(oneshot) Married


Cast :
– Im Yoona
– Lee Donghae

– Cho Kyuhyun
– Other..
Desember 2012 – © Mheliya_sonelf
Happy Reading !!
***
Pernikahan adalah hal yang sakral. Aku tahu, bagaimana kita memulai kehidupan bersama dengan pasangan yang kita cintai membentuk keluarga yang harmonis. Mempunyai anak-anak yang selalu memanggil kita dengan sebutan Umma. Aku pun sama seperti kalian. Ingin dan sangat ingin merasakan itu semua. Tapi kurasa itu hanyalah angan belaka. Mereka yang menganggap aku adalah orang paling beruntung nyatanya salah. Aku adalah orang paling menyedihkan didunia ini. Dia adalah laki-laki yang selalu dipuja oleh setiap wanita. Dia yang selalu dipandang baik oleh siapapun. Tapi nyatanya dia adalah sosok yang berbeda ketika bertemu denganku. Sosok yang dingin dan tidak punya perasaan. Masih jelas kuingat saat kedua orang tuanya datang padaku dan memintaku untuk menjadi calon istrinya. Hey, siapa yang tidak terkejut. Senyuman manis nyaris muncul dibibirku namun hilang ketika ibunya mulai meneruskan ucapannya.
“hanya untuk melahirkan anaknya saja. Setelah kau melahirkan anak itu dia akan menceraikanmu” aku tak percaya. Apa yang mereka maksud aku hanya dibutuhkan untuk menampung hasil benihnya saja? Kemudian setelah itu mereka membuangku?. Meski aku merasa terinjak-injak toh aku menerimanya. Sebagai imbalannya, aku mendapat biaya kuliahku sampai aku lulus. Ya aku menerima itu karna memang aku bukanlah orang dari kaum berada seperti yang lainnya. Aku bisa berada di universitas sebesar itu karna beasiswa yang kudapat dengan susah payah. Ya karena keterbatasan biaya aku menerima itu. seminggu setelah kedua orang tuanya menemuiku akhirnya kami menikah. Pernikahan tertutup dan hanya sebagian orang yang datang. Setelah menikah dia mengajakku untuk menginap diapartementnya. Meskipun enggan nyatanya aku mengiyakan ajakkannya. Malam itu benar-benar berjalan sesuai yang direncanakan. Aku terus menangis ketika melihat bercak darah yang ada di seprei kasurku. Aku benar-benar kehilangan keperawananku.
***
Setelah hari itu aku kembali tinggal dirumahku sedangkan dia tetap tinggal di apartementnya. Konyol bukan, kami adalah sepasang suami istri tapi tinggal terpisah. Kurasa istilah pisah ranjang cocok kumasukan dalam ceritaku. Meski bedanya pisah ranjang karna adanya hubungan kurang harmonis diantara pasangan, tapi aku? bahkan aku sama sekali tidak mempunyai hubungan dengannya. Tidak pernah terfikir untuk jatuh cinta padanya mengingat jika itu terjadi endingnya pasti menyakitkan. Kini aku kembali menjalankan aktifitasku seperti biasa. Menjadi mahasiswa semester akhir di universitas terbesar di Seoul. Aku berangkat kekampus dengan angkutan umum. Tidak ada acara jemput-menjemput karna memang dia tidak pernah berbicara padaku. Sampai dikampus aku mendapat berbagai pandangan aneh dari mahasiswa lainnya. Aku sedikit mengernyitkan dahiku. Apa yang terjadi?
“Im Yoona” aku menghentikan langkahku. Melihat sahabatku berlari kearahku dengan nafas terengah-engah.
“Taeyeon unnie ada apa?” Taeyeon unnie tidak menjawab pertanyaannku tetapi malah menarikku mengikutinya. Langkah kami terhenti disebuah papan pengumuman. Mataku membulat melihat banner besar terpasang disana ‘Lee Donghae dan Im Yoona telah menikah’. Taeyeon unnie menatapku seolah meminta penjelasan dariku. Aku masih terdiam, bagaimana bisa berita ini tersebar? Bukankah pernikahan kami benar-benar tertutup? Siapa yang melakukannya? Ya Tuhan bagaimana jika Donghae memarahiku?
