sedetik kemudian bisa kurasakan bibirnya yang manis menyentuh bibirku. Dia melumatnya secara perlahan, aku hanya diam tidak membalas perlakuannya sama sekali. Aku benar-benar tidak mengerti apa yang ada dipikirannya.

“kenapa kau hanya diam, Yoongie”bisiknya tepat ditelingaku membuat ku semakin merinding. Dia kembali melumat bibirku kali ini dengan tempo yang lebih cepat dari sebelumnya. Semua perlakuan Donghae oppa membuatku tak kuasa, akhirnya aku menyerah aku pun segera membalas perlakuannya. Bisa kurasakan kini Donghae oppa menggendongku dan membaringkan tubuhku di kasur. Tanpa melepas ciumannya tangannya mulai melucuti pakaianku. Tapi kegiatannya terhenti ketika tanganku menahannya. Sontak dia melepaskan ciuman kami.

“wae Yoongie?” tanyanya.

“mengapa kau melakukan ini oppa?” tanyaku. Dia tersenyum evil.

“membalas kelakuan Minho tadi siang” bisiknya ditelingaku, lalu kembali meneruskan kegiatannya. Jadi dia melihatku dan Minho oppa, astaga. Tanpa aku sadari sekarang tubuhku hanya tinggal terbungkus pakaian dalam saja. Donghae oppa menyeringai menatap kearahku membuatku bergidik.

“kau harus bertanggung jawab Yoongie!” ucapnya dengan cepat kembali menciumku tanpa membiarkanku berkata sedikitpun. Tangannya kini mulai menggerayang ke bagian dadaku. Dan dengan itu ciuman Donghae oppa telah berpindah keleher jenjangku.

“eungh o..ppa” desahku tak tahan. Tangan Donghae oppa membuat tubuhku geli seketika. Aku pun menjambak rambutnya. Aku tahu desahanku itu pasti akan membuatnya semakin ingin melakukan yang lebih. Tentu saja malam ini semua permintaanya terpenuhi.

Yoona POV END.

***

Sinar matahari mulai menyinari seluruh bagian permukaan bumi. Hal itu membuat sepasang suami istri itu terbangun dari tidur nyenyak mereka, tubuh mereka hanya dibalut dengan selimut berwarna putih.

“pagi Yoongie” ucap sang suami –Donghae- untuk membangunkan istrinya. Segera Donghae mengecup singkat bibir Yoona membuat mata Yoona terbuka.

“aish oppa hentikan!” pinta Yoona dengan wajah yang memelas. Donghae tersenyum memandang istrinya, tangannya memeluk pinggang ramping Yoona dari belakang, hal itu tentu saja membuat Yoona kegelian.

“oppa” panggil Yoona dengan nada manja.

“hanya 5 menit Yoong” pinta Donghae sambil membenamkan kepalanya dibahu Yoona.

“baiklah.. hanya 5 menit oke”

“hmm”. Suansana pun menjadi hening, Donghae dan Yoona sama-sama terbuai dalam pikiran mereka masing-masing.

“Yoong boleh aku bertanya sesuatu?” ucap Donghae memecah keheningan yang tadi terjadi.

“tentu saja, kau ingin bertanya soal apa ?”

“kemarin, apa yang pria itu lakukan terhadapmu?” tanya Donghae membuat Yoona sedikit terkejut dugaanya benar Donghae pasti melihatnya saat dia dan Minho pergi berdua.

“emm..itu .. hanya mengajak makan siang oppa” bohong Yoona. Dia tidak mungkin mengatakan bahwa Minho kemarin melamarnya, tentu saja hal itu akan menimbulkan malapetaka bagi mereka berdua.

“jeongmal? Kau tidak bohongkan?” selidik Donghae, nafasnya semakin memburu. Antara kesal dan kecewa bahwa Yoona membohonginya.

“aku tidak bohong oppa”. Mendengar ucapan Yoona, Donghae segera melepaskan pelukan mereka lalu beranjak untuk pergi. Yoona sedikit bingung melihat kelakuan suaminya itu.

“kau mau kemana oppa?” tanyanya. Donghae saat ini telah memakai pakaiannya lengkap dan meninggalkan Yoona yang masih terbalut selimut.

“aku mau pulang, kau mandilah dan jangan lupa sarapan!” ucap Donghae dengan nada yang dingin lalu melangkahkan kakinya keluar kamar itu. Greeep .. tubuh Donghae mematung ketika sebuah tangan menyentuhnya tidak maksudku memeluknya dari belakang. Ya, Yoona segera beranjak dari tempat tidurnya ketika melihat Donghae yang ingin meninggalkannya. Tanpa pikir panjang, bahkan tanpa memakai sehelai benang pun dia berlari memeluk Donghae dari belakang.

“maafkan aku oppa” ucap Yoona sambil sesekali membenamkan kepalanya di punggung tegap Donghae. Donghae menarik nafas, mana mungkin dia sanggup untuk marah dengan Yoona, meski dia sedikit kecewa bahwa Yoona membohonginya.

“sudahlah Yoong, tak usah minta maaf” ucap Donghae datar. Yoona semakin membenamkan kepalanya, nafasnya mulai sesak. Donghae yang merasakan punggungnya basah, segera mencoba melepaskan pelukannya namun sial, saat ini tenaga Yoona lebih besar darinya.

“uljima sayang,” ucap Donghae sambil mengusap punggung tangan Yoona.

“aku hanya tidak ingin kau dan Minho oppa bertengkar hanya karna aku oppa” terang Yoona. Donghae terkejut dengan ucapan istrinya itu, jadi dia hanya salah paham. Dia berpikir bahwa Yoona saat ini memang memihak Minho karena berhutang budi padanya, namun salah dia hanya tidak ingin dirinya dan Minho bertengkar mengingat kekompakkan dan keakraban Donghae dan Minho dulu.

“maafkan aku, kupikir kau tadi membelanya” sesal Donghae. Yoona menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya.

“kita sama-sama salah oppa” ucapnya. Sesaat Donghae tersenyum licik, dia tahu pasti saat ini Yoona memeluk tubuhnya tanpa memakai sehelai benang pun.

“Yoong, lepaskanlah kau mau menggodaku huh?” goda Donghae. Yoona terkejut dengan ucapan suaminya, segera dia melepaskan pelukannya lalu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Donghae segera berbalik menatap istrinya sesekali matanya dikedipkan untuk menggoda Yoona.

“mengapa kau tutupi itu sayang, tadi kau antusias sekali memelukku, bukalah aku ingin melihat pemandangan indah itu” goda Donghae langkahnya semakin mendekati Yoona dan membuat istrinya mengambil langkah mundur, dan Brukk.. tubuh Yoona terjatuh diatas kasur yang berukuran King size itu. Donghae yang melihat itu semakin melangkah menghampiri tubuh Yoona yang masih terbaring dan mencoba menghindar.

“apa yang akan kau lakukan oppa?” tanya Yoona dengan suara gemetar.

“aku? Menikmati istriku yang cantik” ucap Donghae sambil mengedipkan matanya membuat Yoona menata jijik kearahnya. Kini posisi Donghae sudah berada diatas tubuh Yoona, wajahnya pun hanya berjarak sejengkal dengan wajah istrinya. Yoona memejamkan matanya, hal itu tentu saja membuat Donghae tersenyum kemenangan.

“rupanya kau mau melakukan itu lagi ya?” goda Donghae.

“Mwo?!”

“kau mau lagi Yoong” bisik Donghae.

“aish oppa berhenti menggodaku, aku lelah” elak Yoona namun Donghae mengunci tubuhnya.

“kau yang menggodaku duluan Yoong” ucap Donghae lalu berusaha mencium bibir tipis Yoona. Ciuman itu berlangsung 5 menit karna Yoona sudah tidak bisa bernafas.

“hentikan .. aku lelah oppa” rengek Yoona wajahnya dibuat semelas mungkin.

“tidak.. aku ingin lagi Yoong, jebal” ucap Donghae sambil menunjukkan aegyo-nya. Yoona menghela nafas, kali ini dia benar-benar pasrah. Belum sempat Donghae mencium Yoona lagi tiba-tiba, Braakkkk.. Pintu kamar terbuka dengan kasar.

“Kyyaaaaa!!!” teriak Yuri yang terkejut melihat Donghae dan Yoona, terlebih lagi kini Donghae berada diatas tubuh Yoona, bahkan Yoona hanya mengenakan selimut. Teriakan Yuri tentu saja mengundang rasa penasaran member SNSD lain yang baru saja pulang, mereka pun berbondong-bondong berlari menuju kamar Yoona.

“apa yang ter.. astaga Donghae oppa, Yoong apa yang kalian lakukan!” teriak Taeyeon tak kalah terkejutnya. Donghae dan Yoona segera membenarkan posisi mereka. Yoona hanya menunduk malu.

“aish kalian benar-benar, menganggu saja” gerutu Donghae.

“bukankah kau hanya menyuruh kami menginap satu malam, lagi pula apa yang semalam itu gagal?” tanya Jessica dengan polosnya. Yoona mengernyitkan dahinya.