“Im Yoona”
“ah ye Unnie ada apa?”
“berita itu benar?” aku tertunduk. Menundukan wajahku menghindari tatapan membunuh Taeyeon unnie. bagaimana aku bisa mengelak? Aku tidak mungkin membohongi unnieku kan? Dengan sedikit terpaksa aku menganggukan kepalaku.
“i..itu benar u..unie”
“benarkah? Selamat Yoong” Taeyeon unnie memelukku erat. Aku tersenyum tipis dan membalas pelukannya. Unnie kau tidak tahu, ini semua tidak seperti yang kau bayangkan. Aku bukan istri yang dia cintai. Dia hanya membutuhkanku untuk melahirkan anaknya. Miris bukan..
***
Aku meneguk ludahku pelan-pelan. Kakiku mendadak kaku ketika aku melihat sosok yang paling tidak aku ingin temui. Dia berdiri tepat didepan dirumahku. Dan menunjukkan senyum evilnya.
“aku merindukanmu weird” dia berlari memelukku. Aku benar-benar lemas. Bagaimana bisa dia disini? Dia tersenyum dan melepaskan pelukannya. Menatapku dengan tatapan nyamannya.
“Kyu..hyun” ucapku terbata. Dia lantas mengangguk dan menggenggam erat tanganku.
“iya aku Kyuhyun. Weird aku kekasihmu” aku menggeleng. Tidak dia tidak boleh disini.
“kau bukan kekasihku! Kita sudah berakhir bukankah kau yang mengatakan itu?!” teriakku. Aku berlari dan segera menutup pintu rumahku. Bersender dibaliknya. Aku menangis lagi. Untuk kesekian kalinya aku menangisi kehadiran Kyuhyun.
***
Aku merasa benar-benar tidak enak hari ini. Entah mengapa tubuhku benar-benar lemas. Aku berjalan menyusuri koridor dengan perlahan. Langkahku terhenti ketika melihat sosok suamiku. Tidak maksudku Lee Donghae. Kulihat dia menatapku. Menatap dengan tatapan yang sama sekali aku tak mengerti. Dengan perasaan aneh aku mulai melangkah meninggalkan tempat itu. meninggalkan dia bersama tatapan anehnya.
“Yoona” aku tersenyum tipis melihat Taeyeon unnie bersama dengan Leeteuk oppa. Mereka melambaikan tangannya kearahku. Mengajakku bergabung dengan mereka.
“apa kabarmu Yoong. Sudah menjadi istri Donghae kau kelihatan berbeda” sapa Leeteuk oppa.
“aku baik oppa. Kau ini berlebihan”
“aish ini benar. Sejujurnya aku masih bingung bagaimana kalian bisa menikah? Sedangkan aku tau Donghae itu adalah pria robot yang tidak pernah terlihat bersama dengan seorang wanita. Tiba-tiba aku mendengar berita kalian sudah menikah” aku terdiam mendengar penuturan Leeteuk oppa.
“Oppa sudahlah, Yoong jangan dengarkan kata ahjussi ini ya. Ayo duduk”
“Taeng!!”
“menjijikan ahjussi. Sudahlah” Taeyeon unnie menatap intens kearahku.
“Yoong ada apa denganmu? Kau sakit? Wajahmu pucat sekali?” aku menggeleng lemah. Entah aku merasa mual saat ini. Aku menutup mulutku dan pamit ke toilet.
“aku baik-baik saja unnie. aku ketoilet sebentar”: sahutku lemah. Aku berjalan pelan. Kepalaku mulai berputar. Dan aku merasa pandanganku semakin buram lalu gelap dannn..
“Im Yooonnaaa”
***
Aku mulai merasakan sebuah sinar terang mencoba menembus kornea mataku. Membuat mataku benar-benar silau. Secara perlahan aku mulai menyesuaikan sinar mataku.
“kau sudah sadar?” aku sedikit memasang telingaku baik-baik. Dia itu suaranya. Lee Donghae. Aku menoleh kesamping mendapati dia menatap tajam kearahku. Tidak ada pandangan kasihan atau iba dimatanya. Aku menghela nafas pelan.
“kenapa aku disini?” aku mencoba meluruskan tubuhku. Sampai aku merasa tangan kekarnya menyentuh bahuku.