“jadi kalian pergi karena Donghae oppa yang menyuruh?” tanya Yoona, semua member SNSD pun mengangguk.

“lama-lama kau bisa menjelma menjadi 2nd The King Of Yadong menemani Eunhyuk oppa!” celetuk Soo, membuat Donghae menatap tajam kearahnya.

“pulanglah oppa, mereka sudah menunggumu, bukankah hari ini kita akan kembali ke Seoul ?” tanya Tifanny sarkatis. Donghae mengangguk lalu segera bangun dari posisinya. Sebelum dia pergi segera mencium singkat bibir Yoona, membuat Yoona terkejut. Dan dia pun telah mengambil langkah seribu sebelum di keroyok member SNSD.

“uwaaa Hae oppa kau ini” koor member SNSD kecuali Yoona yang masih terkejut.

“sudahlah Im Yoona mau sampai kapan kau bengong seperti itu” ucap HyoYeon membuyarkan lamunan Yoona. Dengan sigap Yoona pun masuk kamar mandi untuk mandi.

***

Eun Soo POV

Aku benar-benar kecewa dengan manajerku, gara-gara dia aku harus pulang duluan ke Seoul sebelum para artis SM kembali. Hash menyebalkan,!! Bagaimana ini pasti sekarang Donghae oppa sedang berduaan dengan Yoona. Tidak-tidak ini tidak boleh terjadi secepatnya aku harus melenyapkan Yoona, dia harus menghilang dari pandangan Donghae oppa, bahkan kalau perlu menghilang dari dunia ini!. Maafkan eonnie Yoong, kau yang membuatku mencintainya, dan kau juga yang harus rela melepasnya untukku!. Lamunanku buyar ketika I-Phoneku berdering.

“yoboseyo”

“…”

“ah iya aku tahu Minho-ssi maafkan aku”

“….”

“mwo! Benarkah, baiklah sekarang giliranku yang menjallankan rencana”

“….”

“oke”. Aku terkejut jadi Minho sudah melamar Yoona, aish anak itu benar-benar sudah dibutakan cinta Yoona. Baiklah kau tenang saja Minho sekarang saatnya akulah yang beraksi. Bisa kupastikan Donghae oppa akan berada dalam genggamanku secepatnya.

Eun Soo POV END

 

Donghae POV

Aku sudah berada dipesawat, semua member sudah tertidur, namun aku tidak bisa tidur. Aku masih memikirkan sampai kapan ini berakhir, semuanya aku lelah, aku ingin hidup bahagia dengan Yoona-ku. I-Phone ku bergetar, ada MMS rupanya. Kubuka pesan MMS itu betapa terkejutnya aku ketika melihat pesan singkat itu. Sebuah foto dimana aku tertidur bersama seorang gadis, yang ku ingat dia adalah Eun Soo, tapi dari siapa ini. Dibawah foto itu ada sebuah pesannya.

aku bisa menyebarkan foto ini dalam waktu 10 detik, jika sudah tersebar matilah kau!!’ pesannya memang singkat namun makna yang tersirat begitu menakutkan. Bagaimana jika foto ini berar-benar tersebar ? dan bagaimana jika Yoona tau ? aish apa lagi ini!.

Donghae POV END

***

Setelah pesawat lepas landas semua artis SM kembali ke SM Building. Tidak ketinggalan semua member SNSD.

“akhirnya sampai” teriak Jessica. Yang lain pun hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Jessica. Tidak berapa lama semua I-Phone milik member SNSD berdering. Mata mereka melotot seketika melihat sebuah pesan yang mereka dapat, foto yang sama dengan yang didapatkan Donghae yang sedang tertidur bersama dengan seorang gadis disebuah hotel, dan yang lebih mengejutkan gadis itu adalah Eun Soo.

“apa maksudnya ini!” ucap Yuri tidak terima, dia tahu pasti ini adalah ulah seseorang yang ingin membuat Donghae hancur atau membuat Donghae dan Yoona berpisah. Semua member menatap kearah Yoona yang masih mematung menatap layar I-Phonenya tanpa ekspresi.

“Yoong” panggil Taeyeon yang prihatin melihat Yoona. Yoona tetap diam wajahnya begitu datar. Tifanny yang tidak sabar mengguncangkan tubuh Yoona, membuat Yoona tersadar lalu menatap tajam kearah Tifanny.

“err mengapa kau menatapku seperti itu?” tanya Tifanny sedikit takut. Semua member semakin khawatir dengan keadaan Yoona.

“kau baik-baik..” ucapan Sunny terpotong oleh teriakan Yoona.

“arrrrgggghh” teriak Yoona sambil memegang kepalanya, dia terus saja menjambak rambutnya membuat member SNSD ketakutan melihatnya.

“eonnie. Apa yang terjadi denganmu?” tanya Seohyun yang khawatir dengan keadaan eonnienya.

“Arrrggghh pergi kalian … arrgggh” ucap Yoona sambil menjerit. Yuri memeluk tubuh Yoona, dia tidak peduli jika Yoona akan mendorongnya yang pasti dia ingin Yoona tenang.

“kau tidak boleh membiarkan pikiranmu kacau Yoong” bisik Yuri sambil tetap memeluknya. Yoona mendorong tubuh Yuri hingga Yuri terbentur tembok. Yoona pun berlari meninggalkan tempat itu. Dengan segera Soo menelfon Donghae.

***

“apa yang baru saja kau perbuat Lee Donghae!” bentak Leeteuk ketika mendapat pesan yang sama dengan yang lainnya. Donghae hanya menunduk takut, Leeteuk tidak pernah membentaknya. Ini pasti karna dia mengkhawatirkan Yoona, dongsaeng kesayangannya.

“maafkan aku hyung, itu diluar dugaanku, saat itu aku mabuk, tapi aku tidak melakukan apapun dengannya” jelas Donghae dengan suara bergetar.

“siapa yang akan tahu kau berbuat apa dengannya, yang mereka lihat hanya kau dan Eun Soo yang tidur bersama disebuah hotel dengan keadaan mabuk, kau tidak memikirkan Yoona, dia sedang hamil Hae” kali ini suaranya naik satu oktaf. Member SuJu yang lain hanya diam mendengarkan Leader yang sedang menyalurkan amarahnya. Mereka juga kecewa dengan Donghae yang seperti ini.

“aku tahu hyung, tapi itu terjadi sudah cukup lama, ketika Yoona hilang aku begitu frustasi dan ..”

“tapi foto itu tersebar sekarang Donghae kau ..” teriak Leeteuk yang terpotong dengan dering I-Phone Donghae.

“yoboseyo..”

“…”

“mwo! Pergi kemana Soo?”

“….”

“baiklah aku akan kesana”. Donghae pun beranjak pergi meninggalkan Dorm-nya.

“mau kemana kau?” tanya eunhyuk.

“Dorm SNSD, Yoona pergi”ucap Donghae dengan raut wajah yang sulit terbaca.

“kami ikut” Koor member SuJu. Belum sempat mereka pergi sesuatu menghentikan langkah mereka.

‘Foto Mesum Super Junior Lee Donghae dan istri virtualnya Son Eun Soo yang sedang tidur berdua dihotel tersebar’. Donghae menatap nanar kearah televisi. Jantungnya berpacu cepat. Bisa saja dalam waktu singkat karirnya hancur, dan pasti hubungannya dengan Yoona akan berantakan belum lagi jika Eomma dan Appanya Yoona tahu.

“matilah aku!” batinnya.

TBC

Gimana panjang ngga? Mudah-mudahan iya. Untuk part selanjutnya mungkin agak lama jadi maaf ya. See you next Part bye-bye.

FF YoonHae : Saranghae, I Love You ..


Author             : Mheliya_sonelf

Main cast         : Lee Donghae, Im Yoona as Yoona SNSD, Ok Taecyeon

Other Cast       : Find by self

Genre              : oneshoot, Romance, maybe ..

Rating             : PG 15

Note                : Hay aku kembali lagi bawa FF YoonHae, aku lagi ngga pengen banyak

ngomong, jadi Happy Reading ..!!

ps : Donghae disini bukan, Donghae member Super Junior, dia hanya orang biasa yang mengagumi idolanya ..

□□□

Aku menghela nafas beberapa kali, kulirik arlojiku, ah sudah pukul 4 sekarang jadi aku sudah mengantri disini selama 2 jam lebih , lama sekali, tapi tak apa akan kulakukan semuanya supaya aku bisa mendapatkan Album Terbaru Girl’s Generation. Ah aku lupa, namaku adalah Lee Donghae, kalian bisa memanggilku Donghae saja. Kini aku sedang berdiri disebuah Toko Musik yang menjual Album terbaru Girl’s Generation Limited Edition. Kalian boleh saja mentertawakanku, karena aku adalah seorang lelaki yang begitu mengidolakan Girlband itu, tapi aku akan selalu dengan bangga memperkenalkan diriku sebagai SONE. Alasannya mudah mengapa aku begitu mengidolakan mereka, karena mereka memang sangat cantik dan mereka juga menjadi gadis idaman bagi kaum pria. Aku memang sangat menyukai mereka, sangat tapi ada satu yang selalu menarik perhatianku, wajahnya yang innocent, matanya yang membulat sempurna, bentuk hidung dan dagu yang juga nyaris sempurna serta sifatnya yang begitu polos, kalian pasti tahu bukan siapa yang kumaksud ?, baiklah-baiklah aku akan memberitahukannya, dia adalah Im Yoona atau yang lebih dikenal Yoona SNSD, dia juga salah satu alasan mengapa aku sangat bangga memperkenalkan diriku sebagai seorang SONE dan begitu mencintai Girl’s Generation. Entah mengapa setiap kamera selalu mengarah kearahnya jantungku berdetak dua kali lebih cepat, Aku merasa aku telah jatuh cinta padanya, kalian juga boleh menganggap ku gila, terserah. Bahkan Umma-ku juga mengatakan bahwa itu hanya perasaan seorang fans yang begitu mengangumi idolanya, tapi kurasa Umma salah, rasa ini terus saja tumbuh bahkan sampai saat ini. Andai saja dia.. gadis itu mengetahui bahwa disini ada aku, aku yang selalu dan dengan setia mencintainya sampai kapanpun.