Deg Deg
Ya tuhan aku merasa jantungku sedikit bermasalah. Apa yang terjadi ini? Seingatku aku tidak pernah memiliki riwayat sakit jantung.
“jangan banyak bergerak. Aku tidak ingin janin itu terluka karnamu” eh apa yang dia katakan? Janin? Aku hamil?
“a..ku ha..mil?” dia mengangguk.
“setelah kau melahirkan kita akan bercerai. Terima kasih karna sudah mau mengandung anakku” sesak. Rasanya aku ingin memukul kuat-kuat dadaku. Penuturan yang baru saja dia ucapkan sedikit menyakitiku. Mendadak aku enggan melihat wajahnya. Aku membencinya. Dia benar-benar kejam.
“kau boleh pergi. Aku ingin sendiri” ucapku ketus. Kulihat dia menghela nafas. Pernikahan ini benar-benar kaku. Apa yang kau bicarakan Yoona. Kau menikah dengannya bukan karna cinta. Dia hanya butuh janinmu.
***
Semenjak aku mengetahui jika kini aku mengandung. Aku merasa hidupku berbeda. Aku kini bisa merasakan kehadiran Donghae disisiku. Seperti saat ini. Sudah hampir dua bulan setelah kejadian aku pingsan dikampus kini dia selalu mengantar dan menjemputku kekampus. Aku tahu dia melakukan hal ini semata-mata hanya demi anak dalam kandunganku tapi aku merasa sangat senang. Dan aku sendiri tidak tau mengapa.
“hari ini jam 4 kau harus sudah ada dirumah. Dan jangan pernah lakukan hal yang berat” aku mengangguk. Selalu saja. Kapan sekali kau memikirkan diriku sekali tanpa ada bayangan anak ini Lee Donghae. Aish mikir apa aku ini. Mana mungkin aku menyukainya kan?
“weird”
Aku menghentikan langkahku. Panggilan itu? astaga jangan-jangan dia ada disini. Tidak ..
“weird” aku merasa ada yang menggenggam tanganku. Aku menoleh dan betapa terkejutnya mendapati sosok Kyuhyun berjalan disampingku. Dengan menggenggam erat tanganku. Kini pandangan mereka semua kearah kami. Aku hanya menundukan kepalaku. Aku takut.
“Kita sampai” aku mendongak. Ya tuhan ternyata dia mengantarkan sampai kekelasku.
“terima kasih” dia mengangguk kemudian berjalan menjauh.
“emm Kyuhyun oppa”
“ya” dia memberhentikan langkahnya dan menoleh kearahku.
“bisakah kau berhenti mengangguku. Eemm maksudku kau tau kan aku..”
“tentu kau sudah menikah bukan. Tapi aku tau dia tidak mencintaimu Yoong. Setelah kau bercerai. Kita akan menikah”
Eh apa? Menikah? Tapi bagaimana dia tau jika Donghae tidak mencintaiku. Bagaimana dia bisa tau?
“Kau..”
“tenanglah. Donghae adalah sahabat baikku. Dia menceritakan semuanya padaku. Awalnya aku ingin marah tapi aku urungkan karna aku tau apa yang akan terjadi setelahnya”
“jadi tunggu sampai 6 bulan lagi Yoong. Kau akan bahagia”
***
“kau tidak lapar?” Donghae berdiri memegang semangkuk bubur. Aku mendongak dan menggeleng pelan. Aku tidak lapar. Kata-kata yang tadi terus berputar-putar dikepalaku. Sampai aku benar-benar kehilangan selera makanku.
“ada apa?” tanyanya. Aku menatap Donghae intens. Baru kali ini aku berani menatapnya. Jantungku berdetak cepat ketika menyadari betapa nyamannya mata itu.
“kau.. mengapa kau memilihku untuk melahirkan anakmu?” Dia terdiam. Matanya memandang lurus ke depan. Tatapan mata yang selalu tidak dapat aku mengerti.
“karna aku ingin” jawabnya singkat. Aku mendengus. Astaga dia, aku tidak mengerti dari mana sikap dinginnya ini?
“baiklah aku tidak akan pernah bertanya ini lagi. Kau boleh pulang jika ingin. Aku ngantuk selamat malam” aku beranjak dari tempatku meninggalkannya. Tapi langkahku terhenti ketika tangannya memegang erat tanganku. Membalikkan tubuhku kasar lalu.
CHU~
Dia menciumku begitu lembut. Ciuman yang tidak pernah kami lakukan selama ini? Kalian pasti berfikir bagaimana bisa? Aku sendiri pun bingung.
“tidurlah..aku akan menginap malam ini” aku mengangguk dan beranjak menuju kamarku. Saat ini aku benar-benar merasa kehilangan pita suaraku.
***
Aku tersenyum manis menatap pantulanku dicermin. Ya tuhan perutku mulai membesar dan sebesar lagi akan ada yang memanggilku dengan sebutan Umma. Impian yang selalu diinginkan seorang wanita kini telah berpihak padaku. Sekarang usia kandunganku sudah memasuki bulan ke 5. Tidak terasa sudah secepat ini. Tapi bukan ini yang ku permasalahkan. 4 bulan setelah ini aku tidak bisa lagi memandang mata teduh miliknya. Aku akan kehilangan tatapan mata yang sulit diartikan itu. aku berjalan pelan mengambil tas selempangku. Hari ini dia tidak menjemputku. Karna perusahaan Appanya sedang meeting besar-besaran dalam rangka pemindahan kekuasaan atas nama dirinya. Aku menggeleng pelan, tidak mengerti tentang hal-hal yang berbau usaha. Lebih baik aku fokus saja agar tidak terjadi sesuatu.
Tin~Tin
Aku menghentikan langkahku ketika melihat sebuah sedan berwarna peach berhenti disampingku. Tanpa menoleh aku tau siapa pengemudinya. Ya pasti Cho Kyuhyun.
“ayo masuk” Kyuhyun menoleh kearah pintu samping. Aku mengerutkan keningku.
“Weird cepat masuk” pintanya lagi. Aku masih terdiam, apa pantas aku yang sudah memiliki seorang suami pergi bersama dengan pria lain dalam satu mobil?
“Yoong” Kyuhyun yang entah kapan sudah disampingku mendorong tubuhku pelan masuk kemobilnya.
“kenapa kau disini?” tanyaku ketika didalam mobil. Kyuhyun tersenyum dan menatapku sekilas.
“Donghae. Dia yang menyuruhku untuk menjemputmu”
Deg
Donghae menyuruh Kyuhyun? Aku memegang dadaku yang mulai terasa sesak. Apa maksud Donghae? Apa dia memang terang-terangan menyuruhku bersama Kyuhyun?
“Yoona”
“eh,ya”
“Kau mau menikah denganku?” Kyuhyun menepikan mobilnya dan menatap intens kearahku. Aku menundukan kepalaku. Lidahku sulit sekali untuk digerakan. Kenapa ini?
“kau tau.. Donghae sudah memperbolehkan kau untuk berhubungan denganku. Donghae bilang kalian akan bercerai setelah bayi itu lahir. Dan kau menjadi milikku”
Donghae.. kau benar-benar tidak menginginkanku rupanya. Kau menyuruh Kyuhyun mendekatiku karna kau tidak ingin repot-repot mengurusku lagi. Begitukah?
“beri aku waktu Kyu.. setelah aku siap, aku pasti akan menjawabnya”
Kyuhyun mengangguk dan kembali berfokus pada mobil. Dia menatap lurus kedepan sementara aku menatap pemandangan diluar mobil. Hujan yang turun mulai deras. Entah sejak kapan hujan turun aku sendiri pun bingung.
***
Aku menatap miris kamarku yang berantakan. Semua barang-barang sudah tidak berada di tempatnya. Sudah 2 hari ini aku tidak keluar rumah sama sekali. Jangankan keluar rumah. Sekedar menyempatkan diri untuk makan saja aku enggan. Yang kulakukan hanya terduduk dengan memeluk kedua kakiku. Menelungkupkan kepalaku menyembunyikan mataku yang sembab. Aku masih mengingat ucapan Kyuhyun yang mengatakan bahwa Donghae menyuruhnya untuk segera menikahiku benar-benar terpantri diotakku. Aku membencinya. Aku membenci Donghae yang semakin lama memenuhi semua pikiranku. Aku membenci diriku sendiri yang lemah karenanya. Aku membenci jalan hidupku yang seperti ini. Aku benci segalanya…!!!