“Aish Donghae-ah.. mau sampai kapan kita berada disini, kakiku rasanya sudah mau patah, ayolah kita beli kapan-kapan saja, lagipula kau tidak kasihan denganku, hah?!” gerutu seseorang  yang sedari tadi setia berada disebelahku. Aku bahkan sampai lupa jika aku berada disini dengannya.

“tidak bisa Hyukie.. ini Limited Edition, mana mungkin aku melewatkannya begitu saja” ucapku begitu saja padanya, kenalkan dia adalah Lee Hyukjae. Dia adalah sahabat terbaikku, kami berteman sejak kecil, dia juga mengetahui bahwa aku adalah seorang SONE, tentu saja pada saat aku menceritakannya dia mentertawakanku sampai beberapa hari dan terus mengatakan ‘kau ini seorang pria Hae-ah mengapa kau begitu mengidolakan mereka, kalau hanya mengagumi sih tak apa’.

“Ya! Mana bisa begitu, aish kau ini” rutuknya padaku.

“sudahlah kau diam saja, tinggal dua lagi” ucapku sambil melihat kedepan.

□□□

“astaga, kau memang benar-benar tidak waras, Ya! Kita itu sudah mengantri selama 2 jam lebih, ani hampir 3 jam hanya untuk mendapatkan ini”. Dia ini cerewet sekali dari tadi, segera kubekap mulutnya yang terus saja berbicara.

“kau ini diamlah, ini itu sangat berharga untukku, dan sebagai bayaran karna kau telah menemaniku, akan kuteraktir kau sepuasnya” ucapku lalu melepaskan tanganku dari mulutnya.

“benarkah, kajja” ucapnya dengan mata berbinar lalu menarikku kesebuah Resto yang begitu terkenal. Kalian tenang saja, aku ini adalah orang yang cukup berada, oleh sebab itu jika aku menginginkan sesuatu pasti Umma dan Appa-ku langsung mengabulkannya.

“Ya!! Makanlah yang benar, lihatlah mereka menatapmu dengan tatapan menjijikan” omelku saat pesanan kami sudah diantar, dia langsung melahapnya. Astaga ini benar-benar memalukan.

“biar..mppf saja mppff.. itukan mppf. Hak mmff ku”ucapnya dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

“ah terserah kau saja”

□□□

Hari ini aku berangkat kekampus sangat tidak bersemangat, bagaimana tidak. Pagi ini aku terbangun mendengar berita yang membuatku merasakan sakit yang begitu dalam. Dia gadis yang kucintai tengah kepergok pergi makan malam bersama dengan rekan duetnya Taecyeon 2PM. Saat itu aku tidak mampu membendung lagi airmataku, cengeng bukan, tentu saja aku tahu itu!, tapi aku yakin jika kalian jadi aku pasti kalian akan melakukan hal yang sama. Mungkin memang benar selamanya dia tidak akan pernah melihatku. Huh apa yang harus kulakukan.

“Ya! Lee Donghae apa yang terjadi denganmu, apa kau belum sarapan” sapa sahabatku siapa lagi kalau bukan Lee Hyukjae. Aku menoleh lalu menggelengkan kepalaku. Dia merangkulku.

“kajja akan kukenalkan kau pada seseorang” ucapnya lalu menarikku untuk mengikutinya.

“Shin Ga In” ucapku ketika melihat seorang gadis dihadapanku. Benarkah itu dia, cinta pertamaku yang menghilang tanpa jejak, kini tengah berdiri tegap dihadapanku.

“apa kabar oppa” sapanya dengan senyuman yang menurutku emm manis. Aku masih terpaku.

“Ya.! Berbicaralah apa kau tidak merindukannya” ucap Hyukjae menyenggol bahuku. Benar juga, aku merindukannya tapi kini perasaanku sudah benar-benar berubah, aku tidak lagi merasakan desiran ketika didekatnya seperti dulu.

“aku baik.. kau sendiri?” tanya ku lagi.

“aku juga baik oppa.. ah aku sungguh merindukan persahabatan kita bertiga” ucapnya bersemangat. Tentu saja dulu aku, Hyukjae dan Ga In memang bersahabat sejak kecil, karena memang kami bertetangga.

“aku juga” ucapku singkat lalu melirik kearah Hyukjae yang menyuruhku untuk pergi berdua bersamanya. Segera kualihkan pandanganku kearah arloji hitamku.

“ah aku lupa, aku harus menjemput Donghwa hyung sekarang” kilahku. Hyukjae dan Ga In hanya menatap heran kearahku, terserah saja, saat ini aku hanya ingin menenangkan pikiranku dari gadis yang kucintai.

□□□

Udara malam hari disini terasa dingin sekali, aku heran padahal sesuai ramalan cuaca bahwa sekarang adalah musim semi tapi mengapa disini udara begitu dingin. Aku melangkahkan kakiku melewati sebuah taman, begitu sepi mungkin karena sudah malam.

“arggh..” teriak seseorang, aku menoleh terkejut. Suara dari mana itu, taman ini begitu sepi. Sekejap bulu kudukku sudah berdiri, aku memang sangat takut dengan hal-hal berbau mistik tapi aku penasaran, baiklah aku putuskan untu mencari kearah sumber suara. Langkahku terhenti melihat seseorang lebih tepatnya seorang gadis, kuberanikan diri untuk mendekat.

“agashi, kau baik-baik saja?” tanyaku dengan suara bergetar, jujur saja aku begitu takut, takut jika yang ada dihadapanku ini adalah sesosok makhluk halus. Gadis itu diam saja, akhirnya kuputuskan untuk berdiri dihadapannya.

“agashi” panggilku lagi, kini aku sudah berjongkok dihadapannya. Dia terduduk dengan kaki yang ditekuk, wajahnya pun ikut ditelungkupkan disela kakinya itu. Perlahan dia mengangkat wajahnya, lampu ditaman ini memang tidak terlalu terang, tapi aku masih mampu melihat wajanya dengan jelas, matanya yang sembab dan tunggu aku mengenalnya dia ….

“Yoona-ssi?” ucapku dengan suara bergetar. Bisa kulihat bahwa dia terkejut mendengar ucapanku, sejenak kemudian dia menggeleng-gelengkan kepalanya.

“kumohon.. jangan beritahu mereka aku disini, aku sungguh lelah.. aku ..”ucapnya dengan suara parau kemudian dia ambruk dihadapanku. Astaga apa yang terjadi dengannya ?.

□□□

Saat ini dia masih terbaring dihadapanku, matanya terpejam, dan bibirnya terlihat begitu pucat. Ah untung saja kemarin Appa membelikanku sebuah apartement jadi aku tidak perlu repot-repot membawanya pulang kerumah. Tapi yang masih kupikirkan saat ini adalah, mengapa dia bisa ada ditaman itu sendirian dan menangis pula, padahal baru kulihat berita tadi pagi, dia tersenyum sangat manis kepada Taecyeon itu. Apa ini saatnya tuhan mengabulkan doa ku?, ah kuharap begitu.

“eungh” terdengar lenguhan kecil dari bibir mungilnya. Aku segera berlari untuk menghampirinya.

“dimana aku ?” tanyanya sambil terus memegangi kepalanya, apa dia baik-baik saja ya ?.

“eh, kau diapartementku.. jangan bergerak dulu, kau belum sembuh betul” ucapku sedikit gemetar, aku tidak tahu sejak kapan jantungku berdetak, tapi yang aku takutkan jika dia mendengarnya, aish. Dia memandang heran kearahku, apakah aku terlihat aneh ?. lalu dia membuka selimutnya dan menyadari bahwa dia bukan mengenakan pakaian semalam.

“tenang saja, semalam pelayanku membeli piyama ini untukmu dan tentu saja bukan aku yang menggantinya” ucapku, dia mengangguk.

“kau siapa ?” tanyanya, ah iya bagaimana bisa aku berbicara panjang lebar, sedang dia tidak tahu namaku sama sekali.

“aku.. Lee Donghae, kau boleh memanggilku Donghae” ucapku, aish mengapa aku bisa segugup ini.