Drrrtt~Drrtt
Getar handphone yang sudah keberapa kalipun aku tidak tau. Yang jelas setiap menit aku merasa handphoneku bergetar.
Drrrtt~Drrttt
Aku masih mengabaikan handphoneku. Mataku kini tertuju pada sebuah gundukan besar ditubuhku. Mataku memerah ketika menyadari ada kehidupan malaikat kecilku didalamnya.
“bagaimana jika saat kau lahir mereka memisahkan kita sayang?” aku mengelus pelan perutku yang semakin membesar. Ada perasaan takut menjalar. Aku takut.. takut kehilangan anak ini. Takut kehilangan perantaraku untuk dekat dengan Donghae.
Drrttt~Drrt
Kesabaranku habis. Aku mengambil handphoneku dan menekan beberapa tombol. Dahiku mengekerut ketika melihat 203 pesan dan 200 panggilan tak terjawab. Itu dari Kyuhyun, Taeyeon unnie Leeteuk oppa dan sisanya dari pria itu. Lee Donghae. Untuk apa dia menghubungiku. Masih memikirkanku kah?
Drrrtt~Drrrt
Aku membuka satu pesan baru lagi. Dari Donghae
Jangan buat ku khawatir Im. Cepat telfon aku!!
Dia bilang apa ? khawatir. Dia mengkhawatirkanku atau anakku?. Meski malas tapi aku segera memenuhi perintahnya. Tanganku dengan cepat menekan angka 1 yang langsung terhubung dengannya.
“Halo”
“ini aku..”
“ya aku tau. Kemana saja kau?”
“aku sibuk tuan Lee. Baiklah akan kututup lagi”
“Im Yoon-”
Tuuut Tuutt
Sambungannya terputus. Aku tersenyum tipis. Donghae jika ini yang kau inginkan. menyuruhku bersama dengan Kyuhyun aku akan melakukannya..
***
“selamat pagi..” aku tersenyum manis pada Kyuhyun yang sudah berada didepan rumahku. Bukan tanpa alasan dia disini. Karena memang aku yang memintanya.
“Kau menghilang 2 hari weird” aku tertawa dan mendorong lengannya.
“tapi sekarang aku sudah disinikan Kyu. Ayo berangkat” Kyuhyun tertawa lalu menarikku untuk masuk kedalam mobilnya.
***
Aku dan Kyuhyun berjalan pelan dengan pandangan para mahasiswa tertuju kearah kami. Aku tau, mereka pasti berfikiran buruk tentang aku. mereka pasti mengira aku adalah cewek gatel.
“kau baik-baik saja?” Kyuhyun mempererat genggaman tangan kami. Aku tersenyum tipis kepadanya lalu kembali mengangguk. Aku dan Kyuhyun memutuskan untuk kekantin terlebih dahulu. Disana aku melihat Taeyeon unnie dan Leeteuk oppa bersama seseorang. Tapi aku tidak mengenalnya karna dia membelakangiku.
“hai” sapaku dan Kyuhyun. Kulihat Taeyeon unnie dan Leeteuk oppa terkejut.
“Yoong kau kemana saja? Aku mengkhawatirkanmu anak nakal!!” Taeyeon unnie memelukku erat. Aku tertawa pelan dan membalas pelukannya. Aku bisa melihat orang yang bersama mereka perlahan menoleh.
Deg
Pelukanku terlepas ketika mengetahui siapa yang bersama dengan Taeyeon unnie dan Leeteuk oppa. Dia Lee Donghae. Menatapku masih dengan tatapan yang sulit diartikan. Menyadari hal itu Taeyeon unnie melepaskan pelukannya. Dia menatap kearahku dan Kyuhyun bergantian.
“aku ingin bicara denganmu Im Yoona” Donghae menarik lenganku dan mengajakku meninggalkan tempat itu.
***
“Hey lepaskan!!” teriakku. Donghae melepaskan genggaman tangannya ketika kami sampai disebuah taman yang sepi. Dia menatap tajam kearahku. Baru kali ini aku bisa melihat tatapan marah tertuju kearahku. Aku menelan saliva perlahan dan membalas tatapannya.