“apa aku perlu memperkenalkan diriku juga?” tanyanya. Aku menggeleng, mana mungkin aku tidak mengenalinya, hanya saja aku masih terlalu shok saat ini. Dia gadis yang selalu aku puja, kini berada dihadapanku dan tersenyum langsung kepadaku.

“haha kau begitu lucu Donghae-ssi.. jangan gugup seperti itu” candanya. Aku pun ikut tertawa, ternyata aku benar-benar tidak salah mencintai seseorang.

“aku boleh minta sesuatu padamu?” tanyanya padaku. Aku menoleh kearahnya, dia menatapku mata besarnya ah, mengapa dia bisa secantik itu.

“tentu saja” ucapku mantap.

“bolehkah aku tinggal bersamamu, sampai aku benar-benar siap untuk kembali dengan mereka?”

“ta..ta”

“kumohon Donghae-ssi.. hanya kau yang bisa menolongku” ucapnya sambil menampakkan puppy eyesnya. Siapa yang tidak luluh jika dia selalu menunjukkan puppy eyesnya seperti itu.

“baiklah”

“huuaa.. gumawo”

□□□

Kini sudah hampir satu bulan dia tinggal bersamaku, tentu saja bukan tinggal dalam satu kamar, aku tinggal di kamar ku dan dia tinggal dikamar tamu. Sebulan ini aku merasa hidupku begitu berwarna, sebulan ini aku sudah mengenalnya cukup jauh, bahkan dia juga sudah mengenal keluarga dan sahabatku, memang awalnya mereka tidak percaya bahwa dia adalah Yoona, tapi seiring berjalannya waktu mereka pun membenarkan ucapanku.

“kau lapar sekali” ejekku ketika melihatnya melahap semua sayuran dipiringnya.

“hah tentu saja, mereka tak akan memberiku julukan shikshin jika aku tidak banyak makan seperti ini” ucapnya dengan bangga, aku tersenyum. Dia memang benar-benar cantik, dilihat dari sudut manapun tetap saja cantik.

“kenapa kau menatapku seperti itu oppa ?” tanyanya, aish rupanya dia menyadari dari tadi aku menatapnya.

“ah tidak Yoongie.. hanya saja kau..”

“aku kenapa ?” tanyanya begitu polos, matanya membulat.

“kau cantik” ucapku singkat lalu menundukkan kepalaku, malu.

“terima kasih oppa.. emm kau juga tampan, eh bahkan sangat tampan” ucapnya sambil tertawa alligator. Aku pun ikut tertawa bersamanya, sungguh dia memang benar-benar canduku.

“maaf kami terlambat” ucap seseorang yang menghancurkan kemesraan kami. Siapa lagi kalu bukan Lee Hyukjae yang bodoh itu.

“oh tidak apa-apa Hyukjae oppa,” ucap Yoona. Secepat itukah Yoona memaafkan Hyukjae yang datang terlambat, hampir 2 jam kami menunggunya, semudah itukah dia mengucapkan kata ‘tidak apa-apa’, jika aku jadi dia aku akan mencincang sahabatku ini.

“kau sungguh beruntung Hyukie, jika aku jadi Yoona, sudah kucincang kau” ancamku padanya, dia tertawa, eh tunggu siapa yang ada dibelakangnya.

“annyeong semua” ucap seseorang dibelakang Hyukjae dia mulai menampakkan wajahnya dan ..

“Shin Ga In, sedang apa kau disini?” tanyaku, ah bodoh mengapa Hyukjae bisa membawanya kesini, merusak moodku saja.

“aku hanya diajak Hyukjae oppa kesini, apa aku menganggu?” tanyanya dengan wajah sepolos mungkin.

“tidak apa-apa, wah Hyukjae oppa, apakah dia kekasihmu?” tanya Yoona membuatku dan Hyukjae terkejut. Aku hanya menatap tajam kearah Hyukjae seperti –jangan-katakan-apa-apa-.

“ah bukan aku hanya sahabatnya saja, kau bukankah…”

“cepat makan lalu kita pergi ke Lotte Word” potongku sebelum dia mengucapkan sesuatu yang akan menghancurkan ketenangan Yoona.

□□□

“wah disini ramai sekali” seru Hyukjae, aku dan yang lain pun terkekeh. Benar juga ucapan Hyukjae, disini sangat ramai bisa gawat jika mereka mengetahui Yoona ada disini, segera kutarik Yoona untuk mengikutiku ketempat agak sepi.

“apa yang kau lakukan Donghae oppa?” tanyanya dengan raut wajah bingung, aku hanya tersenyum melihat tingkah polosnya. Aku pun memberikan sebuah topi, dan kacamata yang sama denganku.

“ini pakailah” ucapku seraya memakai milikku.dia pun mengangguk lalu ikut memakainya.

“kalian dari mana saja ?” cerocos Hyukjae ketika kami menghampiri tempat awal kami datang.

“memakai penyamaran, kau tahu siapa Yoona kan” ucapku sambil memegang erat tangannya. Dan menatap lurus kearah permainan, aku tahu pasti saat ini gadis itu tengah menatap terkejut atas sikapku.

“ayo..kita nikmati hari ini” teriakku lalu berlari sambil terus memegang tangannya.

“ayoo kita berpencar, aku dengan Yoona dan kau dengan Ga In” ucap Hyukjae dan tentu saja aku terkejut. Apa yang dia lakukan, apa dia ingin mendekatkan ku dengan Ga In, tidak Hyukjae bodoh aku tidak mau.

“Ya! Apa-apaan kau, seenaknya saja kau mengatur, memang siapa yang mengajak mu kesini hah!” bentakku.

“wah Hae kau sampai segitunya, aku hanya bercanda kekeke” ucapnya dengan cengiran khasnya.

“sudahlah ayoo Hyukjae oppa, aku ingin segera bermain” rengek Ga In. mereka berdua pun berlalu dihadapanku, aku segera menoleh kesampingku dan begitu terkejut ternyata gadis ini sedang memandangku.

“mengapa kau takut jika aku pergi dengan Hyukjae oppa?” tanyanya dengan wajah innocent. Aku tersenyum lalu merangkulnya. ‘tentu saja karna aku mencintaimu Im Yoona’ batinku.

“aku tidak mungkin melewatkan kesempatan berdua dengan idolaku, kau tahukan aku adalah SONE, tidak mungkin aku membiarkan Hyukkie bodoh itu mencuri kesempatanku” sungutku. Ah aku berbohong, maafkan aku Yoongie.

“hahaha kau lucu sekali Donghae oppa” ucapnya sambil terus tertawa.

“sudahlah ayoo kita habiskan waktu bersama”

“kajja”

□□□

Aku dan Yoona terus menikmati waktu bersama, dimulai kami memasuki rumah hantu yang membuatku menjerit ketakutan dan tentu saja dia mentertawakanku, aku sungguh sangat malu mengapa dia harus tahu aku takut hantu. Lalu kami menaiki kincir angin, aku tersenyum melihat wajahnya yang begitu kagum dengan pemandangan dari atas. Kini aku dan dia tengah berdiri didepan kedai ‘Trick and Shoot’. Kali ini aku akn berusaha menembak sasaran untuk mendapatkan hadiah utamanya.

“apa kau yakin bisa oppa?” tanya Yoona sedikit ragu.

“kau meragukanku Yoongie? Baiklah akan kutunjukkan”. Aku pun mulai menembak sasaran utama, tembakan pertama sedikit melenceng dari sasaran, kemudian tembakan kedua aku berhasil menembaknya dan masih ada satu peluru. Aku mulai menembak dan ..

“yeyeye kau berhasil Donghae oppa” seru Yoona begitu gembira lalu memelukku tiba-tiba. Aku terkejut dengan perlakuannya, namun tetap aku begitu menyukainya.

“eh maafkan aku oppa” ucapnya langsung melepas pelukanku. Aku tersenyum lalu mengacak pelan rambutnya.

“kau berhasil nak, ini hadiahnya” ucap seorang Ahjussi lalu memberikanku boneka Ikan yang begitu besar.

“gumawo Ahjussi” ucapku sambil menundukkan badan. Lalu aku menarik Yoona meninggalkan kedai itu.

“ini untukmu” ucapku seraya memberikan boneka ikan itu. Matanya begitu berbinar, menatap boneka ikan ditanganku kemudian mulai meraihnya.

“benarkah, gumawo Donghae oppa, gumawo” ucapnya sambil memeluk boneka itu.

“eh tunggu boneka ini terlihat mirip denganmu oppa” ucapnya mengejekku. Aish mulai lagi, sungguh anak ini!. Tidak terasa hari sudah hampir malam, aku segera menoleh untuk menatap wajah indahnya. Terlihat dari wajahnya dia sangat kelelahan.

“kau lelah Yoongie?” tanyaku. Dia menoleh dan aku segera mengunci tatapanku. Mataku tak pernah berkedip selama menatap manik matanya. Dia sungguh cantik, ah sudah berapa kali aku mengatakannya tapi aku tidak pernah bosan.