“kenapa kau bisa dengan Kyuhyun?” aku mengernyit. Pria ini. Astaga mengapa dia bertanya seperti itu.
“kenapa kau tidak suka. Dia kekasihku dan kami memang belum pernah putus” Donghae menghelan nafasnya pelan dan mendongakkan kepalanya.
“kau yang menyuruh Kyuhyun untuk bersamaku. Menggapa sekarang kau mempertanyakannya?”
“apa maksudmu?!!”
“kau hanya membutuhkan ku untuk anak ini. Kau mengaturku seenaknya. Kau menyuruh Kyuhyun untuk bersamaku. Karna kau lelah mengurusku bukan?”
“Yoona”
“kita akan bercerai setelah anak ini lahir. Dan kau tidak perlu mengurusku lagi!!” aku berjalan menjauhinya. Aku berjalan sampai tidak mengetahui bahwa taman ini benar-benar licin. Saat aku melangkah tidak sengaja menginjak rumput yang basah. Tubuhku mulai hilang kendali daan..
Duaghhh
Aku terjatuh terduduk. Tubuhku terasa lemas. Dan perutku benar-benar sakit. Mataku membulat ketika melihat cairan merah mengalir dari pahaku. Darah ini darah..
“Donghaeeeee” teriakku. Dapat kudengar suara langkah cepat menuju kearahku. Donghae berjongkok mensejajarkan dirinya denganku.
“astaga kau kenapa?”
“aku ter..ah jatuh..” tanpa banyak bicara Donghae segera mengangkat tubuhku ala bridal. Aku terus saja menangis membayangkan hal-hal yang buruk. Aku takut kehilangan anakku.
“cepat..”
Donghae menyuruh beberapa suster menganganiku. Aku bisa melihat ajah panic terpancar. Donghae menggenggam erat tanganku.
“ak..u t..aku..t Do..ngha..e” ucapku lirih. Donghae mengeratkan genggamannya.
“tidak apa. Semua akan baik-baik saja Yoona” aku mengangguk. Sampai akhirnya aku melihat tubuh Donghae yang mulai menjauh dariku.
***
Aku membuka mataku pelan ketika belaian lembut dikepalaku. Donghae menatapku dengan tatapan yang sembab. Aku sedikit bergerak dan merasakan sakit diperutku. Eh tunggu, mengapa perutku mengecil? Apa yang terjadi ini?
“apa yang terjadi” Donghae menggenggam erat tanganku.
“semua akan baik-baik saja. Mungkin Tuhan berkehendak lain Yoona” aku mengernyit. Apa maksudnya? Untuk saat ini aku masih tidak mengerti permainan katanya.
“jelaskan padaku. Apa yang terjadi donghae?”
“anakmu.. kau mengalami keguguran”
Deg
Aku keguguran? Aku?
“bagaimana bisa? Ya tuhan” tangisku meledak. Aku kehilangan anakku. Kehilangan malaikatnya. Ini semua karnaku yang tidak berhati-hati. Ini semua karna aku.
“Yoona sudahlah” Donghae memeluk tubuhku.
“aku membunuhnya Donghae. Aku pembunuh.. pembunuh” Donghae menggeleng masih dengan memelukku.
“semua akan baik-baik saja” sontak aku mendorong pelan tubuh Donghae sehingga pelukannya terlepas. Ya semua akan baik-baik saja. Karna setelah itu dia akan terbebas dariku.
“benar. Kau bilang semua akan baik-baik saja. Kau tidak perlu mengurusku. Kau tidak perlu mengaturku. Kau akan terbebas”
“Yoon”
“semua selesai. Tidak ada lagi yang membuatmu terus memepertahankan aku. kau boleh menceraikan aku kapanpun”
“Yoon”
“dan aku akan menikah dengannya”
“baiklah. Kita bercerai!!!”
Donghae pergi dari kamarku.
Brakkk
Bahkan dia membanting pintu kamarku. Aku menangis sejadi-jadinya. Ini tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Kehilangan hal yang sangat berarti membuatku benar-benar sesak.
***
Aku termenung menatap sebuah berkas dihadapanku. Tadi pagi pengacara Donghae datang mengantarkan surat perceraian aku dan Donghae. Aku tidak tau harus bagaimana lagi sekarang. Yang aku lakukan hanya menangis dan menangis. Bodoh hatiku sudah terlanjur terpaut dengan Donghae. Kulirik jam dinding. Ah saatnya aku berangkat kuliah sekarang. Dengan cepat ku ambil tas selempangku. Langkah pelan menyusuri jalanan disekitar rumahku.
“Yoona” aku tersenyum tipis ketika melihat Taeyeon unnie yang berdiri dihalte tempat kami biasa bersama. Kupercepat langkahku menghampirinya.
“bagaimana kabarmu? Seminggu kau tidak masuk aku merindukanmu” Taeyeon unnie memelukku. Dan aku membalas pelukannya.
“maafkan aku unnie. aku hanya butuh waktu sendiri saat itu”
“aku mengerti. Tapi aku yakin, kau dan Donghae pasti akan dikaruniai anak lagi” Taeyeon unnie melepaskan pelukannya dan tersenyum padaku. Aku menelan saliva perlahan. Tidak unnie, kami bahkan akan bercerai. Aku sekarang bagai sampah dimatanya.
“unnie.. aku dan Donghae akan bercerai” Taeyeon unnie membulatkan matanya.
“Apa?! Yoong bagaimana bisa?” dengan menghela nafas pelan. Aku menceritakan semua kisah pernikahanku. Taeyeon unnie kembali memelukku.
“maafkan aku yang tidak menyadari betapa menyedihkannya kisahmu Yoong. Aku sungguh tidak berguna menjadi kakakmu” aku menggeleng.
“tidak unnie. kau kakak yang terbaik. Dan yang paling baik”
***
Aku tersenyum tipis ketika berdiri didepan kantor pengadilan. Tak jauh dari tempatku, kulihat Donghae yang datang bersama pengacaranya. Berbeda denganku. Aku hanya datang sendiri karna memang menyewa pengacara itu mahal.
“Kau datang? Kukira kau tidak mau melihat wajahku lagi?” ucap Donghae ketika kami duduk berdampingan. Aku tertawa pelan.
“sebenarnya aku muak melihatmu. Tapi mau bagaimana lagi. Haha” Donghae pun ikut tertawa. Akhirnya selama persidangan kami hanya mendengar ucapan ceramah dari hakim. Setelah hampir satu jam sidang perceraian kini tiba dipenghujung waktu. Hakim bersiap mengetuk palu namun sebelum itu mengucapkan sebuah kata yang menusukku.
“dengan ini kami nyatakan Sodara Im Yoona dan Lee Donghae resmi bercerai”
Tok Tok Tok
Aku menarik nafas sebanyak. Gawat lingkup pernafasanku mulai habis. Kulihat Donghae yang memejamkan matanya. Sejenak aku menatap wajah sempurna milik mantan suamiku.
“sudah puas menatapku nyonya Im?” aku tersentak. Jadi dia tau aku menatapnya. Aish bodoh kau Im Yoona.
“ah kau terlalu percaya diri. Baiklah aku pergi dulu. Sampai jumpa” aku berlari secepatnya meninggalkan tempat itu.
***
Setelah sebulan resmi aku bercerai Kyuhyun melamarku. Kini lusa nanti kami menikah. Aku tidak tau apa keputusan ini benar atau tidak. Tapi aku serasa benar-benar sudah mati. Sekarang aku sudah berdiri di apartement besar milik mantan suamiku. Donghae. Masih kuingat bagaiman saat malam itu Donghae memaksaku untuk melakukan itu. aku tersenyum tipis.
“Im..” aku menoleh kesumber suara. Kulihat Donghae yang berdiri dijarak dekat denganku. Wajahnya tampak kusut dan tatanan rambutnya. Astaga kemana Donghae yang selalu perfeksionis itu?
“aku hanya ingin memberikan ini” mataku mengalihkan kearah undangan yang ku bawa. Donghae tersenyum tipis.
“kau akan menikah?” meski enggan aku mengangguk. Kulihat dia menghela nafas berat. Apa yang terjadi dengannya?
“kau ada masalah?” Donghae tidak menjawab pertanyaanku. Dia menarik lenganku untuk masuk keapartementnya.