“aku tidak lelah oppa, karna kau bersamaku, terima kasih untuk hari ini” jawabnya masih dengan menatapku. Aku tersenyum perlahan kudekatkan wajahku dengan wajahnya, aku bisa merasakan hembusan nafasnya tepat berada diwajahku. Kini matanya terpejam aku tersenyum melihatnya. Tiba-tiba ……

“Ya!! Lee donghae kemana saja kau, kami mencari mu tau!” teriak seseorang yang membuat aku dan Yoona terkejut, kami pun menjauhkan diri satu sama lain. Astaga Hyukjae, akan kubunuh kau!!!.

“aish kau ini bisa tidak untuk tidak berteriak!” bentakku. Aku sungguh kesal dengannya, dia selalu saja menganggu moment indahku bersama Yoona.

“mengapa kau yang marah, lagian kalian kemana, tidak tahukah kami mencari kalian sejak tadi, lagi pula apa yang akan kalian lakukan dengan jarak sedekat itu, emm berapa ya.. 5mm mungkin” ucapnya dengan wajah polos, kalau sudah begini mana mungkin aku bisa membunuhnya.

“benar kata Hyukjae oppa, aku sampai lelah berkeliling mencari kalian” ucap Ga In.

“mianhae unnie.. aku hanya bersenang-senang dengan Donghae oppa” ucap Yoona dengan wajah penuh penyesalan. Mengapa Yoona seperti itu, dan sejak kapan dia memanggil Ga In dengan sebutan unnie?.

“tidak apa-apa Yoona,”

“kau ini benar-benar Hae, melupakan aku sahabatmu disaat ada Yoona disampingmu, apa aku harus melenyapkan Yoona supaya kau tidak melupakanku”celetuk Hyukjae langsung membuat aku melotot kearahnya, tidak terkecuali Yoona dan Ga In yang begitu terkejut dengan ucapan Hyukjae.

“kau ini jangan asal bicara!”ucapku ketus. Sementara dia hanya menunjukkan cengirannya itu.

“baiklah ayo kita pulang” aku pun mengajak mereka pulang.

□□□

Malam ini aku tidak bisa tidur, aneh semenjak aku bermimpi buruk tadi sore, mata ini rasanya sulit untuk dipenjamkan. Entah mengapa aku merasa takut kehilangan lebih tepatnya kehilangan dia-Yoona-. Aku begitu takut jika dia meninggalkanku, harusnya aku berfikir dia memang jauh beda denganku. Dia adalah seorang public figure yang begitu terkenal sedangkan aku hanya seorang Lee Donghae meski Appa ku mempunyai perusahaan terbesar dikorea ini ‘Lee Coorporation’ tetap saja itu milik Appa, aku tidak ada apa-apanya. Dan terlebih lagi Yoona begitu cantik banyak pria tampan diluar sana yang begitu memujanya selain aku tentunya. Sementara aku apa aku terlihat tampan bagi kalian ?, ah entahlah aku tidak terlalu banyak berharap. Apa menurut kalian aku cocok dengan Yoona ?. kulangkahkan kakiku menuju balkon ruang tengah, langkahku terhenti ketika melihatnya sedang berdiri memandangi keindahan malam, yang kurasa masih kalah dengan keindahannya. Secara perlahan aku melangkahkan kakiku kearahnya dan berdiri disampingnya.

“kau belum tidur Yoongie?” tanyaku, dia menoleh kearahku kemudian kembali menatap indahnya malam.

“aku tidak bisa tidur oppa” jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya.

“kenapa?”

“entahlah aku merasa takut” ucapnya. DEG dia merasa takut, apa dia merasakan hal yang sama denganku ?.

“mengapa, apa yang membuatmu takut?” tanyaku lagi. Dia menatapku.

“bagaimana jika pada masanya aku harus kembali ke Girl’s Generation oppa, apa yang akan kau lakukan?” tanyanya sambil menatapku. Pertanyaan apa ini? mengapa dia bertanya begitu? Sebenarnya apa yang membuat dia seperti ini?.

“aku akan mendukungmu Yoongie” ucapku.

“tapi bagaimana jika aku tidak kembali lagi ke Girl’s Generation?”

“kurasa tidak ada alasan bagiku untuk tetap menjadi seorang SONE” jawabku. Dia menatap tajam kearahku.

“Ya!! Mana bisa begitu, aish oppa” katanya sambil melipat tangan didadanya.

“mengapa? Memang benar kok, aku menjadi seorang SONE karena seorang Im Yoona, jadi jika tidak ada kau mana mungkin aku akan terus menjadi seorang SONE”

“kau tidak boleh hanya menyukaiku, kami ada 9 orang oppa, kau juga harus menyukai unnie-unnie dan Seohyunku!” bentaknya

“baiklah aku akan menyukai Seohyun dan unnie-unniemu tapi tetap satu yang aku cintai” ucapku, terlihat wajahnya begitu penasaran.

“mwo? Siapa oppa?” tanyanya dengan wajah innocentnya. Aish mengapa dia bisa selugu ini, ‘Ya! Im Yoona hanya kau yang aku cintai’ batinku.

“rahasia.. sudahlah kau tidur, ini sudah larut, besok aku akan mengantarmu ke Dorm” ucapku sambil mendorong tubuhnya untuk berbalik.

“ta..tapi”

“sudahlah Yoongie”

“baiklah aku tidur.. good night oppa” ucapnya lalu mencium pipiku. Aku menoleh kearahnya dia hanya memeletkan lidahnya.

“aku tidak akan pernah bisa kehilanganmu Yoongie”gumamku lalu pergi kekamar untuk tidur

□□□

“unnie kenalkan ini temanku Donghae oppa” ucapnya sambil memperkenalkanku pada unnie-unnienya. Benarkah ini member Girl’s Generation ? dihadapanku ? wah apa aku sedang bermimpi, aish jinjja!.

“benarkah ini temanmu, Yoong? Aish tampannya?” seru Jessica. Apa yang dia bilang, aku tampan wah..

“benar unnie.. tapi kau tidak boleh mendekatinya kau kan sudah punya Donghae oppa” gerutu Yoona sambil mengerucutkan bibirnya. Lucu sekali.

“apa kau menyukainya Yoong?” selidik Soo Young sambil mengedipkan matanya kearahku yang membuatku salah tingkah.

“apa yang kau katakan unnie.. aku.. ti.. aku”ucap Yoona dengan terbata.

“hahaha kau menyukainya Yoong.. jujur saja” kali ini Tiffany yang berucap. Semuanya menyudutkan Yoona yang wajahnya tampak semakin memerah.

“sudahlah.. sekarang kau ceritakan, kemana saja kau selama sebulan lebih ini?” tanya Taeyeon.

“mianhae Taeyeon-ssi selama ini dia tinggal bersamaku” ucapku.

“Mwoo?! Tinggal bersama” Koor member SNSD kecuali Yoona.

“aish untung saja tidak ada Netizens..hah Yoong kau membuatku khawatir. Terima kasih Donghae oppa sudah mau menjaga Yoona kami” ucap Sunny tersenyum padaku. Aku pun mengangguk dan pamit untuk pulang.

“gumawo oppa, terima kasih untuk waktunya” ucap Yoona.

“ne cheonma Yoongie.. jaga dirimu” aku pergi dari Dorm SNSD.

□□□

Malam ini adalah hari ulang tahun pernikahan Umma dan Appa, mereka mengundang relasi mereka dari berbagai kota, rumahku yang biasanya terlihat sepi kini disulap menjadi mewah. Semua orang bahagia, tapi tidak denganku sudah hampir 5 hari setelah aku mengantarnya pulang aku tidak bertemu dengannya, dia dan member lainnya sedang mempersiapkan comeback mereka. Aku sungguh merindukan Yoona.. sangat merindukannya.

“terima kasih untuk kedatangan kalian semua, aku dan keluargaku sangat bahagia” ucap Appa yang member sambutan.

“malam ini selain aku merayakan haru Ulang Tahun Pernikahan ku bersama istriku masih banyak acara yang akan aku sampaikan tapi sebelum itu kita sambut bintang tamu special kita” ucap Appa. Bintang tamu ? tapi tadi siang Umma tidak mengatakan kalau ada bintang tamu, hah terserah lah aku tidak mau memikirkannya kemudian aku menundukkan kepalaku. Alunan musik mulai terdengar, tunggu ini benar-benar lagu yang tidak asing bagiku. Segera ku angkat kepalaku dan terlihat 9 orang wanita cantik berdiri diatas panggung dan mereka.

“Girl’s Generatio”seruku segera menghampiri Umma.

“Umma mengapa kau tidak mengatakan jika Appa mengundang mereka?” tanyaku. Umma tersenyum membelai wajahku.

“ini kejutan untukmu, masih banyak kejutan lainnya sayang” ucap Umma, kejutan?

“kau tenang Hae.. ini juga termasuk perayaan untuk mu” ucap Donghwa hyung. Aih mereka main rahasia-rahasiaan denganku. Segera kualihkan pandanganku, dan begitu terkejut aku ketika melihat sahabatku Hyukjae yang datang, dan dibelakangnya ada Shin Ga In.

“Hyukjae” teriakku lalu memeluknya.

“Ya! Hentikan kau membuatku malu,” gerutunya.