“sebenarnya perusahaan Appa sedang mengalami krisis” Donghae mendongakkan kepalanya. Aku terkejut, apa? Krisis?
“benarkah?”
“dan hutang kami dimana-mana. Kini kami sekeluarga berencana pergi ke Paris untuk mengurus perusahaan Appa disana” Ya tuhan. Berapa lama aku tidak berada disamping Donghae. Mengapa ini bisa terjadi?
“jadi kapan kalian menikah?”
“eh, lusa”
“benarkah? Tapi lusa kami akan berangkat”
“tidak apa. Hanya dengan Doa aku cukup bahagia” Donghae mengangguk
“kau harus bahagia dengan Kyuhyun”
“kau juga harus bahagia Donghae”
***
Aku menatap pantulan diriku. Kini aku tengah memakai gaun pernikahan untuk yang kedua kalinya. Tidak ada ekspresi berlebihan disana. Aku hanya tersenyum tipis pada makeover yang mengatakan aku cantik. Mereka boleh mengatakan aku cantik. Tapi aku tidak pernah bahagia.
“Yoona” aku menoleh mendapati Ibu Kyuhyun menghampiriku. Dia memeluk tubuhku erat.
“kau bahagia?”
Jleb
Aku menelan saliva perlahan kemudian mengangguk.
“kuharap kau tidak menyakitinya. Dia sangat mencintaimu Yoona” aku mengangguk. Ya dan kuharap aku tidak akan pernah mengecewakan Kyuhyun.
***
“Im Yoona apa kau bersedia menerima Cho Kyuhyun sebagai suamimu. Menjadi perndampingmu dalam susah maupun senang?” aku mengeratkan genggaman tanganku. Donghae.. Aish mengapa disaat seperti ini aku memikirkannya. Donghae maafkan aku.
“ya aku bersedia”
“dan Cho Kyuhyun apa kau bersedia menerima Im Yoona sebagai istrimu. Menjadi pendampingmu dalam susah maupun senang?” kulihat Kyuhyun menutup matanya. Hening selama beberapa menit kemudian dia membuka matanya dan menghembuskan nafasnya.
“maaf aku tidak bisa” Kyuhyun menggeleng. Aku membulatkan mataku.
“Kyu..” Kyuhyun menatapku dan menggenggam erat jemariku.
“aku bisa menikah denganmu tapi aku tidak pernah mendapatkan cintamu Yoong. Jika kita menikah hanya ragamu yang ku miliki”
“Kyu..”
“Donghae menunggumu di airport. Cepatlah” eh, Donghae? Apa maksudnya?
“Maksudmu?” Kyuhyun mengacak pelan rambutku.
“dia menunggumu weird. Mengapa kau jadi lemot sekali” Kyuhyun menarik tanganku dan membawaku pergi.
***
Disini kami berdiri. Ditengah keramaian orang-orang diairport. Mereka menatap aneh kearah kami. Tentu saja karna kami mengenakangaun pernikahan.
“Weird cepatlah” Kyuhyun berteriak memanggilku. Aish bagaimana dia sungguh tidak peka. Aku memakai gaun panjang dan dia menyuruhku berlari. Cho Kyuhyun awas kau!!
“aish dimana Donghae” pekik Kyuhyun. Aku hanya terdiam sambil memperhatikan papan tujuan.
“paris..10.30” gumamku. Aku melirik arlojiku. Sekarang sudah jam 11.00. berarti Donghae sudah pergi.
“Kyu pesawatnya sudah pergi” ucapku lirih. Kyuhyun pun menatap papan tujuan. Dan menghela nafas perlahan.
Drrrt~Drrrt
Aku merasa handphoneku bergetar. Dengan susah payah aku meraih handphoneku.
Deg
Sebuah pesan dari Donghae
Maaf aku meninggalkanmu. Aku hanya tidak ingin kau ikut menderita. Tunggulah sampai aku kembali dan kita akan bahagia
Aku tersenyum manis. Aku pasti akan menunggumu Lee Donghae
T h e e n d
Lohalohalo
Bawa ff gaje lagi
Maaf kalo ngga nyambung dan banyak typonya
Sampai ketemu di ff kainnya
BYE BYE
YOONHAE JJANG!!