“mianhae”

“ah benarkah itu mereka Girl’s Generation?” tanya Hyukjae ketika melihat kearah panggung. Aku mengangguk

“itu kejutan untukku” ucapku. Tidak terasa lagu itu sudah selesai, kini Appa mulai menaiki panggung kembali. Aku segera berjalan menghampiri member SNSD itu.

“annyeong” sapaku.

“oh annyeong oppa” koor member SNSD. Kulihat kearah gadis itu, dia hanya menunduk ada apa dengannya ?.

“Yoong ayo”ucap Yuri lalu menarik tangan Yoona meninggalkanku tapi dengan cepat aku menghentikannya.

“bisa kita bicara?” tanyaku. Mudah-mudahan ini waktu yang tepat, aku tak mau menunggu berlama-lama lagi.

“ta..pi” ucap Yuri. Kulihat Yoona mulai melepaskan tangannya.

“tak apa unnie..” ucapnya lalu menarik tanganku.

“kau ingin bicara apa?” tanyanya dengan nada dingin. Ada apa dengannya sih ?

“kau baik-baik saja Yoongie?” tanyaku. Dia mengangguk. Aki bingung harus mulai dari mana.

“Yoongie saranghae..” ucapku to the point, dia terkejut membulatkan matanya. Aku begitu gugup saat ini. Dia terdiam, aku semakin bingung dia kenapa.

“Yoongie saranghae.. I Love You” dia menundukkan wajahnya. Kulihat Appa yang masih terus berbicara panjang lebar.

“jadi aku juga akan mengumumkan pertunangan anak bungsuku Lee Donghae dan anak dari rekan bisnis ku Shin Ga In” ucap Appa yang membuat ku terkejut, segera ku alihkan untuk memandangnya, dia semakin menunduk.

“Yoongie” panggilku. Dia mengangkat wajahnya dan matanya terlihat memerah. Dia menangis.

“ini jawabanku oppa” ucapnya langsung beranjak pergi meninggalkanku. Segera kutarik tangannya.

“apa lagi.. kau tidak cukup mempermainkanku, sudahlah Donghae oppa kau harus naik keatas panggung kesana” bentaknya, aku cukup terkejut dia tidak pernah membentakku.

“apa kau tahu, ketika Taeyeon unnie mengatakan bahwa kami harus menjadi bintang tamu acara pertunangan dari anak bungsu pemilik perusahaan Lee Coorporation, aku begitu shock oppa, kau tidak tahu apa yang ku rasakan, sudahlah ini semua sudah selesai” ucapnya lalu meninggalkanku, jadi ini alasan dia begitu dingin padaku.

“Yoongie” panggilku.

“Lee Donghae silahkan naik keatas panggung” ucap Appa memanggilku. Aku hanya menatap kosong kearah kepergiaannya lalu pergi keatas panggung. Aku serasa mati rasa, aku sungguh tidak tahu apa yang harus kulakukan. Dia Yoona meninggalkanku disini untuk menghadapi situasi sesulit ini sendiri.

“cepat kau pakaikan cincin ini di jari Donghae” ucap Umma pada Ga In. aku hanya menunduk, entahlah saat ini aku begitu malas melihat wajahnya.

“Donghae-ah cepat kau pakaikan cincin ini di jari Ga In” ucap umma. Dengan malas aku mengambil cincin yang diberikan Umma, tapi sungguh aku tidak bisa melakukannya.

“maafkan aku Umma, aku tidak bisa” ucapku langsung pergi meninggalkan pesta itu, aku tidak peduli mereka semua yang berteriak memanggilku.

□□□

Langkahku terhenti ketika sampai disebuah taman, taman yang menjadi saksi pertemuan pertama ku dengan Yoona. Aku merasa ingin menangis saat ini, perasaan ini begitu sesak, aku sungguh tidak bisa bernafas dengan baik. Aku memilih duduk dibangku taman. Membiarkan angin malam menerpa rambutku yang sudah terlihat begitu kacau. Aku tidak peduli, aku hanya ingin Yoona-ku berada disini.. bersamaku.

“mengapa kau disini?” tanya seseorang, suara yang begitu kukenal. Segera ku lihat seorang gadis berdiri kurang dari satu meter dari tempatku duduk.

“Yoongie” ucap ku. Mataku masih sehat untuk bisa menebak seseorang yang jaraknya tidak jauh dariku.

“kau bodoh Lee Donghae” rutuknya.

“Yoongie.. aku tidak bisa” ucapku, bersamaan itu air mata lolos dari mataku.

“kau sungguh bodoh oppa” ucapnya lalu memeluk tubuhku, membiarkan aku menangis dipelukannya.

“aku mencintaimu..Yoong”

“aku juga mencintaimu Donghae oppa”

“saranghae.. I Love You” bisikku ditelinganya. Dia semakin mengeratkan pelukannya. Aku sangat mencintaimu, aku tidak peduli lagi dengan perbedaanmu denganku Yoongie.

“wah mesranya” teriak seseorang membuatku dan Yoona terkejut.

“Ya! Bisa tidak kau berhenti menganggu acaraku dengan Yoona” gerutuku sementara Yoona hanya tersenyum.

“apa kami juga tidak boleh menganggumu nak” ucap Appa yang tiba-tiba berada dibelakang Hyukjae bersama Umma, Donghwa hyung, dan Ga In.

“maafkan aku Appa”

“kami memafkanmu nak, kau pantas bahagia.. Umma sangat sengang mempunyai menantu secantik dia” ucap Umma langsung memeluk Yoona.

“terima kasih Ahjumma” ucap Yoona

“panggil aku Umma sayang”

“Umma”. Aku hanya tersenyum melihat mereka, tapi tunggu, Umma bilang menantu, akukan belum menikah dengan Yoona.

“kau akan menikah secepatnya dengan Yoona” ucap Appa yang bisa membaca pikiranku.

“Appa..”

“oleh sebab itu sekarang adalah pertunangan kalian” ucap Donghwa hyung.

“tapi aku belum membeli cincin”

“ini cincin pertunanganmu oppa” ucap Ga In. ah aku lupa apa gadis itu patah hati.

“maafkan aku oppa, aku hampir saja merebutmu dari Yoona, tapi kau tenang saja, aku sudah memiliki kekasih” ucapnya sambil melirik Hyukjae.

“mwo?! Sejak kapan kalian?”

“hampir 2 bulan Hae” celetuk Hyukjae. Ya! Sahabat macam apa dia merahasiakan dariku.

“sudahlah sekarang adalah pertunanganmu Hae” ucap Hyukjae sambil memelukku.

“sekarang pakaikan cincin ini dijari Yoona” ucap Appa. Aku segera memakaikan dijari cantiknya.

“sekarang kau pakaikan cincin ini dijari Hae sayang” ucap Umma. Dan akhirnya hari ini aku dan Yoona pun resmi bertunangan.

“wah Yoong chukae” Koor member SNSD yang entah kapan sudah hadir disini.

“gumawo.. aku menyayangi kalian” ucap Yoona. Segera aku menatap matanya yang berkaca-kaca. Aku pun memeluknya dan kurasakan dia menangis dipelukanku.

“saranghae Yoong,, I Love You”

“saranghae Donghae oppa.. I Love You Too” jawabnya. Segera kulepas pelukanku. Mendekatkan wajahnya dengan wajahku matanya terpejam dan aku mulai melumat bibirnya, rasanya begitu manis. Dan inilah kisahku semenjak aku dan Yoona bertunangan kemudian kami mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan bahwa Yoona sudah tidak sendiri, haha para pria bersiaplah sakit hati .. dan terima kasih sudah mendengarkan kisahku.

END

Akhirnya selesai .. hay-hay aku kembali, maaf kalo makin gaje dan untuk FF My Antifans Is My Wife part 10 tunggu ya masih diproses. Gumawo ..

DREAM CONCERT : PROJECT LOVE WITH YOU !


Author             : Mheliya_sonelf

Main cast         : Im Yoona and Lee Donghae (YoonHae)

Genre              : Romance, Comedy …

Other cast        : Super Generation Couple

Rating             : PG 15

Note                : Annyeong aku kembali dengan fanfic baruku

dari pada aku banyak cingcong mending langsung baca aja ya Happy Reading !!

♪♫♪♫

“pagi semua” sapa Taeyeon kepada semua dongsaengnya, wajahnya terlihat ceria sekali.

“pagi unn.. kau bahagia sekali !”ledek Hyoyeon. Taeyeon hanya tersenyum manis membalas ledekan Hyoyeon.

“kau sudah tidak waras !” cibir Soo Young. Kali ini mata Taeyeon membulat.

“Ya! Apa yang kau katakan Choi Soo Young, hah ?!” teriak Taeyeon.

“kau tidak waras ahjumma ! apa kau mulai tuli karna sudah tua ya, hahaha” ledek Soo semakin menjadi.

“aish sudahlah berdebat denganmu tidak akan ada habisnya, lebih baik kalian bersiap kita akan mulai latihan dengan oppadeul hari ini” ucap Taeyeon lalu pergi begitu saja.

“kau mau kemana unnie ?” tanya Seohyun.

“kemanalagi kalau bukan bertemu angelnya itu” celetuk Soo. Taeyeon mendengus.

“aku hanya berteman dengannya Soo, kau ini sok tahu” ketus Taeyeon, lalu pergi.

“cih,”

“sudahlah Soo..” ucap Yuri.

♪♫♪♫

Wajah mereka tampak tegang, kali ini sang petinggi Lee Soo Man, akan memberitahukan konsep yang akan ditampilkan.

“baiklah, besok kita akan menggelar Dream Concert season I, kita akan menggunakan tema Snow White, tampak kekanakan tapi aku menyukainya” ucap Soo Man sambil sesekali tersenyum. Leeteuk dan member lainnya hanya berpandangan heran, mereka semua masih tidak mengerti apa yang dipikirkan pria paruh baya dihadapannya ini.

“Hyung, bagaimana kalau dengan duet kami, akan menimbulkan Antis semakin banyak?” tanya Kyuhyun sambil menatap rekannya meminta persetujuan.

“aku sudah memikirkan itu semua, tenang saja dibalik ini pasti akan ada hikmahnya” ucapnya lagi. Akhirnya mereka yang berada dalam ruangan itu tersenyum lega.

“bisakah aku mengganti pasanganku” ucap Siwon, mereka semua sontak menoleh kearah namja berlesung pipi itu.

“apa yang kau lakukan Siwon-ah?” tanya Shindong. Siwon hanya tersenyum lalu kembali menatap Lee Soo Man.

“jika bisa, kau ingin berpasangan dengan siapa?” tantang Soo Man.

“aku ingin berpasangan dengannya!” tunjuk Siwon mengarah ke Yoona. Mereka semua terkejut, terutama Yoona raut wajahnya terlihat shok.

“a..aku..?” tanya Yoona. Donghae menatap tajam kearah Siwon, matanya tidak pernah lepas memandangnya. Kyuhyun yang menyadari ada perubahan muka Donghae, menggenggam tangan hyungnya.

“tenang hyung” bisiknya.

“maafkan aku Siwon, tapi ini adalah keputusan terakhirku tidak bisa diganggu gugat” ucap Soo Man membuat senyuman muncul diwajah Donghae. Siwon mendengus.

“baiklah” ucap Siwon pasrah.

♪♫♪♫

Yoona menghembuskan nafasnya beberapa kali, tangannya terasa begitu dingin saat ini. Donghae menoleh kearahnya dan menatapnya begitu intens, dia tertawa ketika melihat Yoona yang salah tingkah ketika bersamanya.

“kau kenapa Yoong ?” tanya Donghae padanya.

“eh?” dia terkejut, lagi-lagi Donghae memanggilnya dengan sebutan Yoong.

“kau kenapa ?” tanya Donghae lagi. Yoona tersenyum kemudian menggeleng, tangannya masih terasa dingin sampai saat ini.

“baiklah ayo kita mulai..” ucap Donghae lalu menarik tangan Yoona untuk ikut bersamanya.

“kita mau kemana sunbae ?” tanya Yoona, karena sedari tadi Donghae hanya menarik tangannya tidak jelas ingin kemana.

“kau juga akan tahu” ucap namja itu singkat dengan pandangan tetap lurus kedepan. Kini Yoona pun terkejut, Donghae membawanya ke sebuah bukit yang tidak jauh dari gedung SME.

“untuk apa kita kesini sunbae ?” tanya Yoona namun tidak berani menatap Donghae, dia terus saja melihat kesana-kemari agar tidak melihat tatapan mata teduh namja itu.

“kau boleh berteriak sepuasnya disini Yoong, keluarkan semua yang membuatmu tertekan seperti tadi”

“eh, aku tidak tertekan sama sekali sunbae” kilah Yoona. Donghae tersenyum lalu mengacak pelan rambut gadis itu.

“kau kira aku tidak tahu, ayolah cepat kau lakukan sebelum mereka tahu kalau kita tidak ada disana sekarang, bukankah kita adalah pemeran utama?” tanya Donghae sarkatis. Yoona hanya mengagguk kemudia berjalan menuju pinggir bukit, perlahan dia menarik nafas kemudian matanya terpejam.

“Aaaaaaaaaa” teriaknya sangat kencang, setelah itu dia membuka mata, nafasnya masih terengah-engah. Dia menoleh kebelakang untuk melihat Donghae, senyumnya mengembang dibibirnya ketika melihat Donghae yang tersenyum sangat manis untuknya.

“sudah lega ?” tanya Donghae. Yoona hanya mengangguk, lagi-lagi susah baginya untuk mengucapkan kata-kata untuk membalas ucapan Donghae.

“baiklah ayoo..” Donghae menarik tangan Yoona seperti ketika mereka sampai dibukit tadi.

♪♫♪♫

“kalian dari mana ?” tanya Leeteuk pada Donghae dan Yoona ketika mereka masuk keruang Dance.

“ah aku ..” ucap Yoona yang masih bingung menjawab apa. Donghae tersenyum menggenggam erat tangan Yoona, membuat gadis itu menoleh kearah pria disebelahnya.

“aku habis jalan-jalan sebentar hyung, tak apa kan ? lagi pula aku tidak akan menculik dongsaeng kesayanganmu” ucap Donghae mengejek Leeteuk.

“baiklah kali ini kau ku maafkan Lee Donghae, ayo kalian segera bersiap latihan” ucap Leeteuk lalu memilih bergabung bersama yang lain. Sementara Yoona masih saja menatap Donghae dengan tatapan heran, dia tidak menyadari bahwa Donghae kini juga menatapnya.

“apa aku sangat tampan Yoong?” tanya Donghae, pipi Yoona bersemu merah, dia mengalihkan pandangannya dari Donghae.

“neoumu kyeopta” batin Donghae yang melihat Yoona salah tingkah. Kini semua member SuGen telah mengenakan kostum yang akan mereka gunakan besok. Donghae yang terlihat gagah mengenakan kostum seorang pangeran dan Yoona yang terlihat sangat cantik mengenakan kostum Snow White.

“wah unnie kau sangat cantik” puji Seohyun.

“iya Yoong, aku tidak menyangka gadis tomboy sepertimu bisa menjadi gadis cantik seperti ini” ucap Soo.

“jangan memulai Soo” ucap Tifanny.

“haha kalian berlebihan, aku biasa saja, kalian bahkan lebih cantik dariku” ucap Yoona merendah, Donghae menatap Yoona, lalu tersenyum seketika.

“ini yang kusuka darinya, tidak pernah menganggap dirinya cantik” batin Donghae sambil terus menatap Yoona.

“hyung, apa kau masih terus ingin menatapnya?” goda Kyuhyun, sementara Donghae tertunduk malu karna kepergok tengah menatap Yoona.

“wah, pangeran ikan kita sudah besar ya” ucap Sungmin sambil mengacak pelan rambut dongsaengnya.

“Ya..!! hyung, kau merusak rambutku” gerutu Donghae sambil memanyunkan bibirnya.

“hash mulai lagi” celetuk Yesung. Diikuti tertawa oleh mereka semua yang ada diruangan itu. Mereka tidak menyadari bahwa ada dua orang gadis dan pria yang terus, terusan menatap tajam kearah Yoona dan Donghae.

“aku muak melihatnya tersenyum seperti itu, kau tidak pernah cantik Im Yoona” batin gadis itu sambil menyeringai.

“kau boleh menang saat ini, tapi untuk seterusnya tidak akan kubiarkan” batin seorang pria disebelah gadis itu.

♪♫♪♫

Riuh teriakan penonton, begitu terdengar, menanti penampilan artis kesukaan mereka menunjukkan aksinya diatas panggung. Lampu panggung mulai gelap, lampu pusat tengah panggung menyinari seorang pria yang berdiri tegap, pria itu memegang sebuah klarinet, bersiap untuk memainkan klarinet tersebut. Alunan suara klarinet terdengar disetiap sudut, seketika suara lembut itu terhenti, pria yang tadi memainkan klarinet, kini bersiap untuk menyanyikan sebuah lagu, lagu yang memang tidak asing bagi penikmat musik, 7 years of love. Ya dia adalah Cho Kyuhyun magnae boyband Super Junior, pembukaan yang ditampilkannya sangatlah bagus, bahkan tak sedikit ELF yang menangis mendengar suara merdunya. Di penampilan kedua kini salah satu pemeran utama pria terlihat keluar dari sebuah istana mewah, tampilannya yang gagah serta senyumannya yang manis terus dia tampilkan, secara perlahan dia melangkahkan kakinya agar penonton bisa melihatnya lebih dekat. Sang pangeran itu mengedarkan pandanganya mencari sesuatu, matanya tidak berhenti mencari sampai pada suatu sudut, membuatnya menghentikan pencarian itu, lengkungan semakin terlihat dibibirnya. Perlahan terdengar suaranya yang begitu merdu.

You’re like a queen and beautiful
I just can’t be without you girl
You’re complete and beautiful
i just can’t be without you girl

Cheoum boatdeon geu moseub kieok haeyo
sujubeun miso eosaehan malddu chagabdeon
keu so
haru jongil geudaeui saenggakeuro
amugeotdo halsu ga eobseo (michigesseona)

Nuneul ddelsu jocha eobseo
geujeo babocheoreom nege bbajo deuleoga
pyeongsaengeul hamkeh balmachueo naga
naega jikyeojulke saranghaeyo oh love

Coz you are so beautiful
nal sumsuiga haneun ne ibseul saranghandanmal oh
Coz you are so beautiful
nae geoteman meomulreo (keudae namanui)
My beautiful , my beautiful oh-oh

Kini langkahnya mulai menghampiri sosok yang membuatnya mampu menyanyikan lagu seindah itu.

“siapa namamu?” tanya pangeran itu pada seorang gadis cantik yang sedang asik bermain dengan kelinci-kelinci imut dihadapannya. Gadis itu terkejut kemudian tersenyum.

“aku Putri Salju..” ucap gadis itu dengan suara yang begitu lembut. DEG.. jantung pangeran –Donghae- berdetak lebih cepat, sejenak dia berfikir, gadis dihadapannya tersenyum kepadanya sebagai Lee Donghae atau pangeran ?.

“apa kau baik-baik saja tuan?” tanya gadis itu. Pangeran menggeleng kemudian menarik tangan sang Putri untuk mengikutinya. Sorot lampu yang berwarna warni membuat penampilan mereka berdua semakin terlihat menakjubkan. Langkah sang putri dan pengeran terhenti ditengah panggung, terlihat dari kedua sudut panggung, serombongan orang yang berpakaian sama seperti mereka ikut berkumpul bersama, mengelilingi sang pangeran dan putri. Mereka bersama menyanyikan lagu Lovely Day. Pertunjukkan itu berdurasi selama kurang lebih 2 jam, penampilan singkat mereka membuat para penonton berseri-seri.

♪♫♪♫

“kalian sungguh hebat, aku benar-benar bangga” puji Lee Soo Man kepada semua member SuGen. Senyum manis selalu menghiasi wajah mereka, ada perasaan lega, dan bangga telah menampilkan kemampuan mereka yang terbaik. Disudut tempat, pria itu mengepalkan tangannya, sedari tadi dia hanya terdiam menahan amarahnya, nafasnya naik turun seperti habis berlari, sorot matanya sangat tajam. Lee Soo Man pun pergi meninggalkan member SuGen, setelah Lee Soo Man pergi pria itu memecahkan gelas yang berada tidak jauh dihadapannya. Hal dia yang lakukan sontak membuat semua perhatian tertuju padanya.

“apa yang kau lakukan Siwon-ah?” bentak Leeteuk. Sementara pria itu –Siwon- hanya tersenyum kecut.

“oppa kau baik-baik saja ?” tanya Tifanny pada Siwon, namun pria itu masih saja tersenyum.

“bicaralah kau membuat kamu khawatir” kali ini Yesung yang berbicara.

“KALIAN MAU AKU BERBICARA ?! BAIKLAH, APA KALIAN MENGERTI APA YANG KURASAKAN HAH?” jawab Siwon dengan berteriak, sorot matanya masih tajam, segaris sorot mata itu tampak tertuju pada seorang Donghae yang masih terduduk mendengarkan lagu di I-Phonenya.

“kenapa kau berteriak, hey kau kenapa?” tanya Eunhyuk.

“KALIAN TIDAK PERNAH MENGERTI YANG KURASAKAN, KALIAN HANYA MEMIKIRKAN PERASAANNYA SAJA”tunjuk Siwon pada Donghae. Merasa dirinya menjadi bahan omongan Donghae segera mematikan lagunya.

“Apa yang salah denganmu Choi Siwon?” tanya Donghae. Siwon mendengus.

“cih, wajahmu itu aku muak melihatnya.!!” Ucap Siwon dan pergi meninggalkan mereka.

“apa yang salah denganku?” tanya Donghae pada dirinya sendiri. Eunhyuk yang melihat kejadian itu hanya berusaha membuat Donghae baik-baik saja.

“mungkin dia sedang ada masalah Hae” ucap Eunhyuk lalu ikut pergi bersama yang lainnya.

“kau baik-baik saja oppa?” tanya seseorang yang masih berada diruangan itu selain Donghae. Donghae menoleh mendapati Jessica yang tersenyum manis kearahnya.

“aku baik-baik saja Sica, mengapa kau tidak pulang ?” tanya Donghae yang mengalihkan pembicaraan.

“aku.. baru saja ingin pulang” ucap Jessica. Donghae tersenyum. Mereka tidak menyadari sepasang mata terus menatap kearah mereka, rupanya tidak hanya mereka yang berada dalam ruangan itu.

“aku tahu sejak awal kau menyukainya, itukah sebabnya belakangan ini kau memusuhiku unnie?” batin orang itu.

“mau pulang bersamaku ?” tawar Donghae pada Jessica, terlihat jelas wajah gadis itu berbinar. Dia begitu bahagia ketika Donghae menawarkan dia pulang bersama, hanya berdua.

“ten..” belum sempat Jessica menyelesaikan ucapannya, terdengar dering I-Phone diruangan itu. Donghae dan Jessica sama-sama mengecek I-Phone mereka, tapi dering itu bukan berasal dari mereka, lalu mereka mengedarkan pandangannya mencari sumber suara, dan mereka melihat seseorang yang masih terduduk kaku sambil menjawab panggilan I-Phonenya.

“ah baiklah aku akan pulang” ucap orang itu mengakhiri panggilannya. Ketika hendak berdiri tatapan mata Donghae dan orang itu saling bertemu.

“kau belum pulang Yoong ?” tanya Donghae pada orang yang tak lain adalah Yoona.

“ah aku baru saja ingin pulang, baiklah aku duluan sunbae, unnie” ucap Yoona dan berlalu meninggalkan Donghae yang masih menatapnya serta Jessica yang masih terlihat berfikir.

“Yoong?! Bukankah itu panggilan bagi orang yang dekat dengannya, apakah Donghae oppa sangat dekat dengannya?” batin Jessica.

“jadi.. kau mau ikut bersamaku atau tidak ?” tanya Donghae lagi.

“baiklah oppa.

♪♫♪♫

“mengapa kau harus menangis Im Yoona?” tanya Yoona pada dirinya sendiri. Air mata yang dari tadi dia tahan akhirnya menerobos keluar. Ada perasaan sakit ketika melihat Donghae mengajak Jessica untuk pulang bersama dan membiarkannya pulang sendiri. Cemburukah dia ? entahlah.

“aku tidak mungkin menyukainya.. tidak,” yoona terus saja menggelengkan kepalanya, pertanda dia harus berfikir masuk akal.

“kau sedang apa disini ?” tanya seorang pria padanya.

“aku baru saja ingin pulang oppa, kau sendiri ?” tanya Yoona pada pria itu.

“aku juga ingin pulang” sejenak pria itu melirik arlojinya dan terkejut.

“Ya!! Ini sudah malam tapi kau masih berkeliaran sendiri” omel pria itu pada Yoona. Yoona hanya tersenyum.

“baiklah ayo kita pulang bersama”. Kini langkah Yoona dan pria itu telah sampai di halaman depan Dorm SNSD.

“terima kasih karena sudah mau mengantarku oppa” ucap Yoona sambil membungkuk hormat pada pria itu.

“tidak usah sungkan, kau sudah ku anggap seperti adikku sendiri” ucap pria itu.

“ah benarkah.. terima kasih Kikwang oppa..”

“sudah masuklah” perintah pria yang tak lain adalah Kikwang B2ST

♪♫♪♫

“mengapa kau selalu mengangguku ketika aku bersamanya Im Yoona?!” bentak Jessica ketika Yoona baru saja masuk ke Dormnya, raut muka bingung terlihat diwajah Yoona.

“apa maksudmu unnie ?” tanya Yoona.

“kau .. aish mengapa aku susah sekali untuk memusuhimu” teriak Jessica sambil mengacak rambutnya.

“unnie..” panggil Yoona, air mata pun menetes. Jessica terdiam.

“apa kau memusuhiku karna aku menjadi pasangan Donghae oppa, iya ?” selidik Yoona dengan suara parau.

“ada apa ini, Yoong kau kenapa ?” tanya Yuri yang datang mendengar keributan diluar.

“aku membencimu Im Yoona, sangat membencimu” teriak Jessica lalu pergi kekamarnya. Ada perasaan sesak di hati Jessica ketika harus mengatakan bahwa dia membenci Yoona, tapi ini demi rencananya dengan siwon agar berhasil.

*flashback*

“mulai sekarang kita harus bekerja sama menjauhi mereka” ucap Siwon pada Jessica

“apa kau bilang, menjauhi Yoona, Ya! Dia itu dongsaeng kesayanganku, apa aku bisa” bentak Jessica

“kau pasti bisa, aku juga akan menjauhi Donghae, aku ingin mereka merasa bersalah dan memilih untuk mengganti pasangan” seringaian muncul diwajah tampan Siwon.

“baiklah” jawab Jessica pasrah

*Flashback END*

“maafkan unnie Yoong” suara Jessica semakin terisak, kemudian dia memilih untuk tidur.

TBC

Haduh maaf pendek, aku kebut nih takut kelamaan.. maaf ya ..

Makasih buat yang masih nunggu ff ini.. bye samapi ketemu di next part